2 - 0

1.4K 254 53
                                    


Byun Baekhyun menuangkan malt liquor kepada wanita yang duduk di seberang mejanya. Ini adalah tuangan ke empat, dan sedikit kecemasan sudah timbul di diri Baekhyun. Malt liquor memiliki konsentrasi alkohol yang tinggi dan ia tidak yakin wanita ini akan berhenti. Dia akan mabuk lagi, dengus Baekhyun gerah.

Sebagai bartender, ia mungkin menikmati pekerjaannya dalam meracik minuman dan bersosialisasi dengan pelanggan, tapi, selalu ada tapi : Baekhyun tidak menyukai berurusan dengan wanita pemabuk yang tidak bisa menyeret kaki mereka keluar seorang diri.

"Hari yang buruk, huh?" Baekhyun berbasa-basi ketika menuangkan lagi minuman ke gelas Bobby.

Bobby, wanita yang mengenakan kaos longgar bermodel jaring-jaring hitam transparan itu tersenyum sinis menimpali ucapan Baekhyun. Kulitnya yang pucat dan bra hitam yang ia kenakan sebagai dalaman terlihat jelas di balik kaos transparan itu.

"Pasti menyenangkan menjadi dirimu," Bobby bergumam. "Hidup dan bekerja teratur, berkencan ketika mendapat jadwal libur. Tidak perlu terlibat dalam drama."

"Semua orang punya drama di kehidupannya." Baekhyun tersenyum.

Darling lumayan sepi malam itu, membuatnya dapat mengobrol saat bekerja. Barangkali karena hujan yang menghujam bumi beberapa kali hari ini membuat orang-orang malas berkeliaran.

"Katakan apa dramamu, Snape? Lily menikahi James membuatmu patah hati?"

Baekhyun memutar mata. "Kenapa tidak kau saja yang bercerita?"

"Dramaku..., payah." Bobby merenung, menatap malt liquor di gelasnya dengan hampa. "Aku lari dari kehidupanku yang lama karena terlalu banyak drama di sana. Aku lari dan lari, dan lari, lari..."

"Apa yang terjadi saat kau berlari?" Baekhyun akhirnya memotong tanpa minat.

"Aku tersandung. Terjeblos ke dalam drama baru. Itu kebodohanku. Aku tidak berniat terlibat apa-apa, tapi, ada pria ini..."

"Selalu ada si pria." Baekhyun tertawa kecil, ia menuangkan minuman lagi ketika Bobby menyodorkan gelasnya.

"Yap, dan aku menyukainya. Aku pikir, hei diriku, daripada menjadi kameo di drama ini, kenapa tidak ubah skriptnya." Senyuman Bobby merekah miris. "Aku ingin menjadi pemeran utama."

"Aku ingin menjadi malaikat untuk si pria ini, karena dia begitu terluka.-

Tapi niatku menghancurkanku. Dia menganggapku sebagai antagonisnya, bahwa lucifer yang sangat buruk pun adalah malaikat sebelumnya. Dia memandangku sebagai lucifer.-

Setan dengan segala godaannya."

Bobby tersenyum pahit. "Aku pikir mungkin dia benar."

"Jangan menyalahkan dirimu." Baekyun menyela dengan suara kecil.

"Kau tidak mengerti, Snape. Aku membuatnya seperti itu. Aku mengubahnya. Aku pikir aku memperbaikinya, tapi aku.., hanya memperburuk semuanya. Lagi, dan lagi, dan lagi.-

Itu sudah seperti kutukanku, kau tau. Aku merusak apa yang aku sukai, apa yang aku cintai.-

Seharusnya aku tetap pada rupa ini, si jalang sinting. Tetap pada peranku."

Perasaan yang rapat dan penat yang melingkupinya berkurang sedikit, ia tidak mengira bercerita kepada Snape si bartender dapat membuatnya sedikit lega.

"Seperti yang aku katakan barusan, nona. Jangan salahkan dirimu." Baekhyun yang menyimak, mengutarakan pendapat yang sama seperti sebelumnya. "Dari yang aku dengarkan, kau sudah berusaha di sini.-

Dan kalau kau gagal, aku rasa tidak ada salahnya mencoba lagi. Kau terlalu cepat menyerah."

"Aku tidak menyerah, aku bersikap rasional."

HIGH HEELS (PCY)Where stories live. Discover now