0 - 8

1.9K 327 110
                                    

Special Chapter : rada panjang xD

Total eclipse of the heart.

.
.
.
.

Once upon a time I was falling in love
But now I'm only falling apart
And there's nothing I can do
A total eclipse of the heart

Once upon a time there was
light in my life
But now there's only love in the dark
Nothing I can say
A total eclipse of the heart

----

T

iga jam menjelajahi beberapa toko, tas belanjaan Bobby yang menumpuk akhirnya teroper separuh ke tangan Chanyeol lantaran tangan Jongin telah penuh. Kim Jongin melemparkan senyum bersalah kepada Chanyeol, namun tidak dapat berbuat apa-apa pula.

Areum sendiri hanya membeli beberapa. Parfume, sepasang sepatu, dan sweater cantik berwarna tosca. Areum membawa belanjaannya sendiri, membuat Chanyeol semakin kagum dan merasa bersalah juga.

Disituasi seperti ini, Chanyeol menyadari bila kehadiran Bobby benar-benar membuatnya melihat dunia sebagai hitam putih, bukan abu-abu. Dia tidak menyesali sama sekali telah mencintai Areum kendati wanita itu tak menyadari perasaannya, karena dapat mengenal Areum saja ia sungguh bersyukur.

Apa jadi hidupnya tanpa sosok Areum. Gadis itu adalah warna putih untuk Chanyeol. Kekagumannya meluap tak terkontrol hanya dengan mengamati wanita itu.

Terimakasih kepada Bobby yang sangat menjengkelkan, memuakkan dan buruk, Chanyeol jadi semakin yakin bila Areum adalah berlian. Perbandingan keduanya, ya tuhan, sungguh jauh berbeda. Dan melihat mereka jalan bersama-sama, membuat perbedaan itu kelihatan jelas. Sejelas hitam dan putih, puncak langit dan tanah.

"Bisa kita beristirahat sebentar?" pertanyaan Areum menghentikan langkah Bobby dan Jongin di depan sana.

Bobby menoleh, "Tapi aku belum puas."

"Kalau begitu kalian lanjutkan saja. Aku dan Areum akan mencari tempat untuk menunggu kalian." Chanyeol menimpali. Dia sebenarnya juga lelah. Dia penasaran bagaimana Bobby bisa melenggang santai selama tiga jam tanpa duduk, dengan sepatu yang tingginya seperti tongkat langit.

"Aku pikir kita memang perlu istirahat." Jongin membenarkan.

"See?" Chanyeol tersenyum penuh kemenangan. Senang juga akhirnya Jongin membela dirinya, bukan si wanita sialan berlipstick merah.

"Baiklah, girls." Bobby menurut, dia menatap Chanyeol mencemooh. "Kita istirahat di food court dekat skating arena. Aku ingin main juga."

"B?" Jongin mengerutkan alis. Sorot matanya menghujam gadis itu seakan mempertanyakan kembali maksud ucapannya, yang sebenarnya cukup jelas.

"Ya." kata Bobby.

"Apa hanya aku saja, atau kalian bertingkah seolah kami tidak ada di sini?" Chanyeol sepertinya tidak suka terabaikan.

"Diamlah, Yeol." Jongin menyahut cuek. Dia kembali melangkah mengikuti Bobby.

Chanyeol melirik ke arah Areum dan tersenyum prihatin lantaran sejak tadi gadis itu tak banyak berkata.

"Aku benar-benar butuh istirahat." Chanyeol bergumam kepada dirinya sendiri. Bukan karena letih fisik, melainkan karena letih mental mencoba memahami situasi di depannya.

Dari awal juga ketika Jongin pertama kali memperkenalkan Bobby ke mereka, Chanyeol sudah sakit kepala.

Setelah berjalan beberapa meter outlet terakhir yang Bobby datangi, mereka akhirnya tiba di food court yang Bobby katakan. Mereka mengisi booth kosong di bibir jendela kaca yang membatasi arena skating dan food court itu. Uap es merayap tipis di sekitar kaca, mengaburkan sedikit pemandangan di luar. Bobby dan Jongin duduk berdampingan, berhadapan dengan Chanyeol dan Areum.

HIGH HEELS (PCY)Where stories live. Discover now