34

790 38 9
                                    


"Aba.. Anara cuma mau mendapat cinta dari Zain. Apa salah jika Nara ing-"

Dengan geram Aba memotong ucapan Anara,
"Dasar tidak tau malu. Cinta siapa yang sedang kamu inginkan? Ammar? Apakah kamu buta? Dia sudah menikah, dia bukan lajang lagi"

Aba menghela kasar,
"Saya tidak tau bagaiman cara otak mu berkerja sampai-sampai kamu tidak bisa berpikir jernih"

Anara menatap sendu ke arah Aba,
"Hikss.. Nara tau kok kalo zain sudah menikah, tapi kan Zain bisa berpoligam-"

Plakk!!

Tamparan yang keras berhasil mendarat di pipi Anara.

"LANCANG SEKALII KAMU!!"

Anara sangat di buat terkejut oleh seseorang yang sedang membentaknya.

"A-abi?" ucap Anara patah-patah.

Ya benar, orang yang tiba-tiba menampar pipi Anara adalah Kyai Rozaq, Abi Anara.

"ABI TIDAK PERNAH MENGAJARKAN KAMU UNTUK BERBUAT SEPERTI INI NARA! APALAGI PERBUATAN YANG SUDAH KAMU LAKUKAN INI SANGAT MENJIJIKAN!" bentak Kyai Rozaq pada Anara.

Kyai Rozaq menatap Anara penuh dengan kemarahan, dengan sangat geram ia mencengkram bahu Anara

"BERANINYA KAMU MENYURUH AM UNTUK BERPOLIGAMI! APA KAMU TAU? PERBUATAN YANG KAMU LAKUKAN INI LEBIH MENJIJIKAN DARIPADA SEORANG PELACUR!" Kyai Rozaq mengatai Anara dengan habis-habisan.

Mendengar ucapan itu, Aba Muiz berusaha meraih tangan Kyai Rozaq agar melepaskan cengkraman pada bahu Anara.

"Kyai sabar yai, kita sedang di rumah sakit, takutnya kita mengganggu pasien lain" ucap Aba Muiz dengan lembut.

"Astaghfirullahal'adzim, ya Allah" Kyai Rozaq menghela kasar ia langsung beristighfar untuk meredam sedikit emosinya.

"Jangan terlalu terbawa emosi yai, tidak baik untuk kesehatan yai" ucap Aba menenangkan Kyai Rozaq.

Kyai Rozaq menepuk nepuk pundak Aba, matanya sudah memanas.
"Jangan perlakukan saya dengan baik Nak. Keluarga saya sudah membuat kesalahan yang sangat besar terhadap keluargamu. Sekarang silahkan, kamu bebas mau melakukan apa saja kepada saya, Wallahi saya rela meskipun saya harus mati sekarang. Karena apa yang sudah di lakukan anak saya tidak sepadan dengan kematian saya" ucap Kyai Rozaq sembari terisak.

Aba Muiz tidak tega mendengarnya, tanpa basi Aba langsung memeluk Kyai Rozaq.

"Tidak yai, bagaimana saya bisa melakukan itu kepada yai yang sudah mendidik saya dan juga putra saya. Jasa yai begitu besar kepada saya dan juga anak saya" sahut Aba.

"Tapi perbuatan yang sudah dilakukan putri saya lebih besar daripada jasa saya Nak" jawab Kyai Rozaq, ia melepas pelukannya dan meraih tangan Aba untuk mencekik lehernya.

"Ayo sekarang bunuh saya, saya rela saya ikhlas, demi Allah saya ikhlas untuk menebus kesalahan putri saya, semoga dengan kematian saya kamu dan keluarga besarmu bisa memaafkan saya dan juga putri saya" ucap Kyai Rozaq sembari meraih tangan Aba untuk mencekik lehernya. Sedangkan Aba hanya menggeleng sembari menatap Kyai Rozaq dengan berkaca kaca.

"ABI!! hiks.. Udah cukup Abi hentikan. Apa yang sudah Abi lakukan!" bentak Anara sembari menangis.

"Abi gak perlu bersikap seperti itu, apa salahnya Anara cuma ingin mendapatkan cinta, Abi" lanjutnya.

Kyai Rozaq melepas tangan Aba dan berbalik badan ke arah Anara,
"Cinta? KAMU HAMPIR MERENGGUT TIGA NYAWA SESEORANG SEKALIGUS ANARA! ITU YANG KAMU SEBUT CINTA? APA KAMU YAKIN DENGAN MENGHABISI ISTRI AMMAR DAN JUGA BAYINYA AKAN MEMBUATMU MENDAPATKAN CINTA DARINYA? YANG ADA AMMAR AKAN BENCI DAN JIJIK PADAMU!" Dalam kondisi seperti ini Anara masih bisa-bisanya tidak mengakui kesalahannya dan membuat Kyai Rozaq semakin murka.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 03 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Mencintai Dalam DiamWhere stories live. Discover now