3

1.2K 67 0
                                    

"Ayo nikah dib"

Deg...

Tubuh Adiba seketika mematung ketika mendengar kalimat itu keluar dari mulut Samudra. Ia tidak menyangka bahwa Samudra bisa senekat itu.

"M-maksud kamu?".

"Nikah dib, gue sama lo".

"Gak usah bercanda sam".

"Gue gak bercanda dib, gue serius mau nikahin lo. Kalo lo mau gue bisa datengin bokap nyokap lo nanti".

"Apa tujuan kamu mau nikahin aku?" tanya Adiba.

"Untuk membangun hubungan di jalan yang benar, kata Farez cewek kayak lo gak bakal mau membangun hubungan di jalan yang salah. Dan satu satunya jalan yang bener itu menikah. Gue janji bakal bahagiain lo dib, gue cinta sama lo saat pertama kali ngeliat lo" jawab Samudra.

Adiba menggelengkan gelengkan kepalanya,
"Menikah bukan permainan yang bisa di mainin sam, jangan asal menikahi seseorang hanya karena cinta tanpa adanya persiapan yang matang".

"Gue tahu menikah bukan main main, tapi gue udah siap buat nafkahin lo dib, gue bakal jadi kepala keluarga yang baik buat lo dan anak anak kita nanti".

"Sam... Berumah tangga itu gak mudah. Menikah itu harus didasari ilmu, apalagi menikah adalah ibadah terlama, yaitu seumur hidup. Jangan menikahi seseorang karena kamu sudah siap menafkahinya, tapi nikahilah seseorang karena kamu sudah mampu untuk membimbingnya".

"Aku harap kamu bisa ngerti perkataanku barusan, dan jangan pernah kamu asal bicara kaya gitu lagi ya. Kalo gitu aku pamit dulu, Febri udah nungguin dari tadi. Assalamualaikum" pamit Adiba lalu pergi.

"Waalaikumsalam" jawab Samudra pelan

Samudra masih berdiri di tempat, sambil menatapi punggung Adiba yang perlahan lahan menghilang dari pengelihatannya.

Adiba masuk ke kamar mandi, ia membuka ponselnya dan menelpon kedua sahabatnya.

"Assalamualaikum".

"....."

"Nanti pulang kuliah kita ketemu ya".

"...."

"Iya, di rumah kamu aja sya".

"...."

"Iya, Waalaikumsalam".

***

Samudra melamun sedari tadi merenungi ucapan Adiba.

"Woi boss, napa sih diem diem bae dari tadi" celetuk salah satu anggotanya.

"Tau nih, mulai dari kampus sampek ke basecame diem aja. Kenapa lo? Ada masalah? Atau belum ketemu ayang Adiba?" gurau Farez.

"Hahahaha!!" mereka semua tertawa, kecuali Samudra yang menatap tajam mata Farez.

Farez yang peka akan tatapan maut itu langsung menyuruh semuanya untuk diam.

"Lo kenapa sih? Ada masalah? Cerita njing jangan diem aja, kita pasti bakal bantu" ucap Farez.

Samudra tidak menjawab pertanyaan Farez, ia malah pergi keluar dari basecame.

Mencintai Dalam DiamWhere stories live. Discover now