33

515 27 2
                                    

"Syukurlah Adiba baik-baik saja" ucap Razyla lega.

"Ini kita gak boleh masuk?" tanya Dirsya.

"Belum boleh sya, cuma Ammar yang boleh masuk" jawab Razyla.

"Eh ini kenapa badan Amzar panas banget?" tanya Gazhi tiba-tiba, yang sedang menggendong Amzar.

Ucapan Gazhi membuat sahabat-sahabatnya panik,
"Bukan waktunya bercanda zi" sahut Raga.

Tanpa basa basi, Dirsya menghampiri Amzar dan memegang kepalanya. Ternyata benar, Amzar sedang demam.

"Iya Amzar demam. Coba kalian cari kamar buat Amzar, sini biar aku yang gendong" ucap Dirsya.

"Gausah biar aku aja yang gendong, biar Raga yang cari kamar" sahut Gazhi.

"Bener itu" ucap Jean.

Setelah itu, Raga dan Gazhi segera memanggil suster untuk menangani Amzar dan mencarikannya kamar. Tidak lama Ammar pun keluar dari ruangan dan menanyakan keberadaan Amzar, lalu Razyla memberitahu kondisi Amzar, dengan terburu-buru Ammar langsung berlari mencari ruangan Amzar.

"Jadi Ammar pasti bingung, dia harus ngurusin istrinya, putranya, dan juga bayinya" ucap Jeandra yang menatap Ammar berlari.

"Jadi dia pasti juga sakit liat orang-orang yang dia cintai terluka kaya gini" sahut Dirsya.

"Apapun itu kita harus tetep bantuin dia, biar dia gak merasa sendiri" timbrung Razyla.

"Bener itu, yaudah ayo kita susul dia" jawab Jeandra.

Lalu mereka mengikuti Ammar dari belakang. Setelah Ammar menemukan ruangan Amzar ia berdiri sambil melamun melihat Amzar yang sedang di infus.

"Saya bodoh, saya bodoh tidak bisa melindungi keluarga kecil saya. Saya egois" ucap Amzar pelan. Namun ucapan itu di notis oleh Raga.

"Kamu gak salah Am, ini semua udah takdir Allah" sahut Raga yang berdiri di sebelah Ammar.

"Tapi setidaknya saya bisa melindungi mereka" elak Ammar.

"Gak ada yang pernah tau takdir Allah Am. Ini semua terjadi karena kehendaknya. Kamu gak usah nyalahin diri kamu sendiri, kamu berhasil menyelamatkan mereka. Lihat sekarang? Adiba Selamat, begitu juga dengan kedua bayinya. Dan Amzar hanya demam karena tadi kehujanan. Udah kamu gak usah nyalahin diri kamu sendiri" nasehat Raga, ia tidak tega melihat Ammar yang terus menyalahkan dirinya sendiri dari tadi.

Ammar hanya diam mendengarkan ucapan Raga. Ia melihat sendu ke arah Amzar.

"Mending sekarang kamu pulang terus ganti baju, bawa juga baju buat Amzar sama Adiba nanti. Jangan lupa hubungin keluarga kamu sekarang" ucap Gazhi.

"Saya lupa, saya belum menghubungi keluarga saya ataupun Adiba. Tolong jaga Amzar saya akan menghubungi keluarga saya" ucap Ammar.

"Tadi aku udah telfon Aba kamu, mereka sudah on the way, mungkin keluarga Adiba juga akan ikut" ucap Jeandra yang tiba-tiba datang bersama dengan Dirsya dan Razyla.

Ammar menghela,
"Mereka pasti terkejut. Terimakasih sudah menghubungi keluarga saya je" sahut Ammar.

"Iya sama-sama" sahut Jeandra.

"Kalau begitu titip Amzar sebentar, saya mau ke ruangan Adiba dulu" ucap Ammar lalu ia keluar dari ruangan yang di ikuti oleh ketiga sahabatnya. Sedangkan Dirsya dan Razyla yang menemani Amzar.

Saat mereka berempat berjalan, tiba-tiba ada seorang suster yang menghentikan langkah mereka.

"Permisi, apa benar ini keluarga dari pasien yang bernama Anara?" tanya suster tersebut.

Mencintai Dalam DiamWhere stories live. Discover now