17

995 59 5
                                    

"Terimakasih atas kehadiranmu yang bisa menjadikanku lebih dekat dengan Rabb-ku. Mengenalmu adalah suatu kebahagian dan anugerah terindah bagiku. Maaf karena sudah mencintaimu secara tiba-tiba. Tapi bagaimanapun aku percaya pada Allah, oleh sebab itu perasaan ini aku pasrahkan dan ikhlaskan kepadanya. Meskipun dalam hati ini namamu belum hilang sepenuhnya"
-SAMUDRA A.

*
*

Dua minggu berlalu, dan hari ini adalah hari yang sudah ditunggu-tunggu oleh semua orang termasuk Adiba dan Ammar. Ya benar hari ini adalah hari pernikahan Ammar dan Adiba setelah dua minggu berlalu, dimana kedua keluarga tersebut sama-sama sibuk mempersiapkan segalanya.

Hari ini ijab kabul akan di laksanakan di masjid, tempat dimana pertama kali Ammar dan Adiba bertemu, dan tempat mereka mengaji.

Didalam masjid sudah ada Ammar yang memakai gamis berwarna putih dengan sorban yang terlilit dengan rapi di kepalanya, pakaian tersebut sangat cocok dan pas, ia terlihat sangat tampan dan gagah. Keluarga dari kedua mempelai juga sudah berada disana, termasuk penghulu dan beberapa tamu yang sudah duduk dengan rapi. Begitupun dengan sahabat-sahabat Ammar yang sedari tadi mendampinginya.

Jarum jam terus berputar, semua orang yang berada disana mendengar khotbah nikah sambil menunggu acara dimulai. Dari luar mungkin wajah Ammar terlihat sangat tenang dan santai, namun dalam hati dan pikiran, perasaannya bercampur aduk. Ia sangat gugup dan jantungnya mulai berdetak tidak normal. Namun semua itu ia tenangkan dengan doa yang tak terlpas dari lisannya sedari tadi. Ia pasrahkan semua kepada yang maha kuasa.

Sedangkan di dalam Adiba juga merasakan apa yang sedang Ammar rasakan, perasaannya bercampur aduk. Ia tidak menyangka hanya dalam hitungan beberapa menit ia akan menjadi seorang istri. Tapi untungnya ia tidak sendiri, kedua sahabatnya berada disana untuk menemaninya. Tidak lupa Adiba juga terus berdoa agar diberi kelancaran, dan bibirnya yang sedari tadi tidak berhenti bersholawat.

Tidak hanya Ammar yang terlihat sangat tampan dan gagah. Tapi Adiba juga terlihat sangat cantik dan anggun, dengan gaun berwarna putih, hijab yang menutupi dada dan mahkota kecil yang berada diatas kepalanya yang membuat ia semakin terlihat sangat cantik.

Sebelum acara dimulai, Ammar ditanya oleh penghulu atas kesiapannya. Setelah Ammar menjawab, barulah acara dimulai.

Ayah Adiba sebagai wali nasab dengan gagahnya menjabat tangan Ammar.

"Bismillahirrohmanirrohim, yaa Moch. Ammaryzain bin Ahmad Muiz, Ankahtuka wa zawwajtuka makhthubataka binti Adiba Dasha azzahra bil mahril milyunani wa'ishruna alf rubi'atin halan?"

"Qobiltu nikahaha wa tazwijaha bil mahril madzkuri halan"

Dengan satu tarikan nafas Ammar berhasil mengucapkan qobiltu. Suaranya terdengar lantang tanpa ada keraguan sedikit pun.

"Bagaimana para saksi?" tanya pak penghulu.

"SAHH!!"

"Alhamdulillah"

Tahmid berkumandang dari lisan-lisan yang menyaksikan akad pernikahan bersamaan dengan restu Allah yang menaungi.

Adiba tidak bisa menahan tangisnya sejak mendengar kalimat qobiltu yang keluar dari bibir Ammar. Begitupun dengan kedua sahabatnya yang ikut terharu mendengarnya.

Tidak hanya Adiba saja yang menangis seluruh keluarga dari kedua mempelai juga ikut meneteskan air matanya. Ayah Adiba menangis terisak karena sekarang anak gadisnya sudah sah menjadi istri orang, namun ia percaya kepada Ammar bahwa Ammar akan menjaga anak gadisnya seperti ia menjaganya.

Tidak lama kemudian, Adiba diperintahkan untuk keluar menemui Ammar diiringi oleh kedua orang tuanya dan kedua sahabatnya mengikutinya dari belakang. Dengan perlahan Adiba keluar dan disambut dengan bahagia oleh banyak orang.

Disisi lain Ammar sama sekali tidak mengedipkan matanya saat melihat Adiba keluar. ia benar-benar dibuat takjub, dan sulit berpaling dari Adiba. Namun lama-lama ia tak kuasa melihat Adiba yang berjalan semakin dekat ke arahnya, ia mulai meneteskan air matanya dan menangis sesegukan.

"Terimakasih YaAllah.. Tiada jalan yang paling indah kecuali jalan yang telah kau tetapkan untukku. Tiada pilihan yang lebih baik kecuali pilihan yang telah kau takdirkan untukku. Terimakasih engkau telah memilih wanita seperti dirinya untuk menjadi pasangan hidupku. wanita yang baik akhlaknya, imannya, dan segalanya. Aku benar-benar bersyukur telah mendapatkan wanita seperti dirinya. Semoga engkau meridhoi kami dan disetiap jalan yang akan kami jalani kedepannya. Aamiin.." — ucap Ammar dalam hati sembari menangis sesegukan.

Saat mereka sudah berhadapan, Ammar mengusap air matanya dan mengembangkan senyuman yang hangat kepada Adiba. Adiba membalas senyuman hangat dari Ammar. Tanpa basa-basi sang Bunda pun menyuruh putrinya untuk menyalimi tangan Ammar selaku suaminya. Tapi Adiba masih malu dan ragu-ragu.

"Ayo nak salim sama suamimu" bisik Bunda.

Karena tau Adiba masih malu, Ammar mengulurkan tangannya terlebih dahulu dihadapan Adiba, mau tidak mau dengan ragu-ragu Adiba menerima uluran tangan Ammar dan mencium lembut punggung tangannya. Tangan mereka bedua sama-sana berkeringat dingin. Jujur ini baru pertama kali mereka bersentuhan.

Tanpa basa basi, saat Adiba masih mencium punggung tangannya, tangan kiri Ammar memegang kepala Adiba sesekali mengelus lembut kepala Adiba dan membacakan doa.

Setelah selesai membacakan doa, Adiba melepas tangan Ammar. Jantung Ammar dan Adiba sama-sama berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya.

"Cium!, cium!, cium!" entah mengapa semua orang bersorak seperti itu.

Ammar benar-benar bingung harus berbuat apa, begitupun dengan Adiba yang sangat gugup.

"Gapapa nak dicium kening istrinya, kan sudah halal" ucap Ummi sembari tersenyum menggoda putranya.

Ammar tersipu malu saat mendengar ucapan Umminya,
"Satset Am!" pekik Raga.

Ammar memberanikan diri untuk memegang kedua pipi Adiba dan mencium kening Adiba penuh dengan cinta. Sang empunya hanya bisa pasrah, Adiba hanya bisa tersenyum malu dan bahagia.

"IHIIII CIEEE!!" sorak semua orang yang menggema diseluruh sudut masjid.

Setelah itu mereka saling memasangkan cincin pernikahan dan menandatangi buku nikah. Lalu setelah proses akad selesai, mereka bersiap-siap untuk pergi ke gedung yang sudah di boking untuk acara resepsi.

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*
*
*

Hallo guys, gimana kalian bacanya? Seru kah? Atau ngebosenin?.
Aku harap kalian terhibur dengan ceritanya, jangan lupa kasih ⭐ ya guys jangan cuma dibaca oke, biar tambah semangat Aku buat ceritanya. Dan yang belum follow kalian bisa follow dulu yak.
Maaf juga kalo masih ada kalimat kalimat yang kurang pass.
Next bab selanjutnya ya.
Makasih all ❣❣

Mencintai Dalam DiamWhere stories live. Discover now