18

1K 55 6
                                    

Setelah acara resepsi selesai. Mereka pulang ke rumah baru yang sudah lama Ammar beli untuk keluarga kecilnya nanti. Barang-barang Adiba dan Ammar sudah disiapkan sejak satu minggu lalu. Selebihnya untuk barang-barang dan peralatan rumah juga sudah Ammar siapkan jauh-jauh hari. Tanpa berlama-lama, mereka masuk ke dalam kamar untuk membersihkan badan dan istirahat.

Saat masuk ke dalam kamar, Ammar langsung  mengambil handuk dan mandi terlebih dahulu. Sedangkan Adiba ia memilih untuk membersihkan wajahnya.

"Ya Allah aku harus berbuat apa nanti setelah selesai bersih-bersih. Gimana nanti kalau suasananya jadi canggung" —Batin Adiba yang melamun sembari membersihkan make-up nya.

Tanpa ia sadari Ammar ternyata sudah selesai mandi dan berdiri di belakang Adiba. Saat Adiba sudah selesai berperang dalam pikirannya harus berbuat apa nanti, ia melihat ke arah kaca yang ada di depannya, ia sedikit terkejut saat melihat Ammar yang sedang berdiri memperhatikan dirinya dari belakang.

"Allah!" kagetnya.

Ammar tersenyum melihat tingkah Adiba,
"Kenapa hm? Ada yang salah sama wajah saya? Sampe kamu kaget gitu?" tanya Ammar.

"H-hah? E-enggak, kaget soalnya kamu tiba-tiba ada dibelakang aku" jawab Adiba gugup.

"Kamu lagi mikirin apa sampe gak sadar kalo saya ada di belakang kamu dari tadi" sahut Ammar.

Saat mendengar hal itu Adiba langsung berbalik badan ke arah Ammar,
"Dari tadi banget? Maaf aku gak sadar" tanya Adiba merasa bersalah.

Ammar tersenyum dan mendekatkan wajahnya ke wajah Adiba. Kini wajah mereka sangat dekat hanya kurang dua centimeter saja hidung mereka saling bersentuhan, karena kedua hidung mereka sama-sama mancungnya.

"Engga sayang bercanda. Aku boleh minta sesuatu sama kamu?" tanya Ammar yang membuat jantung Adiba berdetak dengan kencang.

"Sesuatu? A-apa?" jawab Adiba gugup.

"Jangan panggil saya 'kamu'. Saya mau kamu panggil saya Mas" ucap Ammar.

Adiba sedikit lega, ia sudah berfikir kemana mana tadi,
"Mas?" tanya nya untuk memastikan.

"Heem, kalo kamu gak mau panggil Mas, sayang juga gapapa" jawab Ammar.

"Hehe Mas aja deh, belum biasa manggil sayang" senyum kecut Adiba.

Ammar sedikit terkekeh. Ia gemas sekali dengan istrinya itu,
"Kamu gak mau mandi hm? Apa mau saya yang mandiin?" tanya Ammar yang membuat mata Adiba melotot dan reflek memundurkan wajahnya dari wajah Ammar.

Adiba benar-benar dibuat salah tingkah oleh Ammar, mungkin ia bisa menahan sikapnya agar tidak terlihat salah tingkah, namun pipinya yang seperti kepiting rebus itu tidak bisa menutupinya. Ammar yang tau akan hal itu ikut salah tingkah, ia hanya bisa tersenyum.

Adiba langsung berdiri lalu ia segera mengambil handuk dan baju ganti, dengan terburu-buru ia masuk ke dalam kamar mandi.

"Jangan lupa ambil wudhu ya" ucap Ammar sedikit berteriak, lalu ia segera mempersiapkan keperluan untuk shalat berjamaah.

30 menit berlalu, akhirnya yang di tunggu-tunggu oleh Ammar keluar juga.

Saat Adiba keluar dari kamar mandi, Ammar memperhatikan Adiba, ia melihat Adiba dari atas sampai bawah. Adiba yang sadar akan hal itu ikut melihat dirinya sendiri dari atas sampai bawah.

"Ada yang aneh ya?" tanya Adiba polos.

Ammar mengangguk,
"Iya" jawabnya.

"Apa yang aneh? Pakaianku kurang sopan ya? maaf" tanya Adiba. Sedangkan dirinya memakai piyama lengan panjang dan celana panjang.

Mencintai Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang