13

1.4K 75 8
                                    

Sesampainya di teras, Adiba menarik kursi dan menduduki kursi tersebut. Ammar pun juga melakukan hal yang sama. Setelah mereka duduk, salah satu dari mereka tidak ada yang berani membuka suara. Suasananya pun menjadi sangat canggung.

"Ekhem. Aku mau tanya sesuatu sama kamu" akhirnya Adiba lah yang memberanikan diri untuk membuka suara.

"Boleh, silahkan" sahut Ammar.

"Maaf sebelumnya, bukannya kamu udah tunangan ya? Terus kenapa sekarang kamu mengkhitbah aku? Apa jangan-jangan kamu mau menikah sama dua wanita sekaligus?" tanya Adiba dengan raut wajah polos.

Ammar tertawa kecil,
"Wanita yang mau saya lamar itu kamu, cuman saya masih nunggu waktu yang tepat, dan sekarang adalah waktu yang tepat" jawab Ammar.

Adiba sedikit melotot saat mendengar jawaban Ammar.

'Jadi waktu itu... Aaa aku malu bangett kenapa aku harus nangis padahal wanita yang mau dilamar itu aku. Aaa semoga Am gak tau kalo aku nangis ke nenek waktu itu' — batin Adiba

"Ohh" jawab Adiba sembari menahan rasa malu.

Ammar yang tau akan hal itu cuma bisa menahan tawa,
"Cuma tanya itu aja?" tanya Ammar.

"H-hah, enggak. Ada lagi" jawab Adiba gugup.

"Silahkan" sahut Ammar.

"Apa alasan kamu memilihku untuk dijadikan istri? Padahal kamu bisa cari yang jauh lebih sempurna dariku. Aku bukan wanita sholehah bahkan jauh dari kata itu, aku hanya wanita akhir zaman yang ingin taat sama Allah" tanya Adiba sembari menatap Ammar.

"Saya memilihmu bukan karena saya memilih yang lebih baik diantara semua pilihan yang ada. Melainkan saat pertama kali saya bertemu denganmu, hati saya sudah tertuju padamu. Dan untuk mencari pendamping hidup bukanlah tentang siapa yang paling sempurna, melainkan siapa yang mau berjuang bersama menuju kepada Allah, untuk mendapatkan cinta dan ridhonya" jawab Ammar dengan mantap.

"Saya tidak mencari istri yang sholehah, tapi saya mencari istri yang mau dibimbing untuk menjadi sholehah. Dan menurut saya kamu adalah wanita yang tepat untuk saya dan masa depan saya. Bahkan untuk dunia akhrat saya. Seperti yang sudah saya ucapkan tadi kepada kedua orang tuamu, kalau tujuan saya memintamu untuk menyempurnakan agama saya dan agamamu" lanjutnya.

Adiba dibuat melongo oleh jawaban Ammar. Sungguh di luar nalar dan di luar prediksi Adiba. Jantung Adiba berdetak dua kali lipat dari biasanya.

"Aku gak bisa masak, aku juga gak bisa ngurus pekerjaan rumah, dan biasanya aku ngerjain pekerjaan rumah kalo lagi mood aja. Kamu keberatan nggak?" tanya Adiba.

"Saya cari istri bukan cari pembantu. Dan semua pekerjaan rumah itu bukan kewajiban kamu. Kewajiban kamu cuma melayani saya dan anak-anak kita nanti. Jadi menurut saya gak masalah, kalo kamu mau saya bisa cari asisten rumah tangga buat kamu" jawab Adiba.

'Anak-anak kita?...' —batin Adiba.

Lagi dan lagi jantung Adiba dibuat tidak aman oleh Ammar. Adiba salah tingkah ia berusaha untuk menutupinya, namun semua itu tidak bisa ditutupi, karena pipi Adiba sudah memerah. Ammar yang mengetahui hal itu hanya bisa tersenyum kecil.

"Ekhem... Ada satu lagi yang mau aku tanyain" ucap Adiba sok cool karena takut Ammar tau Kalau ia sedang salah tingkah. Namun sayangnya Ammar sudah mengetahuinya.

"Iya boleh, silahkan mau tanya apa" sahut Ammar.

"Sebenernya cuma mau minta tanggapan kamu aja. Sekarang kan banyak kasus-kasus tentang perselingkuhan, gimana tanggapan kamu tentang hal itu? aku takut nantinya kalau–" Ucapan Adiba langsung dipotong oleh Ammar.

"Naudzubillah, dari banyaknya kasus perselingkuhan yang terjadi. Bisa disimpulkan bahwa pernikahan itu harus didasari ilmu. Apalagi menikah adalah ibadah terlama, yaitu seumur hidup. Saya butuh waktu yang panjang dan perjuangan yang berat untuk bisa datang ke rumahmu. Oleh sebab itu saya sudah berpikir panjang sebelum datang mengkhitbahmu" Ucap Ammar.

Adiba hanya bisa diam, ia tidak tau harus bertanya apa lagi. Karena semua jawaban dari pertanyaannya terjawab dengan sempurna, bahkan diluar dugaannya.

"O-ohh. Tanggapan yang bagus" jawab Adiba sedikit gugup.

Ammar mengangguk kecil,
"Ada yang mau di tanyain lagi?" tanya Ammar.

Adiba menggeleng,
"Engga, udah habis pertanyaannya" jawab Adiba.

"Kalau tidak ada yang perlu dibicarakan lagi, lebih baik kita kembali" ucap Ammar.

"Bener, pasti kita udah ditungguin. Ayo" ajak Adiba yang berdiri dari tempat duduknya.

Ammar pun ikut berdiri, sebelum ia dan Adiba kembali ke dalam, ia memanggil Adiba.

"Dib" panggil Ammar.

"Iya?" sahut Adiba.

"Jagalah dirimu, karena saya tau yang menginginkanmu bukan hanya saya" ucap Ammar yang membuat Adiba mengernyitkan dahi.

"Maksudnya?" tanya Adiba tidak paham maksud dari ucapan Ammar.

"ayo masuk" Ammar tidak menghiraukan ucapan Adiba, ia malah mengajak Adiba untuk masuk.

Tanpa basa-basi Ammar melangkahkan kakinya dan berjalan ke arah ruang tamu, mau tidak mau Adiba mengikutinya sembari memikirkan maksud dari ucapan Ammar.

Sesampainya mereka di ruang tamu, Bunda, Ayah, Aba, dan Ummi sudah menanti nanti mereka kembali dan ingin segera mendengar jawaban Adiba.

"Sudah selesai nak bicaranya?" tanya Ummi.

"Sudah, Ummi" jawab Ammar dan Adiba bersamaan.

"Bagus. Bagaimana jawabanmu nak?" tanya Aba.

"Iya nak, kita sudah menunggu jawabanmu" sahut Ayah.

Adiba menghela nafas,
"Adiba terima lamaran ini" jawab Adiba.

"Alhamdulillahh!" ucap semua orang yang berada di ruang tamu serentak.

Betapa bahagianya semua orang yang berada di ruang tamu. Ummi langsung memeluk erat Adiba, dan Adiba pun langsung membalas pelukan tersebut.

"Alhamdulillah nak, beruntung sekali saya mendapatkan menantu sepertimu" ucap Ummi terharu.

"Adiba yang beruntung bisa dapet mertua seperti Ummi dan Aba" sahut Adiba.

"Benar kata putri saya itu nyai" timbrung Ayah.

"Bisa saja kalian ini. Hahahaha" sahut Aba lalu Ayah dan yang lainnya pun ikut tertawa.

Setelah itu mereka pun langsung merencakan acara pernikahan Ammar dan Adiba.

*
*
*

Hallo guys, gimana kalian bacanya? Seru kah? Atau ngebosenin?.
Aku harap kalian terhibur dengan ceritanya, jangan lupa kasih ⭐ ya guys jangan cuma dibaca oke, biar tambah semangat Aku buat ceritanya. Dan yang belum follow kalian bisa follow dulu yak.
Maaf juga kalo masih ada kalimat kalimat yang kurang pass.

Mimin juga mau minta maaf karena telat apload, soalnya mimin lagi banyak tugass. Semoga kalian gak bakal bosen ya nunggu bab selanjutnya.
Next bab selanjutnya ya.
Makasih all ❣❣

Mencintai Dalam DiamWhere stories live. Discover now