4

1.3K 72 3
                                    

Kelas sudah berakhir, Adiba langsung memasukan barang barangnya kedalam tas, ia bergegas menuju keparkiran dan segera berangkat ke rumah Dirsya. Tidak lupa ia berpamitan kepada Febri.

Sesampainya di rumah Dirsya, Adiba menekan bel yang ada di sebelah pintu. Tidak lama kemudia Dirsya membuka pintunya dan mempersilahkan Adiba untuk masuk ke dalam.
Ternyata di ruang tamu sudah ada Razyla yang datang lebih dulu darinya.

"Assalamualaikum".

"Waalaikumsalam".

"Mama papa kamu pergi kemana?" tanya Adiba pada Dirsya.

"Mereka lagi luar kota ke rumah paman" jawab Dirsya.

"Ouh" Adiba mengangguk paham dan langsung duduk di sebelah Razyla begitupun dengan Dirsya.

"Ada masalah apa dib?" tanya Razyla, tanpa diberi tahu Razyla sudah mengerti dari raut wajah sahabatnya ini kalau lagi ada masalah.

Adiba mengela berat,
"Aku diajak nikah sama cowok" ucap Adiba.

"HAH?!"

Kedua sahabatnya langsung membelalakan matanya, Dirsya yang sedang minum hampir saja menyemburkan-nya.

"Sama siapa?!" tanya Razyla dan Dirsya bersamaan.

"Sama anak kampus yang pernah aku ceritain ke kalian. Kalian masih inget kan?"

Kedua sahabatnya mengangguk anggukan kepalanya,
"Terus terus, kamu terima?" tanya Dirsya.

Adiba menggeleng kecil, lalu menceritakan kejadian tadi dari awal sampe akhir.

"Terus respon dia gimana, waktu kamu ngomong gitu?" tanya Dirsya.

"Dia diem aja, karena aku juga lagi buru buru akhirnya aku tinggalin gitu aja" jawab Adiba.

"Kenapa gak kamu terima aja sih dib, dengan syarat dia harus belajar lebih dalam tentang agama" sahut Razyla.

"Aku gak bisa, aku gak bisa buka hati untuk orang lain" ucap Adiba.

"Pasti karena Ammar, udah bisa ditebak dib" sahut Dirsya.

"Asli aku kesel sama kamu dib. Dari dulu sampe sekarang kamu gak pernah berubah, banyak yang suka sama Kamu, banyak cowok yang suka sama kamu, tapi gak ada satupun dari mereka yang kamu terima. Kamu malah milih dia yang gak jelas gimana perasaanya sama kamu" jengkel Razyla.

"Zyl, perasaan gak bisa dipaksa" sahut Adiba.

"Iya paham, tapi sampe kapan dib? Udah sembilan tahun loh" tanya Razyla

"Sampe Allah membuat hati ini tak lagi mencintainya" jawab Adiba.

"Secinta itu kamu sama dia?" Razyla menatap mata Adiba dalam dalam.

"Iya".

"Memang sulit mencintai seseorang yang paham agama, selain harus merayu rabb-nya kamu juga akan dihadapkan dengam ribuan doa yang mengatas namakan dirinya. Tapi apa kamu yakin kalau doa mu akan menang di pertarungan langit? Maksudnya bagaimana jika nanti doa mu kalah dalam pertarungan?" ucap Dirsya.

Mencintai Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang