5

1.2K 62 1
                                    

Keesokan harinya...

Sesampainya Adiba di kampus, ia menunggu Samudra di parkiran. Tapi yang ditunggu-tunggu tak kunjung datang. Karena takut kelasnya dimulai, ia memilih untuk masuk kedalam dan menemui Samudra setelah kelas selesai.

Setelah kelas selesai, Adiba langsung menuju parkiran untuk menemui Samudra. Sambil menunggu Samudra, Adiba mengirim pesan kepada kedua sahabatnya untuk memberitahu kalau nanti mereka harus berkumpul di Masjid An-Nur.

Sudah lebih dari 10 menit Adiba menunggu Samudra. Tapi kenapa laki-laki itu tak kunjung datang juga, apakah karena setelah kejadian kemarin yang membuat Samudra menjauhi Adiba. Perasaan Adiba tidak tenang karena rasa bersalah yang terus mengerubungi pikirannya, ditambah lagi ia tak menemukan Samudra.

Ia mencoba menunggunya sebentar lagi. Namun tiba-tiba ada yang memanggil Adiba dari belakang, dengan cepat Adiba berbalik badan dan melihat siapa yang sedang memanggilnya.

Ternya Farez yang memanggil Adiba,
"Adiba!!" panggil Farez lalu berjalan mendekati Adiba.

"Dari tadi gue liat lo berdiri disini, lagi nungguin Samudra?" tanya Farez.

"Iya, dimana dia?" Adiba bertanya balik.

"Ngapa-" belum selesai bicara Adiba sudah memotongnya.

"Cepet kasih tau dia ada dimana?" tanya Adiba.

"Dia di masjid" jawab Farez.

"Masjid?" tanya Adiba memastikan.

"Iya di masjid, sekarang dia mulai belajar shalat sama ngaji. Katanya, dia mau jadi imam yang baik buat lo suatu saat nanti" jawab Farez yang membuat Adiba sedikit syok.

"Dia bilang sendiri?" tanya Adiba.

"Iya, kemarin dia bilang setelah lo to-" ucapan Farez terhenti saat melihat Adiba yang tiba-tiba berlari.

"Gue belum selesai ngomong dib!" teriak Farez namun tak ada jawaban dari Adiba.

"Pantes aja Samudra klepek klepek sama Adiba, ternyata kalo dilihat lihat cantik juga. Apa gue tikung aja ya Samudra" gerutu Farez.

Adiba berlari menuju ke masjid yang letaknya berada di dalam kampus. Sesampainya di depan Masjid, Adiba melepas sepatunya dan masuk ke dalam. Tapi tiba-tiba langkahnya terhenti saat melihat seorang Laki-laki yang sedang melaksanakan shalat.

Ia terharu melihat Samudra. Ini bukan seperti Samudra yang biasa Adiba kenal. Tapi Adiba bersyukur karena Allah telah memberi hidayah kepada Samudra untuk bertaubat kepada Rabb-nya.

Derrtt.. Dertt...

Tiba-tiba ponsel Adiba bergetar, ia membuka ponsel dan ternyata Razyla menelponnya.
Ia keluar dari masjid dan mengangkat telpon Razyla.

"Assalamualaikum, ada apa zyl?".

"...."

"Iya iya, habis ini aku otw, sepuluh menit lagi aku sampek".

"...."

"Iya, Waalaikumsalam".

Adiba mematikan teleponnya, ia menoleh ke dalam masjid melihat Samudra yang masih shalat.

"Samudra masih shalat, apa aku tinggal aja ya?, besok aku bakal temuin dia lagi" pikir Adiba.

Tanpa pikir panjang Adiba pergi dari masjid dan menuju parkiran sambil berlari. Farez berpapasan dengan Adiba saat hendak ke masjid. Farez melihat Adiba bingung, karena Adiba berlari seperti orang yang terburu buru.

Mencintai Dalam DiamOn viuen les histories. Descobreix ara