7

1.1K 57 3
                                    

Adiba berjalan menuju ke kamar Nenek Gayatri, ia menghentikan langkahnya diambang pintu saat melihat Nenek dan Ammar sedang bergurau. Adiba menatap Ammar yang sedang tertawa.

'Udah lama Am aku gak pernah lihat kamu ketawa kaya gini, dari dulu sampai sekarang aku selalu merasa damai setiap kali liat kamu tertawa. Izinkan aku memandangmu dari kejauan seperti ini untuk terakhir kalinya sebelum kamu jadi milik orang lain. Jika masih ada kesempatan, aku bakal ungkapin perasaan yang selama ini aku pendam ke kamu. Aku bakal bilang kalo aku cinta sama kamu. Aku mencintaimu Ammaryzain'. — ucap Adiba dalam hati.

Tanpa Adiba sadari ia meneteskan air matanya, dengan cepat ia langsung mengusapnya. Setelah puas menatap Ammar, ia mengetuk pintu kamar.

Tok.. Tok.. Tok..

"Assalamualaikum" salam Adiba sembari mengembangkan senyumnya.

Nenek Gayatri tersenyum lebar saat melihat kedatangan Adiba. Ia langsung merentangkan tangannya seperti anak kecil.

"Waalaikumsalam, Ya Allah cucuku sudah datang, sini nak" jawab Nenek kegirangan.

Adiba beralari kecil ke arah Nenek dan langsung memeluknya. Mereka melepas rindu dalam pelukan yang hangat. Ammar tersenyum melihat Adiba dan Nenek berpelukan, karena dari cara mereka berpelukan, telihat jelas bahwa mereka saling menyangi dengan tulus tanpa ada kepalsuan diantaranya.

Setelah puas berpelukan, Adiba mencium punggung tangan Nenek tercintanya.

"Sini sini sini" ucap Nenek sambil menunjuk kedua pipi dan keningnya agar dicium oleh Adiba.

Cup.. Cup.. Cup..

Adiba pun menurutinya. Adiba sangat lega melihat Neneknya baik-baik saja.

"Kamu kemana saja nak, nenek sudah kangen sekali sama kamu" ucap Nenek manja pada Adiba.

Adiba terkekeh mendengarnya,
"Maaf ya nek diba telat kesini, diba lagi banyak tugas" jawab Adiba.

"Sekarang sudah selesai?" tanya Nenek.

"Sudah dong, makanya diba langsung kesini" jawab Adiba bersemangat.

"Pinter" ucap nenek sambil mengelus kepala Adiba.

Ammar merasa dirinya hanya dianggap nyamuk disana, walaupun begitu ia sangat senang melihat dua orang yang ada di hadapannya bahagia.

"Oh iya, maaf ya nduk. Nenek terlalu bahagia karena cucu nenek yang cantik ini sudah datang, sampai lupa kalo ada kamu" ucap Nenek.

Ammar tersenyum,
"Iya gapapa nek, kalo gitu saya pamit dulu ya nek" pamit Ammar namun dicegah oleh Nenek.

"Kamu mau kemana?" tanya Nenek.

"Saya mau keluar, saya tidak mau menganggu waktu Nenek bersama cucu Nenek" jawab Ammar.

"Tunggu sini dulu nduk, duduk sini" ucap Nenek sambil menepuk sofa di sebelahnya.

Mau tidak mau Ammar duduk di sebelah kanan Nenek, sedangkan Adiba duduk di sebelah kiri Nenek. Nenek tersenyum kepada Ammar dan Adiba, lalu menggenggam tangan Ammar dan Adiba.

"Nenek liat-liat kalian ini cocok, kalian sangat serasi. Dan Nenek ingin melihat kalian menikah. Kalau suatu saat nanti kalian sudah menikah jangan lupa sering-sering sambang kesini ya, buatin Nenek cucu yang cantik dan tampan" ucap Nenek tiba-tiba, yang membuat Ammar dan Adiba sedikit terkejut.

Saat Nenek hendak bicara lagi, Adiba langsung menghentikannya,
"Nenek, diba kasih tau ya. Aku sama Am gak akan pernah menikah" ucap Adiba.

"Loh.. Kenapa? Kalian cocok" sahut Nenek.

Mencintai Dalam DiamWo Geschichten leben. Entdecke jetzt