14

1.3K 67 10
                                    

Keesokan harinya...

Setelah kelas, Adiba mengajak kedua sahabatnya untuk bertemu, karena ia ingin menceritakan tentang kejadian kemarin.

Mereka sepakat untuk bertemu di Arion cafe dekat dengan kampus Razyla. Tidak lama kemudian mereka pun berkumpul, mereka memilih tempat duduk yang paling pojok, dan tidak lupa mereka juga memesan minuman terlebih dahulu.

"Hal penting apa yang mau kamu omongin, dib?" tanya Dirsya, sembari menunggu minuman mereka di antar.

"Iya nih, kayaknya penting banget" sahut Razyla.

"Ihh ini penting banget, kalo kalian tau pasti bakal kaget dan gak nyangka" jawab Adiba.

"Yaudah ih buruan cerita, udah kepo ini" sahut Dirsya tidak sabar.

Adiba menarik nafas lalu membuangnya dengan perlahan,
"Aku dikhitbah sama Ammar" ucap Adiba.

Seketika kedua sahabatnya membelalakan kedua matanya.

"Dib... Aku tau kamu lagi patah hati. Tapi jangan separah ini" ucap Razyla dengan wajah yang sangat khawatir dan prihatin.

"Mau aku temenin ke psikolog dib?" lanjut Dirsya.

Lalu mereka berdua pun mendekatkan kursinya ke kursi Adiba, dan mereka pun langsung memeluk Adiba.

"Inget dib, Am udah mau nikah sama cewek lain" ucap Dirsya sembari mengelus elus punggung Adiba.

"Mau healing gak?" tanya Razyla.

Adiba yang melihat tingkah kedua sahabatnya tertawa,
"Hahahaha, kalian kenapa sih?" tawa Adiba.

"Tuhkan, kamu yang kenapa. Bisa-bisanya kamu ketawa, kamu beneran sehat kan dib?" tanya Razyla khawatir.

Adiba melepaskan pelukan kedua sahabatnya,
"Heh, udah ah lepas. Dengerin dulu, aku belum selesai ceritanya" ucap Adiba.

"Yaudah buruan cerita, kita pasti bakal dengerin kok" sahut Dirsya yang di angguki oleh Razyla.

"Jadi..."

Brakk!!

"HAH? SUMPAH?" kaget Dirsya, ia menggebrak meja yang membuat mereka menjadi pusat perhatian orang-orang di sekitarnya.

Razyla langsung membungkan mulut Dirsya dengan tangannya,
"Jangan teriak, dilihatin tuh" bisik sinis Razyla.

Dirsya melepas tangan Razyla yang membungkam mulutnya,
"Gak bisa nafas ih" Dirsya menabok pelan lengan Razyla.

"Makanya jangan teriak-teriak" celetuk Razyla.

"Namanya aja kaget" bantah Dirsya.

"Eh udah-udah kok malah jadi ribut. Malu tuh diliatin orang" Adiba menengahi perdebatan Dirsya dan Razyla.

"Iya-iya maaf" ucap kedua sahabatnya bersamaan.

"Iya dimaafin" sahut Adiba.

"Jadi cewek yang mau dilamar itu kamu dib?" tanya Razyla memastikan.

Mencintai Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang