Returning Humanity : Menyangk...

By TikusBaik

57.2K 16.5K 178

Manusia dan Beast, masing-masing berusaha bertahan hidup dengan cara mereka sendiri. Takdir Punahnya Umat... More

Ch. 1 - Pemuda Berambut Hitam
Ch. 2 - Seorang Hunter?
Ch. 3 - Status
Ch. 4 - Kekuatan Fisik?
Ch. 5 - Api Aneh
Ch. 6 - Janji dan Kebaikan Hati
Ch. 7 - Kemampuan dan Perasaan
Ch. 8 - Kemarahan
Ch. 9 - Broodmother dan Penantang Baru
Ch. 10 - Satu Tebasan Pedang
Ch. 11 - Api Putih
Ch. 12 - Tim Penyelamat
Ch. 13 - Kelalaian
Ch. 14 - Pahlawan?
Ch. 15 - Permusuhan
Ch. 16 - Kebodohan
Ch. 17 - Taruhan
Ch. 18 - Sihir Besar
Ch. 19 - Baku Hantam
Ch. 20 - Keseriusan
Ch. 21 - Contract
Ch. 22 - Soul Vessel
Ch. 23 - Potensi Beast
Ch. 24 - Tunggangan
Ch. 25 - Pahlawan Kota Blazing Sun
Ch. 26 - Tempat Misterius
Ch. 27 - Pelindung Takhta
Ch. 28 - Gumpalan Kecil
Ch. 29 - Contract, Lagi
Ch. 30 - Gadis Berambut Merah dan Serigala Besar Malas
Ch. 31 - Sambutan yang Mengejutkan
Ch. 32 - Hasil Tes Pertama
Ch. 33 - Besar dan Kecil
Ch. 34 - Compress Gear
Ch. 35 - Duel
Ch. 36 - Teknik Bertarung Tangan Kosong
Ch. 37 - Pemenang
Ch. 38 - Sebuah Nama
Ch. 39 - Yang Selamat dan Yang Menyesal
Ch. 40 - Kebohongan
Ch. 41 - Kesalahan Besar
Ch. 42 - Tertolong
Ch. 43 - Kriminal
Ch. 44 - Ketakutan Primal
Ch. 45 - Kota Blazing Sun
Ch. 46 - Masalah dan Kejutan
Ch. 47 - Solusi dan Penemuan Baru
Ch. 48 - Akhirnya...
Ch. 49 - Pertemuan Kembali
Ch. 50 - Beast Raksasa dan Seorang Kenalan
Ch. 51 - Pertemuan Pertama Dua Pasang Orang
Ch. 52 - Turnamen Junior, Dimulai!
Ch. 53 - Pemuda Penakut
Ch. 54 - Pemuda Berambut Pirang dan Gorila Putih
Ch. 55 - Guntur di Siang Bolong
Ch. 57 - Orang-orang yang Menarik
Ch. 58 - Duel Beast?
Ch. 59 - Beban Pikiran
Ch. 60 - Luka Lama dan Jalan Keluar
Ch. 61 - Seorang Adik
Ch. 62 - Turnamen, Hari Kedua
Ch. 63 - Finisher
Ch. 64 - Kemampuan Sebenarnya
Ch. 65 - Generasi Baru
Ch. 66 - Berakhir
Ch. 67 - Evolusi dan Alasan Bertarung
Ch. 68 - Bukti Kekuatan
Ch. 69 - Pertarungan Dua Magic User Jenius
Ch. 70 - Gadis Berambut Biru di Dunia Beku
Ch. 71 - Api yang Membara
Ch. 72 - Dua Pemuda, Arak, dan Bulan Purnama
Ch. 73 - Tiga Anak di Bawah Pohon Persik
Ch. 74 - Turnamen Hari Ketiga
Ch. 75 - Tiga Lawan Satu
Ch. 76 - Rencana Sempurna?
Ch. 77 - Pemuda Berambut Pirang dan Petir Emas
Ch. 78 - Pemuda Berambut Hijau dan Tujuan Sebenarnya
Ch. 79 - Kebohongan, Encore
Ch. 80 - Pertarungan yang Menarik
Ch. 81 - Leinn Springleaf
Ch. 82 - Beban Pikiran
Ch. 83 - Masa Lalu Mereka Berdua
Ch. 84 - Arena Khusus untuk Pertarung Mereka
Ch. 85 - Pertukaran Pertama
Ch. 86 - Senjata Rahasia
Ch. 87 - Siluet Ungu
Ch. 88 - Pangeran Petir
Ch. 89 - Kepercayaan pada Lawanmu
Ch. 90 - Perwujudan Kekuatan
Ch. 91 - Kekuatan Penuh
Ch. 92 - Naga Emas dan Malaikat Kematian
Ch. 93 - Keputusan Bersama
Ch. 94 - Satu Serangan...?
Ch. 95 - Mimpi dan Penuntas Terakhir
Ch. 96 - Hasil Akhir
Ch. 97 - Reuni
Ch. 98 - Gadis Tanpa Pembatas
Ch. 99 - Kondisi Tubuh Mereka
Ch. 100 - Baik-baik saja?
Ch. 101 - Penjelasan Kelas dan Pertemuan Kedua
Ch. 102 - Perubahan Sifat
Ch. 103 - Danger Beast Rank
Ch. 104 - Rank B Beast
Ch. 105 - Pengetahuan Aura
Ch. 106 - Malam dan Pagi Hari
Ch. 107 - Kejutan
Ch. 108 - Kedatangan dan Bahaya
Ch. 109 - Hinata Springleaf
Ch. 110 - Profesor Otot
Ch. 111 - Body Enchant
Ch. 112 - Pertama Sejak Lama
Ch. 113 - Dua Lawan Satu
Ch. 114 - Kondisi Tubuh Mereka II
Ch. 115 - Pedang dan Tombak
Ch. 116 - Latihan dari Leinn
Ch. 117 - Tempat Spesial
Ch. 118 - Senandung
Ch. 119 - Kedekatan
Ch. 120 - Senjata
Ch. 121 - Latihan Keras dari Leinn
Ch. 122 - Linker Bermasalah?
Ch. 123 - Gadis Resepsionis di Pusat Misi
Ch. 124 - Papan Misi
Ch. 125 - Misi Pertama
Ch. 126 - Situasi Menyebalkan
Ch. 127 - Pergi
Ch. 128 - Kembali
Ch. 129 - Kembali
Ch. 130 - Berjalan-jalan di Kota
Ch. 131 - Kenalan
Ch. 132 - Hari yang Biasa
Ch. 133 - Percakapan Ringan
Ch. 134 - Keinginan, Saat Ini
Ch. 135 - Pembentukan Party
Ch. 136 - LAHAR
Ch. 137 - Pembersihan Misi
Ch. 138 - Dua Misi Bersamaan
Ch. 139 - Situasi dan Rencana
Ch. 140 - Lorong-lorong Batu
Ch. 141 - Batu Hitam
Ch. 142 - Rank A Mountain Crawler
Ch. 143 - Melawan Rank A Mountain Crawler
Ch. 144 - Situasi Mereka Semua
Ch. 145 - Gunung Api Lucerna
Ch. 146 - Wujud Sebenarnya dari Masalah
Ch. 147 - Disaster Beast, Muncul!
Ch. 148 - Keadaan yang Tidak Baik
Ch. 149 - Mereka dan Disaster Beast
Ch. 150 - Formasi Pemungkas
Ch. 151 - Penyerang, Roland
Ch. 152 - Penjaga, Leinn
Ch. 153 - Penyelesai, Hinata
Ch. 154 - Gunung?
Ch. 155 - Masalah demi Masalah
Ch. 156 - Gelombang Kedua
Ch. 157 - Perubahan Situasi yang Tidak Terduga
Ch. 158 - Tenggang Waktu
Ch. 159 - Barnum dan Isla
Ch. 160 - ??? dan Gerakan Pembuka
Ch. 161 - Rentetan Serangan
Ch. 162 - Pertempuran yang Berbeda
Ch. 163 - Kemampuan Hunter
Ch. 164 - Hasil Akhir
Ch. 165 - Laporan Situasi Gelombang Kedua
Ch. 166 - Tujuan Berikutnya
Ch. 167 - Sekelompok Rank A Party
Ch. 168 - Menuju Aldebaran
Ch. 169 - Keadaan Hinata
Ch. 170 - Party LAHAR, Sampai!
Ch. 171 - Ketenangan Sebelum Badai
Ch. 172 - Persiapan Terakhir dan Pria yang Sibuk
Ch. 173 - Mohawk
Ch. 174 - Ruang Rahasia
Ch. 175 - Pertarungan yang Dimulai Mendadak
Ch. 176 - Kekuatan Hunter
Ch. 177 - Bentrokan! Manusia dan Disaster Beast
Ch. 178 - Hinata, Menghancurkan
Ch. 179 - Second Step yang Berbeda
Ch. 180 - Disaster Beast, Kewalahan
Ch. 181 - Puncak Pertarungan...?
Ch. 182 - Pertarungan di Tempat yang Berbeda
Ch. 183 - Pembalik Keadaan
Ch. 184 - Keadaan Kritis dan Benturan Bencana
Ch. 185 - Disaster Beast, Altus Belua
Ch. 186 - Pertanyaan yang Tertunda
Ch. 187 - Gift Milik Leinn
Ch. 188 - Pengejaran
Ch. 189 - Pria Misterius
Ch. 190 - Siapa
Ch. 191 - Bibit Masalah
Ch. 192 - Pembangunan Ulang Herbafront
Ch. 193 - Keadaan Sekarang dan Masa Depan
Ch. 194 - Sampai dan Ujung Benua
Ch. 195 - Permintaan Tolong yang Terpenuhi
Ch. 196 - Laporan yang Detil
Ch. 197 - Keputusan Akhir
Ch. 198 - Jawaban dari Pertanyaan?
Ch. 199 - Kotak Pandora
Ch. 200 - Perubahan yang Tidak Bisa Dibendung

Ch. 56 - Perbedaan Besar

315 108 4
By TikusBaik


Ekspresi ketakutan pemuda itu berubah menjadi serius dan dia mengayunkan pedangnya sekali lagi.

Kali ini Leinn melangkah mundur dan melepaskan makhluk ditangannya, membuat pemuda itu menghentikan serangannya dan menangkap makhluk itu lalu meloncat mundur.

"Psssht!"

Makhluk itu, seekor ular berwarna putih seperti warna lantai arena itu menunjukkan taringnya pada Leinn.

Penonton disekitar mereka menyadari lubang kecil yang baru ada di belakang tempat Leinn berdiri sebelumnya. Sepertinya ular itu merayap di bawah tanah tanpa mengeluarkan suara sedikitpun lalu melancarkan serangannya dari dalam arena batu itu.

"Bagaimana bisa kau..."

Pemuda itu sudah menunjukkan ekspresi yang berbeda dengan rasa takut sebelumnya, sebuah ekspresi kesal.

Leinn terlihat tersenyum saat melihat pemuda yang menunjukkan wajah aslinya itu, lalu melihat ular sepanjang 50 sentimeter di sampingnya yang terlihat tidak menyukainya juga.

"Mudah saja, selama kau bisa-"

Clang!

Ujung pedang itu berhenti sekali lagi, kali ini beberapa sentimeter dari tenggorokan Leinn.

Beberapa orang dari penonton menyadari identitas dinding itu. Salah satu dari mereka berdiri dan menunjuk ke arah arena itu.

"Mana Shield?!"

Teriakan itu mengejutkan semua orang disana, terutama pemuda di depan Leinn itu.

Dia meloncat mundur dan menunjuk Leinn dengan pedang di tangannya.

"Bagaimana bisa Mana Shield yang tidak terlihat oleh mata itu mampu menahan seranganku?!"

Leinn terlihat tersenyum dan tidak menjawab selama beberapa saat, seperti sedang menunggu sesuatu.

Setelah beberapa detik kesunyian itu berlalu baru dia membuka mulutnya lagi.

"Huh? Kau tidak akan menyerangku lagi?"

Pemuda itu menggenggam pedang di tangannya dengan keras dan meluncurkan serangan beruntun.

"Aaaah!"

Clang clang clang...

Tebasan demi tebasan menghujani tubuh Leinn. Wajah, dada, perut, paha, lengan, leher, tetapi semua tebasan itu terhenti seperti menghantam dinding dan tidak bisa mencapai sasarannya.

Leinn hanya berdiri disana dan tidak bergerak sedikitpun selain tangan kanannya yang selalu menunjuk ke satu tempat.

Tangan itu bergerak setiap kali ular di depannya berniat menyerangnya, berhasil menghentikan niatnya itu berulang kali.

"Aaaa...ah..."

Setelah melakukan hal yang sama selama satu menit, pemuda itu menghentikan serangannya lalu melangkah mundur secara perlahan dan melihat lawannya itu masih belum mengambil satu langkahpun sejak pertarungan ini dimulainya.

"K-kau..."

Mana Shield yang melindungi seluruh tubuhnya secara terus-menerus, sesuatu yang hanya bisa dilakukan oleh penyihir tinggi dengan MAG yang menembus A Class.

Kemampuan pedang yang jika mengikuti rumor yang tersebar, sudah melebihi sebagian besar guru di akademi itu.

Kemampuan pedang yang tinggi dan potensi sihirnya yang tidak masuk akal, memang sesuai dengan julukannya itu.

"Hah..."

Hanya keputusasaan yang dapat terlihat di mata pemuda itu sekarang.

Clang clang...

Pedangnya terlepas dari genggamannya dan jatuh ke lantai batu dibawahnya, diikuri dengan dirinya yang juga jatuh berlutut dengan pandangan putus asa.

Leinn melihat ini dan menggelengkan kepalanya, lalu mengulurkan tangan kanannya.

"Angkat pedangmu"

Suara tenang tanpa perasaan memerintah sedikitpun keluar dari mulut pemuda berambut hitam itu.

Tanpa disadari oleh pemuda itu sendiri, dia meraih pedang yang ada di sampingnya dan berdiri sekali lagi. Hanya ular disampingnya bisa melihat dirinya yang berdiri di sana dengan tatapan kosong.

"Serang aku"

Dia mengayunkan pedangnya dengan setengah hati pada lawan di depannya. Yang menerima serangannya dengan mengulurkan tangan kanannya pada pedang itu.

Sring...

Pemuda itu kembali tersadar dan menyadari pedangnya yang ada di udara, meleset dari sasarannya. Dia melihat lawannya masih belum mengambil langkah itu, lalu pada pedangnya yang sesaat seperti menyentuh sesuatu yang keras sebelum meluncur ke samping.

Kenapa serangannya meleset?

"Hah!"

Sring Clang

Tebasan dari atas dengan kekuatan penuh yang berakhir dengan pedangnya menebas lantai batu di depannya, gagal mengenai pemuda di depannya sekali lagi.

Kali ini ekspresi baru muncul di wajahnya.

"Hah!"

Sring

"Haaah!"

Sring Clang

Pemandangan dimana pemuda itu menunjukkan serangan yang berantakan dan menebas udara di sekitar lawannya terlihat. Leinn hanya terlihat mengayunkan tangan kanannya dan pedang lawannya terlihat bergerak melengkung menghindari tangannya itu.

"Oooh!"

Stab

Pemuda itu melepaskan pedang pendeknya, membiarkannya menancap di lantai batu di sampingnya. Ekspresi di wajahnya terlihat seperti anak kecil yang menemukan sesuatu yang menarik.

Dia meluncurkan tinjuan lurus ke arah tangan kanan yang diulurkan Leinn.

"Huh"

Leinn menyadari niat pemuda itu, tetapi tetap membiarkannya.

Pemuda itu membuka tinjunya dan berubah menjadi telapak terbuka, yang berhasil menangkap dinding tidak terlihat itu dan menemukan identitasnya.

Clap

"Ooooh... Mana Shield sekecil ini..."

"Selamat"

Dinding Mana berbentuk piringan dengan lebar tidak lebih dari 10 sentimeter berada di genggamannya.

Ekspresi kegirangannya dapat terlihat jelas, lalu dia mengalihkan perhatiannya dari telapak tangannya ke depan lagi dan melihat tangan kiri Leinn yang sudah sampai di depan wajahnya.

Chop

"Ugya!"

Pemuda itu langsung jatuh ke punggungnya sambil memegang kepalanya yang sedang kesakitan itu.

Dia mulai berguling di lantai arena itu selama beberapa waktu, sampai rasa sakit itu mulai mereda, lalu melihat pemuda berambut berambut hitam di depannya itu sambil mengelus dahinya yang masih kesakitan.

Leinn melihat tatapan itu dan menunjuk wajah pemuda itu.

"Kau tidak lemah..."

Lalu menunjuk dirinya sendiri, dengan senyuman lebar di wajahnya.

"Aku saja yang terlalu kuat"

Pernyataan itu dapat terdengar dengan jelas karena kesunyian di sekitarnya, mencapai semua penonton di stadium itu.

"Aku kalah"

Pemuda di lantai itu mengangkat kedua tangannya dan menyerah, tapi ekspresi puas dapat terlihat di wajahnya.

Dia melihat perbedaan kekuatan yang nyata diantara mereka berdua dan menyadari itu tidak lebih dari hasil latihan.

Semua serangannya sebelumnya itu berhasil dihentikan oleh Mana Shield yang terkonsentrasi di tempat pedangnya mendarat, membuat ilusi seolah-olah seluruh tubuh Leinn itu dilindungi dinding yang tidak bisa tertembus.

"Berlatihlah lagi"

Leinn berbalik dan melambaikan tangannya, meninggalkan pemuda yang terduduk di lantai itu bersama ular kecilnya.

Dia meloncat turun dan berjalan kembali ke tempat duduk sebelumnya, lalu memerhatikan tiga pasangan lain yang mulai bertarung setelah pertarungannya selesai.

Sebenarnya Leinn telah mengira turnamen hari ini akan menjadi sangat membosankan tanpa lawan yang setara dengannya, tetapi kenyataannya dia terbukti salah.

Dua pemuda yang telah bertarung melawannya menunjukkan sesuatu yang menarik, sesuatu yang baru.

Jadi dia mulai memerhatikan pertarungan enam orang di atas arena itu dengan lebih seksama, mencoba menemukan hal menarik lain dari mereka.

"Hm...?"

Tetapi dia malah menemukan kelompok baru yang baru masuk ke stadium melalui satu dari empat gerbang utama.

Seorang gadis yang sedang diikuti dua Beast besar, putih dan hitam.

Continue Reading

You'll Also Like

25.9K 4.2K 200
Novel terjemahan Lanjutan dari Chapter 201-400 Terjemahan Google Translate dengan sedikit Editan.
3K 825 178
Chapter 951 - [On Going] Translate tidak 100% akurat Jika ada translate yang bikin bingung mohon di maafkan. Update sesuai mood. Moodku bakal naik da...
1.8M 140K 102
Thalia Navgra seorang dokter spesialis kandungan dari abad 21. Wanita pintar, tangguh, pandai dalam memasak dan bela diri. Thalia mengalami kecelakaa...
14K 1.5K 36
AYUMA SYAHIRA RUBY adalah gadis terpandang, putri seorang kyai ternama. Ia dijodohkan dengan JABBARA ALI ASSIDQI yang dingin dan tak menyentuhnya sam...