VENUS [#5 Venus Series]

Oleh RiriLidya

25.2K 2.4K 331

Venus are back! "Only us who can say RED" Bercerita tentang keempat wanita muda yang masih sekolah; Hera Loui... Lebih Banyak

V E N U S
PROLOG
Chapter 1 - Freshman
Chapter 2 - Don't provoke them
Chapter 3 - Matthew's back
Announcement
Chapter 4 - How to get her in your bed
Chapter 5 - The boy on the balcony
Chapter 6 - Alice
Chapter 7 - Young woman with green eyes
Chapter 8 - Help her
Chapter 9 - Help him
Chapter 11 - Her father's lover
Chapter 12 - He's coming
chapter 13 - Frat party
Chapter 14 - Fix himself
Introducing Characters
Chapter 15 - With one kiss
Chapter 16 - Kiss you like this
Chapter 17 - I'll send you to hell
Chapter 18 - A dirty book
Chapter 19 - Don't bet on it
Chapter 20 - Chase you
Chapter 21 - Get rejected
Chapter 22 - Special gift
Chapter 23 - Special gift 2
Chapter 24 - Got her number
Chapter 25 - Girl crush
Chapter 26 - Girl crush 2
Chapter 27 - Joke's on her
Chapter 28 - Looking for my sunshine
Chapter 29 - Confessed
Chapter 30 - Ethan O'Connor
Chapter 31 - Possessive
Chapter 32 - Father and daughter
Chapter 33 - Mr. Coward
Chapter 34 - The days went well
Chapter 35 - Feel like a fool
Chapter 36 - His hunch came to pass
Chapter 37 - Can't scold her
Chapter 38 - Inanna the lazy one
Chapter 39 - Shopping with his future father-in-law
Chapter 40 - BBQ time!
Chapter 41 - Eavesdropping
Chapter 42 - The uncle
Chapter 43 - Rejected
Chapter 44 - The worst date ever
Chapter 45 - Argue and then make up
Chapter 46 - A terror
Chapter 47 - The best meeting place is the toilet room
Chapter 48 - Duel
Chapter 49 - An intern
Chapter 50 - Worry about him

Chapter 10 - 5M

516 74 11
Oleh RiriLidya

Ponsel Hera bergetar tanda pesan masuk di tengah-tengah makan malam mereka. Hera mengambil ponselnya dari dalam saku celana membuat Charles menegurnya.

"Bukankah sudah sering kukatakan untuk tidak membawa ponsel ketika kita sedang makan, Sunshine?"

"Kita jarang makan bersama sampai aku lupa," ujar Hera sambil tersenyum dan Charles hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil menghembuskan napas pendek. Setelah itu Hera membaca cepat pesan yang masuk. 

Beberapa saat berikutnya, dia beranjak dari kursinya sambil meminum air.  "Dad, aku sudah selesai makan. Aku akan keluar sebentar." Hera memeluk ayahnya, Nick, dan William sebelum pergi. Dia tidak mempedulikan Alice dan panggilan Charles. 

Mereka yang berada di meja makan hanya melihat Hera yang berlari kecil menuju lantai atas di mana kamarnya berada.

***

"Apakah sangat buruk?" Hera bertanya.

Saat ini ia berada di taman bermain yang sepi. Karena sudah malam, tidak ada yang datang kemari dan di sini sangat minim cahaya di malam hari. Dia bersandar di tiang ayunan seraya memainkan ponselnya dengan santai.

Lesley berada di sebelah Hera mengenakan hoodie menutupi kepalanya. Ia menendang batu-batu kecil di tanah, tidak ingin menatap Hera. "Ya."

"Seberapa buruk?"

Lesley terdiam sebentar seolah sangat susah untuknya menjawab. "... Ibuku terluka."

Hera sedikit menoleh, jujur saja dia tidak terlalu peduli dengan ibu Lesley karena dia hanya pernah sekali bertemu ibunya. Dan pertemuan pertama mereka saat itu tidak terlalu membuat Hera bersimpati. Tapi Lesley, dia sangat peduli dengan minion-nya.

"Bagaimana denganmu, apa kau terluka?" Dari nada Hera terdengar datar, tapi sebenarnya ia sangat khawatir dengan Lesley.

Lesley tidak menjawab membuat Hera dengan kasar melepaskan tudung jaketnya. Tempat di sana memang temaram, tapi Hera bisa melihat dengan jelas memar biru keunguan di sudut mata dan bibir Lesley. Wajah Hera menjadi dingin.

"Kalian semua harus pergi dari gubuk itu."

Lesley menggeleng. "Aku tidak bisa, ibuku tidak bisa, adik-adikku juga tidak bisa. Biar bagaimanapun dia tetap ayahku."

Ayah Lesley seorang pemabuk. Saat dia normal, dia menjadi ayah yang paling baik, yang paling disukai anak dan istrinya. Tetapi ketika sudah menyentuh alkohol, dia menjadi monster dan ringan tangan. Ayahnya selalu memukul ibunya dan berteriak hingga membuat kedua adik Lesley menangis ketakutan. Dia selalu berusaha melindungi ibunya walau hasilnya ia akan dipukuli juga oleh ayahnya. Alasan mabuk ayahnya hanya satu, karena keadaan ekonomi mereka yang sangat sulit. Ayahnya salah satu karyawan yang di-PHK karena pabrik tempatnya bekerja mengalami kerugian besar. Setelah itu ayahnya mulai keluar masuk penjara karena mencuri. Hera selalu membujuknya untuk meninggalkan ayahnya namun bagi Lesley, seburuk apa pun ayahnya tetaplah ayahnya.

"Aku hanya perlu membantu ayahku mencari kerja yang cocok untuknya."

"Sangat susah untuk ayahmu mendapatkan pekerjaan baru, Lesley .... Bahkan ayahku tidak bisa membantunya."

Lesley mengangguk paham. Dengan temperamen ayahnya, perusahan besar tidak akan menerimanya.

Hera menghela napas. Ia mengambil dompet di dalam tasnya, mengeluarkan beberapa lembar dollar lalu menyerahkannya kepada Lesley.

"Gunakan dulu untuk mengobati kalian berdua."

Lesley menatap dollar demi dollar di tangan Hera tanpa berniat mengambilnya membuat Hera tidak sabar. Dengan paksa ia menaruhnya di tangan Lesley.

"T-terima kasih. Aku ... aku akan mengembalikannya, aku berjanji," Lesley berbisik. Suaranya terdengar bergetar.

"Belajar saja yang rajin. Kemudian temui aku setelah lulus sekolah. Besok aku akan memberikanmu lagi. Sekarang, pulanglah. Ini sudah malam, ibumu pasti mengkhawatirkanmu." Hera mengibaskan tangannya ketika membelakangi Lesley dan berjalan menuju sopir yang sudah menunggunya.

Dengan hidung memerah, Lesley mengangguk patuh dan menatap kepergian Hera. Setelah itu, ia menunduk melihat uang di tangannya sebelum meremasnya dengan perasaan lega.

***

Pagi hari di sekolah, suasana heboh terjadi.

Berita pertama, Helena dan Matthew dikabarkan berkencan dengan bukti beberapa foto di lorong sekolah saat pulang sekolah kemarin. Tentu saja berita ini membuat kehebohan. Saat beritanya sampai ke Venus, mereka segera meminta penjelasan. Namun dengan segera Helena menyangkalnya dan beruntungnya Venus lebih percaya padanya dibandingkan murid-murid yang lain.

Lalu di berita kedua, seorang anak baru tampan, Christian McKale bergabung di klub football sekolah.

Dan berita terakhir yang paling menggemparkan ialah pengagum Hera, seorang pecundang nomor 1 di sekolah, mereka memanggilnya dengan sebutan 5M karena pria itu selalu membuntuti Hera dengan jarak 5 meter seraya membawa sebuah kotak yang mereka tidak tahu apa isinya.

"Crap," Hera bergumam dengan sebatang rokok di jarinya. "Mau sampai kapan dia akan di sana?"

Lesley yang sedang menjaga pintu toilet hanya bisa mengedikkan bahunya. "Aku sudah mengusirnya tapi dia tetap tidak mau pergi."

"Oh shit ...." Hera menunduk menghembuskan asap demi asap.

Ia tidak tahu jika ada pria yang dengan tidak malunya mengikutinya seperti saat ini. Dari gerbang sekolah, pria itu telah menunggunya dengan sebuah kotak kecil yang Hera tahu isinya adalah perhiasan. Dengan datar, Hera melewatinya begitu saja. Tapi yang ia tidak habis pikir adalah pria itu diam-diam mengikutinya dari belakang. Sangat dekat. Hingga Hera menyuruhnya untuk menjauh darinya.

Dan dengan polosnya pria itu bertanya, "Seberapa jauh?"

"Aku tidak ingin melihatmu dalam jarak 5 meter dariku!"

Dia mengangguk. "Oke"

Hera pikir pecundang itu akan pergi, namun nyatanya dia tetap mengikuti Hera yang kali ini dengan benar-benar menjaga jarak mereka dengan jarak 5 meter.

Dan sekarang ia harus bersembunyi di toilet bersama Venus. Sedangkan Lesley dan Sasha berjaga di depan toilet. Mereka sudah berusaha keras mengusir pecundang tersebut hingga dengan terpaksa menerima hadiah untuk Hera. Tapi tetap saja dia tidak pergi.

"Anyway, ini terlihat cantik. Mungkin kau ingin menjadikannya sebagai salah satu koleksimu." Helena membuka kotak tersebut dan memperlihat sebuah gelang yang sangat indah.

Hera mendongak, menatap gelang tersebut sekilas sebelum menggeleng. Hampir saja ia tergoda.

"Ini terlihat mahal," Inanna bergumam dan mendapatkan anggukan dari Diana.

"Terlihat berkilau dan fantastis."

"Cartier edisi musim panas mendatang. Kau yakin tidak menginginkannya?"

Sialan ....

Sungguh sialan!

Tentu saja Hera menginginkannya. Tuhan yang lebih tahu seberapa inginnya Hera. Tangannya sudah gatal ingin merampas gelang tersebut dari Helena. Cartier. Edisi musim panas 5 bulan lagi. Yang hanya 40 gelang di seluruh dunia.

Oh sialan.

Dengan frustasi Hera menghembuskan asap hingga membuat Diana mengernyit.

"Tempat ini tertutup, Beauty. Berhentilah merokok. Terlalu banyak asap di sini."

Hera mendengus tidak suka, tapi tetap mendengarkan Diana. Ia membuka tutup closet dan membuang puntung rokoknya di sana.

Helena menyerahkan kembali kotak perhiasan kepada Hera. "Simpanlah."

"Kau pikir aku akan mengambilnya?"

"Tentu saja." Melihat Hera masih ragu-ragu, Helena memanggil Lesley. "Lesley, kembalikan lagi pada 5M-"

Helena tertawa saat Hera merampasnya dari tangannya lalu memasukkan ke dalam tasnya sambil mengumpat pelan. Begitu pun Inanna dan Diana. Mereka tertawa kecil seraya menggelengkan kepala mereka.

"Sialan ...," Hera kembali mengumpat masih tidak percaya dengan kelakuan tangannya sendiri.

"5M?" Inanna menaikkan sebelah alisnya.

"Lesley bilang namanya itu." Helena mengedikkan bahunya.

Ketika Inanna menatap Lesley, Lesley pun menjelaskan, "Semua orang mulai memanggilnya 5M. Dan, aku tidak tahu siapa nama aslinya."

Sasha membuka pintu kemudian berkata kepada Venus yang seketika merasa lega. "Dia sudah pergi."

"Oh, akhirnya kita bisa masuk ke kelas." Inanna berdecak dan keluar duluan dibuntuti yang lain.

*TBC*

Jangan lupa follow akunku Riri Lidya dan juga instagramku: ririlidya7

Suka chapter ini? Mau aku rajin update???

Vote ⭐️ spam komen 💬 dan share ⌲

Happy reading, Loves!

Riri Lidya:*

Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

1M 16K 27
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
1.7M 123K 48
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
280K 26.3K 31
[JANGAN LUPA FOLLOW] Bulan seorang gadis yang harus menerima kenyataan pedih tentang nasib hidupnya, namun semuanya berubah ketika sebuah musibah me...
541K 58.3K 23
Berkisah tentang seorang Gus yang dikejar secara ugal-ugalan oleh santrinya sendiri. Semua jalur ditempuh dan bahkan jika doa itu terlihat, sudah dip...