DIRGANTARA (SELESAI)

Sofie715 द्वारा

929K 60.3K 6.4K

[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA, KARENA SEBAGIAN CHAPTER SUDAH DI PRIVAT❤️] "Burung yang sudah tertangkap, tidak... अधिक

P r o l o g
1.Tatapan Mata
2.Dirgantara
3.Masalah
4.keroyokan
5.Leopard
6. Pertarungan (1)
7.Pertarungan (2)
8.Keluarga
9.Awal masalah
10.Rasa ketakutan
11.Begajulan Leopard
12. Perseteruan
Cast of story
13.Hukuman
15. Permulaan
16. Peliharaan?
17. Kedatangan Talos
18. Diserang! (1)
19. Diserang! (2)
20. Secarik kertas
21. Bermain?
22. Bajingan
23. Anjing peliharaan
24. Bertemu lagi?
25. Insiden
26. Sentuhan
27. Tercium
28. Pelukan kedua
29. Sisi baiknya
30. Giliran pipi?
31. Dia, siapa?
32. Nervous
33. Kerja bakti sekolah
34. Melindungi, atau menyakiti?
35. Kekangan Dirga
36. Tidak rela?
37. Amarah Dirga
38. Diluar kendali
39. Nggak sengaja, katanya?
40. Kehangatan Dirga
41. Dia demam
42. Sipeneror cokelat
43. Marah?
44. Perdebatan
Baca, harus teliti
45. Rengkuhannya
46. Hilangnya senyuman
47. Sebatas kasihan?
48. Takdir cinta
49. Dua hati?
50. Lembaran baru
51. Hari bahagia
52. Merelakan
53. Ikatan pertemanan
54. Pembuktian cinta
55. Malam bersamamu
56. Janji sang senja
57. Hari tanpa Dirga
58. Malam kehancuran
59. Dekat, tapi jauh
60. Hanya kamu
61. Tercerai-berai
62. Hanya sesaat
63. Takdir yang berbicara
64. Kejutan semesta
65. Suka dan Duka
E p i l o g
Kabar gembira? Atau...
Spin off
New story!
Halo...

14.Pertemuan kedua

13.4K 900 32
Sofie715 द्वारा


Please, walaupun masih jarang ada adegan romance, aku harap kalian gak pernah bosen sama setiap chapternya ya. Kalo bosen, pasti ujungnya berhenti ditengah jalan-_

⚫HAPPY READING ⚫

Esok paginya, Alexa berangkat ke sekolah lebih awal dari biasanya. Masih sepi, dan tak banyak siswa yang sudah datang. Tangan kirinya masih terbungkus perban, karena keadaan gadis itu belum sepenuhnya membaik. Lukanya belum kering dan masih mudah perih ketika tersentuh.

Hari ini dia tidak berangkat dengan Steven. Sebab, ia ada perlu mencari sesuatu di gudang.

*****

Dirga menghela nafas. Merasa jengah, ketika banyak tumpukan surat beserta amplop dengan riasan love yang menjijikkan memenuhi lokernya.

Belum waktunya dia berangkat, tetapi karena dasinya tak sengaja tertinggal, Dirga harus mengambilnya. Malas sebenarnya jika harus berangkat pagi, niat dia juga akan kembali ke Warkop kang Casmo lagi nanti.

Jika bukan karena dasi, dia juga enggan. Walau penampilan urakan, Dirga seringkali menggunakan dasi dan mengutamakannya. Nyaman saja, itu katanya.

Setelah menutup lokernya, Dirga segera memakai dasinya secara asal sembari berjalan. Dia akan keluar dari gerbang sekolah, lalu kembali ke teman-temannya

*****

Alexa memasang wajah kesal ketika usahanya tak membuahkan hasil, alias sia-sia. Gadis itu keluar gudang dengan wajah tertekuk sebal. Merutuk disepanjang jalan yang dilewati. Untung saja masih pagi, jadi masih jarang sekali siswa yang berkeliaran.

“Terus, aku mau ngapain pagi-pagi gini?” cibir Alexa kesal sendiri, “Ocha sama Chelsy pasti belum berangkat,” tambahnya.

Ditengah kekesalan melanda, mendadak Alexa tersadar. Bahwa suasana hari ini masih sangat pagi, matahari belum sepenuhnya nampak bersinar diatas sana. Awan-awan masih sedikit menghalangi pancaran sinar itu, membuat hawa koridor panjang yang dipijaknya kini berubah menjadi horror.

Ditambah, lantai koridor lembab terkena genangan-genangan air yang disebabkan guyuran hujan tadi malam. Kemungkinan, ganteng-gantengnya sudah bocor. Ish dasar sekolahan miskin!

Bulu kuduk Alexa berdiri. Gadis itu menyentuh tengkuknya yang tiba-tiba tertiup angin. Ia menatap sekelilingnya gusar, mulai merasa was-was dengan keadaan.

Alexa tidak pernah melihat hantu atau kalangan iblis lainnya. Yak, tentu saja! Karena dia tidak mempunyai kelebihan seperti indigo, atau memiliki indera keenam yang intinya bisa melihat makhluk dari dunia lain.

Gadis itu mengedarkan pandangan berharap ada satu atau dua siswa/siswi yang ada disana. Jujur, Alexa gemetaran!

Apalagi saat mengingat, bahwa konon katanya koridor panjang inilah yang sering dipergunakan kuntilanak untuk menyeret rambut 100 meter nya dari gudang. Mama, toloooong!

Ditambah, mitos-mitos lainnya yang beredar, contohnya seperti ada kepala-kepala gaib tanpa tubuh yang tergantung di sisi-sisi dinding koridor dan organ-organ tubuh orang Belanda yang tergantung disana. Aish! Kenapa harus mengingat sih!

Alexa mempercepat laju langkahnya, ia harus cepat-cepat sampai dikantin atau setidaknya ditempat yang ramai akan orang-orang. Jika sepi seperti ini, dia___

Sebentar sebentar.....
Apa itu?
Mata Alexa memicing.

Dari kejauhan, dia melihat sesosok dengan aura maskulin yang pekat tengah berjalan berlawanan arah dengannya. Dia sesosok, yang menambah suasana kali ini kian menjadi horror stadium akhir!

Damn!
Bagaimana ini? Alexa harus bagaimana? Alexa panik! Alexa gemetaran! Alexa ketakutan!

Itu adalah Dirga, iblis jelmaan Lucifer yang berpura-pura menjadi manusia. itu yang pantas untuk menggambarkan sesosok Dirga bagi Alexa.

Sumpah, lukanya saja masih belum sembuh, bagaimana jika kali ini Dirga menyuruh Alexa untuk memotong kepalanya sendiri? Bagaimana? Bagaimana?!

Alexa sendirian, tidak ada Steven, Ocha ataupun Chelsy yang bisa membantunya. Tamatlah sudah riwayat hidup.

Alexa menunduk, berusaha tidak menyadari keberadaan Dirga yang kini sudah sangat dekat dengannya.
Tinggal dua langkah lagi, langkah mereka sejajar.

Peluh mendadak mengalir deras dari pelipis Alexa. Deru nafasnya tak beraturan, hatinya berguncang, tubuhnya lemas tak berdaya, aura Dirga begitu terintimidasi hingga membuat si korban lemah tak berdaya.

Sukses!
Mereka sudah sejajar. Alexa bernapas lega, ketika hendak melangkah sepertinya Dirga memang tidak menyadari keberadaannya. Syukurlah, dia__

Srett

Bugh!

Sial, dugaan Alexa meleset.
Dirga menahan tangannya, lalu laki-laki itu benturkan tubuh Alexa ke tembok koridor dengan keras.

Dada Alexa naik turun karena terkejut sekaligus panik. Dia tidak menyangka jika Dirga ternyata menyadari keberadaannya. Punggungnya sedikit ngilu akibat benturan tak manusiawi itu.

Dia mendongak tinggi-tinggi sembari mengerjap. Sebab, Dirga memang sangatlah tinggi. Jantungnya kali ini berpacu sangat kencang. Dia nyaris tidak bisa mendeskripsikan seberapa kencangnya jantungnya berdetak.

Dirga tersenyum miring, mengejek. Dipandanginya gadis didepannya dengan tatapan rendah. Dia kira, Dirga tidak bisa melihatnya?
Cuih! Memangnya Dirga buta?!

“D-Dirga, lepash!” Alexa memberontak saat tangan kekar itu mencekik lehernya kasar. Kedua tangannya berusaha menahan tangan Dirga, agar terlepas dari lehernya.

“L-LEPASH!!”

Dirga diam tanpa sedikitpun ekspresi. Laki-laki itu menatap nanar wajah Alexa yang dipenuhi keringat, serta ekspresi penuh permohonan dengan datar. Tidak ada niatan, untuk Dirga melepas cekikannya itu.

Alexa terbatuk, wajahnya merah padam. Ia merasa sesak ketika Dirga tak kunjung melepaskannya. Gadis itu tidak berdaya untuk berbicara, ia sibuk memberontak agar lolos dari cekikan Dirga.

Dirga berhenti mencekiknya.
Kini, tangan kekar itu beralih mencengkeram kuat kedua pipi Alexa. Mengapitnya, agar Alexa tidak mampu untuk berbicara.

Alexa diam dengan kedua mata terpejam erat. Dia pasrah, dia pasrah!

“Sampai kapanpun, lo nggak bakalan lepas dari gue,” santai namun mengerikan. Nada bicaranya membuat siapapun lawannya tidak bisa berkutik, sungguh!

Mata Alexa terbuka. Iris mereka saling menumbuk seolah akan beradu. Jauh berbeda sekali tatapan mereka. Yang satunya sendu, dan yang satunya bengis, jelas tidak bisa saling berbicara. 

“Dengar, Alexa.” Peringat Dirga serius.

Alexa memperhatikan ragu-ragu.

“Burung yang sudah tertangkap, tidak akan bisa lepas dari sangkarnya. Kecuali, pintunya terbuka,” kata Dirga masih dengan wajah tanpa ekspresinya. Jadi, Alexa bagaikan burung dalam sangkar ya?

“Gue, nggak akan pernah lepasin lo. Karena lo, peliharaan gue.”

Alexa menggeleng keukuh. Sudut-sudut matanya mengeluarkan air mata. Dalam hati, ia menjerit keras.

Dirga melepaskan cengkraman pada pipinya kuat, hingga wajah Alexa berpaling dengan rambut yang menutupinya.

Gadis itu berusaha menyingkir dari hadapan Dirga. Tapi laki-laki itu menghalang dengan tangan kirinya. Lalu, Alexa berusaha keluar dari jalur kanan, lantas Dirga tetap menghalanginya dengan tangan kanan.

Alexa terkunci, dia tidak bisa bergerak sekarang. Kedua tangan besar itu sudah berada disisi-sisi tubuhnya. Sangat mustahil untuk Alexa agar bisa keluar.

Dirga menundukkan kepalanya agar lebih sejajar dengan wajah gadis itu. Membuat jantung Alexa berdetak lebih kencang sedemikian. Kedua kaki serta tangannya bergetar akibat wajah bengis itu yang terlalu dekat dengannya. Dia berusaha keras, untuk tidak menonjok wajah bajingan itu.

Dengan kedua tangan yang masih menghalang, Dirga berkata, “ya gue hampir lupa. Lo pernah janji, buat nurutin semua perintah gue kan?” tanya Dirga setengah meledek.

Alexa terbungkam. Dirga tertawa remeh dengan memalingkan wajahnya sebentar.

“Lo bodoh, gampang lupa,” ujar Dirga sarkas. “Karena lo udah janji, semua perintah gue, wajib lo turutin. Lo sendiri yang mau,” lanjut Dirga yang membuat Alexa kalah telak.

Alexa muak
Alexa kesal
Alexa marah!

Apa-apaan Dirga ini?
Mengendalikan hidupnya seenak jidat. Memangnya dia siapa?
Ya, walaupun tak ayal Alexa memang pernah mengatakan janji itu. Tapi__

Alexa sudah tidak tahan. Dia tidak kuat!

Terserah, setelah ini Dirga akan menyayat-nyayat tubuhnya atau tidak, Dengan sekuat tenaga, Alexa mengeluarkan seluruh keberaniannya terang-terangan.

Duakgh!!

“ARGHSS!!”

Alexa menendang kuat-kuat 'bagian tengah' tulang selangkangan laki-laki itu, membuat dia menyingkir dari hadapan Alexa. Saat Dirga menggerang, dia berusaha lari untuk menghindar.

“BANGSAT!!!” umpat Dirga keras.

“ALEXA BAJINGAN!!”

Alexa berlari sekuat tenaga agar bisa kabur. Kakinya bergetar hebat, membuat laju larinya tetap saja lamban.

Dirga tidak melepaskannya begitu saja, walau masih terasa nyeri, laki-laki itu bersikeras berlari mengejar Alexa. Sumpah! Dirga akan membalas.

“Lari lari lari!!” Alexa menyuruh diri sendiri. Tubuhnya gemetaran, dia masih sibuk berlari untuk menghindar. Tapi percuma, kekuatan Dirga masih diatas kekuatannya. Walau laki-laki itu sedang kesakitan, dia tetap bisa menggapainya.

Srett!

“KYAAAAA!!!”

BUGH!

Sial. Genangan air hujan membuat segalanya hancur. Saat Dirga menarik tangannya untuk menangkap, mendadak laki-laki itu terpeleset hingga terjengkang sembari menarik kuat tangan Alexa.

Alhasil, gadis itu ikut terjatuh dengan tubuh telungkup diatas tubuh terlentang Dirga. Itu Alexa yang berteriak. Walaupun jatuh, Dirga tetap diam tanpa teriakan.

Alexa tercekat. Gadis itu menahan nafas, ketika pucuk hidung keduanya nyaris saja bersentuhan. Jarak wajah mereka sangat dekat.

Alexa membisu melihat wajah Dirga dengan jarak sedekat sekarang. Laki-laki itu memiliki kedua alis hitam yang tebal, hidung mancung bagai aktor. Rahangnya sangat tegas, Dan juga, sorot matanya terkesan tajam.

Alexa akui....
Dirga memang tampan. Entah kenapa, aura yang ditimbulkan sangat berbeda dengan laki-laki lain. Dia memiliki ciri khas ketampanan sendiri.

Alexa tidak bisa berkutik. Seolah, semua pergerakannya mati. Gadis itu masih diam, begitupun Dirga yang sama sepertinya.

Iris kelam Dirga menyorotnya dengan tatapan menuntut. Seolah, memerintahkan Alexa untuk segera menyingkir dari atas tubuhnya lewat isyarat tatapan mata.

Tapi Alexa tetap diam. Menyorotnya dengan tatapan kagum tanpa sedikitpun rasa bersalah.

Namun tanpa sadar, tangan Dirga masih tetap memegang pergelangan tangan Alexa yang ditariknya tadi.

“ASTAGHFIRULLAHALADZIM!!!” Cecep menjerit histeris.

“KALIAN MAU NGAPAIN WOY?!!”

Sontak, teriakan keras itu membuat Alexa tersadar lalu menyingkir cepat dari tubuh Dirga. Gadis itu gelagapan, tau-tau gerombolan Cecep sudah datang dan menonton.

Setelah itu, disusul Dirga yang bangun dari lantai koridor. Celana dan juga kemeja sekolahnya basah terkena genangan air itu. Sialan! Dia yang kena, Alexa yang tidak kena.

“ASTAGHFIRULLAH, ASTAGHFIRULLAH, BAWA KE KUA, BAWA KE KUA!!!” Wahyu panik.

“ISTIGHFAR BOS, ISTIGHFAR!! INI SEKOLAHAN, BUKAN RANJANG!!!”

Raja dan Ronald kompak berpandangan. Lalu mengedikan bahunya acuh. Mereka semua mendekat kearah Dirga dan Alexa berdiri.

Gadis itu meringut ketakutan. Dia malu, sekaligus panik. Kedua tangannya panas dingin menahan getaran.

“A-aku minta maaf. Aku pergi dulu, ada urusan,” ujar Alexa gelagapan secara asal. Dia juga tidak tahu kenapa justru dirinya yang meminta maaf, aish masabodohlah.

Alexa hendak melangkah, dan menyingkir dari kumpulan macan tersebut. Tetapi mendadak, telapak tangan kirinya yang masih terbalut perban tercengkeram kuat-kuat oleh tangan seseorang dari belakang.

“S-sakit Dirga, sakit!” Alexa menggerang menahan perih.

Lukanya belum sembuh total, masih sangat rawan untuk tersentuh. Apalagi ini bukan sentuhan, melainkan cengkeraman seorang iblis!

Ah, Dirga bukan hanya macan ternyata, melainkan iblis juga.

“Lo!__”

“UDAH BOS UDAH!! LO MASIH BELUM PUAS? BIARIN DIA PERGI BOS, BIARIN!! KASIAN ATUH!!” Cecep menahan tangan Dirga, hingga melepaskan cengkeramannya itu.

“BENER KATA CECEP BOS!! DIA KESAKITAN BOS, DIA BILANG SAKIT!! UDAH BOS, KASIAN!!! DIA ANAK ORANG!!” Wahyu ikut andil.

Alexa akhirnya terlepas, lalu berlari sekuat tenaga agar menjauh. Dia gemetaran sembari menahan perih yang amat terasa.

“Bos,” panggil Cecep menyentuh bahu pemimpinnya pelan.

Dirga menoleh, dengan kilatan tajam dimanik matanya.

“Ayuk, kita selesaikan ini di KUA.”

*****

Terlalu sibuk menoleh kebelakang berulang-ulang, untuk memastikan apakah Dirga benar-benar tidak mengejarnya atau tidak. Alexa berhasil menumbuk tubuh dua orang diwaktu yang bersamaan.

Brugh!

“Aduh!!”

Tubuh ketiganya terpental.

“E E E, KALO JALAN YANG BENER DONG! LIAT KEDEPAN, JANGAN KEBELAKANG!! GIMANA SIH KAMU, KAYA ORANG DIKEJAR SETAN A__”

“Alexa?” Ocha membeo tanpa melanjutkan caci makinya.

Alexa mengangkat wajahnya dengan raut gelisah. Menatap kedua orang yang ternyata adalah Ocha dengan Chelsy, sahabatnya. Huftt, syukurlah.

“O-ocha, Chelsy!” Tanpa aba-aba, Alexa lebih dulu berhambur memeluk kedua sahabatnya erat. Menenggelamkan semua rasa ketakutan yang dihadapinya tadi.

Ocha dan Chelsy kompak berpandangan. Mereka sama-sama mengangkat kedua alisnya bingung.

“Al, kamu baik-baik aja kan?” tanya Chelsy memastikan.

“K-kamu kenapa sih Al? Apa yang___ Eh?! Tangan kamu berdarah!!” Ocha histeris saat tak sengaja menatap telapak tangan Alexa yang memeluknya.

Lantas, Alexa melepaskan pelukannya itu lalu membalikkan telapak tangannya yang tertutup perban.

Benar saja, darah berwarna merah pekat merembes keluar dari dalam balutan perban. Tidak terlalu banyak, tapi cukup jelas untuk terlihat. Pantas saja, Alexa merasakan perih tadi.

Cengkeraman Dirga terlalu kuat, hingga luka yang nyaris mengering pun kembali basah.

-
-
-
-
To be continued

Btw soal mitos mbak Kunti itu ada di SMP aku dulu loo. Nggak 100 meter, intinya panjang banget katanya.

Terus yang kepala itu memang ada, cuman pas dulu aing SMP itu kepalanya katanya nancep dibesi-besi gerbang masuk bukan koridor. Serem kan? Au ah!

Coment yang banyak dong geys😌

पढ़ना जारी रखें

आपको ये भी पसंदे आएँगी

MARSELANA kiaa द्वारा

किशोर उपन्यास

894K 48.2K 52
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
21+ Sepupuku Jago Goyang VpussY द्वारा

किशोर उपन्यास

322K 587 28
Putri harus melanjutkan kuliahnya di kota, dia memutuskan untuk pergi ke rumah sepupunya. awalnya berjalan baik hingga saat setelah Putri menitipkan...
KANAYA (REVISI) liaa0415 द्वारा

किशोर उपन्यास

2.4M 143K 42
Kanaya Tabitha, tiba tiba terbangun di tubuh seorang figuran di novel yang pernah ia baca, Kanaya Alandra Calash figuran dingin yang irit bicara dan...
My Sexy Neighbor F.R द्वारा

किशोर उपन्यास

438K 5.2K 22
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+