Heroes - BnHA Fanfict (Comple...

De slayernominee

63.5K 7.6K 607

Midoriya tidak menyesali dirinya yang merupakan seorang quirkless. Penyesalan seumur hidupnya justru terletak... Mais

Prolog
•1•
•2•
•3•
•4•
•5•
•6•
•7•
•8•
•9•
•10•
•11•
•13•
•14•
•15•
•16•
•17•
•18•
•19•
•20•
•21•
•22•
•23•
•24•
•25•
•26•
•27•
•28•
•29•
•30•
•31•
•32•
•33•
•34•
•35•
•36•
•37•
•38•
--First Route--
--Second Route--
**Vote Room**
•••••
-New VillainDeku-

•12•

1.4K 175 11
De slayernominee

.
.
.
.
.

Anak2 ua kembali ke sekolah melewati jalur belakang agar tidak menyita perhatian siswa lain.

Satu persatu mereka turun dari bus. Langkah mereka berat dan beberapa sedikit pincang karena cedera kaki. Kostum mereka kusut, dengan noda debu atau tanah dan basah terkena air. Lecet di kulit juga menghiasi penampilan sepulang dari gedung usj.

Present mic dan midnight memandu dan membantu murid2 mereka dengan tenang. Karena luka2 sudah diobati sebisa mungkin, mereka dikumpulkan di sebuah ruangan besar yang jauh dari kelas lain agar tidak mengganggu pelajaran setelah berganti baju.

"sementara kalian beristirahatlah disini dulu. Agar tidak menimbulkan kepanikan untuk siswa lain, para sensei baru akan memberitahu soal ini pada mereka esok hari. Kami akan mengambil obat, makan dan minum untuk kalian. Jangan berisik, ya? "

"ha'i, sensei... "

Kelas 1A langsung duduk kelelahan di lantai. Mereka mengerang lelah dan tidak sedikit yang terkantuk2.

"hah... kacau... " gumam jiro.

"benar... siapa yang menduga latihan diluar kita akan kedatangan villain sebanyak itu? " ujar momo.

"apalagi beberapa dari mereka sangat kuat! Terutama si kabut hitam dan pria berambut tosca kusam itu... aizawa sensei sampai terluka parah..." kata uraraka.

"13 sensei juga dalam kondisi gawat.. kuharap mereka baik2 saja. Gero. "

"untungnya tidak ada satupun dari kita yang terluka parah. " iida menyaut dari tempat dia duduk.

"meski luka2 kecil ini juga menyakitkan, aku tidak menduga akan dihajar villain. " kaminari mengusap pipinya yang ditempel plester luka.

"aku tahu jika suatu saat kita pasti akan berurusan dengan villain, tapi tidak secepat ini. " kirishima memijat pundaknya.

Selama satu jam mereka sibuk bicara soal kejadian tidak terduga di gedung usj yang mereka alami secara langsung.

Setelahnya mereka benar2 lelah dan mulai banyak yang berbaring untuk istirahat. Beberapa saat kemudian sensei datang membagikan makan dan minum. Anak2 yang masih memiliki luka terbuka segera diobati.

Aizawa dan 13 mendapat perawatan intensif di rumah sakit besar. Kondisi mereka cukup buruk hingga belum ada berita pasti soal mereka akan cepat sembuh atau tidak. Namun setidaknya bantuan recovery girl akan sangat membantu.

Iida menyerahkan minum pada todoroki dan bakugou yang bersandar di dinding putih ruangan itu.

"arigatou. " ujar todoroki pelan. Iida mengangguk. Bakugou hanya menerima tanpa berkata2.

Mereka berdua membuka tutup botol dan minum tanpa berujar sepatah kata pun.

.
.
.
.
.

Snipe sensei merebahkan midoriya di tempat tidur uks perlahan. Hero itu mencari kompres instan di lemari obat, membuka satu dan menempelkannya di kening midoriya.

Setelah memastikan gadis itu diselimuti dengan baik dan jendela terkunci dengan tirai terbuka, snipe keluar meninggalkan midoriya sendiri untuk istirahat karena banyak yang harus dia urus. Dia akan kembali lagi nanti jika recovery girl belum pulang dari rumah sakit.

Berjalan beberapa langkah dari uks, snipe menemui cementoss. "snipe, kepala sekolah memanggil kita untuk rapat darurat. "

"baiklah. "

"bagaimana dengan siswi yang tadi kau bawa? "

"dia tengah beristirahat. Sebenarnya dia masih belum bangun, tapi aku akan kembali lagi nanti. "

"apa boleh buat, recovery girl sibuk di rumah sakit. "

"maka dari itu aku membantu sebisa mungkin. Ayo, sepertinya sudah banyak yang berkumpul. "

.
.
.

Sekitar sepuluh menit kemudian, midoriya membuka matanya lemah. Dengan sayu dia melihat pada langit2 ruangan yang tidak asing. Dia sudah tidak heran lagi karena dia yang meminta untuk dibawa kesana tadi.

Midoriya merasa keningnya sejuk, dan tangannya menyentuh kompres demam saat bergerak memeriksa.

Uks sangat sepi, hanya dia yang ada disana.

Gadis itu menghembuskan nafasnya yang hangat, dan berniat kembali tidur.

Namun ponselnya yang ada di saku seragamnya berdering menerima pesan.

Midoriya merogoh ponselnya dengan susah payah dan membuka pesan dengan mata sedikit buram. Dia memejamkan sebelah mata karena pandangannya tidak bisa fokus.

Isi pesan itu cukup membuatnya terkejut.

"aku tidak ikut dalam permainan shigaraki tadi. Jadi, karena aku sangat ingin tahu wajah teman2mu, aku akan datang ke sekolahmu, bagaimana? Aku hanya ingin melihat, tidak akan berulah. Sebentar lagi mungkin aku akan ada di suatu tempat di sekolahmu."

Midoriya tidak habis pikir sebegitu keras kepalanya dabi ingin mengetahui siapa yang dekat dengan dirinya.

Meski dalam pesan disebutkan dia tidak akan mengacau, tapi midoriya meragukan perkataan barusan.

Midoriya menggertakkan giginya pelan dan menyibak selimut.

Dia harus mencegah dabi masuk ke sekolahnya.

.
.
.
.
.

Bakugou selesai menghabiskan makannya dan meneguk air di botol minumnya. Setelahnya dia meletakkan botol di sebelahnya dengan isi yang tersisa seperempat.

Otoko itu melihat anak2 lain sudah tertidur atau diam terkantuk2. Ruangan sangat hening. Bakugou berdiri dan berjalan keluar.

"kemana kau akan pergi? " tanya ojiro yang masih bangun.

"kamar mandi. " jawab bakugou singkat.

"baiklah, akan kuberitahu yang lain jika mereka bertanya. "

"hm. " bakugou membuka pintu dan menutupnya pelan setelah keluar.

Langkahnya berbelok ke arah kamar mandi terdekat.

Bakugou memperhatikan lorong tempat dia melangkah, itu dekat dengan uks. Dia berpikir untuk sedikit melihat keadaan midoriya sebelum pergi ke kamar mandi.

Semenit kemudian dia tiba di depan uks. Dia mengetuk pelan dan tidak mendapat jawaban dari dalam. Bakugou mengira recovery girl pergi dan midoriya masih tidur hingga dia memutuskan membuka saja pintunya.

Memeriksa setiap tempat tidur yang ditutupi tirai tipis, bakugou tidak menemukan siapapun hingga tempat tidur terakhir. Alisnya mengernyit bingung.

"dia seharusnya disini. " gumamnya.

Saat bakugou melangkah mundur, kakinya menginjak sesuatu. Bakugou mengangkat sebelah kakinya yang menginjak sesuatu itu.

"kompres demam? " ujarnya heran.

Otoko itu mengambil kompres itu dan merasakan bahwa benda itu masih dingin. Belum digunakan terlalu lama.

"apa ini dia yang pakai? " bakugou mengernyit. Dia kemudian memeriksa salah satu tempat tidur. Dia baru sadar jika bantalnya terlihat bekas lekuk kepala. Selimutnya juga tidak ditata dengan rapi.

Dia kemudian sadar. "jangan2... " bakugou curiga. Dia langsung pergi dari uks.

.
.
.
.
.

Midoriya berjalan cepat di sepanjang lorong sepi. Dia selalu melihat keadaan sebelum melewati jalan itu agar tidak ada orang lain yang melihatnya.

Dia harus cepat jika tidak ingin terlambat mencegah dabi datang.

Midoriya bisa tiba didekat pintu keluar dengan lancar, namun masalahnya adalah satpam penjaga. Pintu belakang tetap dijaga meski jarang dilewati. Dia tidak akan diperbolehkan keluar apalagi melihat kondisinya.

Dia harus memikirkan jalan lain.

Midoriya melihat sekitarnya dan mendapat ide.

Cara klasik, melempar batu untuk mengalihkan perhatian penjaga dari kejauhan. Ketika penjaga datang memeriksa dia akan pergi melewati pintu keluar. Karena pintu keluar tengah terbuka untuk jalur bus keluar dari sekolah, midoriya bisa langsung melewati tanpa harus susah payah membukanya.

Meski sempat ragu rencananya akan berhasil, namun ternyata berjalan mulus. Midoriya berlari secepat mungkin menerobos pintu. Penjaga sadar jika ada murid yang keluar.

"hei, berhenti! " seru penjaga, namun midoriya sudah tidak terlihat.

Bakugou datang mendengar suara teriakan penjaga. "apa barusan ada siswi yang keluar? " tanyanya.

"kau...anak jurusan hero? Kau harusnya istirahat, kenapa ada disini?"

"pak, saya tanya apa ada yang keluar barusan? " bakugou mulai emosi.

"eh iya, sepertinya ada. Tapi dia sudah tidak terlihat saat kuperiksa. "

Bakugou berdecak dan berlari keluar pintu. Penjaga tambah panik melihat ada satu anak lagi yang keluar. "hei!!"

"akan kubawa dia kembali!" seru bakugou dari kejauhan. Meninggalkan penjaga yang kebingungan akan apa yang terjadi.

.
.
.
.
.

Midoriya berhenti sejenak setelah lari kencang dan sudah cukup jauh dari sekolah. Dia limbung dan bersandar pada pagar tinggi sebuah bangunan.

Dengan kepalanya yang pening, midoriya berpikir jalan mana yang dabi lewati untuk menuju ua.

Villain itu tidak akan mengenakan kendaraan umum, pasti berjalan kaki. Menurut perhitungannya, dabi seharusnya tidak jauh dari tempat dia berada.

Midoriya menjauhkan diri dari pagar dan kembali memaksakan kakinya berlari setelah mendapat satu perkiraan jalan yang dabi lalui.

Dan kemudian,

Dugaannya benar.

Dia melihat dabi berjalan 20 meter darinya di sebuah gang kecil yang sepi.

Midoriya sudah sangat lelah, kehabisan nafas dan juga hampir tidak bisa berdiri karena kepalanya serasa berputar.

Dabi menyeringai tipis melihat siapa yang jauh2 datang.

"wah2, apa yang kau lakukan disini, midoriya? " ujarnya saat jaraknya tersisa 10 meter. "kau terlihat sangat buru2, dan hebat juga kau tahu dimana aku berada. "

Midoriya menahan dirinya tak jatuh dengan tangan di dinding gang. Nafasnya masih belum stabil. "touya...san... "

"apa ini, apa kau mencegahku datang setelah membaca pesanku itu? " dabi berhenti tepat didepan gadis itu.

"permainan shigaraki sudah usai... kau juga tidak seharusnya datang untuk menambah kekacauan... "

"oh, jadi dia gagal membunuh all might? Ah, sayang sekali. Tapi kau sudah baca jika aku datang hanya untuk melihat teman2mu kan? Aku tidak akan mengacau. "

"tidak mungkin... kau berbohong, bukan? "

"sebegitunya kau tidak mempercayaiku? "

Midoriya tidak menjawab karena pandangannya buram.

"oh, astaga. Lihat dirimu, kau nampak berantakan. " dabi menyentuh wajah midoriya. "hm, kau demam? "

Midoriya menepis tangan dabi dengan tenaga yang tersisa. "tidak. Touya-san, kau tahu aku datang untuk menghentikanmu, kalau kau sudah mengerti, maka jangan pergi lebih jauh dari ini. "

"aku tahu, tapi aku tidak harus menurutimu. "

"touya-san. " midoriya berkata serius dan menatap dengan manik hitamnya.

Dabi menyeringai melihat tatapan itu. "baiklah... " dia memegang tangan midoriya. Saat gadis itu hendak kembali menepisnya, dabi mencengkeram erat. "...kalau kau ingin aku menjauh dari sekolahmu..." mulutnya bergerak mendekati telinga midoriya. "...beri aku izin untuk sebuah hal. "

Midoriya melirik dabi yang tengah berada di samping wajahnya dengan mengernyit pening. "apa? "

Dabi kemudian kembali menatap wajah midoriya yang memerah karena demam. "let me taste your lips."

Midoriya membelalak terkejut, dia hendak menjauh namun dabi sudah lebih dulu memeluk pinggangnya dengan satu tangan dan tangan lain mengangkat dagunya keatas.

"touya...san! " midoriya mendorong2 bahu dabi dengan dua tangan, namun tenaganya terlalu lemah untuk ukuran tubuh otoko itu. "lepaskan! "

"jadi kau lebih pilih aku datang melihat teman2mu? "

"tidak! Jauhi mereka dan lepaskan aku! "

"ah, itu tidak sepadan. Aku yang dirugikan. " dabi semakin mendekatkan wajahnya.

Midoriya menggunakan dua tangan untuk mendorong jauh wajah dabi, namun dengan mudah satu tangan otoko itu mampu mengunci dua tangannya sekaligus agar berhenti mengganggunya.

Midoriya hanya bisa terus menghindar dengan memundurkan kepala dan bergantian menengok kanan kiri sebagai upaya terakhir.

Namun itu membuat dabi kesal.

Villain itu menghentikan gerakan kepala midoriya dengan memegang dagunya kencang. "jangan membuatku harus kasar padamu, midoriya. "

Dabi mengusap bibir midoriya dengan ibu jarinya. Midoriya dengan seluruh tenaga terakhirnya masih terus berontak sebisa mungkin. Kali ini benar2 upaya terakhirnya, menutupi mulutnya dengan dua tangan rapat2. Dabi benar2 kesal.

"kau–"

Saat dabi berpikir untuk bertindak kejam dengan menggunakan quirknya, dia mendengar teriakan keras yang diikuti hantaman keras di wajahnya.

.
.
.
.
.

Bakugou mulai kesal saat dia kehilangan petunjuk kemana midoriya pergi. Dia sudah berhasil membuntuti namun gadis itu hilang dari pandangannya saat dia sempat tersandung tadi.

"sial! Kemana si deku itu?! " serunya kesal. Untungnya daerah dia berada sedang sepi, hingga tidak ada yang mendengar teriakannya.

Bakugou mulai berjalan pelan2 sambil mengecek setiap belokan. Dia kesal gagal membuntuti dengan benar.

Samar2 dia mendengar suara teriakan perempuan. Tidak terlalu keras, namun bisa dia dengar karena suasana sangat sepi.

Bakugou mencoba menemukan asal suara itu. Karena dia yakin itu mirip dengan suara midoriya.

Kakinya berhenti di dekat sebuah belokan dan dia melongok ke sumber suara teriakan itu.

Bakugou terkejut melihat gadis yang tengah dia cari terlihat dipeluk erat oleh seorang laki2 tinggi. Namun itu terlihat seperti sebuah paksaan. Dia dengan jelas melihat midoriya memberontak dengan menutupi mulutnya. Sementara si pelaku terus mencoba menyingkirkan tangan midoriya.

Tanpa pikir panjang, bakugou berlari masuk ke gang itu dengan berteriak kesal. Dia kemudian menarik midoriya mundur dan menghajar wajah laki2 itu dengan tinjunya.

Suara pukulan keras terdengar, laki2 itu kemudian jatuh terduduk ke belakang.

Gang itu gelap, sehingga selain mengenali midoriya, bakugou tidak bisa melihat jelas wajah laki2 itu, begitupun sebaliknya.

Karena tidak tahu siapa yang barusan menghajarnya, dabi memilih pergi untuk menghindari jika dia berurusan dengan hero sekitar. Karena belum waktunya dia harus unjuk gigi di mata para hero.

Melihat laki2 itu pergi, bakugou tersulut ingin mengejar, namun dia ditahan oleh midoriya yang memegang sedikit kain bajunya dengan lemah.

"jangan mengejar..." ujar midoriya lirih.

"apa?! Memang siapa dia?! Dia tadi jelas2 memaksamu–"

"kumohon... jangan... " midoriya sudah tak kuasa berdiri dan merosot jatuh. Bakugou sigap menangkapnya.

"o, oi! " bakugou bisa merasakan badan midoriya sangat panas.

Midoriya masih sadar, namun dia bisa pingsan kapan saja. Nafasnya panas dan cukup berantakan. Entah dia masih bisa mendengar dan melihat dengan jelas atau tidak.

Bakugou menggertakkan giginya melihat kondisi gadis itu. "Kenapa kau keluar saat sedang sakit begini?!" serunya kesal.

Midoriya samar2 mengerti apa yang bakugou katakan. "gomen.... "

Bakugou kesal, namun dia berusaha meredakan emosinya dan mengendong midoriya di punggungnya.

Dia sadar jika lokasi itu lebih dekat dengan rumahnya dibanding dengan sekolah, sehingga dia memutuskan membawa midoriya pulang daripada harus berjalan lebih jauh kembali ke sekolah.

.
.
.
.
.

Mitsuki terkejut saat bakugou datang membawa seorang gadis saat masih pada jam sekolah.

Bakugou mengomel akan menjelaskan semua setelah masuk rumah saat mitsuki menuntut penjelasan.

Setelah mendengar penjelasan bakugou, mitsuki mulai mengerti dan tenang, merawat midoriya yang dibaringkan pada kamar mitsuki.

"kau baik2 saja? Apa serangan mendadak itu menimbulkan banyak korban? " tanya mitsuki disela mengompres kening midoriya.

Bakugou manyun kesal, "dilihat dari penampilanku saja pasti sudah terlihat jika aku baik2 saja. Kenapa harus tanya lagi. " omelnya pelan. "korbannya hanya beberapa guru, anak2 lain cedera ringan. "

Mitsuki mendengus, memang susah bicara dengan anak yang sekeras kepala bakugou. "baiklah, kau diam disini. Ibu akan hubungi sekolah soal masalah ini. " wanita itu beranjak dan pergi untuk menghubungi sekolah yang mungkin tengah semakin sibuk karena dua muridnya pergi lewat gerbang belakang begitu saja.

Selepas mitsuki pergi, bakugou duduk di tepi tempat tidur. Sesekali dia melirik pada midoriya yang terlihat tidak nyaman dalam tidurnya. Dahi gadis itu mengernyit dan sesekali mulutnya mengerang pelan. Demamnya sangat tinggi, tidur pun pasti juga tidak tenang.

"ugh... " erang midoriya dalam tidurnya. Nafasnya pendek dan panas.

Manik merah bakugou menelusuri setiap sisi wajah gadis itu. Beberapa saat kemudian, dia kembali menjadi sangat yakin. Yakin jika matanya tidak bisa dibohongi. Meski disamarkan, dia masih bisa melihat wajah2 khas midoriya padanya.

"deku... " gumamnya pelan. "...apa yang membuatmu berubah? "

Entahlah, bakugou juga sadar jika pemikiran dirinya soal midoriya juga berubah. Dulu dia hampir bisa dibilang membenci gadis cupu itu, namun kini dia seolah mulai tertarik dalam hal tertentu.

Satu hal yang membuat dia membenci perubahan sikapnya itu yaitu, dia baru berubah setelah gadis itu menghilang. Itu membuatnya seolah dia jadi wujud nyata perumpaan soal 'baru menghargai sesuatu saat hal itu sudah tiada'.

Namun bakugou tidak bisa menampik soal perasaan barunya itu. Dia tidak bisa mengelak, jika dirinya memang kini terus memikirkan soal midoriya.

Terlarut dalam pemikirannya, bakugou tidak sadar jika tangannya sudah bergerak menyentuh wajah midoriya sejak beberapa saat lalu. Saat dia menyadari, bakugou merasa jika tangannya yang bersuhu biasa saja terasa sangat dingin saat menyentuh midoriya.

"sangat panas... mungkin besok dia tidak akan bisa masuk sekolah. " pikirnya.

"ara ara, lihat ini. Anakku menggoda seorang gadis yang tengah terbaring sakit di rumahnya. " suara mitsuki terdengar jail menggoda bakugou.

Mengejutkan bakugou yang segera menarik tangannya dari wajah midoriya. Dia tidak sadar sejak kapan ibunya sudah kembali.

"dasar nenek tua... " ujar bakugou kesal.

Mitsuki hanya tersenyum geli. Dia kembali mencelupkan handuk kompres kedalam air hangat.

"sekolah memahami apa yang kuceritakan dan mereka memperbolehkanmu untuk tidak perlu kembali ke sekolah. Tasmu dan gadis ini akan diantar kesini nanti.
Ah, mereka menawarkan untuk dia kembali diambil untuk dirawat di uks sekolah, namun sepertinya hero pengurus uks sibuk di rumah sakit, jadi ibu katakan saja jika dia akan kita rawat dirumah saja. Mereka sudah memberikan nomor keluarga anak ini untuk ibu hubungi nanti."

Bakugou menanggapi kabar dari ibunya itu dengan anggukan pelan.

"aku penasaran apa yang membuat gadis sepertinya nekat pergi dari uks dan berakhir bertemu lelaki kurang ajar yang kau ceritakan tadi. " ujar mitsuki.

Bakugou yang juga masih penasaran dan merasa tinjunya tadi tidak cukup hanya mendengus kesal. Namun sebuah pemikiran kembali memenuhi kepalanya.

"baa-san," panggilnya.

"sudah berapa kali kukatakan jangan panggil ibumu dengan nenek! " protes mitsuki.

Namun bakugou tidak mengindahkan peringatan itu. Wajahnya tetap serius. "apa kau pikir, dia... mirip dengan deku? "

Mitsuki langsung mengganti raut kesalnya dengan ekspresi bingung. "hah? "

.
.
.
.
.

To be continue--

Continue lendo

Você também vai gostar

110K 9.9K 27
END EPREHBADEH ✓ "SHOYOU ANAKKU!KOK KAMU JADI CEWEKKK" "NII-CHAN!KOK BISA LEBIH CANTEK DARI AKS" "KOK AKU JADI CEWEK???HEEE SHOYOU GA SUKA HUUUUUU" "...
13.3K 1K 71
Menceritakan tentang kehidupan sehari-hari Riku di planet nebula M78. Riku yang dipaksa sekolah oleh ayahnya diplanet lain yaitu M78 harus meninggalk...
114K 13.4K 18
Ketika dunia terbalik. Para Hashira adalah anak-anak dan Generasi Kamaboko adalah Hashira. WARNING! FULL OF OOC-nes Sekuel SEARCH! - REVERSE #2 - re...
11.7K 1.2K 21
Deku yang seorang quirkless selalu diejek oleh teman-temannya, ia pun I berniat membalaskan dendam