[TERBIT] What Lovers Do :: Le...

Od precioushin

1.5M 189K 25.1K

Just a thing that lovers gonna do. Viac

Shin's Note
Hug
Little Seo
Period
Famous Boy
Mad
Tired
White Day
Renjun's Birthday Party
Tease You
Sick
Little Seo (2)
Quarrel
Need You Most
Need You Most #2
Need You Most #3
Random Thing : Ketika...
Random Thing : Ketika... #2
Words that I Can't Say
Jeno Day
Jeno Day (2)
Jeno Day (3)
'Home'
Deep Talk
Fever
[1] The Peak
[2] What to do
[3] Go Back to Manchester
[4] Give Your Heart a Break
Random Thing :: Hei, Joanna!!!
[5] Masih Sendiri, di Sini
[6] Come
[7] Explanation
[8] With You
[9] Back
Mademoiselle
Fatigué
Hai, Again.
Random Thing : Meet you
Random Thing : Chit-Chat
Hanging Out with Little Seo
That Time | 01
That Time | 02
That Time | 03
That Time | 05
That Time | 06
That Time | 07
That Time | 08
That Time | 09
That Time | 10
That Time | 11
That Time | Jeno Side
That Time | Renjun Side
His 'Home'
Late Night
Liburan?
[1] Holiday
[2] Holiday
[3] Holiday
[4] Holiday
[5] Holiday
Random Thing : Bunda Days
Stuck with You
Sakit Lagi
Random Thing : Ketika... #3
Us
Us #2
National Boyfriend Day
When I'm With You
Honestly, I Miss You
Something Different
Still with You
a Hug
Random Thing : Ketika ... #4
Random Thing : Jeno being Clingy
Random Thing : Just Joanna being Her Self
Random Thing : Their (actually) First Kiss
Random Thing : Awal Mula (4 Serangkai)
Random Thing : Touchy
Jeno dan Hari Lahirnya
Random Thing : Melahirkan
Random Thing : National Girlfriends Day
Random Thing : Come Over
Random Thing : Random Chit-Chat
Random Thing : Perkara Kucing
Mau tanya
If We're not End up Together
Random Thing: The Untold Story
Random Thing: Random-nya JenJo
VOTE COVER
OPEN PRE-ORDER!

That Time | 04

9.3K 1.9K 282
Od precioushin

Joanna akhir-akhir ini menghindar dari 4 sekawan, sengaja. Biar otaknya waras lagi. Biar jantungnya ga menggila lagi. Biar dia ga gugup plus kikuk lagi. Kayaknya dia beneran ga bisa berhadapan sama Jeno sampai gelenyar aneh di hatinya menghilang.

Joanna cuman gamau berakhir benar-benar suka ke cowok Lee itu. Soalnya dia mikir lagi, kalo dia berakhir beneran suka sama Jeno, otomatis dia bakalan naruh harapan lebih me cowok dengan paras super ganteng itu. Dia gamau harapannya berakhir jatuh dan jadi harapan kosong karena Jeno ga suka juga ke dia.

Kayaknya mustahil banget gitu Jeno yang fans-nya bejibun punya perasaan aneh yang sama kayak dia.

Iya, menurut Joanna ini perasaan aneh. Dia bahkan belum mengenal Jeno secara baik tapi perasaan itu udah hadir terlebih dulu. Gaada yang lebih aneh dari ini menurut Joanna.

"Jo!!! Woi!!! Buleeeeee!!!"

Joanna menghela nafas pasrah dan langsung ngehentiin langkahnya pas ngedengar seruan Haechan. Pas dia berbalik buat menghadap Haechan, hatinya serasa mencolos dan jantungnya berdetak lebih cepat lagi pas ngeliat sosok Jeno yang jalan di belakang Haechan bareng Renjun juga Jaemin. Mereka bertiga kayak lagi ngobrol. Bahkan Jeno kayak ga peduli sama sekali sama eksistensi Joanna sekarang.

Ah... Joanna berharap apa sih emang hah?!

Joanna nengok ke sampingnya, seketika menghela nafas lega pas Chaewon ternyata juga berhenti melangkah.

"Sombong ya you now, mentang udah have a girl as friend." Sindir Haechan dengan bahasa Inggris yang belepotan, ngebuat Joanna sama Chaewon langsung mendengus seketika.

"Bahasa Ibu aja masih remed lo, jangan sok ngomong bahasa Inggris." Sewot Chaewon yang langsung dibalas delikan mata Haechan.

"Mau ngapain?" Tanya Joanna mendesak pas Renjun, Jeno sama Jaemin akhirnya ngehentiin langkah di belakang Haechan. Mana pandangan ketiganya langsung mengarah ke Joanna lagi.

Tapi Joanna bodo amat, dia gamau balik natap salah satu di antara ketiganya.

"Mau ke kantin, kan? Bareng aja ayo." Sahut Renjun dari belakang.

Joanna akhirnya memusatkan pandangan ke Renjun. Benar-benar ke Renjun doang, tanpa peduli kalo Jeno udah natap lurus ke arahnya.

"Gue ga ke kantin." Sahut Joanna yang ngebuat Chaewon di sampingnya langsung masang ekspresi bingung, "gue... gue mau ke toilet sekalian ke kantor guru." Kata Joanna dengan senyuman santainya, "kita duluan ya!" Pamit Joanna dengan tenangnya sambil narik tangan Chaewon buat melangkah menjauh dari 4 sekawan itu.

Haechan, Renjun sama Jaemin serempak ngelampar tatapan bingung ke punggung sempit Joanna yang udah menjauh. Sedangkan Jeno cuman natap lurus ke punggung sempit itu.

"Ngerasa ga sih?" Tanya Jaemin yang ngebuat perhatian 3 temannya langsung terarah ke dia, "Joanna kok kayak jaga jarak gitu ya?"

Renjun mengerjap pelan, natap punggung Joanna yang barusan hilang di balik koridor itu. Iya juga ya?

"Udah lah, lagian kan ga mungkin Joanna sama kita-kita terus. Dia butuh juga kali temen cewek." Kata Haechan sambil ngendikin bahu, "ayo cepet ini cacing di perut gue udah pada demo!!"



























































👑




































































"Lo kok kayak menjauh gitu sih, Jo?" Tanya Renjun sambil naro nampan berisi pesanan mereka berdua. Renjun langaung nempatin ice caramel machiato ke hadapan Joanna dan ngambil gelas berisi ice americano-nya.

Pulang sekolah ini Renjun emang sengaja ngajak Joanna ke cafe yang bisa di bilang lumayan dekat sama sekolah. Kali ini Renjun bawa motor sendiri, jadi mereka cuman berdua doang sekarang.

Joanna yang lagi ngerjain tugasnya ngelirik sekilas ke Renjun, "masa sih? Engga ah."

Renjun nopang dagunya dan natap lurus ke Joanna yang keliatan serius banget ngerjain tugas ekonominya, "iya kok. Udah seminggu tau." Katanya terus ngetuk permukaan meja di hadapan Joanna, "jujur aja sih lo kenapa."

Joanna ngehela nafas pelan, tangannya yang megang pensil sekarang berhenti bergerak. Mendadak hitungan uang yang udah dia cari susah-susah langsung buyar di otaknya.

"Gue jaga jarak buat mengantisipasi sesuatu." Kata Joanna akhirnya. Dia udah jujur walaupun ga spesifik.

Renjun mengemam bibir, matanya menyelidik natap Joanna, "oh ya? Apa coba?"

"Ga boleh kepo." Katanya Joanna sambil menggeleng.

Renjun nipisin bibirnya, "kalo gue liat sih... lo kayak gamau banget natap Jeno. Lo ada masalah sama dia?"

Joanna nelan ludahnya dengan susah payah. Dia berusaha buat nampilin ekspresi tenangnya, "engga kok."

Sebelah sudut bibir Renjun justru terangkat naik sekarang, "atau lo suka dia ya?"

Nafas Joanna tercekat selama beberapa detik, tapi dia langsung menggeleng masih dengan ekspresi tenangnya.

Renjun ketawa pelan, "iya. Lo suka dia." Katanya terus ngebuat lingkaran di depan muka Joanna, "ini semua, memerah." Katanya usil dan ketawa lagi.

Joanna mendengus, "apasih??"

"Dibilang, jujur aja. Gue ga bakalan bocor kok."

Joanna justru terdiam, "kalo gue iyain, gimana?"

Renjun ngendikin bahunya dengan senyuman terkulum di bibir, "yaaa gapapa. Perasaan setiap orang kan ga bisa diprediksi kemana akan berlabuh." Katanya dengan senyuman tipis di bibir. Terus Renjun beralih nopang dagunya dengan sebelah tangan, "sejak kapan?"

Joanna sekarang tertunduk dengan bibirnya yang agak cemberut, "pekan olahraga."

"Pas dia ngebantuin lo itu? Sederhana banget ya cara lo punya perasaan ke dia."

Joanna mengemam bibirnya dan natap Renjun, "tapi gue mau ngehapus perasaan gue kok. Lagian... kayaknya mustahil banget ga sih dia punya perasaan yang sama kayak gue?"

"Eummmm..." Renjun mengemam bibir, "gaada yang mustahil menurut gue."

Joanna ngehela nafas dan nopang dagunya dengan sebelah tangan. Ini kayaknya bajalan berakhir dengan sesi curhat deh, tugas di hadapannya ga bakalan selesai kayaknya.

"Kan sakit Jun kalo perasaan gue makin dalam tapi dia ga punya perasaan apa-apa ke gue."

"Konsekuensi." Sahut Renjun langsung, "kalo lo udah punya perasaan ke seseorang, lo harus nerima konsekuensi dia ga ngebalas perasaan lo. Tapi kalo ternyata dia punya perasaan yang sama, itu jadi bonus buat lo."

Joanna terdiam dengan pandangannya mengarah ke jalanan di luar sana.

"Lagian kita ga akrab." Kata Joanna sambil ngendikin bahunya, ada senyuman di bibirnya sekarang, "jadi yaudah... kemungkinannya makin sedikit. Jadi mending kill this love deh dari sekarang." Katanya dengan senyuman yang masih bertengger di bibir, dia milih buat ngikutin perintah otaknya walaupun hatinya kerasa memberat sekarang, "ini udah 3 bulan lebih gue kenal sama dia, tapi kita bahkan ga bisa mengakrabkan diri. Jadi ya udah..."

Kepala Renjun bergerak mengangguk pelan, matanya tertuju lurus ke Joanna dengan senyuman super tipis terukir di bibir, "iya, lo bener. Mending ngebunuh perasaan ketimbang sakit karena perasaan itu ga berbalas."

Joanna ngangguk, senyumannya makin terkembang, "iya kan?" Katanya sebelum fokus lagi ke tugasnya.

Iya, mending perasaan itu dihapus dari sekarang dari pada ngerasa sakit sendiri kalo dia udah dimiliki orang lain.






































--Iya, lebih baik menghapus rasa itu sebelum tersakiti oleh harapan semu yang tumbuh dengan sendirinya di hatimu.

















































●●●

Yang kayak lo mau berharap tapi urung karena sadar diri. Gebetan juga bukan jadi kayaknya harapan itu harus
dimusnahkan.

Kayak mau jaga jarak tapi mau selalu deket juga. Tapi abis itu mikir lagi, "emang gue siapanya sih?!" Sampai berakhir gamau naruh harapan lagi padahal ujungnya harapan itu bakalan tumbuh dengan sendirinya, ga bisa dikontrol.

Dan gue yakin, kalian pasti pernah ngerasain perasaan familiar ini ;)





Oh iya, flashback-nya cuman sekedar garis besar walaupu  chapternya tetep banyak sih wkwk

Pokračovať v čítaní

You'll Also Like

190K 6.2K 16
Tentang cyara dan pasien gilanya yang tampan.
246K 298 4
21+
178K 13.4K 44
Anna pernah berfikir untuk menghidupi dirinya sendiri, apalagi ditengah-tengah zaman yang semakin menunjukkan tingkah bejat Laki-laki dan itu membuat...
51.3K 99 11
desmak