HALALKAN AKU [END]

由 nurlinsugar

394K 20.1K 466

[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA - PART MASIH LENGKAP] Sungguh Allah maha membolak-balikkan hati manusia. "Ketik... 更多

Part - 01
Part - 02
CAST - 03
Part - 04
Part - 05
Part - 06
Part - 07
Part - 08
Part - 09
Part - 10
Part - 11
Part - 12
Part - 13
Part - 14
Part - 15
Part - 16
Part - 17
Part - 18
Part - 19
Part - 20
Part - 21
Part - 22
Part - 23
Part - 24
Part - 25
Part - 26
Part - 27
Part - 28
Part - 29
Part - 30
Part - 31
Part - 32
Part - 33
Part - 34
Part -35
Part - 36
Part - 38
Part - 39
Part - 40
Part - 41
Part - 42
Part - 43
Part - 44
Part - 45
Part - 46
Part - 47
The End
2022 Vote cover yuk

Part - 37

5.5K 325 9
由 nurlinsugar

Hi kamu!
Apa kabar? Semoga kamu baik-baik aja.
Jangan lupa follow NurlinSugar768
Vote dan komennya, jangan lupa juga yah.

"Semua terasa asing, padahal kita pernah sedekat nadi."

***

Hari telah pagi, dokter telah melepas selang infus di tanganku dan aku sudah dinyatakan sehat.

"Mah ... kita pulang sekarang yah," tutur Raynal datar.

"Eh ... sayang. Mamah memang sudah sembuh,tapi Papah kalian masih sakit. Kita harus merawat dan menjada Papah di sini yah," terangku sembari membenahi niqabku.

"Dia bukan Papah kami Mah, dia orang jahat!" tukas Raynal.

Rayhan menatap Raynal dengan wajah melas. Aku sangat mengerti bagaimana perasaan anak-anak akibat kata-kata Zidan semalam.

"Assalamualaikum," ucap mertuaku.

"Walaikumssalam," sahutku mencium punggung tangan mereka.

"Kek ... Raynal ikut Kakek pulang aja yah. Sekalian tolong bujukin Mamah pulang," pinta Raynal memeluk ayah mertua.

Ayah mertua terdiam sambil melirik ke arahku dan ibu mertua. "Ada apa sayang?" tanya ayah mertua menyetarakan tubuhnya dengan Raynal dan Rayhan.

"Permisi, keluarga Bapak Zidan Chrishtian. Bapak Zidan terus saja menyebut nama Ayesha. Saya pikir lebih baik Ayesha menemui Bapak Zidan sekarang," jelas salah seorang perawat.

Suasana menjadi hening dan aku mengangguk. Perawat pun berlalu dari ruanganku.

"Mah ... Syifa titip anak-anak. Syifa mau cari Ayesha untuk Zidan," jelasku.

"Syifa ... Papah tidak senang melihat ini. Kamu istri Zidan bukan Ayesha!" tukas ayah mertua.

Langkahku terhenti dan air mataku menetes mendengarnya. "Syifa juga gak senang dengan keadaan ini Pah, tapi demi Zidan. Syifa pasti akan lakukan ini," batinku sambil menghapus air mataku.

"Pah ... Zidan sedang sakit. Kita doakan aja semoga ingatan Zidan lekas kembali. Papah tenang aja," jelasku membalikkan tubuh ke arah mertuaku.

"Syifa pergi dulu yah," tambahku sambil tersenyum.

***

"Kamu sudah sehat?" tanya Ayesha menghampiriku.

Langkahku terhenti tepat di depan pintu ruang rawat Zidan. Aku menoleh ke arah Ayesha dan nampak, Ayesha sedang membawa makanan.

"Alhamdulillah," sahutku singkat.

"Ehm ... Syifa. Aku minta maaf untuk kelancangan bicaraku semalam," sesal Ayesha.

"Iya Ayesha ... aku juga minta maaf. Aku hanya gak mau anak-anak bersedih," tuturku.

"Oh iya ... suster bilang, sejak tadi Zidan nyariin kamu. Aku pergi dulu yah, temui Zidan. Dia sudah tunggu kamu tuh," titahku berlalu.

"Syifa," henti Ayesha.

"Iya Ayesha," sahutku.

"Kenapa kamu menyerah? Perjuangkan Zidan kalau kamu memang mencintai Zidan," tutur Ayesha. "Aku tidak mencintai Zidan. Aku hanya mencintai Hadid suamiku dan kini Hadid sedang mengirim berkas perceraian kami, karena Hadid tidak terima dengan apa yang aku lakukan saat ini. Aku ingin membantu kesembuhan Zidan, tapi aku juga ingin agar rumah tanggaku dan Hadid baik-baik saja," jelas Ayesha.

"Astagfirullahaladzim, aku gak nyangka Hadid akan mengambil langkah itu," ujarku tak percaya.

"Bantu aku untuk mempertahankan rumah tanggaku dengan Hadid," pinta Ayesha memeluk dan menangis di pelukkanku.

"Ayesha ... tenanglah, semua akan baik-baik aja. Aku akan bantu kamu. Nanti setelah berkas itu tiba, kamu gak perlu menandatanganinya."

Ayesha melepaskan pelukkannya dariku dan mengangguk pelan. Ayesha mengganggam tanganku dan membawaku masuk ke ruang rawat Zidan. Melihat kedatanganku, Zidan langsung menyambutku dengan lirikkan sinis.

"Ayesha ... kamu lama sekali, sejak tadi saya menunggu kamu. Saya sudah lapar," keluh Zidan.

"Fatir ... kamu tidak membantu Zidan untuk makan?" tanya Ayesha pada Fatir yang sibuk dengan ponselnya.

"Saya tidak mau disuapi oleh Fatir, saya maunya sama kamu," jelas Zidan.

Hatiku terasa sakit sekali mendengar kalimat yang keluar dari mulut Zidan. Aku benar-benar tak dianggap. Zidan benar-benar lupa padaku.

"Ehm ... Zidan, aku minta maaf. Aku ada janji dengan teman lama aku. Dia baru aja tiba di Indonesia pagi ini dan jam sembilan nanti dia akan kembali ke Singapura lagi. Kamu makannya sama Syifa aja dulu yah," jelas Ayesha.

"Tidak mau Ayesha, saya dan dia bukan marham!" tukas Zidan.

"Zidan ... Syifa itu istri kamu. Aku dan kamu itu bukan mahram," jelas Ayesha.

"Ayesha ... ingat pesan dokter," bisikku.

Ayesha terdiam. Ayesha melihat ke arah jari manisku yang terikat oleh cincin pernikahanku dengan Zidan.

"Syifa ... aku pinjam cincin kamu," ujar Ayesha.

Aku hanya diam dan meberikan cincin itu pada Ayesha. Ayesha meletakkan makanannya di atas nakas.

"Ini cincin pernikahan kamu dan Syifa. Di cincin Syifa tercetak jelas nama kamu dan di cincin kamu tercetak jelas nama Syifa. Itu adalah bukti kalau kamu dan Syifa suami istri," jelas Ayesha memberikan cincinku pada Zidan.

Zidan memeperhatikan cincin itu dengan sangat teliti dan seketika Zidan nampak kesakitan. Zidan memegang erat kepalanya.

"Zidan!" reflect aku mendekati Zidan.

"Tidak! Saya baik-baik saja tolong menjauh," titah Zidan menarik napas panjang.

"Jika memang kamu istri saya, tolong buktikan. Cincin ini tidak cukup bagi saya untuk kamu gunakan sebagai bukti," tutur Zidan. "Ini pasti cuma akal-akalan kalian semua!"

"Syifa pasti akan membuktikannya," sahut Ayesha. "Benar begitu Syifa," tambah Ayesha melihat ke arahku.

Aku hanya diam dan menunduk untuk menyembunyikan air mata kesedihanku.

***

"Selamat datang kembali di rumah kita sayang," ujar ke dua orang tua Zidan.

"Assalamualaikum Mah ... Pah," kata Zidan mencium punggung tangan ke dua orang tuanya.

Aku berjalan di belakang Zidan dan melakukan hal yang sama, seperti yang Zidan lakukan pada orang tuanya.

Zidan masuk lebih dulu meninggalkanku menuju kamar. Kami semua mengikuti Zidan.

"Mah ... bukannya itu kamar Mang Bagus, supir rumah?" tanyaku heran.

"Mah ... kamar Zidan berubah?" tanya Zidan heran.

"Kamar kamu ada di sana bukan di sini," jelas ayah mertua menunjuk lantai dua.

"Mamah," ucap Raynal dan Rayhan bersamaan datang dari arah kanan lalu memelukku

"Iya sayang," sahutku mengusap lembut pucuk kepala mereka.

"Papah," ucap Rayhan melepas pelukkan dariku dan memeluk Zidan.

Zidan menyambut hangat pelukkan dari Rayhan dan Raynal pun langsung ikut memeluk Zidan. Zidan mengecup kening Raynal dan Rayhan.

"Raynal ...  Rayhan, Papah kalian baru saja pulang dari rumah sakit. Biarkan Mamah Syifa mengantar Papah kalian untuk beristirahat di kamarnya yah," ujar ibu mertua.

"Oke Nek. dahhhhh Papah!" ujar ke duanya berlalu.

"Syifa ... kamu antar Zidan ke kamar yah," titah ibu mertua.

"Iya Mah," sahutku.

Aku menggandeng tangan Zidan dan membawanya menuju kamar. Dua meter dari arah Raynal dan Rayhan, Zidan langsung melepas gandengan tanganku.

Aku menarik napas panjang dan mencoba untuk membiasakan diri pada keadaan ini.

"Zidan ... kamu istirahat dulu yah. Aku mau kebelakang buatin kamu minum," tuturku setelah tiba di dalam kamar.

Zidan melihat ke arahku dan mengunci pintu kamar lalu menyandarkan tubuhnya di pintu itu sambil melipat ke dua tanganya di dada.

"Apa kamu memang istri saya?" tanya Zidan serius.

Aku hanya diam menunduk tak menjawab  pertanyaan Zidan.

"Saya minta hak saya sebagai suami hari ini," tutur Zidan.

Ayee! Segini dulu alurnya, ikuti terus kelanjutannya. Jangan sampai ketinggalan.
Jangan lupa Kritsar & Votment 😊
-My First Story |November 2019-

繼續閱讀

You'll Also Like

202K 15.8K 46
|Romance-Comedy-Spiritual| ⚠Awas Baper!!! Tentang kisah. Ketika cinta pasangan halal bertahta kemudian datangnya orang dari masa lalu di waktu yang...
10.9K 769 59
Menjadi istri dari seorang gus adalah suatu hal yg tidak pernah ada di fikirkan Vella. Malak di pasar menjadi kegiatan sehari hari vella sebelum kena...
109K 5.2K 28
Aisyah Azahra Nur Shaliha putri seorang ustad pemilik pesantren di Yogyakarta.Aisyah merupakan putri tunggal dari keluarga tersebut,Aisyah memiliki s...
Desiva 由 butterfl;es

青少年小說

120K 6.4K 56