SEMPITERNAL : [Angkasa & Mika...

Od Cintaprita

4.9M 408K 71.5K

Sequel Married with senior Cinta udah Seagama udah Saling percaya udah Tinggal satu yang belum Restu orang tu... Viac

PRAKATA
[01] The begins
[02] Meet the gengs
[03] Gue ikut
[04] Festival
[05] Because, You
[06] Minggu, Mika dan Angkasa
[07] Rencana Angkasa dan Mika
[08] Lamaran
[09] Dilema
[10] Dinner
[11] Pengusiran
[12] Kangen Angkasa
[13] Angkasa pulang
[14] Rencana yang gagal
[15] Ketahuan?
[16] Kejelasan
INFO
[17] Kekesalan Mika
[18] Angkasa Sakit
[19] Liburan?
[20] Berangkattt!
Jadi gini....
[21] BBQ
[22] Tunangan
[23] Hamil?
[24] Putus
[25] Kawin Lari
[26] Rencana
[27] Bimbang
[28] Sebuah Keputusan
[29] See You, Mom
[30] Welcome, kebahagiaan!
[31] Bersamamu
[33] Gagal?
[34] Sedetik
[35] Lagi?
[36] Berakhir?
[37] Akhirnya
[38] We Don't Talk Anymore
[39] Sumber Patah Hati
[40] Hari Yang Buruk
[41] Rencana Balas Dendam
[42] Hari Pernikahan Mika

[32] Hampir Ketahuan

84.7K 8.6K 1K
Od Cintaprita

Jangankan kawin lari, asalkan denganmu lari dari kenyataanpun akan ku jalani_

***





"Sa, ayo bangun." Mika menarik-narik tangan Angkasa berharap agar cowok itu segera bangun dari tidur setengah matinya itu.

Sepertinya Mika sudah memakan waktu kurang lebih lima menit untuk membangunkan bayi raksasa ini, namun tak ada respon sama sekali dari Angkasa. Malah cowok itu makin bergelung ke dalam selimut tebalnya.

"Sa, katanya mau beliin hape, mau beli baju buat nikahan juga," rengek Mika sembari duduk di salah satu sisi ranjang.

Mika sedikit kesal, ups sepertinya banyak. Bagaimana tidak, ia sudah sangat siap dengan dandanannya yang udah on point banget tapi melihat Angkasa yang masih tertidur nyenyak rasanya ingin sekali Mika teriak.

"Lima menit lagi," gumam Angkasa.

"Sa ...." panggil Mika setengah merengek.

"Hmm," dehem Angkasa yang sama sekali tak membuka matanya.

"Bangun tidur aja susah banget sih, gimana mau bangun rumah tangga," ketus Mika.

Angkasa diam tak menyahut.

"Kesel deh gue," dumel Mika kemudian beranjak dari duduknya.

Ia beralih menuju tas berisi barang-barangnya. Ada beberapa pakaian yang belum ia rapikan ke dalam lemari, jadi selagi menunggu Angkasa yang akan bangun dalam 'lima menit lagi' lebih baik ia beres-beres dulu.

Mika memgambil sisa baju yang masih ada di dalam tas dan memindahkannya ke dalam lemari. Ia tak banyak membawa baju tentunya, toh buat apa juga. Ribet.

Baju Angkasa sih udah rapi, Angkasa itu tipe cowok yang perfectsionist banget, apapun harus di lakukan sesegera dan secepat mungkin kecuali. bangun tidur tentunya.

Mika menghela napas pasrah.

GREP

"Morning," sapa suara parau yang memeluk tubuhnya dari belakang.

"Morning apanya, ini udah jam 11," sungut Mika.

"Aku ngantuk banget," keluh Angkasa.

"Alesan," ketus Mika.

Angkasa terkekeh. "Kamu udah siap?"

"Keliatannya?!"

Angkasa menggaruk belakang tubuhnya. "Ya udah aku siap-siap dulu ya."

Mika tak menjawab, ia masih kesal pada Angkasa.

"Iya apa enggak?"

"Terserah."

"Kok terserah?"

"Lagian, kamu susah banget bangunnya. Coba kamu bangun dari tadi, mungkin kita udah balik lagi," sungut Mika.

Angkasa menghela napas. "Ya udah aku siap-siap sekarang, gak lama kok."

"Ya udah sana." Mika mendorong pelan bahu Angkasa.

"Morning kissnya mana?" tanya Angkasa dengan jahilnya.

"Morning kiss sini sama sendal aku," sewot Mika sembari berkacak pinggang.

Daripada terjadi perang dunia dua, Angkasa lebih memilih pergi ke kamar mandi saja.

Hingga sekitar 20 menit kemudian Angkasa telah siap dengan jeans hitam dan kaos putihnya.

Angkasa menyambar sebotol parfum miliknya dan menyemprot di beberapa titik tubuhnya.

"Udah?" tanya Mika.

"Bentar nyisir dulu," ujar Angkasa. "Tolong ambilin dong." Angkasa menunjuk sisir yang ada di samping tubuh Mika.

Mika mengambil sisir tersebut dan bukannya memberikannya pada Angkasa, Mika malah menghampiri cowok itu dan menyisirkan rambut Angkasa olehnya.

Angkasa tersenyum, dan dengan terang-terangan memandang wajah Mika.

"Apa liat-liat?!"

Angkasa menggelengkan kepalanya.

"Udah nih, yuk berangkat." Mika menaruh sisir tersebut di atas nakas.

Angkasa mengangguk, kemudian menggenggam jemari tangan Mika.

"Gak akan jatoh juga kali," ujar Mika.

"Takut ilang."

Keduanya keluar dari rumah. Dan langsung saja masuk ke dalam mobil.

Angkasa menyalakan mesin mobil, dan dengan begitu mobil mulai menjauhi area perkarangan rumah keduanya.

"Ke mall jauh gak?"

"Lumayan sih, mungkin kurang lebih satu jam'an," sahut Angkasa yang tengah fokus dengan kemudinya.

Mika menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi. "Kamu udah tahu mau beli baju nikahannya dimana?"

Angkasa menggeleng. "Nanti kita cari bareng-bareng ya."

Mika hanya menganggukan kepalanya saja. "Kamu bawa uang berapa? Aku soalnya gak bawa uang dikitpun, lupa gak narik dulu."

"Adalah buat beberapa bulan ke depan."

"Btw, nikahan kita mau kayak gimana?"

"Kalo aku bilang kita nikahnya sederhana, kamu marah gak?"

Mika menghela napas. "Ya mau gimana lagi, aku mau yang mewah juga waktunya gak tepat banget. Padahal nikah cuma sekali dalam seumur hidup ....."

"Tapi, ini yang kedua kalinya," potong Angkasa.

"Kedua kalinya dengan orang yang sama, anggap aja pernikahan pertama."

Angkasa hanya mengangguk-anggukan saja kepalanya.

"Pernikahan pertama bagus banget sih segala halnya, tapi waktu itu karena terpaksa jadi gak ngerasain mewahnya. Eh, sekarang nikah dengan suka rela malah kayak gini. Takdir lucu deh," komentar Mika.

"Ya udah sekarang akadnya sederhana, nanti kapan-kapan kita bikin resepsi yang mewah."

"Bikin resepsi buat apa? Kalo gak akan ada yang dateng mah."

Angkasa diam.

Mika diam.

Memang benar sih, buat apa bikin resepsi kalo gak ada yang jadi tamu undangannya.

Hingga kurang lebih sekitar 1 jam'an kemudian, keduanya telah sampai di salah satu mall di kota kembang ini.

Mika dan Angkasa turun.

"Mau beli hape apa baju dulu?" tanya Angkasa.

"Hape dulu aja."

Dengan patuh Angkasa menganggukan kepalanya.

Keduanya berjalan beriringan masuk ke dalam salah satu counter besar yang menyediakan berbagai merk handphone.

"Silahkan kak," ucap salah satu pelayan di sana.

"Mau hape merk apa?" tanya Angkasa.

"Yang biasa aja deh, android."

"Kenapa gak iphone aja?"

"Mahal," sahut Mika.

Angkasa hanya mengangguk saja. "Ya udah tetserah kamu aja."

Hingga akhirnya Mika memutuskan untuk membeli handphone android ketimbang iphone. Iphone mahal cui, mending juga buat resiko ke depannya.

"Nah, sekarang kita cari butik!" seru Mika.

Angkasa terkekeh, kemudian mengusap sayang kepala Mika. "Mau yang gimana bajunya?"

"Yang biasa aja, biar sesuai konsep."

"Ke toko itu yuk." Mika menunjuk salah satu toko yang menampilkan baju pengantin di etalasenya.

Angkasa mengangguk menyetujui.

"Silahkan kakak. Cari gaun yang kayak gimana?"

"Yang sederhana buat nikahan ada mbak?"

Si pelayan tersebut menganggukkan kepalanya dan mempersilahkan keduanya untuk mengikutinya. "Ini gaun pengantin yang di rancang sedemikian rupa biar terlihat sederhana namun elegan di waktu bersamaan."

Mika terpukau untuk beberapa saat pada gaun pengantin berwarna putih bersih itu.

Benar kata si mbak-mbak tokonya, bajunya sederhana tapi elegan dalam waktu bersamaan.

"Kamu mau yang itu?" tanya Angkasa menyadarkan Mika dari keterdiamannya.

"Boleh?" tanya Mika meminta lersetujuan terlebih dahulu.

"Boleh dong," ucap Angkasa tegas.

"Ya udah mbak aku mau yang itu satu, tapi mau di sesuain ya ukurannya."

Si pelayan tetsebut mengangguk. "Baik ka," kemudian dia pamit pergi untuk membungkus pesanan Mika.

"Tapi mahal Sa."

"Telat kamu ngomongnya, harusnya tadi bilang gitu."

Mika nyengir lebar. "Kamu juga beli jasnya dong, masa aku doang yang dandan."

"Aku udah siapin."

"Gitu ya kamu, sendirian doang yang siapnya."

"Lagian kamu pake acara bingung segala buat kabur."

Mika meringis pelan. Tertohok dia bang!

                °          °        °

Beli handphone sudah, beli gaun pengantin sudah, makan sudah. Sekarang tinggal pulang deh.

Keduanya tengah berjalan untuk keluar dari mall.

"Mau beli sesuatu lagi gak?" tanya Angkasa.

Mika menggeleng. "Nggak."

"Langsung pulang aja nih?"

Mika mengangguk. "Ya iyalah sayang, masa salto dulu di sini."

Angkasa terkekeh. "Ya siapa tau kamu mau jungkir balik dulu gitu di sini."

"Sembarangan."

Keduanya berjalan dengan jemari saling bertautan. Hanya begini saja, Mika merasa sangat di hargai.

Hingga beberapa saat kemudian kesenangannya seolah terenggut paksa begitu retinanya menangkap sesosok cowok tengah bertelpon ria tak jauh darinya.

"Satya," gumam Mika.

Angkasa juga dapat melihatnya.

Keduanya sama-sama panik.

"Kamu tenang, kita gak bakal ketauan," ucap angkasa sembari menarik Mika ke dalam kerumunan.

Lagian, Satya lagi ngapain sih di sini. Bisa hancur segala rencananya begitu ia tahu Mika dan angkasa ada di sini.

Setelah kerumuman agak berkurang, Angkasa menarik tangannya hingga membuat keduanya setengah berlari, dan saat bersamaan juga Satya menoleh ke arahnya.

Maka dari itu ia makin memacu larinya.

Mika merasa bodoh dan lucu secara bersamaan. Jadi ini kehidupan yang akan Angkasa janjikan padanya, penuh tantangan dan rintangannya tapi sangat mengasyikan.

Dalam berlari Angkasa menatap ke arahnya dengan tersenyum bahagia, entah kenapa rasanya sangat senang bila terus bersama dengan orang yang tersayang.

Mika tersenyum lebar, Angkasa balas tersenyum.

Hanya ini yang Mika inginkan selama ini.

Jangankan berlari dari Satya, berlari dari kenyataanpun asalkan bersama Angkasa, Mika siap lahir batin.

I love you, Sa.




Btw, MikaAngkasa ada pengumuman penting buat para readres nih

Mika : gais jangan lupa ya dateng ke acara nikahan gue sama Angkasa, awas lo ga dateng.

Angkasa : jangan gitu Yang, jangan di paksa ntar pada ga dateng

Mika : parahlan sampe ga dateng, kan kalian juga saksi hidup gue

Angkasa : kalo sampe Mika sedih karena kalian pada ga dateng, ntar gue ancem author biar ga update lagi!!

Author : nah loh, gue ko di bawa2!

Mika : pokoknya gue sangat berharap kalian hadir, luv u all❤❤

Satya : gue sebenernya ngapain sih, muncul tapi dikit doang



Kalian dateng kan??? Hehe🤣


See yaa💕

Pokračovať v čítaní

You'll Also Like

967K 58.4K 45
Kalluna Ciara Hermawan memutuskan untuk pulang ke kampung Ibu nya dan meninggalkan hiruk pikuk gemerlap kota metropolitan yang sudah berteman dengan...
286K 11.8K 32
Siapa yang punya pacar? Kalau mereka selingkuh, kamu bakal ngapain? Kalau Pipie sih, rebut papanya! Pearly Aurora yang kerap disapa Pie atau Lily in...
383K 37.1K 27
Lily, itu nama akrabnya. Lily Orelia Kenzie adalah seorang fashion designer muda yang sukses di negaranya. Hasil karyanya bahkan sudah menjadi langga...
SECOND Od FLO

Romantika

263K 25.7K 30
Arvi dan San adalah sepasang kekasih. Keduanya saling mencintai tapi kadang kala sikap San membuat Arvi ragu, jika sang dominan juga mencintainya. Sa...