The JERK From SEATTLE

By whiskeypink

119K 4.8K 71

❌Don't Copy My Story❌ _______________ Joanna White perempuan 22 tahun memiliki hidup yang begitu rumit setela... More

Chapter One
Chapter Two
Chapter Three
Chapter Four
CAST! YOU GUYS MUST SEE IT!
Chapter Five
Chapter Six
Chapter Seven
Chapter Eight
Chapter Nine
Chapter Ten
Chapter Eleven
Chapter Twelve
Chapter Thirteen
Chapter Fourteen
Chapter Fiveteen
Chapter Sixteen
Chapter Seventeen
Chapter Eighteen
Chapter Nineteen
Chapter Twenty
Chapter Twenty-One
Chapter Twenty-Two
Chapter Twenty-Three
Chapter Twenty-Four
Chapter Twenty-Five
Chapter Twenty-Six
Chapter Twenty-Seven
Chapter Twenty-Eight
Chapter Twenty-Nine
Chapter Thirty
Chapter Thirty-One
Chapter Thirty-Two
Chapter Thirty-Three
Chapter Thirty-Four
Chapter Thirty-Five
Chapter Thirty-Six
Chapter Thirty-Seven
Chapter Thirty-Eight
Chapter Thirty-Nine
Chapter Fourty
ANOTHER STORY
Chapter Fourty-One
Chapter Fourty-Two
Chapter Fourty-Three
Chapter Fourty-Four
Chapter Fourty-Five
Chapter Fourty-Six
Chapter Fourty-Eight

Chapter Fourty-Seven

1.4K 46 0
By whiskeypink

Pagi ini aku bangun dengan sangat bahagia. Aku seperti sudah lama tak merasakan bangun dengan langsung menatap wajah polos Nathan ketika tidur. Ia tidur bak seorang bayi polos tanpa dosa.

Aku mengelus rahang nya dengan pelan agar tak membangunkannya. Aku sangat mencintai Nathan, bahkan melebihi nyawaku sendiri. Entah bagaimana, aku begitu terikat dengannya. Ia memang tidak sempurna. Ia memang tidak sebaik laki-laki lain. Tapi ia dapat membahagiakan aku dengan caranya sendiri.

"Hm.."

Aku memperhatikan matanya yang perlahan terbuka dan langsung menatapku, "Maaf aku membangunkan mu." Bisikku. Ia tersenyum dan mendekatkan bibirnya padaku, lalu mengcup pelan.

"Kau sudah bangun sejak tadi?"

"Tidak juga."

Aku meletakkan kedua telapak tanganku di dadanya yang telanjang. Ia tersenyum hangat, "Apa kau tidur nyenyak?" Tanyaku. Ia mengangguk pelan sembari mengelus puncak kepalaku, "Ya, berkat kau."

Aku terkekeh pelan. Ia mendekatkan tubuhku padanya, "Apa rencanamu hari ini?" Tanyaku.

"Entahlah, kau?"

"Aku juga tidak tahu, tapi aku ingin menghabiskan hariku dengan mu berdua saja."

"Baiklah, kau ingin kita melakukan apa hari ini?"

Aku berpikir sejenak. Hal apa yang membuat kami berdua menikmati akhir pekan kami? Hm, mungkin bermain ke pantai tidak ada salahnya. Lagipula, aku sudah lama tidak membawa Larry berlibur.

"Um, bagaimana jika kita ke pantai?"

"Bagaimana dengan adikmu? Apa kau akan meninggalkan nya sendirian disini?" Wajahnya menatapku serius, aku tertawa pelan melihat ekspresi nya itu.

"Tentu tidak, Nathan. Kita akan ajak Larry." Nathan menaikkan sebelah alisnya, "Kau bilang ingin menghabiskan hari ini hanya berdua?" Dia benar. Tapi aku tidak mungkin meninggalkan Larry, ia pasti kesepian selama aku dirumah sakit kemarin. Tapi aku tidak mungkin meminta Floyd untuk menjaga Larry selagi aku bersenang-senang bersama Nathan. Kakak macam apa aku ini.

"Um, tidak ada jalan lain. Mau tidak mau kita harus membawa Larry." Ucapku. Nathan menaikkan sebelah alisnya setuju, "Aku tidak masalah, asal dia tidak membuat masalah denganku." Ia terkekeh pelan.

"Terimakasih."

"Untuk?"

"Karena kau sudah baik dengan adikku." Aku tersenyum lalu mengecup pipi kanannya sebelum beranjak masuk kedalam kamar mandi.

Nathan's POV

"Kita harus kerumah ku lebih dulu untuk mengambil beberapa pakaianku." Aku mengendarai mobil ku menuju penthouse milikku atau mungkin lebih tepatnya milik Ibuku.

"Kita akan kemana, Anna?"

"Tebak."

"Um, taman bermain? Bioskop? Mall?"

"Salah." Sergah Anna cepat. Ia tertawa melihat ekspresi Larry yang cemberut karena salah menebak tujuan kita. Aku hanya bisa menyimak kedua adik beradik ini dalam diam.

"Kau akan tahu nanti. Ini kejutan."

"Oh, ayolah, Anna. Aku tidak suka kejutan." Ucap Larry.

"Kau selalu suka."

"Hm, baiklah." Larry mengalah. Ia memalingkan wajahnya menatap jalan raya disampingnya dengan antusias.

Saat kami tiba, aku segera turun dan bergegas masuk untuk mengambil pakaian ganti ku.

Tak butuh waktu lama, akhirnya aku kembali turun kebawah dimana Larry dan Anna menunggu didalam mobil.

"Maaf lama." Ucapku. Anna tersenyum manis padaku dan membuat hatiku seakan menghangat. Ia selalu bisa membuat aku nyaman dalam keadaan apapun, aku bahagia memilikinya.

Namun, apakah Anna sebaliknya? Apakah ia bahagia memiliki aku? Aku yang seorang bajingan seperti ini? Sialan. Kenapa bayangan kepergian Anna kembali terlintas dibenakku?

"Nathan?"

"Ah, ya?"

"Kenapa kau melamun? Ayo."

Aku tersadar kami belum beranjak dari area parkir. Tanpa berpikir panjang dan semakin membuat Anna curiga, aku akhirnya menginjak rem dan lekas pergi. Selama perjalanan, kami tak berbicara apapun. Anna lebih sering meladeni ucapan Larry yang begitu ingin tahu banyak hal.

"Kau tahu? Di sekolahku ada anak laki-laki yang sering memarahiku. Bahkan meminta uang padaku tiap jam istirahat."

"Siapa? Kenapa kau tidak cerita padaku?"

Aku melirik Larry dari kaca dihadapanku. Wajahnya terlihat cemas.

"Aku takut. Aku takut jika kau akan memarahi anak itu."

Anna memutar tubuhnya serius menatap Larry, dapat aku lihat wajah wanitaku tampak menahan amarah karena adiknya yang dikerjai oleh teman disekolah nya itu.

"Tentu aku akan marah. Kau dikerjai oleh nya. Kakak mana yang akan diam melihat adiknya diperlakukan seperti itu, Larry?!"

"Anna.."

"Maafkan aku, aku hanya mencemaskan Larry, Nathan." Aku melirik Larry kembali.

"Kau tahu? Kau harus menjadi laki-laki pemberani. Jangan mau ditindas oleh mereka. Kau tidak bersalah, bukan? Hajar saja."

"Nathan.."

"Apa? Aku memberi saran untuk adikmu."

Ia menatapku sinis, "Kau mengajarnya menjadi seperti dirimu." Sinis nya. Aku memutar bola mataku.

"Lagipula ia anak laki-laki, Anna. Ia harus kuat, berani, dan pantang menyerah. Seperti aku."

"Tidak, tidak. Larry.. kau harus memberitahukan tentang ini pada Ibu guru mu, ok? Kau tidak boleh diam saja."

"Tidak, Larry. Kau harus memberi nya pelajaran. Kau harus menghajar nya. Jadilah seorang laki-laki sejati, jangan mau kau di jatuh kan oleh anak itu, ok?"

Aku terkekeh pelan. Anna semakin kesal padaku karena aku mengajarkan Larry untuk berkelahi.

"Nathan.. kenapa kau mengajarnya seperti itu? Itu tidak baik."

Aku meliriknya sekilas, "Tentu itu baik, Anna. Dia dapat menjaga dirinya sendiri. Ia tidak mungkin akan terus bersembunyi di balik tubuh gurunya setiap ia diganggu, bukan?"

Anna mendengus kesal, "Tidak. Pokoknya dia ti--"

"Diam. Kalian berisik sekali." Sergah bocah itu. Sialan, aku dibilang berisik? Padahal aku berniat baik untuk memberinya ilmu baru dalam menghadapi sosok-sosok bajingan disekolah nya.

***

"Pantai?!" Larry berteriak histeris. Sungguh? Apa anak ini sudah lama tidak datang kemari?

"Kau suka?"

"Sangat, Anna!"

Ia berlari dan langsung menceburkan dirinya kedalam air. Sedangkan aku dan Anna, mencari tempat yang enak untuk duduk.

"Apa dia tidak pernah ke pantai sejak kecil?"

"Aduh!" Seketika Anna memukul kepalaku pelan, "Tentu saja pernah. Kau pikir kami hidup di hutan, sehingga ke pantai saja tidak pernah?"

Aku terkekeh pelan, "Aku hanya bertanya, Anna. Dia terlihat begitu antusias."

Anna memandang Larry yang begitu gembira bermain air, "Dia terakhir pergi berlibur ke pantai adalah saat bersama kedua orang tuaku. Saat Ayahku masih hidup dan Ibu ku belum.."

Aku menunggunya melanjutkan ucapannya. Namun, ia tak kembali melanjutkannya.

"Anna?" Dapat aku lihat ia menitikkan air matanya dan aku tidak mengetahui apa penyebabnya.

"Kau baik-baik saja? Kau bisa bercerita denganku." Aku menepiskan air mata yang meluncur di pipinya.

"Tidak apa. Aku tidak ingin membahas ini. Aku ingin bergembira hari ini bersama kalian berdua." Ia mencoba mengulas senyum lebar padaku. Tapi aku tidak bodoh, ia mencoba menutupi luka lama nya tentang kedua orang tua nya dariku.

Mungkin aku tidak akan membahasnya sekarang. Aku ingin Anna menikmati liburan nya.

"Kau ingin berenang?" Tanyaku.

"Ya, tentu saja!" Ia berdiri dan segera menarik tanganku untuk menghampiri Larry di tepi pantai.

Aku tak pernah melihat Anna sebahagia ini. Aku tidak pernah melihat tawa lepas wanitaku selama kami bersama. Tuhan, andai saja ia tahu aku begitu mencintainya bahkan melebihi hidupku sendiri. Aku mohon, jangan buat ia meninggalkan aku. Jangan..

TBC

JANGAN LUPA VOTE GUYS :) HOPE U LIKE IT :))

Continue Reading

You'll Also Like

8.9M 110K 45
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...
521K 26.7K 46
Bagi Elena, pernikahan bersama Kaisar hanyalah sebuah pengorbanan untuk balas budi.
3.5M 253K 30
Rajen dan Abel bersepakat untuk merahasiakan status pernikahan dari semua orang. *** Selama dua bulan menikah, Rajen dan Abel berhasil mengelabui sem...
1.6M 186K 50
Sebagai putra sulung, Harun diberi warisan politik yang membingungkan. Alih-alih bahagia, ia justru menderita sakit kepala tiada habisnya. Partai ya...