The JERK From SEATTLE

By whiskeypink

118K 4.8K 71

❌Don't Copy My Story❌ _______________ Joanna White perempuan 22 tahun memiliki hidup yang begitu rumit setela... More

Chapter One
Chapter Two
Chapter Three
Chapter Four
CAST! YOU GUYS MUST SEE IT!
Chapter Five
Chapter Six
Chapter Seven
Chapter Eight
Chapter Nine
Chapter Ten
Chapter Eleven
Chapter Twelve
Chapter Thirteen
Chapter Fourteen
Chapter Fiveteen
Chapter Sixteen
Chapter Seventeen
Chapter Eighteen
Chapter Nineteen
Chapter Twenty
Chapter Twenty-One
Chapter Twenty-Two
Chapter Twenty-Three
Chapter Twenty-Four
Chapter Twenty-Five
Chapter Twenty-Six
Chapter Twenty-Seven
Chapter Twenty-Eight
Chapter Twenty-Nine
Chapter Thirty
Chapter Thirty-One
Chapter Thirty-Two
Chapter Thirty-Three
Chapter Thirty-Four
Chapter Thirty-Five
Chapter Thirty-Six
Chapter Thirty-Seven
Chapter Thirty-Eight
Chapter Thirty-Nine
Chapter Fourty
ANOTHER STORY
Chapter Fourty-One
Chapter Fourty-Three
Chapter Fourty-Four
Chapter Fourty-Five
Chapter Fourty-Six
Chapter Fourty-Seven
Chapter Fourty-Eight

Chapter Fourty-Two

1.2K 50 1
By whiskeypink

Kejadian dimana Nathan meninggalkan aku dirumah Loren, memang sedikit membuatku kesal. Ia bahkan tak meminta maaf padaku setelah malam itu. Aku tahu, ia marah karena aku lebih memilih berlama-lama dirumah Ibunya. Tapi, aku tidak menyangka Nathan akan tega meninggalkan aku sendirian disana.

Bahkan, hari ini aku tidak mendengar kabarnya. Ia bersikap biasa saja setelah malam itu, tapi aku cukup merasa bersalah padanya.

"Hei, jika kau menerima pesan ini, aku harap kau menghubungi ku. Aku merindukanmu." Ucapku saat aku menelfon laki-laki itu, tapi malah terhubung pada voicemail nya.

Aku sudah lama tidak menelfon Paman. Kira-kira bagaimana kabarnya sekarang? Apa aku telah menjadi keponakan kurang ajar yang tidak menghubungi Paman ku sendiri?

Disaat dering ketiga, Paman mengangkat telfonku.

"Hai, Anna!"

"Hai, Paman. Bagaimana kabarmu? Maaf aku telah lama tidak menelfon mu, aku sangat sibuk belakangan ini."

"Tidak apa, sayang. Aku baik-baik saja, bagaimana kabar kedua keponakan tercintaku, hm?"

"Aku dan Larry baik-baik saja, Paman."

Saat aku hendak berbicara, Larry keluar dari kamarnya. Ia memandang ku dengan ekspresi penasaran.

"Apa kau ingin berbicara dengan Paman?"

"Paman? Tentu saja!"

Ia berlari dan duduk di sebelahku.

"Paman! Aku sangat merindukanmu!"

Aku memandang wajah Larry yang begitu antusias bertelfon dengan Paman. Ia sesekali tertawa kecil dan membahas hal ringan bersama Paman, seperti tentang sekolah nya lalu keseharian kami di apartemen.

"Ya, Anna sudah memiliki kekasih, Paman. Namanya Nathan!"

Aku membelalak kan mataku, "Larry!"

"Ya! Dia tampan!"

Aku meminta nya untuk diam dan tak membicarakan hal aneh pada Paman. Aku takut jika Larry menceritakan hal yang tidak-tidak selama Nathan disini.

"Dia baik." Larry menatapku sejenak lalu tertawa kembali. Aku penasaran apa yang Paman katakan pada Larry sehingga membuat Larry tertawa seperti itu. Apa pembahasan tentang Nathan adalah hal yang lucu?

Ting tong!

Aku membuka pintu saat mendengar bel berbunyi. Aku pikir itu adalah Nathan, ternyata itu adalah Floyd.

"Hai, Noel. Ada apa?"

"Aku ingin memberimu ini." Ia menyodorkan bungkusan besar yang aku tidak tahu apa isinya.

"Ini coklat untukmu."

"Sebanyak ini?" Ia mengangguk, "Aku baru saja kembali dari Paris, dan memikirkan oleh-oleh apa yang cocok untuk ku berikan untukmu."

"Ah, kau sungguh berlebihan Noel. Ini banyak sekali." Aku menerima bungkusan itu dan melihat isi dalam nya. Ini lebih dari sepuluh jenis coklat. Astaga!

"Aku tidak tahu kau akan suka yang mana, jadinya aku membeli semua ini untukmu."

"Apa itu?" Larry bersuara, tampaknya ia sudah selesai berbincang dengan Paman.

"Ini coklat. Ah, Noel, perkenalkan, ini adalah adikku namanya Larry. Larry ini temanku namanya Noel."

Larry terus memandang bungkusan yang aku pegang, "Kau mau? Ini, bawalah kedalam." Larry berteriak senang, ia langsung membawa semua coklat itu kedalam kamarnya.

"Adikmu sungguh menyukai coklat." Ucap Noel.

"Ya, dia sangat tergila-gila pada coklat. Sejujurnya aku tidak begitu suka coklat."

Noel tampak terkejut, "Tapi kebanyakan perempuan menyukai coklat."

"Mungkin aku tidak termasuk pada 'kebanyakan perempuan' itu." Noel terkekeh pelan, "Ya, kau benar. Jadi, apa yang kau sukai?"

"Es krim."

"Sama denganku." Ia tertawa pelan.

Ternyata kesukaan kami sama, yaitu adalah es krim.

"Ah, betapa tidak sopannya aku. Silahkan masuk." Noel mengikutiku dan duduk di sofa, sementara aku membuatkan ia minuman.

"Dimana Nathan?"

"Aku tidak tahu. Mungkin ia ada urusan."

Noel mengangguk. Ia menyesup teh yang aku buat. Tiba-tiba saja telfon ku berbunyi. Nomor yang tidak aku ketahui menelfon ku.

"Siapa?"

"Entahlah, aku tidak menyimpan nomor ini."

Saat aku ingin mengangkat panggilan itu, panggilan terputus. Aku tak menghiraukan panggilan tadi dan kembali mengobrol dengan Noel. Kami banyak bercerita tentang beberapa karyawan yang telah lama tak aku jumpai.

***

"Kau ingin minum?"

"Tidak, Theo. Terimakasih."

"Kau tampak murung sejak tadi, ada apa? Apa kau berkelahi dengan Nathan?"

"Tidak. Kami baik-baik saja, tapi seharian ini ia menghilang entah kemana."

"Apa kau sudah menelfon nya?" Aku mengangguk, "Sudah berulang kali. Bahkan sudah ratusan pesan yang aku kirim padanya, tapi tak satupun yang ia respon."

"Aneh. Aku juga tidak melihatnya seharian ini."

Aku hanya diam dan tak merespon ucapan Theo karena aku harus mengantar minuman ke meja nomor lima. Dimana, beberapa laki-laki plontos tengah asik tertawa ria sembari bercumbu mesra bersama beberapa jalang bayaran.

"Terimakasih, manis." Goda salah satu dari mereka. Aku tebak, umur mereka tak melebihi kepala tiga. Mereka masih muda, tapi mereka sama-sama berkepala plontos. Apa mereka masuk ke komunitas kepala plontos?

Aku langsung pergi meninggalkan meja mereka, dari pada aku harus terlibat dengan laki-laki penggoda seperti mereka.

Saat aku tiba di meja bar, Floyd sudah duduk disana. Ia tampak begitu kacau, "Floyd? Kau kenapa?" Ia melirik ku sejenak, "Tidak apa, Anna. Aku hanya tidak enak badan." Aku mencoba memegang keningnya, dan benar. Kening Floyd terasa sangat panas.

"Lalu kenapa kau disini? Kenapa kau tidak beristirahat saja dirumah atau kau kerumah sakit untuk berobat?"

"Aku tidak butuh obat. Aku merindukamu, itu saja." Ia melirik ku dengan mata sayu nya. Aku tak bisa terus begini, Floyd benar-benar menyukaiku dan ini sangat menyiksaku.

"Floyd, kau harus istirahat."

"Tidak, Anna. Aku hanya merindukamu. Bertemu dengan mu malam ini, aku yakin akan membuat kondisiku membaik. Aku hanya perlu kau malam ini disini, bersamaku."

"Floyd, kau tidak seharusnya begini. Kau ingat bagaimana Nathan marah besar padamu kemarin?"

"Persetan dengannya, Anna. Aku tidak takut padanya."

Aku menelan saliva ku susah payah, Floyd begitu keras kepala. Jika terus begini, ia akan menyakiti dirinya sendiri dengan terus menyukaiku tanpa aku bisa membalas perasaan nya. Ia juga akan membuat dirinya terancam di hajar oleh Nathan, jika ia tahu aku masih terus berdekatan dengan Floyd.

TBC

Maaf bgt klo part ini pendek binggoooo :') Diriku ngantuk, dan ini sudah jam 1.35 malam. Memang ada hari esok, cuma ideku muncul di jam seperti ini gaes. Maapkan diriku :'))

Semoga kalian suka!
Tetap vote dan komen ya, luv ya!

Continue Reading

You'll Also Like

431K 27.1K 55
Masalah besar menimpa Helena, ia yang sangat membenci bodyguard Ayahnya bernama Jason malah tak sengaja tidur dengan duda empat puluh empat tahun itu...
2.8M 299K 50
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...
327K 1.7K 15
Warning ⚠️ 18+ gak suka gak usah baca jangan salpak gxg! Mature! Masturbasi! Gak usah report! Awas buat basah dan ketagihan.
6.3M 326K 59
[SEBAGIAN DIPRIVATE, FOLLOW AUTHOR DULU SEBELUM BACA] Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusakny...