✩°-αƭ ƭɦ૨εε-°✩ [VSOO]

By lliawind_y

81.7K 11.6K 561

[DALAM TAHAP REVISI] . . Kim Taehyung sering sekali bermimpi aneh, dan yang paling aneh adalah dia bertemu d... More

Prologue
01
Meet Her
Serendipity
Curiosity
She Back
Revenge
Rain
Jealous
Secret Admirer
Save You
Only
She
Distroyed
Chae?
Right
Stuck
That Girl.
First Kiss
Please, stop.
Long Life
Weird
Magnet
What?
Complicated
A Shot
Failed
Please, Get Up.
Surprise
Chat
Shock
NO
Miss
Not Believe
Occurred
How is that Possible?
Red Hair
Finally
She's Crazy.
End
Epilog.
SEASON 2

Time

1.5K 257 16
By lliawind_y

At Three

Semangat Soo-ya!

Jisoo menatap kertas kecil di genggaman nya itu. Sekali lagi, sang 'Secret Admirer' nya itu berulah.

Dan juga beberapa permen manis untuk gadis manis seperti mu.

Itu kalimat terakhir. Ya, Jisoo juga melihat beberapa permen coklat disamping surat itu. Seperti biasa, loker gadis itu penuh.

Hanya beberapa kertas dan barang-barang yang ditujukan untuk Jisoo yang melengkapi loker nya. Sebenarnya Jisoo juga seorang yang populer di kampus nya, hanya tak sepopuler Kim Taehyung Cs karena dia termasuk mahasiswi yang tertutup dan hampir tidak pernah keluar dari habitat nya kecuali kalau emang terpaksa.

Mungkin karena kedekatan nya dan Taehyung sejak beberapa bulan yang lalu, loker nya jadi lebih penuh. Entah itu sebuah ancaman atau pernyataan cinta. Tapi yang pasti, Kim Jisoo tidak menyukai kedua nya. Dia tidak menyukai perhatian penuh.

"Hey!"

Seseorang menepuk pundak Jisoo. Jisoo terperanjat, baru saja ia ingin melempar tatapan membunuh pada orang itu, namun ia urungkan saat ia sadar siapa yang menepuk bahunya.

"Ah, Jinyoung-ssi? Kau mengagetkan ku," ucap Jisoo sambil mengelus dadanya. Jinyoung hanya membalas dengan senyum konyol yang ia buat, atensi beralih ke kertas putih kecil dengan gambar heart di sisi kanan-kiri nya.

"Itu kertas apa, Soo?" tanya Jinyoung karena penasaran. Fokusnya kembali teralihkan ke loker Jisoo yang terbuka, menampakkan beberapa permen coklat tergeletak disana.

"Itu coklat? Dan kertas gambar heart? Apa ada yang menyukai mu hmm?" Jinyoung menggoda Jisoo. Membuat gadis itu mendorong kepala nya pelan sambil ber alibi kalau itu adalah coklat dari Lisa.

"Benarkah, benarkah, benarkah? Lalu kertas itu? Jangan bilang yang memberi nya adalah Chae atau Jennie. Itu tidak mungkin!" Jinyoung juga mendorong kepala Jisoo pelan. Sang empu hanya membalas dengan tatapan sinis dan menusuk.

"Bodo." Jisoo kemudian melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Jinyoung. Jinyoung menyusul Jisoo, dan berjalan disamping nya.

"Tumben gak jalan sama Chae?" tanya Jinyoung heran karena biasanya Jisoo selalu berjalan berdampingan dengan Park Chaeyoung. Namun kali ini tidak.

"Terserah aku lah," jawab Jisoo singkat.

Jinyoung tersenyum tipis. Bukan apa-apa, hanya saja ia lebih senang Jisoo lebih banyak bicara akhir-akhir ini. Mungkin tidak banyak, tapi itu lebih baik dibanding dia diam saja atau hanya bergumam.

Jinyoung kira, Jisoo akan jadi lebih pendiam karena Taehyung amnesia, tapi tidak. Jisoo tetap Jisoo. Meski tatapan gadis itu semakin menyeramkan menurut Jinyoung.

****

Sementara disisi lain, manik coklat Taehyung menatap orang di depannya dari bawah hingga atas. Sedikit berpikir, kemudian mulutnya terbuka seakan berkata 'A'.

"Aku mengingat mu, Bae Irene." Taehyung menyunggingkan senyum tipis.

Irene tersenyum manis, bersyukur dalam hati kecil nya bahwa Taehyung masih mengingatnya.

"Aku kira kau akan melupakan ku, Tae." Irene berucap. Sedikit mendekat ke arah Taehyung yang tengah duduk di ranjangnya.

Taehyung terkekeh, membuang pandangan nya dari gadis itu, "mana mungkin aku bisa melupakan mantan kekasih ku, eoh?"

Kini Irene yang terkekeh. Gadis itu melipat kedua tangannya di depan dada, "kau bisa mengingat mantan kekasih mu, tapi tidak bisa mengingat orang yang kau anggap penting di hidupmu," ucapnya. Taehyung menoleh, dahi nya mengkerut bingung.

"Apa maksudmu?" tanya nya kemudian. Irene kembali terkekeh pelan, "lupakan. Kau melakukan hal yang benar, Tae." Irene tersenyum miring. Membuat si lelaki Kim itu makin bingung olehnya.

"Hey, Rene. Lebih baik kau pergi ke kampus daripada meracuni pikiran anak itu." Seok Jin tiba-tiba datang dari balik pintu sambil membawa makanan di tangannya.

"Apa kau membawakan ku makanan?" bukannya mengubris sindiran halus yang disematkan Seok Jin pada kata-kata nya, Irene malah bertanya balik. Membuat tawa kecil keluar dari lelaki dengan bahu lebar itu.

"Ini untuk Taehyung. Dia harus makan. Akan lebih baik jika dia bisa mencerna ucapan berbisa mu dengan perut terisi. Bukan begitu?" sindir Seok Jin lagi dibarengi dengan tawa kecil.

"Hah, apa maksudmu dengan ucapan berbisa? Aku tidak akan meracuni pikiran Taehyung jika aku benar-benar harus melakukannya. Lagipula, Taehyung sudah melakukan hal yang ku inginkan sebelum aku menyuruh nya untuk melakukan hal itu," ucap Irene sambil berdecih pelan.

"Emang apa yang telah aku lakukan?" berperan sebagai anak usia 5 tahun, Taehyung bertanya di tengah-tengah perdebatan kedua insan yang topik nya sendiri tidak Taehyung mengerti.

Seok Jin tersenyum, Irene mendengus, "lupakan, Tae. Cepat makan."

Bak seorang ayah, Seok Jin menata perlengkapan makan Taehyung. Irene merotasi matanya. Seperti terganggu dengan kedatangan Seok Jin.

"Jin-ah, bisakah kau pergi sebentar? Aku ingin bicara dengan Taehyung," ucap Irene yang kemudian mendapat jitakan kecil dari Seok Jin.

"Heh! Walaupun status mu dengan Taehyung adalah mantan, tapi aku tetap lebih tua dari mu, Rene. Jadi hormati aku sedikit!" sarkas Seok Jin kesal sambil berkacak pinggang.

Jangan heran, waktu Irene dan Taehyung masih menjadi kekasih, emang Irene bisa di katakan dekat dengan Seok Jin. Maksudku dekat dalam artian 'selalu bertengkar' dimanapun dan kapanpun.

"I don't care!" Irene menjulurkan lidahnya. Seok Jin melotot, "dasar gadis tidak tau sopan santun!" ucap Seok Jin sinis sambil menarik telinga Irene.

"Sudahlah, kalian akan merusak selera makan ku jika kalian terus bertengkar," ujar Taehyung kesal karena tidak kunjung memakan makanannya sesendok pun.

"Tae-"

"Rene, lebih baik kau pergi ke kampus!" usir Jin. Merasa diusir secara halus, Irene tak terima sambil berkata, "makin tua makin cerewet!"

Sedetik kemudian, gadis berparas cantik itu menghilang dari balik pintu kamar. Seok Jin hanya menggeleng kan kepala sambil menahan agar tidak mengejar Irene dan melempar nya menggunakan sapu terbang Harry Potter.

Kemudian lelaki itu duduk disamping Taehyung, sambil melihat namja itu makan Seok Jin menghela nafas, "Tae, tidak kah kau berpikir untuk mengakhiri nya?"

Taehyung berhenti, atensi beralih kepada Seok Jin, lalu mengukir seulas senyum tipis dan menggeleng pelan sebagai jawaban.

Seok Jin mengambil udara sekali lagi, "akankah ini berhasil?"

Taehyung tersenyum lagi, menatap makanan di depannya yang bahkan belum habis setengah.

"I don't know, let the time answer."

"Tae,"

"Hmm?"

"Bahasa Inggris mu semakin bagus,"

"Tentu saja!"

[]


Purple love from me 💜
Thank's

Bonus:)


Continue Reading

You'll Also Like

Drie By VAnswan

Fanfiction

30.2K 3.8K 21
Mamanya bilang, Chandra harus mengalah pada adiknya, Nathan, karena Chandra adalah seorang kakak. Lalu papanya bilang, Chandra harus mengalah pada ka...
86.4K 8.1K 32
Supaporn Faye Malisorn adalah CEO dan pendiri dari Malisorn Corporation yang memiliki Istri bernama Yoko Apasra Lertprasert seorang Aktris ternama di...
55.1K 6.6K 32
"Saat kamu kembali, semua cerita kembali dimulai." Kisal Sal dan Ron kembali berlanjut. Setelah banyak yang terlalui. Mereka kembali bersama. Seperti...
89.1K 9.8K 30
"Tunggu perang selesai, maka semuanya akan kembali ketempat semula". . "Tak akan kubiarkan kalian terluka sekalipun aku harus bermandikan darah, kali...