The JERK From SEATTLE

By whiskeypink

118K 4.8K 71

❌Don't Copy My Story❌ _______________ Joanna White perempuan 22 tahun memiliki hidup yang begitu rumit setela... More

Chapter One
Chapter Two
Chapter Three
Chapter Four
CAST! YOU GUYS MUST SEE IT!
Chapter Five
Chapter Six
Chapter Seven
Chapter Eight
Chapter Nine
Chapter Ten
Chapter Eleven
Chapter Twelve
Chapter Thirteen
Chapter Fourteen
Chapter Fiveteen
Chapter Sixteen
Chapter Seventeen
Chapter Eighteen
Chapter Nineteen
Chapter Twenty
Chapter Twenty-One
Chapter Twenty-Two
Chapter Twenty-Three
Chapter Twenty-Four
Chapter Twenty-Five
Chapter Twenty-Six
Chapter Twenty-Seven
Chapter Twenty-Eight
Chapter Twenty-Nine
Chapter Thirty
Chapter Thirty-One
Chapter Thirty-Three
Chapter Thirty-Four
Chapter Thirty-Five
Chapter Thirty-Six
Chapter Thirty-Seven
Chapter Thirty-Eight
Chapter Thirty-Nine
Chapter Fourty
ANOTHER STORY
Chapter Fourty-One
Chapter Fourty-Two
Chapter Fourty-Three
Chapter Fourty-Four
Chapter Fourty-Five
Chapter Fourty-Six
Chapter Fourty-Seven
Chapter Fourty-Eight

Chapter Thirty-Two

1.7K 74 2
By whiskeypink

Setelah perdebatan dengan Paman dan Bibi, akhirnya aku telah membawa Larry bersamaku. Aku cukup sedih kemarin karena harus membawa Larry jauh dari Paman, aku sangat tau kalau Paman begitu sayang dengan kami. Tapi apa boleh buat, Larry menginginkan untuk ikut bersamaku. Aku kasihan padanya jika harus di intimidasi oleh Bibi.

Aku bahagia, melihat Larry gembira tinggal disini bersamaku. Walaupun kamarnya disini tak sebesar yang ada di rumah Bibi.

"Anna! Anna!" Dia berlari masuk ke kamar sembari tertawa, "Ada apa, Larry?" Larry menatap keluar pintu dan sedetik kemudian Nathan muncul dengan menggunakan topeng monster untuk menakut-nakuti Larry.

"Ada monster!!" Teriak Larry sembari melemparkan bantal yang ada di dekatnya ke Nathan.

"Huaaa!!! Kemari kau... Aku akan memakanmu!!!"

"Hahaha, geli. Lepaskan!" Larry tertawa saat Nathan memeluknya dan menggelitiki perutnya. Aku ikut tertawa melihat kejadian ini. Nathan tampaknya menyukai Larry dan begitu sebaliknya. Aku bahagia melihat Nathan bisa menerima kehadiran adikku.

"Ayo kita tangkap Anna!" Nathan berteriak dan seketika mereka berdua menatapku dengan tatapan aneh. Saat aku mencoba menghindar, Nathan berhasil mendapatkan tubuhku dan ia menggelitik perutku. Aku tertawa dan hampir saja menangis karena menahan geli, "Hentikan, Nathan! Ka-kau membuatku geli!" Teriakku di pelukannya. Larry tertawa tanpa henti melihatku yang di siksa oleh Nathan.

"Teruskan, Nathan! Teruskan!" Nathan mengangguk dan lagi ia menggelitikku tanpa henti. Aku menggeleng kuat dan mencoba mendorong tubuh Nathan tapi ia sama sekali tak berhenti.

Perutku terasa mual dan seketika aku mendorong tubuh Nathan paksa, lalu berlari ke dalam kamar mandi untuk memuntahkan isi perutku.

"Hei, are you ok, baby? I'm sorry.." Wajah Nathan terlihat cemas dan ia mencoba membantuku untuk memuntahkan isi perutku dengan memijitkan tengkukku.

"Anna? Kau kenapa?" Larry masuk dan menatapku dengan khawatir.

"Aku tidak apa-apa. Hanya masuk angin saja."

"Kau sudah makan?" Aku menggeleng. Sejak tadi malam aku belum ada mengisi perutku karena di bar sangat ramai dan tak sempat untuk aku makan, "Akan ku buat kan makanan, ok?" Aku menggeleng, "Tidak perlu, Nathan. Aku sudah baikan." Nathan membantuku untuk duduk di atas ranjang.

"Diam disini."

Nathan seketika pergi keluar. Larry berdiri disampingku dengan wajah cemas nya, "It's ok, Larry. I'm fine." Aku mengelus puncak kepala Larry agar ia tak merasa cemas padaku.

***

Siang ini aku dan Nathan akan kembali ke West Chicken untuk bertemu dengan Noel lagi. Semenjak hari itu, aku belum kembali menemuinya. Untung saja Larry libur dan ia berjanji untuk tidak nakal selama aku tinggal.

"Kau tunggu disini atau ikut masuk?" Tanyaku pada Nathan ketika kami sampai di West Chicken. Dia berpikir sejenak kemudian dia membuka pintunya menandakan dia ikut masuk.

Aku mencari sosok Noel, namun tidak jumpa, "Flank, dimana Noel?" Tanyaku saat Flank membersihkan meja yang kotor. Ia menatapku ke belakang ku sejenak, "Dia di ruangannya." Jawabnya.

"Oke, makasih."

Aku menatap kebelakang saat Nathan hanya berdiri disana sembari menatapku dengan datar, "Kau tunggu disini, ok?"

"Aku akan ikut denganmu."

"Tidak, Nathan. Aku hanya akan membicarakan tentang resign ku saja."

"Apa kau sengaja ingin berduaan dengan nya didalam sana?"

"Apa? Tidak. Bukan seperti itu.. argh! Baiklah, kau ikut." Aku mendengus kesal sama ucapan nya barusan. Ia akhirnya tersenyum miring lalu mengikutiku masuk ke ruangan Noel.

Aku mengetuk pintunya lalu Noel mempersilahkan aku masuk. Ia cukup terkejut saat aku dan Nathan masuk menghampirinya, "Ada apa, Anna?"

"Um, aku mau berhenti bekerja. Karena aku harus menjaga adikku yang sekarang tinggal bersamaku."

"Aku sudah tau." Ucap Noel pelan, "Apa?" Aku menatapnya sejenak, "Yeah, Nina sudah memberitahukan ku kemarin."

"Jadi.. Kau izinkan?"

"Yeah, itu sudah keputusanmu." Ucapnya tanpa melirikku. Sikap Noel seketika berubah menjadi dingin dari biasanya. Ia tak pernah seperti ini padaku, ia selalu bercanda dan hangat jika kami berbincang. Apa karena ada Nathan disini?

"Um, baiklah, Noel. Terimakasih atas kebaikan mu mau menerima aku bekerja disini." Noel melihatku, "Yeah, it's ok." Suasana disini semakin canggung dan akhirnya aku memutuskan untuk pamit pergi. Berlama-lamaan di satu ruangan bersama Nathan dan Noel hanya akan membuatku membeku ditempat. Mereka saling pandangan mengintimidasi satu sama lain.

Saat didalam mobil, Nathan hanya diam tak bersuara. Apa dia marah padaku? Tapi aku tidak ada berbuat salah padanya. Aku meliriknya yang tengah fokus menyetir, "Hei, apa kau marah denganku?" Dia melirik ku, "Tidak. Untuk apa aku marah denganmu?"

"Entahlah, sikapmu aneh sejak tadi."

"No, baby. I'm ok." Dia mengelus tanganku yang ada di pahaku. Aku mencoba untuk mengiyakan ucapannya.

"Kita akan kemana?" Tanyanya. Aku sudah lama tidak berbincang dengan Loren. Apa Nathan mau jika aku mengajaknya kerumah Ibunya?

"Bagaimana kalau kita kerumah Ibumu." Seketika rahang nya mengeras, "Untuk apa kesana?"

"Mengunjunginya? Dia Ibumu. Sekedar mengunjunginya tidak ada salahnya, bukan?"

"Kau tau jelas aku tak ingin bertemu dengannya, Anna." Ia melepaskan genggaman nya dari tanganku. Mungkin pergi kerumah Loren bukanlah jalan yang baik.

"Um, baiklah. Kau bisa mengantar ku pulang saja." Dia melirikku, "Apa kau marah?"

"Tidak. Aku tidak marah." Jawabku sembari menatapnya, "Apa kau marah denganku?"

"Hanya kesal." Jawabnya.

Ketika kami tiba di apartemen, aku melihat Larry sedang tertidur pulas di kamarku.

"Aku harus pergi."

"Kemana?"

"Ke frat. Ada urusan sedikit." Jawabnya tanpa melihatku. Aku yakin dia tengah emosi dan mencoba untuk menghindari ku. Akhirnya aku mengangguk bersamaan dengan dia yang berbalik lalu keluar.

Mungkin aku harus terbiasa dengan emosi Nathan yang suka naik turun secara tiba-tiba.

Nathan's POV

Aku tak langsung ke frat, aku singgah ke toko bunga untuk membeli lily putih kesukaan Irene. Aku mendatangi rumah terakhir seseorang yang pernah aku cintai di hidupku. Dengan lemas, aku berjalan menuju makam Irene yang diatasnya ada beberapa bunga segar. Aku rasa, keluarga nya baru saja mendatangi makam ini mengingat ini adalah tanggal kematian Irene.

"Hei, sayang.." Aku berjongkok di sebelah nya sembari mengelus nisan bernama kan Irene Holland.

"Aku sudah bangkit dari masa kelamku, sayang. Aku kembali merasakan cinta seperti terakhir aku rasakan padamu. Dia adalah Anna. Dia wanita yang berhasil membuatku keluar dari trauma ku. Trauma karena kehilangan dirimu, sayangku." Aku meletakkan bunga lily yang telah aku beli keatas makam kekasihku.

"Sedang apa kau disini?" Aku menoleh pada suara yang terdengar tidak asing di telingaku.

"Kau? Untuk apa kau kemari?!" Aku heran kenapa dia bisa disini. Aku seketika berdiri dan menatapnya membawa sebungkus lily yang sama denganku.

"Dia adalah adikku." Ucapnya tegas.

To Be Continued.

__________________

Jangan lupa vote ya :)

Continue Reading

You'll Also Like

7.1M 349K 75
"Baju lo kebuka banget. Nggak sekalian jual diri?" "Udah. Papi lo pelanggannya. HAHAHA." "Anjing!" "Nanti lo pura-pura kaget aja kalau besok gue...
2.8M 299K 50
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...
605K 43.4K 40
Adhitama Malik Pasya pernah menikah dengan gadis belia. Satu bulan pernikahan, lelaki itu terpaksa bercerai dari istrinya. Tujuh tahun berlalu, ia t...
16.9M 748K 43
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...