The JERK From SEATTLE

By whiskeypink

118K 4.8K 71

❌Don't Copy My Story❌ _______________ Joanna White perempuan 22 tahun memiliki hidup yang begitu rumit setela... More

Chapter One
Chapter Two
Chapter Three
Chapter Four
CAST! YOU GUYS MUST SEE IT!
Chapter Five
Chapter Six
Chapter Seven
Chapter Eight
Chapter Nine
Chapter Ten
Chapter Eleven
Chapter Twelve
Chapter Thirteen
Chapter Fourteen
Chapter Fiveteen
Chapter Sixteen
Chapter Seventeen
Chapter Eighteen
Chapter Nineteen
Chapter Twenty-One
Chapter Twenty-Two
Chapter Twenty-Three
Chapter Twenty-Four
Chapter Twenty-Five
Chapter Twenty-Six
Chapter Twenty-Seven
Chapter Twenty-Eight
Chapter Twenty-Nine
Chapter Thirty
Chapter Thirty-One
Chapter Thirty-Two
Chapter Thirty-Three
Chapter Thirty-Four
Chapter Thirty-Five
Chapter Thirty-Six
Chapter Thirty-Seven
Chapter Thirty-Eight
Chapter Thirty-Nine
Chapter Fourty
ANOTHER STORY
Chapter Fourty-One
Chapter Fourty-Two
Chapter Fourty-Three
Chapter Fourty-Four
Chapter Fourty-Five
Chapter Fourty-Six
Chapter Fourty-Seven
Chapter Fourty-Eight

Chapter Twenty

2.2K 103 2
By whiskeypink

Setelah menunggu lama, akhirnya mereka memasuki putaran terakhir. Inilah yang ditunggu-tunggu siapa kah yang akan memenangkan balap kali ini. Ku dengar yang menang akan mendapatkan uang sebesar 3000 dollar dan seorang jalang yang siap mereka miliki. Bagaimana jika nanti Nathan menang? Apakah Nathan akan meniduri jalang itu?

Aku sontak menggeleng untuk menepis pikiranku. Lagipula jika iyapun, aku tidak berhak untuk melarang nya. Aku bukanlah siapa-siapa nya. Dari kejauhan aku melihat sorot lampu, semua orang sudah meneriaki nama Nathan dan Liam. Aku sepertinya bisa menebak siapa yang bernama Liam. Jika diliat dari tadi, Nathan selalu berselisihan dengan seorang laki-laki brewokan, tampaknya masih seumuran dengan Nathan. Ia tampan, tapi kurasa dunia Nathan seperti ini tidak lah menjamin orang disekitarnya adalah orang-orang yang 'baik'. Saat aku melihat mereka semakin dekat dengan garis finish, aku semakin berharap Nathan akan memenangkan lomba ini.

Dan yap!

"Wohoo!! You are the king bro!!" Teriak Harris lantang saat Nathan melepaskan helm nya dan semua orang mengelilingi dirinya untuk mengucapkan selamat. Gladys membawaku kesana dan aku mengucapkan selamat padanya dan ia tersenyum kecil padaku.

"Yo, Liam. Haha, kau kalah kali ini, dude." Jack menepuk punggung Liam sembari tertawa kecil.

Aku melirik Liam dan ia ternyata tengah menatapku dan menghampiriku, "Aku tak pernah melihatmu disini." Ucapnya. Aku sedikit merasa canggung, tapi aku sangat berterimakasih karena Gladys menjawab nya dengan cepat, "Um, yeah. Dia teman baru kami. Ada masalah, Liam?" Liam menggeleng sembari memberikan smirk diwajahnya. Aku tidak suka dengan smirk nya itu. Terlihat aneh dan mengerikan.

"Aku Liam. Kau?"

"Anna." Itu bukan aku. Yeah, maksudnya itu memang namaku. Tapi bukan aku yang menjawab. Aku menatap Nathan yang sudah berdiri diantara aku dan Liam. Ia membelakangiku dan aku tak tau bagaimana ekspresi Nathan saat ini.

"Aku bertanya padanya, bukan kau, Mr. Wade."

"Dia sedang sariawan." Apa?! Bisa-bisanya Nathan mengatakan aku sedang sakit sariawan.

"Benarkah? Kelihatannya dia baik-baik saja, bukan begitu Anna?" Ia melirik ku dari balik tubuh Nathan. Saat aku ingin menjawab, Nathan malah langsung menarik ku menaiki motornya.

"Kita mau kemana?" Tanyaku heran, "Pulang." Jawabnya. Aku merasakan nada bicara Nathan sudah terdengar aneh. Floyd dan yang lainnya menatapku dengan tatapan bertanya dan aku hanya bisa mengidikkan bahuku.

"Hei, dude! Haha, apa masalah nya dirimu dengan wanita itu? Biarkan aku berbicara dengannya." Ucap Liam saat Nathan memakai helm nya. Ia tak membalas ucapan Liam dan langsung menghidupkan mesin motornya lalu melaju kencang, "Pegangan." Aku mendengar Nathan memintaku untuk berpegangan dengannya, sontak aku langsung memeluk pinggang nya dengan kuat.

Disepanjang jalan pulang aku dan Nathan tak saling berbicara. Ia hanya diam dan mengendarai motornya dengan sangat kencang. Apa Nathan marah pada Liam karena Liam mencoba berbicara denganku? Tapi, apa salahnya? Liam dan Nathan berteman, apa aku tidak boleh berteman dengan nya?

Saat kami tiba dia dengan cepat turun dari motor nya dan langsung naik ke lantai atas. Ia membanting helmnya saat kami sudah tiba di dalam. Aku terkejut.

"Nathan? Ada apa?"

"Tidak, Anna."

"Katakan, Nathan. Kau terlihat aneh."

Ia membalikkan tubuhnya untuk melihatku, "Apa aku terlihat aneh? Lihat dirimu. Pakaian mu! Kau tak biasanya berpakaian seperti ini."

"Gladys yang meminjamkan bajunya padaku."

"Kenapa?"

"Karena ini adalah pertama kalinya aku datang ke acara seperti itu dan aku tidak tau harus mengenakan pakaian seperti apa."

"Kau seharusnya jadi dirimu sendiri, Anna." Dia melirikku.

"Ya, aku tau."

Susana menjadi hening. Aku berdiri menatapnya untuk memulai pembicaraan lagi, tapi seperti nya ia lebih memilih diam. Jadi, aku memutuskan untuk bertanya tentang hadiah kemenangan nya.

"Um, kenapa kau tidak membawa jalang- maksudku hadiahmu tadi?"

Dia menatapku diam, "Karena aku tak menginginnya." Benarkah? Perempuan tadi sangat cantik dan tentu saja tak siapapun laki-laki normal akan menolak perempuan itu. Aku memilih untuk tak menjawab dan berjalan ke dalam kamar, "Kau mau kemana?"

"Kamar, untuk berganti pakaian."

Aku melepas bajuku dan melemparnya ke ranjang, aku mencari kaos tidurku yang biasa aku kenakan. Namun, disaat aku berjalan menuju koperku, pintu kamar terbuka tiba-tiba. Aku terkejut saat Nathan menampakkan dirinya, sontak aku menutup dadaku dengan tangan. Tak ada apapun yang bisa aku gunakan untuk menutup dadaku yang hanya mengenakan bra.

"Nathan!! Berani nya kau!"

"Anna.." Suaranya terdengar berat.

"Keluar, Nathan." Bukan nya keluar, ia malah berjalan mendekat kearahku. Aku panik dan tak tau harus apa. Sialan! Kenapa Nathan berani masuk tanpa izin?! Aku melihat matanya yang mengunci pandangannya padaku. Aku merasa terintimidasi oleh tatapan tajam nya.

"Jangan pernah berbicara dengan Liam lagi, Anna."

"Kenapa?"

"Karena dia bajingan."

"Dia temanmu, bukan?" Dia menggeleng. Dan tak ku sangka kini Nathan hanya berjarak dua kaki dariku.

"Nathan, mundur. Kau mau apa?"

"Kau." Alisku terpaut bingung. Ini bahaya, aku tidak boleh hanya berdiam diri disini atau aku akan habis oleh nya. Saat aku ingin melangkah pergi, ia sudah menangkap kedua tanganku.

"Kumohon."

"Nathan, kau gila!"

"Tidak. Aku tidak gila."

"Ya! Kau gila! Kau tidak bisa mengendalikan emosimu saat ini. Aku tau kau mengidap Bipolar Disorder."

Tatapan nya seketika menajam, genggaman nya seketika terlepas dari tanganku, "Kau tau dari mana? Katakan, Anna. Katakan!" Ia kembali menarik tanganku hingga dadaku tidak tertutupi lagi oleh kedua tanganku.

"Theo. Dia yang menceritakannya ketika kita berdebat waktu itu. Dia bilang padaku saat itu kau mabuk-mabukan di bar." Aku menjawab nya dengan takut.

"Fuck. Theo selalu saja ikut campur dengan urusanku!"

"Jangan salahkan dia, Nathan. Um, aku yang bertanya padanya."

Dia menatapku dan mendekatkan dirinya hingga tak ada lagi jarak yang menghalangi kami, "Kalau begitu kau harus dihukum, Anna. Kau terlalu banyak bertanya." Dia mencoba mencium bibirku tapi aku membuang muka dengan cepat.

"Kau mau apa, Nathan?"

"I wanna fuck you, baby." Aku menggeleng tegas, "Tidak! Aku tidak mau! Lepaskan aku!"

"Terlambat!" Dia mendorong tubuhku hingga aku terjatuh ke atas ranjang. Mata Nathan terlihat gelap dan begitu bergairah. Apa yang sebenarnya Nathan rasakan saat ini?

"Nathan, kumohon."

Nathan tak menghiraukan ku dan ia langsung mencium bibir ku seperti orang kelaparan. Aku merasa bibirku mengeluarkan darah sehingga rasa amis terasa di mulutku. Aku menangis dan terus menangis saat Nathan melepaskan bra milikku hingga aku bertelanjang dada.

Nathan mengambil dasi dari dalam nakas dan mengikat kedua tanganku keatas sandaran ranjang. Bibirnya terus menjamah diriku dan meninggalkan tanda di sekitaran leher. Aku tak memiliki tenaga lagi untuk mendorong tubuhnya dariku.

"Don't cry, baby. Don't cry. Sshhhh."

Aku menggeleng dan semakin kuat untuk menangis. Dia mengecup bibirku dengan lembut. Aku tak pernah memikirkan Nathan akan memperlakukanku hingga seperti ini. Tangannya kembali menjamah tubuhku dari mulai dada hingga bagian bawah. Seketika tubuhku menegang saat tangannya masuk kedalam celana dalamku dan menyentuh area sensitif ku. Aku semakin menggeleng kuat, "Jangan, Nathan! Jangan.." Aku memohon padanya.

Nathan menatap mataku dengan lekat. Seketika ia memundurkan badan nya dariku dan menarik rambutnya serta berteriak begitu keras.

"Anna! Aku minta maaf, sungguh. Aku tidak tau apa yang aku lakukan. Aku, kacau." Ia berjalan mendekatiku dan melepaskan ikatan di tanganku. Aku masih menangis sesegukan.

"Anna.. Aku minta maaf."

Aku menggeleng pelan. Sungguh aku tidak tau harus berkata apa. Nathan memperlakukan ku seperti aku ini wanita murahan di mata nya.

"Aku minta maaf, baby."

"Jangan memanggilku baby, Nathan!"

"Okai! But, i'm so sorry. Please forgive me, Anna."

"Tidak. Kau mengerikan, Nathan. Jangan mendekati ku." Aku berdiri dan mengambil bra ku yang dilempar oleh Nathan ke lantai. Aku mengenakan bajuku yang tadi aku kenakan, lalu mengemas segala barang-barangku.

"Hei? Kau mau kemana?"

"Pergi. Aku tidak bisa menumpang denganmu lagi. Maaf, Nathan. Aku tidak bisa." Aku menahan agar tangis ku tak kembali turun.

"Tidak. Tidak. Kau tetaplah disini, ini sudah malam. Kau mau kemana, huh?"

"Mencari tempat yang aman dari laki-laki mengerikan seperti kau, Nathan!"

"Aku minta maaf, ok? Aku janji aku akan mengendalikan diriku setelah ini. Aku janji. Kumohon."

Aku menggeleng dan setelah semuanya telah aku rapikan kedalam koper, aku membawa koper tersebut dan tas kecil milikku lalu keluar dari kamar sialan ini.

"Shit! Anna, please! Tetaplah disini." Dia mengejar ku namun aku sudah terlebih dulu keluar dari pintu dan menutup pintu itu dengan kuat. Aku menangis tak karuan saat masuk kedalam lift. Aku tak tau harus kemana saat ini, aku tak mungkin kembali ke rumah Paman. Aku tak tau harus kemana. Aku takut.

Ponsel ku berbunyi saat pintu lift nya terbuka.

"Anna!"

"Hai, Floyd."

To Be Continued.

Continue Reading

You'll Also Like

2.9M 304K 50
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...
1.5M 138K 48
Kehidupan Dinar Tjakra Wirawan berubah, setelah Ayah dan kakak laki-lakinya meninggal. Impiannya yang ingin menjadi seorang News anchor harus kandas...
370K 28.5K 59
Elviro, sering di sapa dengan sebutan El oleh teman-temannya, merupakan pemuda pecicilan yang sama sekali tak tahu aturan, bahkan kedua orang tuanya...
1.4M 72.2K 69
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...