The JERK From SEATTLE

By whiskeypink

118K 4.8K 71

❌Don't Copy My Story❌ _______________ Joanna White perempuan 22 tahun memiliki hidup yang begitu rumit setela... More

Chapter One
Chapter Two
Chapter Three
CAST! YOU GUYS MUST SEE IT!
Chapter Five
Chapter Six
Chapter Seven
Chapter Eight
Chapter Nine
Chapter Ten
Chapter Eleven
Chapter Twelve
Chapter Thirteen
Chapter Fourteen
Chapter Fiveteen
Chapter Sixteen
Chapter Seventeen
Chapter Eighteen
Chapter Nineteen
Chapter Twenty
Chapter Twenty-One
Chapter Twenty-Two
Chapter Twenty-Three
Chapter Twenty-Four
Chapter Twenty-Five
Chapter Twenty-Six
Chapter Twenty-Seven
Chapter Twenty-Eight
Chapter Twenty-Nine
Chapter Thirty
Chapter Thirty-One
Chapter Thirty-Two
Chapter Thirty-Three
Chapter Thirty-Four
Chapter Thirty-Five
Chapter Thirty-Six
Chapter Thirty-Seven
Chapter Thirty-Eight
Chapter Thirty-Nine
Chapter Fourty
ANOTHER STORY
Chapter Fourty-One
Chapter Fourty-Two
Chapter Fourty-Three
Chapter Fourty-Four
Chapter Fourty-Five
Chapter Fourty-Six
Chapter Fourty-Seven
Chapter Fourty-Eight

Chapter Four

3.3K 160 0
By whiskeypink

Aku berjalan kesana kemari siang ini. Cuaca cukup panas sehingga membuat aku harus berdiam diri disebuah cafe untuk membeli minuman dingin disana.

Saat cappucino dingin milikku tiba, aku langsung meminum nya. Ponsel ku berdering dan itu adalah Paman. Ya, dia sering menelfonku untuk menanyakan kabar aku dan Larry.

Aku mengangkat telfon dari Paman.

Kami berbincang banyak hal, mulai dari ia menceritakan bagaimana pekerjaan nya hari ini sampai giliranku menceritakan bagaimana keseharianku dan Larry.

Ia memutuskan untuk melanjutkan bertelfon nanti lagi, dikarenakan ia harus lanjut bekerja. Paman adalah kepala proyek disebuah perusahaan kecil. Dia mendapat tugas di Las Vegas dan mengharuskan nya tinggal berjauhan dengan Bibi Holly.

"Anna?!"

Aku memalingkan wajahku saat seseorang memanggil namaku. Saat aku mencari sosok tersebut, ternyata itu adalah Gladys. Ia duduk bersama beberapa teman laki-lakinya di sudut ujung belakang.

Dia menghampiriku dan langsung memelukku dengan erat, "Hei, Anna. Akhirnya kita bertemu lagi." Ucap nya girang.

Aku tersenyum lebar, "Ya, aku juga." Kami berbincang sedikit dan ia meminta nomor ponselku karena kemarin ia lupa untuk memintanya.

"Kau sedang apa disini?"

"Um, aku tadi coba mencari lowongan pekerjaan."

"Pekerjaan? Um, ayo ikut aku."

Ia menarik ku ke meja nya dan menghampiri teman nya disana. Aku merasa canggung saat semua mata tertuju padaku.

"Floyd! Kau pernah bilang padaku kalau kau membutuhkan pekerja di bar mu, bukan?"

Laki-laki yang di panggil 'Floyd' oleh Gladys menatap nya dengan memberi anggukan. Floyd menatap Gladys dan aku secara bergantian.

"Bagus sekali! Ini temanku, namanya Anna. Dia kebetulan sedang membutuhkan pekerjaan. Bisakah kau memberinya pekerjaan di bar mu?"

"Bar?" Tanyaku pada Gladys. Gladys mengangguk kecil.

"Jika dia mau, aku bisa memberinya pekerjaan itu."

Aku berpikir kembali. Ini adalah sebuah bar, dan bar identik sekali dengan alkohol dan lain hal. Aku tak pernah memasuki dunia semacam itu, aku sempat sekali mencoba alkohol saat di London dulu. Saat itu aku berada di pesta ulang tahun temanku. Hingga sekarang aku tak pernah mau mencoba alkohol lagi, rasanya begitu aneh.

"Ayolah, Anna. Terima saja."

Aku berpikir lagi. Mungkin ini tidak buruk. Bekerja disana bukan bearti aku harus mencoba minuman itu, bukan?

"Hm, baiklah. Aku menerima nya."

Floyd tersenyum kecil, "Malam ini kau sudah bisa bekerja."

"Malam?"

"Ya. Kau pikir bar ku buka saat pagi hingga sore? Jangan konyol, Anna."

Aku tertawa kecil. Tepatnya menertawakan diriku sendiri. Bodoh kau, Anna. Tentu saja kau bekerja saat malam hari.

Salah satu laki-laki berambut keriting berdehem pelan, "Gladys? Apakah kau tidak berminat memperkenalkan teman wanita mu itu pada kami juga? Sungguh beruntung Floyd dapat berkenalan dengannya." Ucap pria itu.

"Ah baiklah, Jack. Um, Anna. Ini adalah Jack. Dan disebelahnya itu adalah Harris. Mereka semua adalah teman bermainku."

Aku memberi senyum kecil kepada mereka. Jack menyodorkan tangannya untuk aku sambut. Aku menyambutnya. Namun terasa aneh, dia tidak melepaskan tanganku dalam waktu lama.

"Jackie, kau nakal." Tegur Gladys sembari menyentil tangan Jack.

Terlihat Jack memberikan smirk padaku dan aku hanya diam saja.

"Hai, Anna. Senang bertemu denganmu." Ucap Harris. Dia tersenyum manis padaku. Tampaknya dia tak senakal Jack.

"Hai, dude! Kemana saja, kau?" Harris menyapa seseorang dibelakangku. Aku membalikkan badan dan apakah aku tak salah lihat?

Itu adalah Nathan. Laki-laki yang sempat aku liat tengah beradu argumen dengan Ibunya waktu lalu.

Nathan menatapku dalam diam. Dan aku mencoba untuk tersenyum kecil, namun ia tak membalasnya.

"Bisakah kau menyingkir dari jalanku?" Pintanya dingin. Aku tersadar aku tengah menghalangi jalannya.

"Kau jangan bersikap kasar padanya, Nathan." Tegur Gladys.

Nathan tampaknya tidak memperdulikan ucapan Gladys, ia memilih duduk disebelah Floyd.

"Um, Gladys. Aku sebaiknya pulang. Terimakasih atas bantuanmu." Gladys tersenyum mendengar ucapan terimakasihku. Aku menatap Floyd, "Um, pukul berapa aku bisa mulai berkerja?"

"Tujuh, Anna. Aku tunggu kehadiranmu. Nanti Gladys akan mengirimkan alamat bar ku."

Aku mengangguk lalu berpamitan pergi pada mereka semua.

"Anna, tunggu!" Panggil Jack.

Aku berhenti sejenak dan dia memegang tanganku. Aku mulai merasa terganggu dengan sikapnya yang seperti ini, "Apa kau mau aku jemput nanti malam?" Aku mencoba melepaskan tanganku dari genggaman nya dan kemudian menggeleng.

"Tidak perlu, Jack. Terimakasih atas tawaranmu."

Aku kemudian berlalu meninggalkan cafe setelah aku membayar minumanku tadi.

Semoga saja dengan aku bekerja di bar dapat membantu Bibi dan Paman serta mencukupi kehidupanku sendiri.

***

Ternyata pub yang akan menjadi tempat kerjaku jaraknya cukup jauh. Bibi tidak tau aku bekerja di bar. Ia hanya tau aku mendapatkan pekerjaan di sebuah cafe.

Awalnya ia heran kenapa aku bekerja sangat malam, tapi aku mencoba mencari alasan yang tepat agar Bibi tidak banyak bertanya padaku.

Jika aku sudah mendapatkan pekerjaan yang lebih bagus, mungkin aku akan berpikir untuk keluar dari bar milik Floyd.

Setelah beberapa puluh menit, akhirnya aku tiba di sebuah bar yang cukup besar. Ternyata ini bukan saja sebuah bar, namun bar and pub.

Aku masuk dan di cegat oleh salah satu pengawal disini. Wow, bahkan Floyd menyewa pengawal untuk bar nya.

"Ah, Chris. Biarkan dia masuk, dia pekerja baru disini." Floyd muncul tiba-tiba dari dalam dan mengenakan kaos hitam dan celana selutut.

Pengawal bernama Chris itu pun membukakan jalan untukku. Floyd menuntun ku ke sebuah bar yang yeah, lumayan besar dan banyak sekali berdiri botol-botol alkohol disana.

Tentu saja, Anna! Dasar kau bodoh. Ini bar, tentu saja banyak sekali minuman di atas nya.

Aku tersenyum kecil pada Floyd yang mengenal kan ku pada bartender disini. Namanya adalah Theo. Dia manis dan juga ramah. Aku tampaknya akan nyaman bekerja dengannya.

"Nah, Anna. Tugasmu adalah mengantarkan pesanan minuman ke setiap meja dan kamar yang ada diatas. Bagaimana?"

Aku diam sejenak, "Um, baiklah." Akhirnya.

"Good. Kalau begitu aku tinggal dulu, mereka sudah menunggu ku diatas. Enjoy with your job, Anna." Aku tersenyum manis padanya dan mengucapkan terimakasih atas dukungannya.

Akhirnya aku mulai bekerja. Nah, pertama-tama aku mengantarkan minuman ke meja nomor 10, dimana disitu ada laki-laki yang aku tebak umurnya sekitar 50-an.

"Ini minuman nya."

Pria tua itu menatapku dengan detail dari atas hingga bawah. Aku merasa risih dan memilih untuk segera meninggalkan meja.

"Hei, tunggu dulu!"

Ia menahan tanganku. Damn it, Anna. Baru pertama bekerja, kau sudah diganggu oleh pria hidung belang.

"Maaf, Tuan. Apa ada yang bisa aku bantu?" Aku mencoba basa-basi. Dia tersenyum aneh padaku.

"Apa kau baru disini?" Aku mengangguk.

"Pantas saja aku tidak pernah melihat mu. Kau.. Cantik."

"Um, terimakasih, Tuan. Aku harus kembali bekerja, permisi."

Aku segera menarik paksa tanganku darinya. Oke, Anna. Ini hanya permulaan. Anggap saja ini semua sebagai ucapan selamat datang padamu didunia malam.

Oke, semoga besok dan kedepannya semuanya akan baik-baik saja.

I wish.

To Be Continued.

___________________

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT!

KALIAN VOTE BANYAK, AKU AKAN LANGSUNG UP PART SELANJUTNYA :)

I SWEAR.

____________________

GOMAWO.

Continue Reading

You'll Also Like

1.5M 137K 48
Kehidupan Dinar Tjakra Wirawan berubah, setelah Ayah dan kakak laki-lakinya meninggal. Impiannya yang ingin menjadi seorang News anchor harus kandas...
3.7M 54.2K 32
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...
1.1M 47.8K 37
Mereka teman baik, tapi suatu kejadian menimpa keduanya membuat Raka harus menikahi Anya mau tidak mau, sebagai bentuk pertanggungjawaban atas apa ya...
2.9M 303K 50
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...