The Past (SELESAI)

By sitachelos

141K 5.2K 68

The Wattys Awards 2019 - PROSES EDITING!!! Judul Lama- About Feeling 🗝karena ini berkaitan tentang dengan or... More

part 1 : ini prolog
part 2 : si Tengil dan Panda
part 3 : Menggemaskan
part 4 : Setan penggangu
part 5 : chat?
part 6 : Karnaval dan Taman
part 7 : Tiga Pemuda Penggangu
part 8 : mencuri restu?
part 9 : Pulang bareng
part 10 : Jadian?
part 11 : Harus terbiasa
part 12 : Labrak?
part 13 : Dunia milik Berdua
part 14 : Si masalalu
part 15 : Berkunjung
part 16 : Hukuman Bekel
part 17 : Nasib Andra
part 18 : inikah Karma?
part 19 : Alex Sialan
part 20 : Sisi lain
part 21 : Keluarga kecil
part 22 : Si masalalu 2
part 23 : Kejadian
part 24 : Kejadian Besar
part 25 : berusaha menerima
part 26 : Lampung
part 27 : Lewat Vc
part 28 : Dua tempat
part 29 : Berubah
part 30 : He's Change
part 31 : Kembali
part 32 : Kenyataan pahit
part 33 : Broken heart
part 34 : Piyan 2
part 35 : Pantai dan kenangan
part 36 : Sadar
part 37 : perpisahan dan tangisan
part 38 : Tiga pemuda
part 39 : perasaan?
part 40 : Brazil
part 41 : BOGOSIPDA?
part 42 : Membuka hati?
part 43 : Kembali 2
part 44 : Keluarga
part 45 : Bertemu
part 46 : Satu langkah
part 47 : Rumah pohon
part 49 : Malam tahun Baru
part 50 : Marriage
part 51 : Ending
❣Special Mikelea Pov's
❣Special Alexander Pov's
Extra part
info Squel
Bantu teman!!
Ada Cerpen
cerita baru lagi
WAJIB MAMPIR. UDAH ENDING!

part 48 : Bertemu Piyan

1.8K 76 0
By sitachelos

Keseharian seorang Mikelea berjalan seperti biasa yang tak luput dari kata 'bekerja.

Saat ini ia usai menemani sang bos sehabis dari meeting di perusahaan Lain. Dan berakhir mereka membawa lembali berkas kesepakatan kerjasama, Setelah berjam jam berdiskusi dan bernegoisasi.

Lea yang duduk nyaman disamping supir yang mengendarai mobil yang ia tumpangi dengan bos, yang sedang berada dibangku belakang sedang berteleponan dengan istrinya.

Ditangan Lea terdapat i-pad yang berisi sangat penting bagi pekerjaanya. Jari jarinya dengan Lincah mengecek apa saja jadwal kegiatan bosnya. Sampai pandanganya teralih saat mereka sudah sampai diparkiran perusahaan. Ia segera turun dan membukakan pintu untuk Rama. Yang sayangnya sudah dibuka sendiri.

"Terimakasih Lea. Tapi tidak perlu." Ucap Rama.

Lea tersenyum dan sedikit menunduk.

Lalu mereka berjalan memasuki loby perusahaan menuju Lift. Dan sesekali menjawab sapaan karyawan lain.

Saat Lea sudah duduk dikursi kerjanya. Pekerjaanya lumayan banyak. Saat fokus- fokusnya tiba tiba ponselnya berdering. Ia melihat siapa yang menelfon. Karin? Ada apa?

Segera ia memasang headsheat hanya sebelah. Dan mengangkat panggilan itu. Dengan mata dan tangan yang masih sibuk mengotak atik keyboard yang terpasang dengan komputernya.

"Ada apa?"

"Besok bisa temenin gue nggak?"

Lea berdecak. "Lo mah!! Gue kira apaan. Kalo cuma bilang gitu ya tinggal kirim pesan aja sih!! Gue sibuk tau, setan."

"Emang kemana?" Sambung Lea.

"Hahahahahhh sorry. Ck pokoknya ada lah!! Lo besok Libur kan?"

Lea terdiam sejenak mempertimbangkan ajakan Dari sahabatnya itu. "Oke. Tapi jemput gue."

"Iyok habis dhuhur kok. Sans ae."

"Iye aye."

"Yaudah. Selamat bekerja sayangku!! Semangat."

"Alay."

Setelah menutup panggilan Lea mendengus. Emang Sahabatnya itu kurang kerjaan sekali. Untung saja sayang.

Pandanganya teralihkan lagi saat telepon kantornya yang menghubung antara ruanganya dan Ruangan Rama pun berdering. Segera ia angkat.

"Iyah Tuan?"

"Jika nanti ada yang mencariku. Suruh saja masuk kedalam ya?"

"Baik tuan."

Beberapa menit setelah panggilan tertutup. Lea sedikit mendongak saat ada seseorang berjalan kearahnya. Ia segera berdiri dan mendongak.

Ia refleks melotot menatap pemuda dewasa didepanya. Pemuda itu juga menatapnya terkejut. Lalu sudut bibir pemuda itu melebar menatapnya. Dan mempercepat langkah mendekatinya.

"Mikelea?" Tanya pemuda itu masih dengan senyum lebarnya.

Perlahan sudut bibir Lea ikut tertarik. "Piyan?"

Piyan terkekeh lalu hendak memeluk Lea. Tapi ia sadar jika ada meja yang membatasinya. Jadi tanganya hanya menggantung diudara. Ia mendesis saat Lea menertawakan dirinya.

Ia ikut terkekeh melihat kelakuanya. Ia menatap Lea yang Tersenyum kearahnya.

Ia menatap Lea menggoda. "Ohh jadi sekarang sudah tercapai cita citanya."

Lea terkekeh. "Alhamdulillah sih!!."

"Ah ya? Ngapain lo kesini?" Tanya Lea.

"Ketemu Om gue?"

"Hah?"

"Om Rama."

Lea langsung terdiam. Jadi!! Piyan adalah ponakan Rama. Dan yang diamksud Rama dengan seseorang yang akan mencarinya itu Piyan.

"Oh!! Maaf tuan. Silahkan masuk. Tuan Rama sudah menunggu anda."

Piyan memberengut. "Sok formal Lo." Ucapnya sambil mengacak Rambut Lea lalu berlalu kedalam Ruangan Rama.

Lea melotot hendak Perotes. tapi ia urungkan, Saat sang tersangka sudah menghilang didepanya. Ia hanya bisa mendengus melanjutkan pekerjaanya.

🎄🎄🎄

"Lo gak kangen sama gue?" Tanya Piyan menatap Lea menggoda.

Lea menatapnya tak acuh sambil memakan burgernya. "Biasa aja."

Piyan yang mendengar itu pun mendengus, gadis ini tidak pernah berubah. "Sesekali buat gue seneng napa!!"

Terdengar hanya kekehan.

Sesudahnya hening. Hanya terdengar keramaian dari pengunjung lain direstoran yang pengunjungnya rata rata berada dikalangan orang teratas tersebut. Mata Lea sedari tadi sibuk memandangi sekitarnya. Tempat yang nyaman dan mewah.

Lalu pandangan mata Lea teralih saat pemuda di depanya mengehela napas.

"Gue niatnya kesini cerita cerita gitu sama lo, tapi malah diem dieman gini. Gak asik Lo." Gerutu Piyan menatap Lea sinis.

Lea ikut menghela napas. "Gue bingung mau cerita apa?"

"Gimana kalo tentang. Dia."

Dahi Lea mengkerut. "Dia? Yang jelas dong!."

"Ck. Alexander Davidson."

Barulah Lea melotot. "Gak usah diperpanjang."

Piyan mendengus. "Susah yah!! Kalo bicara sama cewek, serba salah."

"Jadi gimana?" Sambung Piyan bertanya.

Lea menghela napas Lalu menerawang keluar jendela Restoran tersebut yang menyajikan pandangan Hutan buatan disampingnya.

"Gue bingung sama dia."

"Bingung?" Tanya Piyan.

Lea mengangguk. "Dia tuh gimana yah!! Greget gue lama lama. Lo tau! Saat gue baru saja sampai dirumah dari bandara. Semua orang cerita ke gue, kalo dia itu sering kerumah lah, baik lah, berubah lah. Gue jadi curiga sama semua orang yang nyanjung nyanjung Alex segitunya. Kalo mereka itu berusaha buat deketin gue lagi sama Dia."

"Bukan mereka saja. Tapi dia-nya sendiri pun secara gak langsung kayak nunjukin kalo dia itu masih ada rasa sama gue. Menurut gue sih Bullshit! Semua laki itu sama. Lo pikir mana ada beberapa tahun kita gak ada hubungan apa apa, dia sok nunjukin kalo dia itu masih ada rasa sama gue. Siapa tau, dulu atau sekarang dia sudah gonta ganti cewek. Kan dasarnya semua Cowok itu Brengsek."

Raut wajah Piyan datar saat mendengar ucapan terakhir Lea. "Gue tersinggung sama ucapan Lo."

Lea menoleh bingung. "Heh?"

"Lo baru bilang kalo semua cowok itu berengsek dengan gampangnya. Lo gak lihat!! Depan lo ini cowok. Astagaa Leaaa hargai perasaan gue sebagai cowok."

Lea meringis lalu terkekeh. "Maaf Lah!! Gue kan emosi."

Piyan mengangguk malas. "Lanjut."

Setelah mengehela napas Lea melanjutkan. "Yah gitu!! Secara gak Langsung Ayah sama Bunda itu ngedukung Alex untuk deketin gue Lagi. Mereka tuh gimana coba! Dikasih cowok itu apa sampek segitu semangatnya deketin gue sama tu cowok, gak ingat apa kalo anaknya dulu pernah disakiti."

"Gue kesel banget sama tuh cowok. Kemana kemana selalu aja muncul didepan gue. Kayak stalker tau nggak!! Buseeett kalo bukan karena gue njunjung prinsip gue 'yang lalu biarlah berlalu. Gue gak akan baik baikin dia. Udah gue tonjok tuh muka sampek tepos kayak jalanan. Kesel gue lama lama. Apa coba maunya!! Deketin, Baperin eh gak berani macarin. Kan Anjing." Ucap Lea bersungut sungut sambil mengigit burgernya gemas.

Piyan sedari tadi sudah terbahak mendengar celoteh Lea yang sangat Woww baginya. Apalagi tadi saat Lea bilang ingin menonjok Alex. Cewek didepanya ini sungguh tidak berubah.

"Tapi gue juga bingung sama diri gue sendiri. Diperlakuin kayak gitu dikit aja langsung Baper. Apaan!! Gue gak kurang kasih sayang sama sekalipun. Gue mah dulunya diUAA banyak diperlakuin gitu sama cowok disana. Tapi biasa aja tuh. Gue bingung deh."

Piyan berdehem. Saat Lea sudah Terdiam. "Jadi sekarang boleh gue tanya?"

Lea yang sedang meminum americano-nya mengangguk angguk saja.

"Gue tanya tentang perasaan lo yang sekarang."

Barulah Lea mendongak.

"Apa kabar perasaan lo untuk dia."

Lea terdiam Lalu mengalihkan pandanganya menerawang kaca disampingnya yang nampak berembun. Ternyata diluar sedang gerimis. Seperti perasaanya gerimis tak menentu. Ia tersenyum miris. Haruskah ia memberitahunya kepada pemuda didepanya ini?

°°°

Sepanjang jalan hanya terdapat Lampu lampu yang menerangi jalanan. Dinginya jalan akibat gerimis yang tidak sampai hujan tadi membuat hawanya menyengat kulit.

Dengan mengeratkan jaket yang tadi dikasih Piyan saat pulang. Lea menatap kedepan dengan tatapan kosong! Entahlah pikiranya sekarang berjalan kemana.

Piyan yang merasa keheningan dari perempuan disampingnya itu pun menoleh. Ia menghela napas. "Yang tadi gak usah dipikirin. Kan ada gue."

Lea menoleh lalu tersenyum tipis dan mengangguk. "Lo yakin?"

"Kita udah bahas ini tadi."

Lea terkekeh saat melihat raut wajah Piyan menjawab dengan datar. Benar juga. Sudah berapa kali ia menanyai itu sampai segitunya Piyan saat menjawab.

"Gue turun ya?"

"Ngayang aja ngayang."

Lea terbahak dan turun dari mobil Piyan sebelum bertos ria dengan pemuda itu.

"Eh Le." Panggil Piyan saat Lea sudah berdiri diluar.

Sedikit menunduk Lea menyahut. "Apa?"

Bukanya menjawab Piyan malah cengengesan. Lea menatapnya horor.

"Lah gila."

Piyan terkekeh. "Iyah gue gila karena Lo."

Lea mendengus. "Gak mempan."

Piyan tertawa memikirkan apa yang Baru saja ia katakan. Ia lupa kalau perempuan tersebut berbeda. "Yaudah! Gue pulang ya!!"

"Pulang sonoh, pulang."

Setelah menghidupkan Mesin mobilnya sambil mengerutu. Piyan melonggok kepalanya kesamping kemudi yang terdapat Lea berdiri menatap ponsel yang berada ditanganya.

"Heh!! Mimpiin gue ya!! Masa gue terus yang ngimpiin Lo."

Lea berdecih mendengarnya. "Basi."

"Ahhahahahh see you." Ucap Piyan tertawa.

"Ati ati Lo."

"Hati gue ada di elu."

"Kambing lo."

Setelah mobil Al sudah menjauh barulah Le memasuki gerbang rumahnya. Dan segera memasuki rumah menuju kamarnya dan bersiap bergelung diranjang kingbed-nya.

Lampu rumah sudah dimatikan. Kecuali diruang televisi yang masih menyala dengan cahaya dari layar Led prasmana tersebut. Saat sudah mendekat barulah Lea dapat melihat kepala Adam yang menyembul dari balik Sofa.

"Baru pulang?"

Lea mendekat dan menyalami punggung tangan ayahnya. "Iyah tadi Lea ketemu sama Piyan terus diajak makan malam sekalian."

"Piyan?"

"Teman SMA Lea dulu loh yah!!"

Adam mengangguk lalu mematikan layar prasmana didepanya dan berdiri mendekati Lea lalu mencium puncak kepalanya. "Tidur gih!! Besok harus kerja kan!!"

Lea nyengir. "Siyap!! Malam Ayah." Ucap Lea sambil mencium pipi Adam dan berlalu keatas tangga menuju kamarnya.

Adam selalu saja seperti itu. Selalu menunggu sampai Lea Pulang. Lea bahkan tidak bisa menguraikan bagaimana ia sayang kepada Sang Ayah.

Adam tersenyum menatap punggung Anaknya. Anak gadisnya Yang keras kepala dengan apa yang ada disekitarnya. Tapi dibalik sifat keras kepalanya, anak gadisnya itu sangatlah berhati mulia, Lembut dan mudah tersentuh. Namun tidak mudah tersentuh oleh seorang pemuda yang sudah Lama ia percayakan menjaga putrinya. Meski ia tau bahwa pemuda itu dulunya sudah menyakiti perasaan Anaknya. Ia hanya seorang Ayah yang ingin yang terbaik untuk Anak perempuanya.

Tebak kuy!! Apakah Lea memberitahu tentang perasaanya kepada Piyan?
Lalu kenapa Lea bertanya apakah Piyan yakin?
Yakin apa yoha!!

Sitachelos
3 jan 2k19
-TBC-

Continue Reading

You'll Also Like

826K 62.3K 31
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...
5.9M 388K 68
#FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️ Kisah Arthur Renaldi Agatha sang malaikat berkedok iblis, Raja legendaris dalam mitologi Britania Raya. Berawal dari t...
251K 11.5K 17
Level tertinggi dalam cinta adalah ketika kamu melihat seseorang dengan keadaan terburuknya dan tetap memutuskan untuk mencintainya. -𝓽𝓾𝓵𝓲𝓼𝓪𝓷�...
2.6M 151K 42
Kanaya Tabitha, tiba tiba terbangun di tubuh seorang figuran di novel yang pernah ia baca, Kanaya Alandra Calash figuran dingin yang irit bicara dan...