The Past (SELESAI)

sitachelos

141K 5.2K 68

The Wattys Awards 2019 - PROSES EDITING!!! Judul Lama- About Feeling 🗝karena ini berkaitan tentang dengan or... Еще

part 1 : ini prolog
part 2 : si Tengil dan Panda
part 3 : Menggemaskan
part 4 : Setan penggangu
part 5 : chat?
part 6 : Karnaval dan Taman
part 7 : Tiga Pemuda Penggangu
part 8 : mencuri restu?
part 9 : Pulang bareng
part 10 : Jadian?
part 11 : Harus terbiasa
part 12 : Labrak?
part 13 : Dunia milik Berdua
part 14 : Si masalalu
part 15 : Berkunjung
part 16 : Hukuman Bekel
part 17 : Nasib Andra
part 18 : inikah Karma?
part 19 : Alex Sialan
part 20 : Sisi lain
part 21 : Keluarga kecil
part 22 : Si masalalu 2
part 23 : Kejadian
part 24 : Kejadian Besar
part 25 : berusaha menerima
part 26 : Lampung
part 27 : Lewat Vc
part 28 : Dua tempat
part 29 : Berubah
part 30 : He's Change
part 31 : Kembali
part 32 : Kenyataan pahit
part 33 : Broken heart
part 34 : Piyan 2
part 35 : Pantai dan kenangan
part 36 : Sadar
part 37 : perpisahan dan tangisan
part 38 : Tiga pemuda
part 39 : perasaan?
part 40 : Brazil
part 41 : BOGOSIPDA?
part 42 : Membuka hati?
part 43 : Kembali 2
part 44 : Keluarga
part 45 : Bertemu
part 46 : Satu langkah
part 48 : Bertemu Piyan
part 49 : Malam tahun Baru
part 50 : Marriage
part 51 : Ending
❣Special Mikelea Pov's
❣Special Alexander Pov's
Extra part
info Squel
Bantu teman!!
Ada Cerpen
cerita baru lagi
WAJIB MAMPIR. UDAH ENDING!

part 47 : Rumah pohon

1.9K 84 0
sitachelos

Happy New Year!!!
And juga saya bangga dengan Wannable yang dengan setia menyemangati Wanna One, meski mereka telah bubar Namun wannable tetap menjadi fans setia mereka. Wahh daebak!! Lima jempol untuk Wannable. Semangat!!

°°°

Lea menatap pantulan dirinya didepan cermin besar dikamarnya. Ia melihat dirinya mengenakan dress navy selutut dengan cardingan putih berpitanya dan sepatu booth coklat kulitnya. Rambutnya ia gerai sehingga menambah pancaran kecantikanya.

Ia menerawang kejadian satu minggu yang lalu saat berdebat dengan sang mantan di stad es Krim. Ia pun sedikit terkejut jika menyadari apa yang mereka lakukan.

Akibat kejadian itu. Ia sering sekali bertemu dengan pemuda tampan itu. Heh!! Apa baru saja Lea memuji Alex dengan sebutan tampan?

Lea menggelengkan kepalanya. Astagaa!!! Beginikah rasanya tersangkut masalalu. Perempuan mana yang tidak sependapat dengan Lea tentang aura yang dipancarkan oleh Alex. Perempuan manapun akan terpikat olehnya. Lea tak menyanggah itu.

Mereka sering bertemu. Entah itu tentang pekerjaan atau Alex yang dengan sengaja kerumahnya sebagai alasan mengajak Laura.

Lea menoleh ke arah meja disampingnya yang terdapat ponselnya yang bergetar. Diraihnya benda pipih itu Lalu mendengus mendapati ibu gubernur yang hobi berpidato.

Jempolnya mengeser kearah warna hijau. Dan tersambunglah panggilan itu.

"Udah siap belom? Lama banget!!."

Lea mendengus. "Heboh lo!! Emang udah sampek?"

"Nah yah!! Ini gue baru nyampe depan gerbang. Buruan."

"Karin kampret!! Kirain dari tadi. Yaudah tunggu."

"Heheehh Uye."

Segera Lea menyambar tas selempangnya dan segera turun dari kamarnya. Rumah-nya sepi sekali. Ayah, Bunda dan Adiknya sedang berkunjung kerumah Om-nya yang baru pindah keBandung.

Hari ini Lea Sedang tidak Lembur dan akhirnya pulang saat habis maghrib tadi. Karena pekerjaan kantornya tidak menumpuk. Bahkan selesai semua. Akibat otak brilianya.

Setelah mengunci rumah. Ia segera menuju gerbang dan menyapa Man Dudung yang sedang santai dipos samping gerbang.

Saat melihat Mobil Karin yang dalamnya terang dengan Lampu mobil. Nampak terang dimalam hari. Dari luar terdengar bahwa sang pemilik mobil sedang bernyanyi mengikuti alunan musik didalam mobil tersebut.

Otak jail Lea mulai muncul. Ia mengendap menuju pintu kemudi yang kacanya dibuka. Keberuntungan berada dipihaknya, dilihatnya Karin sedang tidak fokus dengan sekitar. Cengiran Lea melebar dan...

"DOOOORRRR."

"ANJING."

Lea terbahak bahak memukuli atap mobil Karin. Sementara wajah Karin berubah pias sambil menyentuh dadanya terkejut. Matanya melotot menatap Lea yang sedang berusaha menghentikan tawanya.

"Lo ngeselin banget sih." Sembur Karin.

Lea terkekeh lalu menuju pintu samping kemudi. "Gue mah gak ngeselin, tapi ngangenin."

Karin berdecih saat mendengar ucapan sahabatnya itu. Lalu ia mulai menjalankan mobilnya. "Sok iye."

Lea hanya terkekeh Lalu sibuk dengan ponselnya. Ia sedang sibuk membalasi pesan dari Key yang masih berada di brazil dan Livia yang katanya sedang berlibur dikota malang. Jika Vika? Sekarang ia sudah menikah. Amazing!!

Tak selang beberapa lama mereka keluar dari mobil tepat berhenti didepan restoran mewah khas itally namun ada sedikit percampuran dengan tema remaja. Tak jarang banyak remaja maupun yang sudah tua keluar masuk resto tersebut.

Karin merapikan dress hitam selutut lengan panjangnya. Setelah cukup, ia langsung menarik Lea masuk kedalam.

Mereka mengedarkan pandangan mencari seseorang yang berjanji bertemu dengan mereka. Mereka teralihkan saat pegawai resto tersebut mendekat. Karin langsung menyebutkan atas nama Al. Dan segera dibimbing pegawai tersebut untuk menaiki tangga menuju lantai 2.

Setelah mereka duduk dikursi dan mengucapkan terimakasih. Langsung saja Karin mengomel karena Al belum datang. Karena Tadi katanya sudah sampai. Tapi batang hidungnya saja tidak terlihat.

"Sumpah, kalo dia udah sampek, gue tampol tuh orang."

Lea meringis. "Sadis banget Lo!!"

Karin mengerutu. "Kesel gue!!."

Lalu Lea sedikit mendongak saat menatap Al yang baru saja muncul dari tangga dengan..... Alex?

Raut wajah Lea langsung masam. Ia menunduk memainkan ponselnya. Dalam hati ia juga sependapat dengan karin. 'Ingin menampol pemuda itu. Tadi saja bilanganya sama Andra. Apaan tayik!!!!

"Maaf hun, aku telat."

"Enak ya?" Tanya Karin sinis.

Al meringis lalu mengecup puncak kepala karin dan duduk disamping gadisnya itu. Ia tau! Gadis disampingnya ini pasti dalam mode singa betina. Jadi ia harus berhati hati dalam berbicara. "Tadi macet."

Karin hanya mengumam.

Alex tersenyum lebar saat duduk disamping Lea. "Hay."

Mau tak mau Lea menoleh lalu tersenyum singkat. Sebelum kembali fokus ke ponselnya.

Setelah memesan makanan Al membuka pembicaraan. "Jadi gini!! Anak anak Alumni pada ngajak reuni."

Lea mendongak. "Alumni apa?"

"Baktijaya."

"Seangkatan apa sama yang lain?" Tanya Karin.

Al memgecup pelipis Karin. "Seangkatan lah hunny."

Lea berdigik lalu melempar wadah tisu yang terbuat dari kayu kearah Al. "Jijik gue. Plisss deh!! Ini tempat umum."

Karin hanya nyengir. "Pengen kan lo?"

"Apaan dah?"

Memang yang namanya pasangan teraneh ya gitu!! Sama pemikiran. Al menatap Lea. "Ini salah satu bukti kalo gue cinta dia. Dan sebagai bukti kalo dia milik gue." Ia menjeda. "Lo pengen. Tuh samping lo, nganggur itu." Sambungnya sambil mengendikkan dagu kearah Alex yang hanya menatap mereka.

Lea hampir saja tersedak. Pasangan Bangsat!!

Dewi fortuna berpihak padanya dengan memgirimkan beberapa pelayan yang membawakan pesanan mereka. Hingga meja segi bundar yang cukup luas itu dipenuhi dengan aneka makanan.

"Ini ditraktir kan!!" Goda Lea kearah Al yang sibuk bermesraan dengan Karin.

Yang punya pasangan mah beda!! :v

Al menoleh. "Iyeh tentu. Gue mau Sodaqoh kepada masyarakat yang tidak mampu."

"Anjing Lo!!"

"Babi lo."

Segala umpatan meluncur dari mulut Alex dan Lea. Sementara Al dan Karin langsung terbahak mendengarnya.

Meja mereka diisi obrolan obrolan tentang remaja. Sesekali ada lelucon yang meluncur dari mulut Al membuat Lea dan Karin tertawa. Sedangkan Alex selama mereka tertawa ria, sibuk mengamati gadis disampingnya. Cantik.

Dilantai dua. Cukup luas hanya beberapa meja dan panggung kecil. Suasananya pun cukup tenang dan romantik.

Hingga setelah selesai makan. Mereka sibuk sendiri sendiri. Al tentunya bermepetan dengan Karin. Biasa! Mengumbar kemesraan didepan umum.

Sedangkan Alex dan Lea tidak secangung sebelumnya. Malahan mereka saling melempar ucapan.

"Habis ini balik sama gue ya?"

"Kenapa?" Tanya Lea.

Mereka berdua tak menghiraukan pasangan didepan mereka yang sender sana sender sini, kecup sana kecup sini. Bahkan Alex sengaja mendekat ke kursi Lea.

"Iyain aja! Gue mau ngajak lo ketempat. Yang bakal lo suka."

Lea menatapnya bingung. Alisnya terangkat. "Yaudah!! Tapi tadi kalian bawa mobil siapa?"

"Bawa mobil gue kok!!" Lea mengangguk.

"Jadi gimana?" Tanya Alex.

"Iyah gue mau."

"Mau apa?" Goda Alex.

Dengan tatapan sinis Lea berucap. "Gue batalin nih."

"Eh jangan!! Canda elah!!."

Lea tak acuh memilih memainkan ponselnya. Sedangkan Alex sudah gatal ingin mengajak Lea sekarang saja. Langsung ia berdiri membuat ketiga orang dimejanya menatapnya.

"Gue sama Lea balik dulu."

Lea menatapnya. "Gak nanti aja?"

"Sekarang aja."

Karin menatap keduanya curiga. "Lo berdua balikan?"

Lea melotot. "Gue tabok lo."

Karin nyengir. "Yaudah. Sana pulang."

"Ngusir lo?" Ucap Alex.

Karin mendesis sinis. "Labil lo berdua."

Alex dan Lea mendengus.

"Yaudah kita duluan."

"Ciyeee kita." Seru Al menggoda.

"Gue bacok lo njing." Kesal Alex. sedangkan dalam hatinya ia ingin memeluk Al yang membuat hatinya berbunga.

"Hahahahahh yah hun! Pasangan terganas sepanjang masa." Celetuk Al kepada Karin yang ikut tertawa.

Setelah acara digoda pasangan gila tersebut. Alex dan Lea akhirnya bisa meninggalkan resto tersebut.

Dan perjalanan Lea hanya diam. Sedikit kesal akibat pasangan tadi. Sedikit juga cangung tentang tadi. Santai Lea santai.

"Lo gak tanya gitu?" Tiba tiba Alex mengeluarkan suaranya.

Lea menoleh. "Tanya apa?"

"Yah!! Tanya kek! Lo mau gue bawa kemana."

"Nanti juga tau."

Alex melongo melihat respon Lea. Astaga ada apa dengan gadis ini!! Apakah setelah pisah dengan nya ia sampai seberubah ini. Katakanlah Alex terlalu pede.

Lebih baik ia memilih bungkam dan terus fokus dengan jalanan malam dengan lampu lampu disekelilingnya.

Sampai beberapa menit. Akhirnya mereka tiba disuatu tempat seperti sebuah Taman. Namun letaknya agak jauh dari kota. Saat Lea menginjakkan sepatu booth-nya dipadang rumput kecil dengan bunga bunga liar kecil mirip matahari tapi berwarna putih. Ia mengedarkan pandanganya. Tempat ini seperti tidak asing baginya. Lalu pandanganya berhenti dipohon besar yang ada dipaling ujung taman.

Langkahnya mendekat. Dan menoleh kesamping tempat tumbuhnya bunga melati yang menyebar luas disepanjang pinggiran taman tersebut yang menyerbukkan aromanya disekeliling taman tersebut. Ia melupakan Alex yang menatapnya dari atas kap mobil sedang menatapnya sedari tadi.

"Udah ingat belom?"

Suara Alex membuat Lea menoleh kearahnya bingung. Alex mendekatinya lalu menariknya kearah pohon besar itu. Ia menggelar jasnya dan ditaruh ditanah. Menyuruh Lea duduk diatas jas tersebut. Setelah ia duduk dibagian akar yang tidak menjulang tinggi disamping jas itu.

Setelah duduk diatas jas tersebut. Lea mengedarkan pandanganya keseluruh taman tersebut. Lalu matanya menuju kearah yang Alex tunjukkan dengan jarinya. Sebuah perumahan.

"Dulu saat pertama kali gue ngajak lo kesini, disana belum ada apa apa. Hanya hutan Lebat. Tapi sekarang sudah berubah dengan pemukaman yang ramai. Sama hanya dengan lo sama gue yang udah berubah." Jelas Alex sambil menatap perumahan tersebut.

Mereka seprti duduk dibukit dengan perumahan yang berada dibawahnya. Tampak beberapa rumah dengan lampu yang meneranginya.

Lea menatap Alex lalu menatap perumahan itu, lalu menatap pohon besar itu, dan menatap bunga melati itu. Seperti sebuah memori lama melintas diotaknya. Sepasang remaja duduk ditempatnya yang ia tempati sekarang dengan Alex. Sedang bercanda tawa. Saling menjahili satu sama lain. Sampai senja tiba dan memutuskan untuk pulang.

Ia mengerjap kerjapkan matanya. "Gue ingat. Waktu itu lo ajak gue kesini setelah dari sebuah Karnaval."

Alex menoleh lalu tersenyum. Lengan panjangnya terulur meraih bunga melati yang mekar besar dan menyelipkanya diantara telinga dan rambut halus Lea.

Lea tersentak menatapnya. "Apaan sih lo geli bego."

Alex terkekeh. "Lo masih sama ya!! Reaksi sama kata kata lo pun sama. Waktu gue pasangin bunga melati itu."

Lea menunduk. Iya kah? Lalu saat sadar ia terkekeh sambil mengangguk.

"Apa lo udah punya penganti Le?"

"Penganti apa?" Tanya Lea menatap Alex bingung.

Alex menunduk lalu menghela napas. "Hati lo."

Singkat namun dapat dimengerti. Lea menggeleng menerawang keperumahan dihadapan mereka. "Gue masih nyaman sendiri."

Tanpa sadar senyum Alex mengembang. Ia membasahi bibirnya gugup. Jika Lea masih ingin sendiri, berarti akan ada tanggal giliranya main. Alex sungguh tak sabar. Ia janji setelah ini ia akan mentraktir kedua cecungguknya yang sejak kemarin kemarin merengek ingin dibelikan mobilgame keluaran baru. Kekanakan memang, jika diusia mereka yang sebentar lagi akan jadi bapak bapak.

Beberapa saat hanya ada keheningan yang ditemani suara jangkrik yang saling bersahutan. Angin berhembus membawa rambut Lea terbang kemana mana sampai menutupi wajahnya. Alex yang melihatnya terkekeh.

Lea berdecak. Ia kesal, sudah beberapa kali menyingkirkan rambutnya yang menutupi wajahnya. Namun tetap saja masih kembali lagi. Akhirnya ia pasrah dan membiarkan wajahnya diterpa rambutnya sendiri.

Sebenarnya sejak tadi ada sesuatu hal yang ingin dilakukan oleh Alex, saat melihat Lea yang ribut sendiri. Namun ia tahan. Tapi kelama lamaan juga gemas sendiri. Dengan pelan ia menarik rambut lea kesamping lalu menuelipkan dibelakang telinganya. Ia merasakan kalau tubuh Lea menegang sebagai reaksi apa yang ia lakukan.

Lea menoleh. Dan lagi rambutnya berhambur diterpa angin yang menghembus membawa terbang rambut Lembutnya. Angin malam itu menghembus dari belakang. Otomatis rambutnya menyibak kedepan. Sepeti kuntilanak.

Alex terbahak melihatnya.

Plakk

Ia meringis menyenyuh lenganya yang baru saja mendapat sentuhan istimewa dari gadis disampingnya yang menatapnya tajam.

"Gak lucu."

"Lucu lah!! Lihat lo mirip kuntilanak. Ah bukan tapi lo itu kuntilibu." Alex kembali terbahak.

Lea memberengut tanganya sudah gatal ingin sekali mendarat ditubuh pemuda itu. Tapi ia urungkan. Karena ia dalam mode badmood. Jadi malas saja.

Tawa Alex mereda. Lalu ia bangkit berdiri. Sementara Lea tak memusingkanya. Ia terlanjur kesal gara gara angin yang masih saja menerpa rambut hingga wajahnya.

Alex menuju belakang Lea dan mendudukkan dirinya disana. Lea yang merasakan rambutnya sudah tak terbang terbang lagi pun menoleh menatap dada bidang yang terbungkus kemeja silver didepanya. Ia mendongak menatap wajah Alex yang juga menunduk menatapnya.

Lea merasa ia menjadi kecil saat mendongak seperti ini. Asal ia tau saja! Kalau yang diduduki Alex itu akar pohon yang sedikit membengkok dibelakang Lea.

"Kenapa?" Tanya Alex masih menatap Lea.

Lea mengalihkan tatapanya kedepan. "Risih tau!!."

Bahu Alex terguncang. "Bawa santai saja sih!! Dari pada lo risih kalo rambut lo nutupin wajah kayak tadi."

Dalam hati Lea membenarkan. Jadi ia hanya bisa diam saja. Meskipun jantungnya berdebar tak karuan. Tak beda dengan Alex yang juga merasakan hal yang sama. Apalagi saat ini ia dengan jelas menghirup aroma rambut Lea. Aroma bunga mawar apalagi kalau dipadukan dengan aromah khas tubuh Lea. Aromah bedak bayi. Menenangkan.

Mata Alex yang tadinya tertutup pun seketika terbuka saat dirasa dadanya memberat. Ia menunduk dan mendapati raut wajah Lea yang terlelap. Ia terkekeh sambil menyingkirkan anak rambut Lea.

Bukanya modus. Tapi ia hanya ingin menghabiskan kesempatan yang tidak akan datang kedua kalinya. Ia sengaja berlama disana dengan Lea yang menyender didadanya. Tangan panjang Alex memeluk badan Lea dari belakang. Terasa pas.

Jantungnya bertambah berdebar. Ia sangat merindukan tubuh mungil itu berada dipelukanya. Dan malam ini akhirnya tercapai.

Alex memejamkan matanya sesekali mengecup puncak kepala Lea. Biarlah Bulan, Bintang, angin malam dan taman ini yang menjadi saksi rindunya terobati.

°°°

"Jadi seperti itu Alasanya?"

"Iyah Om."

Sekarang Alex berada diruang tamu Keluarga Willson. Rumah Lea.

Saat mengantar Lea pulang dengan keadaan Lea berada digendonganya. Yang ajaibnya masih terlelap dengan pulas digendongan Alex. Tadi Laura sedikit cemas dan kaget melihat keadaan putrinya. Ia kira Lea kenapa napa, dan ternyata hanya Tertidur saja. Dan berakhir Alex disidang sang Ayah dari seorang Mikelea.

Adam mengangguk sambil meminum teh hangat buatan istrinya. "Terima kasih kalau begitu sudah mengantar Lea pulang dengan selamat."

"Tentu Om!!" Jawab Alex tersenyum ramah.

Adam terlihat berdehem. "Boleh Om tanya?"

Alex mendongak lalu menganguk. "Iyah."

"Apakah Lea masih belum bisa membuka hatinya lagi untukmu nak?!!."

Alex menunduk usai mendengar pertanyaan dari pria paruh baya yang ia anggap sebagai calon mertuanya tersebut. Bingung harus berkata apa

"Alex nggak tau Om! Sejauh ini, kita hanya seperti biasa, seorang teman mungkin. Jadi Alex belum tau tentang Perasaan Lea." Ia menghela napas. "Dan sejauh ini juga, Alex masih ragu untuk menyatakan perasaan Alex kembali. Alex hanya takut dia menolak. Bagaimana pun Alex sudah pernah melukainya."

Adam tersenyum menepuk bahu pemuda didepamya tersebut. "Om ngerti!! Tapi kamu tau kan? Kalau kamu yang Om percaya buat jagain Lea. Om percaya sama kamu. Kamu coba saja, mungkin berhasil. Jika Lea masih ragu, tunjukin ke dia kalau Kamu mau berusaha."

Alex mendongak lalu tersenyum Lebar. Tutur kata dari calon mertuanya itu bagaikan mantra yang bisa membangkitkan semangatnya. Ia sudah mendapat restu, hanya tinggal Tokoh utamanya saja.

HAPPY NEW YEAR!!

Sitachelos
2 jan 2k19
-TBC-

Продолжить чтение

Вам также понравится

Beautiful Tattoo (COMPLETED) + (REVISI) pwettiestace

Подростковая литература

1.1M 42.7K 51
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...
Figuran Menjadi Tunangan Protagonis SecretNim

Подростковая литература

1.5M 112K 46
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
HERIDA Siswanti Putri

Подростковая литература

545K 20.7K 34
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
MAHESA anotherfavgirl23

Подростковая литература

502K 38K 27
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens. "Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gu...