The Past (SELESAI)

By sitachelos

141K 5.2K 68

The Wattys Awards 2019 - PROSES EDITING!!! Judul Lama- About Feeling 🗝karena ini berkaitan tentang dengan or... More

part 1 : ini prolog
part 2 : si Tengil dan Panda
part 3 : Menggemaskan
part 4 : Setan penggangu
part 5 : chat?
part 6 : Karnaval dan Taman
part 7 : Tiga Pemuda Penggangu
part 8 : mencuri restu?
part 9 : Pulang bareng
part 10 : Jadian?
part 11 : Harus terbiasa
part 12 : Labrak?
part 13 : Dunia milik Berdua
part 14 : Si masalalu
part 15 : Berkunjung
part 16 : Hukuman Bekel
part 17 : Nasib Andra
part 18 : inikah Karma?
part 19 : Alex Sialan
part 20 : Sisi lain
part 21 : Keluarga kecil
part 22 : Si masalalu 2
part 23 : Kejadian
part 24 : Kejadian Besar
part 25 : berusaha menerima
part 26 : Lampung
part 27 : Lewat Vc
part 28 : Dua tempat
part 29 : Berubah
part 30 : He's Change
part 31 : Kembali
part 32 : Kenyataan pahit
part 34 : Piyan 2
part 35 : Pantai dan kenangan
part 36 : Sadar
part 37 : perpisahan dan tangisan
part 38 : Tiga pemuda
part 39 : perasaan?
part 40 : Brazil
part 41 : BOGOSIPDA?
part 42 : Membuka hati?
part 43 : Kembali 2
part 44 : Keluarga
part 45 : Bertemu
part 46 : Satu langkah
part 47 : Rumah pohon
part 48 : Bertemu Piyan
part 49 : Malam tahun Baru
part 50 : Marriage
part 51 : Ending
❣Special Mikelea Pov's
❣Special Alexander Pov's
Extra part
info Squel
Bantu teman!!
Ada Cerpen
cerita baru lagi
WAJIB MAMPIR. UDAH ENDING!

part 33 : Broken heart

1.8K 80 2
By sitachelos

Vote dong!!

HAPPY READING
.

Masih melamun

Menatap kosong kedepan

Seperti patung hidup ditengah ruangan yang sunyi.

Ruangan bernuansa biru putih dilapisi gorden putih disetiap bangkarnya. Dalam satu ruangan besar yang bisa menampung 8 bangkar.

UKS

Setelah kejadian beberapa jam yang lalu. Lea memutuskan menetao di uks terlebih dahulu dengan alasan sakit. Dan yah memang sakit. Sakit hati.

Siapa yang tak sakit hati. Jika selama ini kita berjuang sendiri. Memperjuangkan seseorang yanh sudah tak menginkan kita kembali. Ia merasa telah menjadi orang terbodoh yang pernah ada.

Apakah ini jalan yang benar?

Ya menurutnya ini adalah jalan yang benar dengan menyelesaikan hubungan yang tak diinginkan.

Mengapa semua lelaki itu sama. Kedua kalinya lea diperlakukan seperti ini terhadap lelaki. Sampai ia takut untuk memulai hubungan lagi.

Kenapa cobaan tuhan sunggu kejam. Apa imbalan kita yang berjuang sendiri? Apa imbalan kita yang berusaha menjaga hubungan sendiri? Tidak ada?

Lea semakin pusing saat memikirkan itu semua. Kepalanya serasa berkedut sakit.

Perlahan gorden sebelahnya sedikit bergerak akibat kipas di bangkar sebelahnya. Membuat ia memalingkan wajahnya. Bunyi bangkar berdecit bertanda ada seseorang yang menempati bangkar tersebut.

Tak lama ia mendengar suara seseorang sedamg misuh misuh tak jelas.

"Bangsat emang, banci banget gitu aja langsung lapor guru!! Mentang mentang murid kesayangan. Sok lugu."

"Dia kira gue takut apa? Dia belum kenal gue sihhh. Seorang keturunan keluarga Fendof gak ada dalam kamusnya kata takut. Bangsat tuh cupu. Liat aja. Berani beraninya dia ngelawan gue. Dia kira si-." Ucapan nya terhenti saat menyadari ada seseorang yang juga menempati ruang ini.

Perlahan ia mebuka gorden dan sedikit mengintip. Disana ia melihat gadis bak bidadari sedang memejamkan matanya. Rambut coklat kehitaman lurus sebahu. Berperawakan putih. Tubuh ideal meski dilihat dari samping.

Matanya berbinar. Seakan baru pertama kali menemukan berlian dalam timbunan lumpur berapi. Hahahahhh oke lebay!!

"Dia tidur bukan?" Tanyanya pada diri sendiri.

Pemuda itu menatap lekat. Ia memiringkan tubuhnya menghadap gadis tersebut. "Buset. Bidadari dari mana neng!!" Ucapnya sambil terkikik.

Lea yang kepalanya memang sakit bertambah badmood pun tak menghiraukanya. Ia lebih memilih menutup matanya. Tapi ia juga waspada takut pemuda itu akan melakukan hal hal diluar batas.

"Whesss. Geluis geluis yakk cewek baktijaya. Tapi ini mah lebih... UWAOOW sekseh." Cerocos pemuda itu sambil menatap lea.

"Luar negri mah!! Kalah ini. Ck. Sungguh nikmat tuhan mana yang engkau dustakan."

"Wehhh moga moga lagi ngejomblo dia!! Hehehe. Aduhhh cantik banget sih!!! Pengen bawa pul-."

"Bisa diem gak." Sahut lea datar masih menutup matanya.

Pemuda itu melotot dan refleks duduk menghadap lea. "Ngigau lo? Eh apa cenayang? Wah wah wahhh sekarang dunia memang berubah ya!! Banyak banget dah perasaan yang cen-."

"Gue bukan cenayang." Sahut lea kesal sambil membuka matanya menatap tajam pemuda itu.

"Eh matanya melek. Berarti tadi lo gak tidur dong?!!"

"Tapi kok lo tadi diem aja sih. Gak bilang kalo lagi gak tidur kan gue bisa-."

"Apa?"

Pemuda itu meringis. "Jangan negatip thingking dulu lah!! Maksud gue kan bisa kenalan gitu."

Lea diam dan masih menatap pemuda itu tajam.

Tiba tiba pemuda itu berbinar sambil menepuk tangan heboh. Lea sampai menatap dia heran.
"WOAAHHH MATA LO HAZEL YAA!! wishhh bagus tuhhh, dari dulu gue pengen punya mata kayak gitu. Bening coklat terang lagi.!"

Lea terlonjak dan menatap pemuda itu heran. "Gila." Ia mendudukkan tubuhnya.

Pemuda itu tak memperdulikan ucapan lea. Ia memilih mendekat duduk dikursi samping bangkar lea. Ia mengulurkan tanganya. "Neng cantik. Kenalin nama abang Defian fan fendof. Pangil saja abang, sayang, babang tamvan, bebep, hubby. Gue murid baru pindahan dari amrik. Gue bersarang dikelas 12 ipa 2. Kalo butuh atau kangen kesana aja."

Lea menatap pemuda yang menarik turunkan alis tebalnya itu. "O-ohh." Dengan ragu lea menjabat salaman tersebut.

Pemuda itu tersenyum lebar sambil memandangi tangan lea yang terasa pas digenggamanya. "mungil ya tangan lo. Gue suka."

"Heh." Lea segera menarik tanganya.

Pemuda itu menatap nametag yang berada dibagian dada lea. "Ranindiya mikelea w." Ejanya.

Lea melotot dan menabok kepal pemuda tersebut. "Mata lo dijaga goblok."

Pemuda itu meringis memeganggi kepalanya. "Haisss cantik cantik kok kasar neng!! Garang lagi."

Lea melotot. "Apa urusan lo."

Pemuda itu mengerucutkan bibirnya mendengar nada ketus dari lea. "Lo ngapain disini?"

"Berak." Jawab lea asal.

"Hah? Berak ya di toilet lah. Ngapain disini."

"Ya gak lah bego. Lo tuh nyebelin banget sih. Sekarang gini lo pikir jika seseorang diuks ngapain emang."

"Yah sakit lah." Jawab pemuda itu nyolot.

"Nah itu lo tau."

Pemuda itu menggangguk. "Sakit apa?"

"Kepo."

"Kayaknya lo gak orang indo asli ya?"

"Asli lah."

"Tapi kok kayak ada barat baratnya gitu. Apalagi mata lo."

"Ohh gue blasteran. Nyokap lampung. Kalo bokap jerman."

"Ohh pantesan agak mirip mirip gitu, kalo gue blasteran nyokap indo kalo bokap rusia." Ucap pemuda itu.

"Gak tanya."

"Ngeselin banget lo."

Lea tak memusingkanya ia lebih memilih ingin tau penyebab wajah pemuda itu yang baru ia sadari telah babak belur. "Wajah lo kenapa?"

Pemuda itu terdiam dan menunjuk wajahnya. "Biasa laki."

Lea mendengus. Perlahan ia bangkit duduk diujung bangkar dan turun.

"Eh eh mau kemana?" Tanya pemuda itu cepat ikut turun.

"Balik kelas."

"Ayo gue anter." Sambil menuntun lea kedepan.

"Ihh apaan sih. Gausah." Tolak lea sedikit memberontak.

Tapi pemuda itu tetap keukeuh pendirian. "Udah ayok." Ajaknya saat mereka sudah memakai sepatu mereka.

Dengan terpaksa lea menuruti pemuda bermarga fendof itu. Sekarang koridor sedang sepi. Hanya beberapa siswasiswi saja yang berlalu lalang.

"Kelas lo mana?" Tanya pemuda itu saat mereka selesai menaiki tangga.

"Ips 1."

"Ohh oke!!. Eh ips 1? Lo kenal gak sama yang namanya marahes?"

Lea nampak berpikir. Marahes? "Ohhh rahes rahes itu ya?"

Pemuda itu mengangguk. "Iya. Kenal kan?"

"Iya tadi sempet kenalan."

Pemuda itu menatap lea heran. "Loh. Lo murid baru juga?"

Lea mengangguk sambil tetap berjalan. "Baru hari ini!!"

"Wahhh kita jodoh dong!!" Seru piyan membuat lea menatapnya tajam.

Saat mereka sampai dikelas lea. Ternyata kelasnya dalam masa jamkos.

Lea menoleh saat karin memekikkan namanya dan berlari kearahnya.

"Gimana? Udah enakan kan?" Tanya karin khawatir.

Sementara piyan sudah ngacir ke grombolan rahes.

Lea berusaha mengembangkan senyumnya. Meski susah. "Ehm. Iya udah kok."

Karin menatap lea sayu. "Lee."

Lea menggeleng dan menariknya kebangku nya yang tidak ditempati orang. Karena teman sebangkunya. Rey. Ikut di grombolan rahes.

"Lea. Maafin gue." Ucap karin lirih.

Lea tersentak dan mengeleng lagi. "Apaan sih."

"Gara gara gue gak ngasih tau lo tentang-." Ucapan karin terhenti saat gadis itu menariknya keluar kelas.

Lea menarik karin ke ketua kelas tersebut. "Faisal. Gue sama karin izin keluar. Kalo ada guru chat karin aja."

Faisal mengangguk seraya tersenyum.

Lea langsung membawa karin ke atap sekolah. Karena disana setau dia sangat lah nyaman jika digunakan digunakan untuk berbincang.

"Jangan bahas itu dikelas." Ucap lea mengawali saat mereka sudah duduk dipinggir roftoop.

Karin menatap lea dengan rasa bersalah. "Maafin gue lee. Gue gak ngasih tau lo. Gue takut lo bakal kecewa."

"Gue udah kecewa."

"Iya gue tau. Mau disembunyikan sampai kapan pun. Lo bakal tau dan lebih kecewa, maaf le.. gue gak maksud buat lebih ngecewain lo."

"Iya karin. Gue gak papa!! Tapi dulu saat dilampung setidaknya lo kasih tau gue." Suara lea bergetar.

Karin ikut merasakan bagaimana jika ia berada diposisi lea. Sakit.

Karin segera meraih tubuh lea dan memeluk sahabatnya tersebut. Ia ikut menanggis dan mengumamkan kata maaf berkali kali.

"Maaf."

Lea mencoba menenagkan dirinya dan menatap karin sengan seulas senyum. "Iya gue maafin. Ini juga bukan salah lo kan!! Udah gapapa kok."

Ia menepuk punggung karin yang masih terisak. Dan membawa karin dalam pelukanya lagi.

"Apa semua cowok emang gitu ya le!! Kalo bosen main sama yang lain dibelakang." Tanya karin lebih tepatnya curhat.

Lea menangkup wajah karin. "Lo juga ngalamin kayak gue?"

Karin mengangguk. "entah gue gak tau yang lebih parah gue apa lo. Tapi cerita kita beda. Dia selingkuh gak tau tempat. Didepan kadang dibelakang gue. Awalnya gue cukup sabar. Tapi lama lama gue gak tahan lea. Saat itu gue lihat di handpone nya dia bakal ketemuan sama cabe itu sore tiba. Saat itu gue datang sengaja lalu melihat mereka sedang... hiks.. sedang ciuman le."

Tangis karin tumpah lagi.

Lea menatap karin sendu, bagaimana ia bisa tak ada saat sahabat kita membutuhkan senderan mencurahkan isi hatinya. Ia memeluk karin. "Maaf udah tanya lo tentang itu."

Karin menggeleng.

"Kita sama sama. Dihianati rinn. Tapi jangan putus asa kayak gini. Lo pasti pikir kalo gue bisa dengan mudah bilang kayak gini karena udah gak ada rasa sama dia. Tapi nyatanya gue cuma berusaha tegar rinn. Gue selalu bisikin hati gue kalau masih banyak cowok yang lebih baik dari pada mereka."

Karin masih menanggis sesenggukan. "Lea. Gue mau ketoilet dulu. Lo mau disini apa ikut?"

Lea tersenyum tipis. "Gak. Gue disini aja."

"Yaudah gue duluan. Thanks udah ngasi motivasi buat gue. Padahal kan kebalik. Seharusnya gue yang nyemangatin lo."

Lea terkekeh melihat karin yang mengerucutkan bibirnya. Ia berdiri sejajar dengan karin. "Kangen gue udah terobati."

Katin berbinar dan memeluk leher lea sambil menciumi pipi lea yang tambah berisi. "Gua apalagi. Sangat malah."

Lea meringis menyetil kening karing yang masih menciumi pipinya. "Ihhh lo homo."

Karin tertawa dan terus mennciumi pipi lea brutal. Lea mencoba menjauh dan menabok lengan karin yang malah terbahak.

Karin segera berlari menghindar lea. Ia menghilang dari balik pintu.

Sesudah karin pergi, lea menyurutkan senyumnya. Ia berbalik menuju tepi roftoop. Ia memejamkan matanya merasakan angin yang berhembus membawa rambutnya terbang diudara.

Roftoop itu mengarahkan kearah halaman belakang sekolah yang nampak seperti hutan lebat. Tapi terlihat lebih hidup dengan diisi suara suara kicauan burung yang saling bersahutan.

Ia masih memejamkan matanya. Mengingat kejadian apa saja yang menimpanya saat tiba disini. Kenapa? Kata itu lagi yang terngiang diotaknya.

Kenapa semua seperti ini?

Salahkah ia kembali?

Kenapa tuhan begitu membuat scenario seperti ini. Apakah ia ingin menguji lea saja. Lea memejamkan matanya. Dan bersenandung pelan.

"Ku akui, sungguh beratnya meninggalkanmu yang dulu pernah ada
Namun harus aku lakukan. Karna ku tau ini yang terbaik.

Ku harus. Pergi meninggalkan kamu
Yang telah hancurkan aku
Sakitnya
Sakitnya
Oh sakitnya.

Cintaku. Lebih besar dari cintanya
Mestinya kau sadar itu
Bukan dia
Bukan dia
Tapi aku."

Lea terdiam. Ia merasakan pipinya basah lagi. "Lha ngapain gue nyanyi lagu itu? Ini juga mata netes terus. Gak capek apa!! Hati gue aja capek."

"Masa bodo. Dia lebih milih yang lain. Jika itu yang buat dia bahagia. Gue bisa apa?"

"Ngapain juga dipikirin."

"Ngapain gue nangis sih.. bangsat banget lah." Dengan kasar lea menghapus air matanya.

Ia tak menyadari sejak dia bersenandung tadi ada seseorang yang berdiri dibelakangnya menatap punggunya dalam diam.

Perlahan lea menutup matanya dan menghela napas. Tiba tiba piyan melalui pikiranya.

"Lha si setan. Ngapain gue mikirin dia."

"Tapi dia lucu juga sihh. Anaknya asik banget. Tapi anehnya cowo kok bawel minta ampun. Ck dia itu... lha ngapain malah mikir dia." Lea terkekeh. Dengan mudahnya ia menyampingkan perasaan sakitnya tadi saat mengingat piyan.

"Tuh cowok astaga!! Padahal baru tadi ketemu. Sumpah jayus banget sih. Mesum lagi. Hmmm.. kenapa malah bahas dia sih."

"Dia siapa?" Suara bariton mengalun memasuki telinganya. Suara yang sangat ia hafal. Lea membuka matanya air mukanya langsung berubah.

Lea terdiam dan memejamkan matanya. "Halah berkhayal gue."

"Gue tanya dia siapa?"

Baru lah itu lea membuka matanya dan berdiri.

Si bangsat. Batinya.

Ia berbalik menatap lurus kedepan. Tak menatap pemuda tadi yang bertanya padanya.

Saat akan melewati pemuda itu. Lengan lea dicekal dan ditarik ketengah roftoop. Segera lea tepis. Dan menatap pemuda itu.

"Gue tanya. Dijawab." Ucap pemuda itu mendekat lea.

Lea langsung menghindar. "Awas."

"Jawab dulu." Ketus alex. Pemuda tadi.

"Someone." Datar lea. Dan berusaha berlalu.

Rahang alex menegas. Menarik dagu lea agar menatapnya. "Gue tanya siapa dia? Ohh apa jangan jangan dia selingkuhan lo dilampung. Wah wah ternyata lo juga bisa."

Lea menepis tangan alex dan menatapnya tajam. "Bukanya kebalik mas? Kalo gak tau apa apa diem. Ga usah sok tau. Ngapain lo ngurusin hidup gue. Noh urus aja pacar kesayangan lo."

Alex menahan tangan lea. Saat lea melewatinya. "Ohh jadi benar dia selingkuhan lo."

Lea menggeram. "Jangan bawa bawa dia. Piyan gak tau apa apa. Jadi jangan ikutkan campur piyan dalam masalah ini. Ingat itu." Dan setelahnya lea pergi meninggalkan roftoop dan alex yang menatap punggung lea tajam.

"Gue gak akan biarin lo berada ditangan cowok lain."

Katakanlah jika alex egois.

Bukan dia tapi aku -judika.
.
.
Ngena gak? Hufftt gak ya!!
.
Sitachelos
2k18
VOMENT
Makasiih

Maaf typo bertebaran

Continue Reading

You'll Also Like

2.6M 143K 62
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
589K 27.8K 74
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
3.4M 280K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...
10.6M 675K 44
Otw terbit di Penerbit LovRinz, silahkan ditunggu. Part sudah tidak lengkap. ~Don't copy my story if you have brain~ CERITA INI HANYA FIKSI! JANGAN D...