Destiny of the Flora [REVISI❤...

By Risennea

283K 16.7K 436

(MASA REVISI SEKALI LAGI) [Fantasi Romance] [Season 1] Calista Angelia Bellvanist kembali ke tempat yang di... More

Mohon Dibaca
Must Read
[TRAILER]
Prolog (REVISI❤️)
1. Calista Angelia Bellvanist (REVISI❤️)
2. Selamat Datang Kembali di 'Neraka' (REVISI❤️)
3. Ingatan (REVISI❤️)
4. Bertemu (REVISI❤️)
5. Hari Baru (REVISI❤️)
6. Si Putri Tidur (REVISI❤️)
7. Kemarahan Calista (REVISI❤️)
8. Kejadian (REVISI❤️)
9. Kembali (REVISI❤️)
10. Pelukan Hangat (REVISI❤️)
Cast [PART1]
11. Tunangan Pertama? (REVISI❤️)
12. Aku Takut (REVISI❤️)
13. Kesempatan Kedua? (REVISI❤️)
14. Labirin (REVISI❤️)
15. Tolong (REVISI ❤️)
16. Lagi?
17. Hari Pertama
18. Kacau
19. Suara Alam
21. Gosip
Cast [PART2]
22. Menjadi Gadis Liar
23. Si Mata Emas
24. Tidak Nyata!
25. Bertemu Lagi
26. Monster
27. Kebenaran
28. Keinginan
29. Terlalu Sayang
30. Bolehkah?
31. Sweet Moment
32. Kabar Buruk
33. Pengkhianat
34. Menyakitkan
35. Pelarian
36. Tidak Butuh Siapa Pun
37. Butuh Kamu
38. Maafkan Aku
39. Beauvais
40. Ibu?
41. Kenapa Aku?
42. Membuang Waktu
43. Serigala Abu-abu
Cast [PART3]
44. Just One Kiss
45. Awal Perang
46. Perang
47. Kehilangan Jiwaku
48. Membuka Hati
49. Pengkhianat (2)
50. Membuka Hati (2)
51. Kehilangan Lagi
52. Pilihan yang Sulit
Epilog
Author Note And Question
[Another Story] My Witch Gangster
About Destiny Season

20. Hukuman

3.5K 276 3
By Risennea

Ketika terjaga, fajar telah menyapa Calista dibalik celah-celah daun yang menyinari sudut matanya.

Gadis berambut pirang itu membuka matanya yang berwarna biru. Ia mulai terduduk, tangannya menggosok mata kemudian menguap. Calista sadar ia tidur di dalam hutan bersama serigala abu-abu.

Satu hal yang Calista baru sadari, serigala itu tidak ada lagi di sampingnya. Berarti ia masih cukup waras, semalam ia tidur dengan hewan yang cukup buas, beruntung ia tidak tidur dengan harimau, beruang, atau singa atau apalah itu. Kalau Calista mati, gadis itu merasa hidupnya sia-sia saja.

Calista berdiri, kejadian aneh semalam hanya samar-samar ia ingat. Lalu ia berjalan sambil membersihkan celana yang menempel rumput di sana.

Di perjalanan Calista menggerutu habis-habisan saat tangannya tergores ranting. Kakinya juga ikut tergores.

"Kenapa ranting ini suka sekali menyentuhku?"

"Apa-apa ini? Tadi mengores tanganku, sekarang wajahku! Sialan!"

"Pohon tidak berguna mengapa mereka harus hidup banyak di sini. Menghalangi semua jalanku. Jika bisa kusingkirkan, akan aku bakar kalian yang mencoba mendekatiku!"

Jeritan dan pekikan Calista bahkan membuat hutan itu menggema dan kesunyian. Tanpa Calista sadari ucapannya membuka jalan untuk dirinya. Semula ada akar bergerak sendiri yang mencoba mendekati Calista, mencoba membuat gadis itu tersandung. Tapi begitu mendengar pekikan gadis itu, secara perlahan akar menjauh dari gadis itu.

Seketika Calista berhenti. Ia sadar, ada yang berbeda dari dirinya. Sudut bibirnya tertarik ke atas, sampai akhirnya gadis itu tersenyum sangat manis. Memang gadis itu jarang tersenyum, bahkan jarang orang tak pernah melihat senyumannya.

Kemudian ia meloncat-loncat kegirangan dan histeris sendiri. Hutan menjadi saksi atas apa yang Calista lakukan.

'Aku kembali!' jeritnya dalam hati.

Gadis itu berhenti melakukan kekonyolannya saat melihat ada kuda yang memakan rumput, tak jauh dari tempatnya. Ia mendekatinya secara perlahan. Sepertinya itu adalah kuda liar, pikir Calista.

Mata kuda itu bertemu pandang dengan mata biru Calista, yang tak diketahui Calista, mata birunya terlihat berwarna emas dalam penglihatan sang kuda. Kuda itu menunduk, Calista sama sekali tidak mengerti maksudnya. Saat sudah sampai di hadapan kuda berwarna hitam itu, tangannya menggosok badan kuda bermaksud menjinakkan kuda liar yang terlihat gagah.

Kuda itu tidak melawan sedikit pun, apalagi saat Calista naik ke punggung kuda yang tak berpelana. Ia yakin, kuda ini pasti akan membantunya tiba di istana dengan cepat.

Saat Calista memposisikan kakinya mengapit ke badan kuda. Kuda itu melaju. Calista berpegangan pada surai hitam.

Bibirnya menyeringai khasnya, matanya menyembunyikan maksud tersendiri.

Satu hal yang Calista tahu dan yakin.

Tidak ada lagi, gadis lembut yang mematuhi perintah. Hanya ada gadis yang pembangkang.

Dan selamat tinggal mulut munafik!

Karena satu hal...

Gadis itu telah kembali.

*****

Calista merebahkan tubuhnya ke ranjang. Tangan menutupi dahinya.

Sekarang ia sudah berada di istana, kuda yang baik hati itu ia lepaskan kembali ke alam liar. Calista juga sudah berganti pakaian karena pakaian sebelumnya menempel keringat, lumpur dan debu yang sudah sangat kotor.

Juga, saat Calista masuki istana secara diam-diam. Tidak ada yang tahu ia telah kembali, jadi ia belum bertemu dengan ayah dan lainnya.

Baru saja menutup mata, terdengar suara pintu dibuka. Di depan pintu Liona terisak sambil berjalan menghampiri Calista.

Calista yang menatapnya hanya menaikkan alis.

"Ada apa?" tanya gadis itu datar.

"Ya Tuhan, akhirnya anda pulang, Yang Mulia," perempuan itu berkata disela-sela isakannya.

Calista diam saja, membiarkan Liona kembali berbicara.

"Pangeran Keane..., marah sekali," Ia kembali terisak. Bibirnya bergetar. Hampir membuat mata Calista memutar, saking lamanya ia berbicara. Kemudian Liona melanjutkan. "Saat melihat Tuan Niko pulang tanpa anda, Yang Mulia,"

Calista bangun dari tidurnya, menatap Liona dengan penasaran.

"Hari ini Pangeran Keane akan menghukum Tuan Niko, Maafkan hamba Yang Mulia. Hamba tidak bisa membantah apa pun,"

Calista terkejut. Alisnya menajam. "Apa yang kau katakan!" Calista menjerit kaget.

Bahkan tidak sadar jeritannya terdengar sangat keras membuat Liona terjungkal ke belakang. Perempuan yang terurai air mata itu terjatuh ke lantai. Air matanya terus mengalir.

"Tuan Niko sedang dihukum, Yang Mulia."

Tangan Calista menggepal geram. "Di mana?" suaranya sedingin es.

"Di tempat latihan prajurit dan akan dieksekusi di depan semua orang, Yang Mulia."

Setelah itu, Calista langsung keluar dari kamarnya, meninggalkan Liona yang kembali tenggelam dalam isakannya.

*****

Suara cambukan terdengar sangat keras, juga diikuti suara erangan kesakitan yang tertahan.

Calista yang melihat dengan mata kepalanya, ia langsung menerobos keramaian. Keane sendiri yang mencambuk Niko. Ada beberapa anggota kerajaan juga ikut melihat atas apa yang terjadi, tapi Calista sama sekali tidak menemukan anggota kerajaan Fairfaick. Mungkin mereka telah pulang ke tempat asalnya setelah apa yang terjadi dalam pemburuan.

Hati Calista terasa remuk, perih, sakit, membakar seluruh pembuluh darahnya saat ia melihat Niko disiksa. Niko itu sahabat yang sudah ia anggap sebagai kakak laki-lakinya.

Suara cambukan terdengar lagi, memecahkan kesadaran Calista yang tadinya terbelah dua. Punggung Niko memerah melintang yang mulai mengeluarkan darah.

Secara paksa Calista merebut senjata milik salah satu prajurit. Kemudian berjalan ke arah lingkaran yang sengaja dikosongkan untuk menjalankan hukuman pencambukkan Niko.

"Hentikan!" Calista menodongkan pedang ke arah leher Keane.

Semua orang terkejut. Semua orang menahan napas, saat Keane secara perlahan menurunkan cambuk yang hitungan kelima belas. Matanya langsung terbelalak saat melihat Calista di sampingnya.

"Calista," gumamnya.

Gadis yang semalaman ia cari secara uring-uringan ada di sana. Saat Niko-sang pengawal tidak pulang bersama Calista, Keane marah sekali. Karena ia tidak bisa menjaga apa yang seharusnya menjadi miliknya.

Gadis itu menatap Keane tajam, tatapan yang tak pernah ia lihat dulu.

"Berani sekali kau menyentuh Nikoku!" Calista menekan ujung pedangnya membuat leher Keane mengeluarkan darah.

Sang adik-Ethan dan Nathan yang juga ikut menonton, menahan napas seakan mereka lupa cara bernapas. Xania yang ikut melihat itu, terbelalak sambil menutup mulutnya, sepertinya ia punya firasat Calista kembali menjadi seperti dulu, seorang Putri membantah siapa saja.

Begitu juga dengan semua prajurit, yang semua tubuhnya menegang.

"Menyingkir," desis Calista.

Keane tidak bergerak. Calista menurun ujung pedang ke bahu Keane. Bermaksud mendorong bahunya.

"Menyingkir! Atau aku tidak segan-segan menusukmu!"

Keane yang terlalu kaget dengan perubahan Calista mulai mundur dan menjauh.

Calista melemparkan pedang ke sembarang arah, tidak memerdulikan ada prajurit yang hampir terkena tusukan logam tajam itu. Calista langsung menghampiri Niko. Jika sampai Niko mendapat cambukan lebih dari lima belas maka ia tidak akan pernah mengampuni siapa pun yang melakukannya.

Gadis itu menangkupi pipi Niko dan mengecup kedua pipi lelaki itu dengan pelan, mengabaikan ada banyak orang di sana. Niko sendiri juga ikut terkejut melihat Calista ada di sini, apalagi mengecupnya. Berlebihan.

Keane sekarang yakin ada sesuatu hubungan khusus antara Calista dan pengawalnya yang ia tidak ketahui seperti apa hubungan itu. Ia melihat pengawal itu terlunglai dalam pangkuan tunangannya. Dan Keane tidak bertindak apa-apa.

Calista memeluk Niko yang menahan rasa perih di punggungnya.

"Kalian! Apa yang kalian lihat! Cepat bantu aku!" perintah Calista pada prajurit yang hanya menonton.

'Dikira ini drama apa?' gerutu Calista dalam hati.

Para prajurit langsung membantu Niko, membawa lelaki itu ke dalam istana.

Perlahan Calista menghampiri Keane.

"Urusan kita belum selesai."

Setelah itu, gadis itu sengaja menabrak bahu Keane lalu pergi meninggalkan tempat itu yang mulai membubarkan diri karena tidak ada lagi tontonan yang menghibur.

Ethan dan Nathan yang melihat itu, menghampiri Keane.

"Aku sudah bilang kan, Calista tidak suka ada yang menyakiti miliknya.
Kau akan tahu jika sudah berurusan dengannya, sabar ya teman. Calista sedikit liar," ucap Ethan setelah itu langsung pergi. Nathan menepuk bahu Keane, lalu ikut mengejar kembarannya.

Keane termenung. Untuk pertama kali dalam hidupnya ia merasa gagal.

*****

Niko selalu mengatakan bahwa ia baik-baik saja. Calista bahkan yang sendiri mengatakan jika ia yang akan merawat Niko. Tidak boleh ada seorang pelayan yang membantunya.

"Kau sudah merasa baik?" tanya Calista saat hampir selesai mengoleskan salep.

Niko mengangguk. "Kau terlalu berlebihan, Calista."

Calista menyejajarkan wajahnya dengan Niko yang duduk di sebelahnya di atas sofa kamarnya.

"Wahhhh ... kau tidak sopan lagi padaku," Calista menggoda dengan kerlingan matanya.

Mata Niko membulat. "Hamba—"

"Tidak apa-apa," sela Calista. "Ada yang ingin kau katakan, Niko?"

"Berlebihan sekali. Ini kan hanya luka kecil tidak perlu kau yang mengobatiku,"

"Hanya kecil ya?"

Dengan sengaja Calista menekan luka itu dengan kuat, membuat Niko meringis kesakitan.

"Bagaimana rasanya? Tidak sakit kan?"

"Kasar sekali,"

"Kau bilang apa?" mata Calista melotot.

"Tidak ada,"

Saat Calista menyuruh para prajurit membawa Niko ke dalam kamarnya, Niko membantah habis-habisan dalam hati. Karena ia tidak berani berucap. Pasti besok akan timbul gosip-gosip miring tentang mereka berdua, yang akan mengatakan jika Calista mengkhianati sang tunangan dan Calista pasti tidak akan memikirkan hal itu.

Cukup Niko yang gadis itu khawatirkan. Jika ada orang yang heran mengapa ia sangat peduli, sangat posesif dan sangat menjaga Niko.

Jawabannya hanya satu.

Niko selalu ada untuknya.

Mereka duduk berdampingan, Calista kembali mengoleskan salep secara perlahan dengan tangan kirinya.

"Apa masih sakit?"

Niko menatap mata Calista yang sedu, perlahan tangan Calista menyentuh kepala lelaki itu, mengelusnya.

"Aku tidak suka melihatmu terluka,"

Niko tersenyum tipis, "kau berlebihan sekali. Tadi mengapa kau mengecupku di lapangan, apalagi di depan tunanganmu sendiri,"

"Aku cuma takut, dan aku marah sekali melihatmu terluka."

Calista menarik rambut pirang Niko dengan keras, membuat Niko mengaduh kesakitan.

"Jangan mengejekku lagi. Atau aku yang akan membunuhmu sekarang."

Mendadak ucapan Calista membuat Niko terdiam dan tegang.

Sudut bibir Calista tertarik. "Tidak, aku hanya bercanda,"

Gadis itu langsung menghambur ke pelukan Niko tidak memakai atasan apa pun, gadis itu sepertinya tidak peduli, membuat Niko terjungkal ke sandaran sofa, padahal punggungnya yang baru saja ditaruh salep. Niko mengaduh kesakitan.

Siapa pun yang melihat hal itu, pasti akan menduga jika mereka lebih dari majikan dan pengawal. Keane berada di luar kamar Calista. Melihat dan mendengar semuanya, karena pintunya tidak ditutup rapat.

Lelaki itu menyandarkan tubuh ke dinding di samping pintu. Pikirannya sedang berpikir keras.

Ada hubungan antara Niko dan tunangannya yang ia tak ketahui seperti dugaannya mereka lebih dari seorang majikan dan pengawal. Jika Calista menyukai Niko, karena gadis itu tak ragu menodongkan pedang ke arahnya, sampai membuat lehernya terluka. Berarti Niko orang yang paling istimewa bagi gadis itu. Ini tantangan yang paling besar untuk bisa merebut kembali perhatian Calista.

Ia kira semuanya berjalan sesuai yang direncanakan. Mendekati secera perlahan, mengajak berbicara, saat mereka sama-sama nyaman. Mereka akan menikah.

Cukup begitu saja, tapi tidak semua semudah itu.

Ini lebih sulit.

Tbc....

Follow instagram : risennea

Continue Reading

You'll Also Like

137K 33.5K 27
[Sekuel 'Romeo, Take Me!'] Dipecat tanpa alasan dari perusahaan lama, kemudian berakhir dengan menjadi sekretaris pribadi CEO Grup Lucero, dan satu-s...
7.5K 782 44
Berkeliling dunia. Itu adalah impian semua orang, keinginan bagi para travelling. Dan menjelajahi berbagai tempat di negara lain. Tapi, bagaimana jik...
192K 12.3K 19
Ini dia jadinya kalo gadis bar-bar seperti Joana transmigrasi ke dalam sebuah novel romansa dan menjadi anak perempuan dari protagonis yang digambark...
597K 30.8K 35
[COMPLETED] Lea hanyalah gadis cantik bermata biru dan berambut merah yang tinggal bersama ibu angkatnya. Dia tidak pernah mengetahui darimana dia be...