Annyeong🤗
.
"Kakak gimana keadaanya."
"Kakak baik. dimas!!" Jawab lea tersenyum dan mengelus kepala dimas.
Sudah seminggu lea dirawat dirumah sakit. Perlahan ia menerima semua orang yang katanya dekat dan berharga dihidupnya. Kecuali tentang hubunganya dengan alex. Masih belum terjelaskan.
Bahkan ia sudah menerima anggota keluarganya. Ayah adam, bunda laura, dan adiknya dimas.
Ada juga sahabatnya karin, om andre dan tante sayfira serta adik alex . aura.
Awalnya sih ia bingung. Namun lama lama ia mengenal sebab mereka sering menjenguknya.
"Kata bunda nanti sore kakak dibolehin pulang ya? Yeeeeeeyy." Sorak dimas senang dan memeluk lea.
Sekarang diruanganya ada ia dimas dan juga bundanya. Ayahnya sedang mengurusi administrasi.
Laura yang membereskan pakaian lea pun tersenyum melihat interaksi anak anaknya. Putrinya sudah mau menerima merka semua.
"Kakak."
"Iya?"
"Kakak tau nggak!! Kalo kak alex selalu kesini kalo kakak tertidur. Dimas sering lihat. Tapi waktu kakak terbangun kak alex cuma sebentar."
Memdengar penuturan dimas lea bingung sendiri. Sebenarnya alex itu siapa? Apa hubunganya dengan dia?
"Lea sayaaang. I am coming." Tiba tiba pintu terbuka dan masuklah karin sahabatnya tersenyum lebar.
"Ihhh kak karin jangan teriak. Kakak lagi sakit. " tegur dimas.
"Lha malahan kalo kakak kamu denger suara kakak malah makin sembuh loh." Sahut karin sok membenarkan.
"Emang iya?" Tanya dimas polos kearah lea yang tersenyum.
Lea yang sekarang tak banyak bicara. Agak akward mungkin.
"Iya dong!!" Sahut karin. Duduk dipinggir ranjang lea. Sambil memeluk lea.
"Bun!!" Panggil karin kerah laura.
"Iya?"
"Lea kapan boleh sekolah lagi?"
Laura diam sejenak. "Bunda belum tau. Nurut saja sama keputusan ayah."
Karin menghela napas pelan. "Anak anak kelas pada kangen lo lee."
Lea menoleh. "Iya?"
"Iya nanti bakal kenalan ulang deh."
Lea mengangguk. "Iya bakalan."
Pintu terbuka terlihat alex dan kedua orang tuanya dan adiknya dalam gendongan andre masuk kedalam.
Setelah cipika cipiki dengan laura. Sayfira mendekat keranjang lea sambil membawa boneka miniatur minions beserta buah buahan.
"Gimana keadaan kamu. Sayang?" Tanya sayfira setelah lea mencium tanganya dilanjut karin dan dimas.
"Ah. Baik tante!! Nanti sore boleh pulang katanya." Jawab lea sopan.
"Waaahh udah boleh pulang!!! Apa perlu dibawa suster kesana buat rawat kamu dirumah. Takutnya dibawa pulang malah sakit lagi."
"Ahh ngak usah tante. Ada bunda sama dimas juga kalo ayah kerja."
Syafira tersenyum dan mencium kening lea lembut. "Panggil tante mama saja. Ya!!"
"Eh. Boleh?"
"Tentu boleh. Sayang."
"Iya. M..mah." lea tersenyum kikuk.
Mereka keluar menyisakan alex dan lea. Awkward. Hening. Alex bingung memulai dari mana.
"H..hay." tersenyum kikuk.
Lea tersenyum manis. "Hay juga."
"Gimana keadaanya?"
"Udah mendingan."
Hening.
"Emm alex." Panggil lea.
"Ya?"
"Gue boleh tanya?"
Dengan ragu alex menjawab. "Iya boleh."
Lea menunduk dan menatap alex ragu. "Itu.. ada hubungan apa diantara kita?"
Alex linglung. Dari mana ia menjelaskan? Takut jika ia menjelaskan lea akan terganggu.
"Ehmm. Gini tapi sebelumnya kamu jangan langsung kepikiran ya?" Pinta alex. Lea mengangguk agak ragu.
"Jadi gini!! Lima bulan yang lalu. Kita resmi hubungan. Emmm pacaran."
Lea mengedipkan matanya berulang kali. "Jadi kita pacaran?"
Alex mengangguk. "Tapi jangan dipikirin. Takutnya nanti kepala kamu sakit, jangan dipaksa. Seiring waktu kamu akan ingat sendiri."
"Emm.. iya."
Alex tersenyum. Lega rasanya bisa memberitahu lea. "Aku hanya ingin kamu tau. Aku benar benar cinta kamu."
Lea berdehem. "O..oke, tapi maaf kayaknya gue belum bisa nerima kenyataan ini."
Alex menunduk dan menganguk. Lea tak merasa enak hati. Ia memegang tangan alex sehingga sang pemilik mengangkat kepalanya.
"Maaf."
"Iya ngak papa. Mungkin kamu butuh waktu." Alex tersenyum sendu.
"Maaf ya!!"
"Iya lea."
"Tapi berjanjilah." Ucap lea.
Alex mengeryit bingung. "Apa?"
"Bantu gue mengingat semuanya. Dan jangan pernah bosen sama gue. Jangan pernah tinggalin gue. Mungkin lo juga bisa ngebantu gue. Tentang selama lima bulan hubungan kita." Entah ia bingung kenapa bisa bisa bicara seperti itu.
"Iya aku janji. Gak akan pernah tinggalin kamu."
"Makasih."
Alex tersenyum dan memeluk erat lea. Perlahan lea membalas pelukan alex.
Ia akan mencoba menerima.
🤗🤗🤗
Dua bulan kemudian..
"Gimana keadaan kamu sayang?" Tanya laura saat lea sudah siuman dari pingsanya beberapa jam yang lalu
Lea mengangguk. Ia menghela napas dan memijat kepalanya. Ia mengedarkan pandangan.
Rumah sakit.
Ia bosan harus keluar masuk tempat ini. Sudah dua bulan setelah ia diperbolehkan pulang. Ia sering mendapat puing puing kenangan namun saat itu juga ia sering pingsan.
"Lea baikan bun." Jawab lea.
Laura menghela napas. Tak lama pintu terbuka masuklah adam dan dimas.
"Gimana kak?" Tanya adam.
"Lumayan yah."
Adam menatap istrinya dan mengangguk. "Lea maaf sebelumnya. Tapi ayah dan bunda memutuskan kita pindah terlebih dahulu ke Lampung. Ke rumah kita dahulu sewaktu kamu kecil. Disana juga ada nenek, om, tante sama sepupu kamu."
Lea terdiam.
Melihat putrinya terdiam adam meneruskan ucapanya. "Ini juga baik buat kamu. Kamu bisa berpikir tenang dan dapat mengingat semuanya secara perlahan."
Bukan itu yang ia khawatirkan tapi!! Bagaimana dengan karin dan teman temanya terutama alex.
Sebulan lalu lea sudah memasuki sekolah dan mengenal mereka. Dia sudah nyaman dengan kehidupanya di bandung.
"Kerjaan ayah gimana?" Tanya lea.
Adam tersenyum. "ayah disuruh dinas ke sulawesi sembilan bulan. Dan sembilan bulan kita habiskan disana. Setelah selesai kita kembali kesini."
"Dua bulan lagi lea kenaikan kelas. Gimana?"
"Sekolah kamu ayah sudah urus disana. Jadi waktu kita kembali kamu sudah kelas 12 semester 1 pertengahan." Jelas laura mengusap rambut lea pelan.
Lea menimang. Ia juga berpikir. Itu baik untuknya. Tapi masalahnya. Alex. Ia sudah nyaman. Mungkinkah mereka bisa LDR.
Mungkin ini yang terbaik.
Lea menganguk dan menatap ayah bundanya. "Lea ikut ayah bunda saja."
Laura dan adam tersenyum lalu mereka memeluk lea.
⚘⚘⚘
"Jadi kamu akan pindah ke Lampung?"
"Iya, maaf kita bakal LDR."
Sekarang alex dan lea berada dirumah lea. Alex tadinya seperti biasa akan berkunjung kerumah lea dan bertemu dengan gadisnya. Dikejutkan dengan pernyataan yang membuatnya teriris.
Alex menghembuskan napas. "Tapi!! Apa ngak bisa disini saja."
"Kata bunda sama ayah. Ini yang terbaik buat aku. Aku juga ingin mengingat semuanya. Semua tentang kita."
Benar juga.
Tapi ia tak rela berjauh dengan gadis disampingnya ini.
"Mungkin ini yang terbaik."
Lea menghela napas dan menatap alex sendu. Ia memberanikan diri memeluk alex. "Jangan lupain aku."
Tubuh alex menegang dan perlahan rileks membalas pelukan lea tak kalah erat. Takut kehilangan.
"Aku gak bakal lupain kamu. Aku mau hubungan kita tetap berlanjut sampai kapan pun."
"Iya aku juga."
Alex mengecup puncak kepala lea. "Kapan berangkat."
Lea mendongak. "Besok."
"Kok mendadak?"
"Iya soalnya ayah dinasnya dimulai lusa."
Alex menghembuskan napas. "Aku takut."
"Aku takut kita akan berubah. Jika jumpa nanti." Sambungnya.
"Maka kita tak akan berubah. Jaga hati kamu. Aku juga menjaga hatiku. Aku sudah menerima kamu perlahan, jadi jika aku kembali jangan sampai diantara kita ada yang berubah."
Alex mengeratkan pelukanya. "I love you. I love you more. I'll miss you lea. "
"Iya aku juga. I'll miss you to."
Lea mendekat ketelinga alex dan berbisik pelan. "And i love you to"
Sitachelos
12 nov 2k18
VOMENT
Makasiih
Maaf typo bertebaran