"Mau ngambil apa yang seharusnya jadi milik gue." Ucap Rahardian membuat Fariz dan Nadia melotot tak percaya.
Tangan Fariz mengepal kuat menahan gejolak untuk melayangkan tangannya itu. Iris mata hitam gelap Fariz kini menusuk indra penglihatan Rahardian dengan sangat tajam.
"Yang udah jadi milik gue. Ga akan pernah bisa jadi milik orang lain lagi." Ucap Fariz dengan penuh penekanan.
Nadia yang merasakan aura aura mencekam segera mendekat ke arah keduanya. Berdiri di tengah tengah guna menghalau jika terjadi kericuhan.
"Riz gue laper nih. Gua belom sempet makan. Ayok makan tega banget sih lo biarin gue kelaperan." Ucap Nadia sambil memasang puppy eys nya.
Fariz yang sedari tadi beradu tatap kini menunduk menatap Nadia yang kini merengek seperti anak kecil. Seingatnya Cewek itu sudah makan pas dia keciduk lagi berduaan eh bertigaan ama si jawara silat yang so cakep siapa lagi kalo bukan si Hariz anak XII IPA 3.
"Ssstt. Dedek manis duduk anteng dulu gih sana ngedeprok di lantai sambil liatin babang ganteng." Ucap Fariz sambil menepuk kepala Nadia seperti anak kucing.
Nadia mengembungkan pipinya melihat Fariz membelakanginya lagi.
"Udah bekas gue masih pengen lo embat?" Ucap Rahardian dengan bisikan di kuping Fariz.
Bugh. "Anjing lo ya." Desis Fariz
Tangan Fariz menarik kerah baju Rahardian yang terjatuh di lantai. Lalu menghimpitnya ke deretan loker dibelakangnya.
"Kenapa gak terima cewek lo gue bilang bekas?" Ucap Rahardian dengan memasang senyum smirk nya.
"Bangsat!!!"
Fariz mempererat cengkraman tangannya pada leher Rahardian. Lalu memukulnya beberapa kali dengan sangat kencang.
"Lo itu laki. Mulut jangan kayak cewek lemes banget tuh mulut. Gue masih berbaik hati buat ga bikin lo sampe masuk rumah sakit apalagi kuburan."
"Kalo mau nyari gara gara sama orang kayak gue. Lo salah karna hidup lo gak akan tenang sama gue."
Fariz menendang cowok yang masih mengatur napasnya. Lalu pergi menarik Nadia yang sudah pucat.
"Riz dia gak bakal mati kan?"
"Kenapa ? Khawatir liat mantan lo gue pukulin? "
"Gue masih baik hati jadi tenang aja mantan lo itu gak bakal mati. Sebelum gue kehendaki."
"Aw sakit Nad." Ucap Fariz lagi saat Nadia mencubit lengan Fariz kencang.
"Biarin. Gue kesel banget sama lo."
"Kesel kenapa sih lo. Kesel gara gara gua mukulin mantan lo."
"Iyalah kesel."
"Terserah. Gue cape."
Setelah itu Fariz melepaskan genggaman tangannya. Hari ini hari yang bener bener sial untuk Fariz.
Pagi pagi duit seratus ribu nya sudah melayang untuk traktir pak yanto. Setelah itu, dapat pukulan telak dari Fikri. Dilanjut lagi ngeliat pacar lagi dideketin ama si jawara HB dan tadi harus liat pacar berduaan sama mantan trus sekarang liat pacar ngebelain mantannya ? Apa yang lo rasain ketika lagi kayak gini ?
Fariz terus melangkah meninggalkan Nadia yang terus memanggilnya. Lebih memilih kembali kekelasnya daripada harus berhadapan dengan pacarnya. Sesampainya di kelas ia langsung membaringkan kepalanya dengan tangan kanan menjadi bantalnya.
"Lah ini bocah ngapa dateng dateng muka udah kusut banget?" Tanya adit yang melihat Fariz.
Adit menatap Reyhan dan Sandy secara bergantian. Lalu keduanya sama sama menggedikkan bahu.
"Abis berantem kali tuh anak tangannya ampe merah kayak gitu." Ucap Sandy yang melihat tangan kanan Fariz memerah.
"Tumben amat berantem tumbang. Ga mungkin banget nih bocah begini. Paling gara gara cewek." Ucap Adit sambil mengeluarkan kartu merah berangka 6.
"Ish lo goblok banget sih dugong. Itu angka sembilan bego warnanya juga biru bukan merah." Ucap Reyhan yang sedari tadi dibuat kesal oleh Adit.
Mereka bertiga sedang berkumpul bermain uno bersama anak anak kelasnya yang lain juga. Bukan Reyhan doang yang menggeram kesal melihat Adit tapi yang ikut bermain juga ikut menggeram kesal.
"Udah deh lo dit ga usah maen. Bikin gua darah tinggi aja." Ucap asep sambil melempar kartu merah milik Adit.
"Yhailah baperan amat lo pada. Ntar gua menang pada kicep lo." Ucap Adit santai lalu mengeluarkan kartu 2+ berwarna biru.
"Mampus anjing gua juga punya." Ucap Sandy ikut mengeluarkan kartu 2+.
Asep ikut mengeluarkan juga. Lalu di ikuti varel, dendi, heru dan juga whisnu. Sekarang giliran Reyhan yang sudah kesal dengan Adit karena mengeluarkan kartu terlarang untuknya.
"Anjing banget lo pada."
"Mampus lo kualat."
Adit mengambil kartu yang berada di tengah tengah." Itung itu itung ada berapa San?"
Sandy yang di panggil langsung menghitung ada berapa kartu yang tertulis 2+. "Empat belas coy."
"Anjay. Gila gila bang bewok kayaknya laris maning hari ini." Ucap Adit sambil memberi kartu uno satu persatu ke tempat Reyhan.
Yang lain tertawa terbahak bahak melihat muka Reyhan yang sudah frustasi.
"Ah bangsat banget lo pada." Ucap Reyhan mendengus kesal. Ini baru namanya karma.
Tawa dari perkumpulan cowok cowok itu berhasil memenuhi kelas X IPS 1 membuat mereka yang ada dikelas ikut menoleh dan juga ada yang ikut tertawa. Sedangkan cowok yang sedang tidur di pojok kelas malah terbangun.
"Berisik anjing." Ucap Fariz berteriak lalu mendesis di ujung kalimatnya.
"Halah sirik aja lo ngeliat kita bahagia. Dah tidur lagi sono lu kebo." Ucap Adit karena tak ada lagi yang berani dengan Fariz kecuali Adit , Sandy dan Reyhan yang sudah terbiasa dengan Fariz.
"Bacot." Ucap Fariz lalu bangkit menghampiri Adit.
'Tuk.'
"Sakit anying." Ucap Adit yang masih fokus terhadap kartunya.
"Lo bacot. Geser kek geser." Ucap Fariz merusuh membuat yang lain ikut bergeser dengan mendengus kesal.
'Plak.'
"Aduh sakit bagong."
"Dateng dateng bikin ribet aja lu." Ucap Sandy yang menggeplak kepala Fariz cukup keras.
'Plak.'
"Anjing lo kutu. Aah sialan lo semua bangsat." Ucap Fariz menggeram kesal.
"Mampus bisanya ngerecokin aja lo moa." Ketus Reyhan yang kesal.
"Gue mau ikutan nge geplak dong." Seru Asep membuat Fariz melotot tajam
"Mata lo gua colok duluan Sep." Ucap Fariz menunjukan dua jarinya dengan gaya ingin mencolok kedua mata Asep.
"Sialan lo riz."
"Bodo amat lah. Lagian nih guru pada kemana sih. Pada makan gaji buta apa ya. Sialan bete banget gua." Ucap Fariz kesal lalu bangkit.
Kakinya melangkah menuju Rak paling belakang kelasnya. Mengambil gitar yang biasa digunakan untuk menghilangkan suntuk. Setelah mengambil gitarnya ia melangkah duduk di belakang mereka yang sedang bermain uno.
Tangannya mulai memetik gitar. Nada yang dikeluarkan membuat teman temannya menoleh.
"Asik babang Fariz lagi galau sob." Ucap Whisnu menimpali.
Pernah berfikir tuk pergi.
Dan terlintas tinggalkan kau sendiri
Sempat ingin sudahi sampai disini
Coba lari dari kenyataan
Yang sedang bermain uno langsung ikut bernyanyi mendegarkan suara Fariz yang berat serek serek basah gitu tapi jangan salah suara Fariz enak banget buat di denger sayangnya dia nyanyi kalo lagi pengen doang. Suara Fariz itu terbilang mahal dan hari ini anak kelas X IPS 1 mendapat tukang ngamen gratis dengan wajah tampan
Tapi ku tak bisa jauh jauh darimu
Ku tak bisa jauh jauh darimu
Lalu mau apa lagi
Kalau kita sudah gak saling mengerti
Sampai kapan bertahan seperti ini
Dua hati bercampur emosi
Tapi ku tak bisa jauh jauh darimu
Ku tak bisa jauh jauh darimu
Sabar sabar aku coba sadar
Sadar sadar seharusnya kita sadar
Kau dan aku tercipta
Gak boleh terpisah
Dan tak bisa jauh jauh darimu
Ku tak bisa jauh jauh darimu
"Ayo sini request mau lagu apaan asalkan gua tau lagunya. Mumpung gua lagi baek nih dari pada lo tiap hari denger suaranya si Adit." Ucap Fariz setelah menyelesaikan lagu milik slank.
"Gue mau dong lagunya karna su sayang." Ucap meilani yang sedari tadi ikut beryanyi mendengarkan Fariz.
Biasa sa cinta satu sa pinta
Jang terlalu mengekang rasa
Karna kalu sa su bilang
Sa trakan berpindah karna su sayang
Jangan kau berulah sa trakan mendua
Cukup jaga hati biar tambah cinta
Karna kalau sa subilang sa trakan berpindah karna su sayang
Jreng jreng jreng
"Abis abis. Noh riz si Nadia ada di depan kelas." Ucap Kinar yang baru saja masuk.
"Yhaa lanjut lanjut. Suruh masuk aja sih ribet." Ucap Fariz yang kesal mendengar nama Nadia.
"Nadia disuruh masuk aja tuh." Ucap Kinar di depan kelas.
"Riz request dong You are the reason dari calum scott." Ucap Santi.
There goes my heart beathing
Cause you are the reason
I'm losing my sleep
Please come back now
"Fariz dimana?" Tanya Nadia saat baru masuk ke kelas X IPS 1. Lalu tatapan matanya beralih mendengar suara gitar.
There goes my mind racing
And you are the reason
That I'm still breathing
I'm hopeless now
Tatapan mata Fariz tak lepas menatap Nadia yang juga sedang menatapnya. Ia langsung berdiri tanpa menghentikan jemarinya pada gitar yang dipegangnya.
I'd climb every mountain
And swim every ocean
Just to be with you
And fix what I've broken
Oh, cause I need you to see
That you are the reason
Suara merdu Fariz terdengar jelas di telinga Nadia. Bernyanyi dengan menatap wajah Nadia lalu berganti melihat gitarnya dan menatap Nadia kembali menyelami iris mata coklat madu itu.
There goes my hands shaking
And you are the reason
My heart keeps bleeding
I need you now
If I could turn back the clock
I'd make sure the light defeated the dark
I'd spend every hour, of every day
Keeping you safe
I'd climb every mountain
And swim every ocean
Just to be with you
And fix what I've broken
Oh, cause I need you to see
That you are the reason
You are the reason
I'd climb every mountain
And swim every ocean
Just to be with you
And fix what I've broken
Cause I need you to see
That you are the reason
Sampai di akhir lagunya Fariz tetap menatap Nadia tanpa henti membuat wajah Nadia memerah. Teman teman sekelas Fariz dibuat melting. Melihat Fariz yang menatap Nadia begitu dalam.
"And you are the reason i smille all day long." Bisik Fariz Membuat Nadia tersenyum.
"Kok lo yang senyum?" Ucap Fariz meledek.
"Gapapa senyum kan ibadah." Seru Nadia membuat Fariz terkekeh.
"Dasar lo." Ucap Fariz lalu mengusap kepala Nadia pelan.
"Duh ilah gue lagi ga pengen nonton drama lo berdua ya. Sana sana lo pergi. Ga liat di depan kelas ada tulisan dilarang pacaran." Ucap Adit yang sedang mengocok kartunya.
"Lah gue kira ada tulisan anjing galak." Seru Fariz yang langsung membawa Nadia keluar sebelum Adit ngamuk di dalem.
"Woy sialan lo Moa." Teriak Adit kencang.
Fariz terkekeh mendengar teriakan Adit. Fariz memutar gitarnya ditaruhnya di belakang punggung tegapnya. Lalu tangannya menggenggam tangan Nadia erat.
"Kantin aja yuk. Katanya kan lo laper tadi."
"Laper liatin mantan di gebukin sama pacar."
"Lo tuh harusnya beruntung punya pacar kayak gua Nad. Udah ganteng, pinter, baik hati, tidak sombong. Trus setia lagi."
"Najisin banget sih lo riz muji diri sendiri."
"Lah emang bener kan. Nih yak cewek cewek disini ngantri sebenernya jadi pacar gue. Ya kebetulan aja mata gue lagi terinfeksi ya jadinya gue lebih milih lo."
"Halah halah. Ngoceh aja trus Riz."
"Biarin lah gue kan punya mulut. Lagian kan nih ya Na. Waktu itu kalo lu ga nembak gue duluan gue dah mati kutu kali yak. Gue ga pernah nembak cewek sumpah dah. Gue dari dulu cuma bisa ngeliatin si Sandy sayang sayangan sama doi nya."
"Iya iya Riz gue paham kejombloan lu. Emang dasarnya lo tuh ga ada yang mau cuma lo nya aja yang sok kecakepan."
"Dih lo belum tau aja Nad. Banyak banget yang ngejar ngejar gue. Lo tau Ratna gak? Angkatan lo anak IPA 3 deh kayaknya. Dia ngejar ngejar gue trus gue disalah salahin ama kakaknya gara gara gue malah nembak lo bukan nembak adeknya. Katanya gara gara gue dia sakit. Apa banget ga sih?"
"Dih bisa gitu dah. Lagian lo bego sih." Ucap Nadia sambil memesan minuman.
"Bang gue satu deh samain ama nih bocah." Ucap Fariz
"Enak aja main bocah bocah aja lu."
"Bodo amat."
"Nih dah jadi 12k dua." Ucap Intan anak dari bu Gembul.
"Lah ini Bu Gembul kemana?" Ucap Nadia melihat bu gembul tak berada di warung sambil memberikan selembar uang kertas berwarna biru.
"Lagi kurang sehat." Ucap Intan yang lebih tua beberapa tahun. "Ini kembaliannya jadi 38k ya ?"
"Gausah Kak gapapa. Santai aja sama saya."
"Eh makasih ya jadi enak kan tuh." Ucap Intan langsung terkekeh.
"Dah yuk duduk di warung bang bewok aja yuk?" Ucap Fariz yang langsung ditolak Nadia.
"Ga mau ah. Gue lagi gak mood buat bolos sama lo." Ucap Nadia berjalan ke meja yang paling ujung.
"Dikit lagi ulangan semester satu. Gue lagi pengen dapetin SNMPTN Riz. Ya syukur syukur gue lolos kalo ga gue ikut tes di SBMPTN. Seenggaknya gue harus tetep mastiin nilai gue naik tiap semester."
"Gue ngerti kali Nad. Gue malah berharap lo vakum dulu setahun biar bareng gue kuliahnya." Ucap Fariz santai.
"Dih najong lo sesat."
"Bodo amat yang penting lo sama gue."
Ini Fariz kalo lagi bete.
Lagi bete aja cakep ya gak 😂😂
Ini part lanjutan kemaren sih sebenernya
Soalnya yang kemaren itu kan pendek banget. Maaf yaa kalo part ini lagi ga jelas. Soalnya Fariz lagi pengen banyak ngomong.
And makasih banyak yang masih bertahan buat baca cerita gue😙😙
Oh iya setiap update aku selalu kasih info di instagram aku follow aja ya kalau mau
=》fadiahno《=