The Past (SELESAI)

By sitachelos

141K 5.2K 68

The Wattys Awards 2019 - PROSES EDITING!!! Judul Lama- About Feeling 🗝karena ini berkaitan tentang dengan or... More

part 1 : ini prolog
part 2 : si Tengil dan Panda
part 3 : Menggemaskan
part 4 : Setan penggangu
part 5 : chat?
part 6 : Karnaval dan Taman
part 7 : Tiga Pemuda Penggangu
part 8 : mencuri restu?
part 9 : Pulang bareng
part 10 : Jadian?
part 11 : Harus terbiasa
part 12 : Labrak?
part 13 : Dunia milik Berdua
part 15 : Berkunjung
part 16 : Hukuman Bekel
part 17 : Nasib Andra
part 18 : inikah Karma?
part 19 : Alex Sialan
part 20 : Sisi lain
part 21 : Keluarga kecil
part 22 : Si masalalu 2
part 23 : Kejadian
part 24 : Kejadian Besar
part 25 : berusaha menerima
part 26 : Lampung
part 27 : Lewat Vc
part 28 : Dua tempat
part 29 : Berubah
part 30 : He's Change
part 31 : Kembali
part 32 : Kenyataan pahit
part 33 : Broken heart
part 34 : Piyan 2
part 35 : Pantai dan kenangan
part 36 : Sadar
part 37 : perpisahan dan tangisan
part 38 : Tiga pemuda
part 39 : perasaan?
part 40 : Brazil
part 41 : BOGOSIPDA?
part 42 : Membuka hati?
part 43 : Kembali 2
part 44 : Keluarga
part 45 : Bertemu
part 46 : Satu langkah
part 47 : Rumah pohon
part 48 : Bertemu Piyan
part 49 : Malam tahun Baru
part 50 : Marriage
part 51 : Ending
❣Special Mikelea Pov's
❣Special Alexander Pov's
Extra part
info Squel
Bantu teman!!
Ada Cerpen
cerita baru lagi
WAJIB MAMPIR. UDAH ENDING!

part 14 : Si masalalu

2.4K 97 0
By sitachelos


HAPPY READING!
.
___________________

Satu bulan berlalu. Hubungan Alex dan Lea masih berjalan dengan mulusnya meski terkadang ada juga kerikil kerikil kecil menganggu hubungan mereka namun mereka melewatinya secara bersama.

Ditanya tentang keromantisan, paling lama keromantisan mereka hanya berjalan beberapa menit dan setelahnya pasti ada pertengkaran yang dikarenakan tidak akurnya mereka berdua.

Cukup sabar Lea menghadapi sifat Alex yang perlahan muncul di hadapanya.

Manja

Posesif

Suka ngatur

Cemburuan

Usil

Jorok

Raja gombal dan lainnya

Baru saja kemarin Alex dan Lea merayakan anniv pertama mereka, yang sudah disiapkan Alex matang matang yang berjalan lancar meninggalkan kesan manis dari seorang Alexander Davidson.

Hubungan mereka yang awalnya tentram berubah saat adanya murid baru yang dengan senang hati mengusik hubungan keduanya.

"Eh ada murid baru ya?." Kata nia teman kelas lea.

"Iya nih. Katanya cowok," sahut karin.

"Kira kira cogan ga yah!!!." Ucap oliv berbinar. Ia juga teman sekelas lea.

"Ah elo pikiranya cogan mulu." Sahut nia.

"Lha? Kaya yang bilang ngak aja." Sindir karin membuat nia memberengut.

Lea hanya terkekeh menyimak pembicaraan teman temanya tanpa ingin tau ada anak baru kah? Atau apa? Masa bodo mengurus diri sendiri saja lebih baik.

"Katanya sih seangkatan kita anak ips 3."

"Waaaahhh berarti sekelas sama mika dong." Seru oliv semangat.

"Iya-." Belum sempat nia menjawab. Pak iwan bk1 termasuk pengajar bahasa indonesia memasuki kelas. Dan kelas pun dimulai.

Satu jam berikutnya bel istirahat berbunyi. Mau tak mau pak iwan akhirnya keluar kelas karena muridnya berseru heboh minta diistirahatkan.

"Kantin yuk." Ajak karin.

"Yok." Setelah lea menyetujui. Mereka berdua berjalan menuju kantin namu saat di tengah jalan mereka dihentikan suara cowok yang memanggil lea.

"Leaa."

Saat lea berbalik. Ia langsung terkejut mengetahui sang pemanggil ternyata orang yang dulu sempat menepati hatinya walau hanya sesaat.

"Re..rendi." bagaimana bisa dia ada disini? Jangan bilang dia murid baru itu. Pikir lea masih terkejut.

Sementara karin bingung melihat interaksi keduanya seolah olah sudah saling kenal.

"Hai." Dengan sumringah rendi berjalan mendekati lea dan berdiri di depanya.

"Bagimana lo bisa disini?." Tanya lea yang sudah mendatarkan wajahnya.

"Lea dia siapa." Bisik karin.

"Hei kenalin gue rendi brahmanika. Panggil saja rendi." Sambil mengulurkan tangan kearah karin.

"Ohh gue karin." Membalas uluran tangan rendi setelah itu langsung melepaskanya.

"Gue mulai sekarang sekolah disini. Dikelas ips 3."

"Oohhh berarti lo murid baru itu?."

"Iya."

Lea hanya diam acuh sambil memutar pandanganya. Terkejut saat tanganya digengam rendi.

"Kantin bareng yuk."

"Ga bisa dia sama gue." Bukan lea yang menjawab tapi alex yang tiba tiba sudah ada disamping lea dan menghempaskan tangan rendi yang tadinya mengengam tangan lea. Jangan lupa al dan andra yang selalu setia mengikutinya.

"Ngapain lo sekolah disini. Ga kurang sekolah lain apa?." Sambung alex dingin sambil merangkul pundak lea posesif.

"Terserah gue dong. Gue juga pengen ngelanjut masa lalu sama lea." Jawabnya sambil tersenyum manis kearah lea.

"Maksut lo apa ha? Jangan harap lea mau balik sama lo. Lo itu cuma masa lalu yang ga patut dikenang. Kalo gue masa depanya yang penuh kasih sayang." Ucap alex sinis.

"Halah alay lo. Liat aja kedepanya siapa yang pantes buat lea gue apa lo." Kata rendi sama sinisnya dengan alex.

"Shut up. Tutup mulut lo. Jangan harap gue mau balik lagi sama lo." Kesal lea yang sedari tadi diam mendengarkan.

"Tapi le-."

"Hahahah lo dengar sendirikan. Soo kalo mimpi jangan ketinggian brooo kalo jatuh kan sakit." Setelah itu dia menuntun lea ke kantin diikuti karin al dan andra dibelakang.

Dan meninggalkan rendi yang diliputi marah.

Liat aja lea, lo bakal jatuh ke pelukan gue. Lagi. Lo hanya milik gue. Hanya gue. Batinya.

💎💎💎💎

Bel pulang berbunyi saat ini lea sedang menunggu alex diparkiran yang kayanya alex tadi dia ada pelajaran yang belum selesai.

Lea bosan. Dia memutuskan membuka hp nya dan menekan ikon instagram menstalker oppa oppanya.

Saat asik asiknya menstalker lea dikejutkan dengan sebuah tangan kekar yang menutup matanya dari belakang.

"Siapa lo. Lepas ngak." Sambil berusaha melepaskan tangan kekar tersebut.

"Alex ngak sihhh.. tapi perasaan tangan alex ga kaya gini deh." Gumam lea sambil meraba raba tangan tersebut.

"Ngak lucu tauk. Siapa sih, gue tonjok lo."

"Isshh siapa sih." Lea makin kesal. Sementara sang pemilik tangan besar terkikik pelan. Tanpa di duga..

Bugh

Sang pemilik tangan langsung tersungkur akibat kaki lea yang menendang kuat kebelakang tepat dipahanya.

Lantas lea berbalik sambil memasang kuda kuda. Saat tau siapa pelakunya lea langsung bersikap biasa.

"Aduuuh. Tenaga lo sekarang makin kuat ya?." Tanya rendi sang pelaku dan berusaha berdiri.

Lea hanya diam tak menanggapi dan memandangnya datar tanpa niat menolongnya. Salah siapa sendiri?.

"Belum pulang?." Tanya rendi sesudah berdiri didepan lea.

"Lo ga liat?." Dengan cuek lea menjawab.

"Bareng gue yukk. Rumah lo dimana?. Yang dulu apa pindah?." Tanya rendi. "Waktu dulu gue pernah kerumah lo tapi ga ada orang." Sambungnya.

"Gue bareng PACAR." Jawab lea datar sambil menekan kata pacar.

"Ohhh. Udah bareng gue aja, pasti pacar lo lama nanti." Sambil berusaha meraih tangan lea.

"Apaan sih lo. Ga usah sok kenal deh." Berusaha melepaskan genggaman rendi.

"Bukanya kita pernah kenal. Lebih malah." Rendi tersenyum miring.

"Itu dulu. Sekarang gue harap lo jauhin gue. Ingat itu."

"Kenapa harus jauhin lo. Apa karena si banci itu.
Udah lah leaaa balik aja sama gue. Tinggalin dia, gue bakal kasih apapun yang lo mau."

"Bacot lo, lo yang banci. Dan jangan harap gue mau balik lagi sama lo." Desis lea. "Oh ya jangan samain gue sama pelacur lo dulu."

"Haalaaah lo kan juga sama pelac-."

Bugh

"Jaga mulut lo brengsekkk."

Dengan kesal lea menonjok rahang rendi sampai rendi menoleh kesamping.

Dilihat rahang rendi mengeras dan menatap lea tajam. Setelah itu menarik lea paksa menuju mobilnya.

"Lepas." Berontak lea.

"Lepas bangsat." Bentak lea.

Tapi rendi rendi perdulikan dan terus menarik lea dengan kasar.

"LEPAAAASSS." Jerit lea.

"Bisa diam ga sih lo." Bentak rendi menghadap lea tajam.

Tapi lea tak merasa sedikitpun takut.
"AALEEEXXX TOLOOONG." Jerit lea lagi. Sedangkan sekitarnya hanya menatap tak berani menolongnya.

Lea menutup rapat matanya saat rendi mengangkat tanganya tinggi tinggi hendak menampar.

Sampai beberapa menit lea tak merasakan sakit atau apa.

Saat lea membuka mata dia bisa melihat punggung bidang kekasihnya yang sedang menahan tangan rendi yang tadi melayang diudara.

"Berani beraninya lo pegang tangan cewek gue." Desis alex menatap mata rendi lebih tajam dan mencengkram tangan rendi sampai rendi meringis tertahan.

"Heh emang kenapa. Cuma pacarkan belum juga istri. Kalo gue cium juga ga papa" Jawab rendi santai sambil menahan ringisanya.

"BANGSAAT."

Bugh
Bugh
Bugh

Alex yang sudah kesetanan memukul rendi membabi buta. Membuat semua yang ada disekitar parkiran menatapnya ngeri.

Alex maju mencengkram kerah rendi yang sudah lusuh.

"Berani lo ya?. Lo kira cewek gue apaan ha?." Desis alex. "Masih sehari aja belagu lo." Sambungnya dan..

Bugghh.

"BANCI LO."

Bugghhh.

Sekali tonjokan rendi langsung mental sampai mengenai kaki beberapa murid yang mengelilinhi mereka tadi. Tapi mereka tak berani menolong rendi yang sudah tak berbentuk. Mereka tak ingin memiliki urusan lebih jauh ke sosok didepan mereka yang emosinya meletup letup.

Lea yang melihatnya langsung berlari memeluk alex.

"Alex udah. Udah yahh. Aku ga mau kamu sampe bunuh orang, aku takuuut." Lirih lea saat memeluk dan menahan alex dari belakang.

Alex langsung tenang saat mendengar ucapan lirih lea. Dia bisa merasakan tangan gadisnya bergetar.

Alex berbalik dan memeluk lea sambil mengumamkan kata maaf berulang kali.

"Maaf maaf maaf."gumam alex. "Maaf udah lengah jagain kamu. Maaf udah buat kamu nunggu. Maaf udah bikin kamu takut lea." Sambungnya.

Alex bisa merasakan bahu lea bergetar. Apa gadisnya menangis?.

Alex mengendurkan pelukanya dan menatap wajah lea yang sudah mengeluarkan airmata. Lalu ia menghapus airmata lea dipipi dan sekitarnya. Setelah itu kembali memeluk gadianya.

"Udah. tenang yah?." Lirih alex.

Lea mengangguk dalam dekapan alex. Seumur hidupnya dia menyaksikan baku tonjok tepat didepanya secara langsung.

"Ayo hikss pu.. hikss pulang." Kata lea terputus putus disela sela tangisnya.

"Iya bentar yah."

Sambil memeluk lea mendekapnya didada bidangnya alex berbalik. Matanya kembali nyalang menatap rendi yang berusaha duduk ditanah.

"Buat Lo. Jangan sesekali sentuh apalagi ganggu apa yang sudah jadi milik gue. Kalo kejadian ini keulang lagi gue ga segan segan masukin lo kerumah sakit. Oh ngak lebih baik langsung keliang kubur gimana?." Ucap alex tenang tapi penuh penekanan.

"Itupun berlaku buat kalian semua" sambungnya.

Semua yang mendengarnya merinding termasuk rendi namun ia berusaha bersikap tenang.

"Ayok pulang." Sambil membopong tubuh lea yang sudah lemas ke arah mobilnya.

"BUBAR BUBAR." Teriak andra dan setelahnya kerumunan itu bubar sedikit demi sedikit.

"Dah bangsat. Yang kuat ya.?" Kata andra sambil menepuk kepala rendi keras. Dan langsung disingkirkan rendi.

"Dah banciiii. Kasian banget sihhh utut utut utut." Sahut al melambai.

"Makanya ga usah cari gara gara." Sambung al tajam sambil menendang kaki rendi.

Dan keduanya pergi ke motor masing masing dan melajukan meninggalkan sekolah.

Untung saja guru sedang rapat.

Hanya tersisa rendi yang masih berusaha duduk menatap nyalang mobil alex yang sudah keluar dari gerbang.

Dengan tertatih tatih dia berjalan kearah mobilnya dan juga meninggalkan sekolah.

⬛⬛⬛⬛

Saat ini alex berada dirumah lea sedang di introgasi adam selaku ayah lea.

"Jadi bagaimana bisa lea bisa nangis nak alex." Tanya adam serius menatap pemuda yang menundukkan kepala.

"Maaf om. Alex tadi agak lengah jaga lea. Tadi disekolah ada sedikit masalah om." Jawab alex masih menunduk tak berani menatap mata tajam adam.

"Jadi?."

"Tadi ada anak baru yang ganggu lea om saat lea nungguin saya di parkiran. Karena saya ada pelajaran belum selesai." Jelas alex yang kali ini berani menatap mata adam sopan.

"Lea kamu kenal siapa anak baru itu?." Tanya adam kearah putrinya yang ada di sofa sampingnya memeluk istrinya.

"Iya yah. Dia rendi yang dulu pernah jadi pacar lea waktu smp." Jelas lea sambil menunduk.

Sedangkan laura mengusap punggung anaknnya pelan. Tadi dia kaget saat sedang menonton tv bersama suami dan putranya . Melihat lea yang menanggis dipelukan alex.

"Jadi rendi. Bagaimana dia bisa seperti itu, dulu dia baik kalo sama ayah bunda." Tutur adam mengingat rendi.

"Dia memang baik saat didepan ayah bunda tapi sehabisnya dia kasar sama lea." Jelas lea mengagetkan ayah dan bundanya. Sedangkan alex rahangnya sudah mengeras.

"Iyah om. Tadi saya sempat lihat dia ingin menampar lea dan tidak jadi karena saya tahan." Sahut alex.

"Bunda sudah duga dari dulu kalau dia buka anak baik baik." Kata laura menimpali.

"Yasudah terimakasih nak alex karena sudah menolong lea dan menjaganya. Om sam tante percaya sama kamu. Kami harap kamu mau menjaga lea disekolah." Kata adam menepuk pelan pundak alex.

"Sama sama om itu sudah jadi tugas saya menjaga dan melindungi anak om. Saya janji kali ini saya ngak akan teledor lagi om." Tegas alex membuat adam dan lautah tersenyum. Sementara lea menunduk. Mati matian menahan semburat merah dipipinya.

"Lha? Kakak kenapa pipinya merah, kakak sakit yah?." Celetuk dimas dengan polosnya sambil menunjuk lea.

Sontak semua yang ada di ruang tamu tertawa kecuali lea yang merutuki adiknya dalam hati.

"Yaudah om tante saya pamit pulang. Takut dicariin mama saya." Pamit alex sambil berdiri diikuti adam laura dan lea.

"Yasudah hati hati. Kamu jangan ngebut ga baik udah malem." Ucap adam saat alex menyalami tanganya.

"Iya om."

"Hati hati yah. Lain kali main kesini lagi." Timpal laura saat alex menyalami tanganya. Dibalas anggukan alex seraya tersenyum kikuk.

"Kakak pulang yah." Pamit alex saat tanganya di salimi dimas.

"Iya kak. Tapi besok besok kesini lagi ya? Main sama dimas." Ucap dimas semangat.

"Siap."

Saat didepan lea. Alex tersenyum. "Aku anterin ya?." Ucap lea.

"Ga usah. Kamu istirahat aja." Tolak alex lembut.

"Udah gapapa ayok." Sambil mendorong alex yang terkekeh keluar pintu.

"Assalamualaikum om tante, dimas." Ucap alex saat di ambang pintu menghadap kearah keluarga lea.

"Waalaikum salam." Sambil tersenyum geli melihat kelakuan kedua remaja tersebut.

Saat di teras rumah lea. Suasana canggung sampai alex memeluk lea lagi.

Lea yang mulanya tegang menjadi rileks dan membalas pelukan alex.

"Istirahat yah!! Apa kalo bisa besok ga usah sekolah dulu. Jadi aku juga bisa bolos sama kamu." Kata alex setelah melepaskan pelukan keduanya.

Plak

"Ihh apaan sih lebay banget. Orang cuma gitu doang sampe ga sekolah." Tanpa dosa lea menabok lengan alex cukup keras membuat alex meringis dan setelah itu terkekeh.

"Iya juga yah." Ucapnya.

"Udah sana pulang."

"Ngusir nih?."

"Iyah. Udah sono pulang."

Dengan cemberut alex menjawab sambil membuka pintu mobilnya.

"Iya aku pulang."

Alex menurunkan kaca mobilnya dan menyuruh lea mendekat.

Saat lea mendekat alex menghidupkan mobilnya sambil menyuruh lea lebih dekat. Seolah ingin membisikkan sesuatu.

Bodohnya lea menurut saja tanpa tau arti senyum alex. Dan..

Cuuuppp

Dan setelah itu buru buru alex menjalankan mobilrnya saat tau gadisnya akan mengamuk sambil tertawa puas.

Lea yang terkejut hanya bisa diam sambiL memegang pipinya. saat ingin menonjok alex sayangnya alex sudah menjalankan mobilnya dan mengklaksonya saat sudah diluar pagar rumah lea. Dan melambaikan tangan kearah lea.

"NIGHT SAYAAANG." Teriak alex melayangkan cium jauh. Dan disusul dengan tawa kerasnya.

"ALEEEEEEEEXXXX. TENGILLLL DASAR." Amuk lea mencak mencak ditempatnya. Tak lupa semburat merah yang tak terelakkan.

Lea tersenyum sinis saat mobil alex melaju dijalan raya. Lihat saja besok.

Dia geli juga marah dengan kelakuan alex.

Dasar Pacarnya,

Bukan alex namanya kalo ga buat orang naik darah.

_______________

-𝓼𝓲𝓽𝓪𝓒𝓱𝓮𝓵𝓸𝓼-


Continue Reading

You'll Also Like

572K 44.5K 29
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens. "Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gu...
1.1M 45.5K 51
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...
2.6M 143K 63
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
1.5M 132K 61
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...