7 Secrets My CEO

By VanadiumZoe

52.2K 9.1K 3.1K

Ada 7 rahasia yang Jungkook sembunyikan. ---- Setelah susah payah lulus sekolah, Cho Sera dinyatakan pengangg... More

JEJAK KATA
PRO-LOG
BEGIN
1
2
3
4
5
PAPER HEART
1
2
3
4
5
6
7
8
9
TEAR
1
2
3
4
BLUEMING
1
2
3
4
5
6
7
8
ENDING SCENE
1
2
JEJAK KENANGAN

10

1.6K 287 145
By VanadiumZoe

👑 🐰 👑

🍁🍁🍁

Ada banyak hal yang Jungkook rahasiakan dari Sera, beserta seluruh keluarga gadis itu.

Pertama, dia adalah pelaku sebenarnya dari kasus pemerkosaan yang menimpa Cho Sera sepuluh tahun silam. Mengambil kesempatan saat sang korban tidak bisa mengingat pelaku secara spesifik setelah dihantam PTSD (gangguan stres paska trauma) tingkat 2. Ingatan korban lumpuh, gadis itu hanya bisa menyakini apa yang sudah disimpulkan polisi, bahkan tidak sanggup memberi reka ulang.

Kedua, dia mengalami depresi berat setelah melakukan kejahatannya itu, bertahun-tahun berjuang dari insomnia dan kejaran mimpi buruk nyaris menghisap seluruh kewarasannya. Dia selalu bermimpi berada di ruang pengadilan, jaksa memberinya hukuman lalu diseret oleh makhluk hitam berkuku panjang. Kedua biji matanya dicungkil dan entah berapa kali dia melihat Sera mati terbunuh tertancap belati.

Ketiga, dia tahu kalau ayahnya dengan sadar meminta Kim Tae Jun mengakui dan menerima hukuman atas kejahatannya. Memaanfaatkan kebaikan hati serta ketulusan Taejun yang menganggap keluarga Jeon adalah satu-satunya harta yang dia punya, juga rasa sayang Taejun pada Jungkook yang bahkan lebih besar dari rasa sayang Taejun kepada Taehyung.

Keempat, dia sengaja menjalin pertemanan dengan Yoongi, supaya bisa datang dan melihat keadaan Sera paska kejadian keji itu tanpa kendala. Jeon Jungkook berlagak seperti orang asing yang menawarkan bantuan, membawa sejuta empati dan simpati pada keluarga itu. Licik sekali. Ya, dia memang licik dan jahat.

Kelima, dia sudah merencanakan jauh-jauh hari semua hal yang terjadi hari ini, menunggu selama hampir tujuh tahun untuk menjalankan rencananya. Bahwa, dia memang akan tetap menawarkan pekerjaan pada Sera sebagai asisten pribadi, meski hari itu Yoongi tidak mengeluhkan adiknya. Menebar perhatian dan kebaikan, sampai Sera jatuh hati kepadanya.

Keenam, dia telah mencuri buku harian Sera yang ditulis sebelum kejadian pelecehan itu. Dari situlah dia tahu kalau Sera bercita-cita menjadi sekretaris di perusahaan besar, wanita karir yang sibuk dan punya banyak pekerjaan. Sera ingin merayakan ulang tahun di pulau Nami, berkeliling menaiki sepeda bersama pria yang disukai.

Sebab itu lah, Jungkook membangun taman terbuka di pabrik Gwangju yang di desain mirip pulau Nami. Sehingga Sera bisa menikmati pemandangan dan bersepeda kapan pun, tanpa harus ke pulau Nami yang jaraknya cukup jauh dari Seoul.

Entah karena faktor keberuntungan atau memang Tuhan telah menulis di garis hidupnya, semua rencana berjalan lancar. Menurut perkiraan Jungkook, dia telah berhasil membuat Sera menyerahkan hati dan menyambut semua renjana yang dia tawarkan pada gadis itu.

Tetapi ada hal yang lupa Jungkook perkiraan. Bahwasanya renjana yang dirasakan Sera, bisa berbalik menyerangnya juga dan dia terlambat menyadari itu.

Mungkin ini adalah rahasia terakhir Jungkook, bahwa; entah sejak kapan, tahu-tahu dia sudah menyukai wajah Sera, juga menyukai suaranya, senang berada didekatnya. Rasa asing yang membuat Jungkook tidak lagi melihat Sera sebagai korban sekaligus adik temannya, rasa yang mendorong Jungkook ingin melakukan apa saja untuk kebahagiaan gadis itu.

Namun, semua hal terencana itu terancam berantakan sejak kemunculan Kim Tae Hyung. Seharusnya Taehyung tidak kembali ke Korea sampai Taejun bebas, sesuai apa yang sudah diatur oleh ayahnya. Tetapi Tuhan berkehendak lain, Taehyung kembali lebih cepat dan mengendus kejanggalan kasus yang menimpa Taejun.

Sekarang anak supir ayahnya itu menebar kebencian dan menakut-nakutinya, sepandai-pandainya melompat akhirnya Jungkook tersandung juga oleh eksistensi Taehyung. Pria itu terang-terangan mengibarkan bendera perang, demi membersihkan nama Kim Tae Jun.

Dua tahun lalu mungkin Jungkook masih bisa tenang karena Taehyung tidak punya daya dan kekuataan untuk mengusiknya, tapi sekarang Taehyung sudah menjelma sebagai pengacara dengan jam terbang dan karir bagus. Dan yang lebih menyulitkan Jungkook, Taehyung telah mengetahui identitas Sera sebagai korban. Dia yakin Taehyung akan mulai mendoktrin Sera tentang keaslian dirinya sebagai pelaku, sembari mengumpulkan bukti-bukti.

Dia harus bergerak cepat sebelum Taehyung berhasil melampauinya. Berpikir bagaimana cara menjauhkan Sera dari Taehyung, sialnya sekarang Taehyung bekerja di area JiKook company. Dia tidak mungkin sekonyong-konyong berubah menjadi sosok posesif, terang-terangan melarang Sera berteman dengan Taehyung, tidak, dia tidak bisa melakukan itu.

Ponsel di saku jasnya bergetar ketika pintu lobi kantor terbuka otomatis, seketika sapaan selamat pagi dari staf yang berpapasan terlayang kepadanya bertubi-tubi. Jungkook hanya sempat mengangguk samar tanpa melihat orang yang menyapanya, atensinya kini tertuju pada pesan singkat dari—Kim Tae Hyung.


Ternyata pacarmu jauh lebih cantik, kalau dilihat dari dekat.


Jungkook terperanjat, dia langsung bergegas—berlari, menelusuri lobi menuju lift seraya menelepon Sera tapi tidak diangkat. Napasnya memburu kasar, ketakutan mendatangi bagai pasir hisap, merenggut seluruh harapan yang dia punya. Bila hari ini Taehyung memberitahu Sera kebenarannya, maka tamatlah riwayatnya.

Tidak, tolong jangan sekarang—Jungkook kalang kabut dalam kepanikan.

Dia mencoba menelepon Sera lagi saat lift mulai bergerak ke atas, jari-jarinya gemetar. Dia nyaris menjatuhkan ponsel, saat Sera akhirnya mengangkat panggilannya.

"Halo—"

"Kau di mana!" bentak Jungkook tanpa sadar, pikirannya penuh akan hal-hal buruk yang barangkali sudah Sera ketahui dari Taehyung.

"A-aku... di ruang meeting dengan—"

Jungkook tergesa-gesa keluar dari lift di lantai sepuluh, menabrak staf yang berpapasan tanpa mengucapkan kata maaf. Tepat depan pintu ruang yang setengah terbuka, langkah Jungkook tertahan. Sera duduk dalam ruangan bersama seseorang, dia tidak bisa melihat siapa yang tengah Sera ajak bicara, terhalang punggung Sera yang membelakanginya.

Jungkook segera membuka pintu lebih lebar, kemudian terperanjat saat Sera berbalik lalu melambaikan tangan kepadanya. Kini Jungkook bisa melihat sosok pria yang duduk bersama Sera, yang sekarang tersenyum ramah lalu menyapanya.

"Selamat pagi, Mr. Jeon."

"Yoongi—?" Jungkook tidak bisa menyembunyikan keterkejutan juga kelegaan, dia melirik curiga ke sekeliling ruang.

"Kau sedang jogging atau bagaimana?" tanya Yoongi, merujuk pada keringat yang nyaris membanjiri wajah pucat Jungkook.

"Oppa, kau baik-baik saja?"

Perhatian Jungkook berpindah pada Sera. "A-aku, apa?—" dia kehilangan tatanan kata saat Sera menggenggam tangannya.

"Oppa pucat sekali—" Sera menarik Jungkook untuk duduk. "Mau aku buatkan teh hangat?"

"Oke...." Jungkook mengangguk samar, pandangannya masih tidak fokus, sementara Sera sudah keluar dari ruangan.

"Kau sakit?" Kini giliran Yoongi yang berkomentar, duduk di depan Jungkook.

"Tidak, aku hanya kelelahan." Jungkook mencoba mengatur napasnya yang memburu, berusaha keras menetralkan kecemasan yang tiga tahun terakhir ini sudah berhasil dia kendalikan dengan baik.

"Jungkook, apa kau sudah tahu?" tanya Yoongi, setelah jeda waktu di antara mereka mulai terasa membosankan.

"Tentang?"

"Orang itu mendapat potongan masa tahanan dan akan segera bebas, berengsek!" Yoongi seketika geram. "Bagaimana mungkin pengadilan memberi kelonggaran pada penjahat keji itu?!"

Jungkook tidak berkata apa-apa, dia bahkan tidak berani melihat Yoongi.

"Tapi Sera belum tahu, dia tidak perlu tahu," ujar Yoongi. "Sera sudah melanjutkan hidup, aku tidak mau dia terpuruk lagi kalau tahu orang itu bebas."

Jungkook tetap bergeming, dia tahu pasti seberapa besar cinta dan kasih Yoongi terhadap adik perempuannya. Sekarang Jungkook mengira-ngira apa yang akan dilakukan Yoongi jika pada akhirnya tahu, bahwa dia pelaku sebenarnya. Mungkin, Yoongi akan membunuhnya.

🍁🍁🍁

Sementara itu di pantry, Sera tengah menyeduh secangkir teh madu. Dia juga mengambil satu tablet paracetamol dan tiga gelas air panas, ditaruh dalam nampan kayu.

"Selamat pagi."

Sapaan dari depan pintu membuat Sera terkejut, dia mendengus kesal, melihat pria yang menyapanya sembari membawa nampan di antara kedua tangannya.

"Oh, Pengacara Kim, selamat pagi."

"Maaf membuatmu terkejut, ini untuk siapa?" Taehyung menunjuk nampas yang dipegang Sera.

"Mr. Jeon sedang tidak enak badan, maaf Taehyung, aku duluan." Sera ingin bergegas keluar tapi Taehyung menahannya.

"Mr. Jeon sakit apa?"

"Cuma kelelahan sih, dia sering begitu kalau kecapean."

"Kau pacar yang sigap juga ya."

"Demi perusahaan, hari ini Mr. Jeon ada meeting penting." Sera tersenyum dan melipir ke arah pintu, "aku permisi dulu," tukasnya buru-buru, sebelum Taehyung menahannya lagi.

Sera melirik ke belakang dari balik bahu, memastikan Taehyung tidak mengikutinya. Kenapa juga dia harus berpikir begitu? Sera kepikiran obrolannya dengan Hyeran tempo hari. Jangan sampai orang-orang berpikir dia kecentilan, sebab Taehyung tampan padahal punya pacar.

Ini pengalaman pertama bagi Sera, dia masih bingung bagaimana cara menjadi pacar yang baik untuk Jungkook. Memikirkan itu, pipi Sera jadi hangat dan merah jambu.

"Yoongi ke mana?" tanya Sera pada Jungkook, begitu masuk ke dalam ruangan.

"Ke toilet, terima kasih," jawab Jungkook sembari meminum obat, mengabiskan air dalam gelas. Dia bahkan tidak tahu kenapa harus minum paracetamol, padahal tidak sedang pusing apa lagi demam.

Jungkook melonggarkan dasi dan melapas jas. Cara Jungkook menarik ikatan dasi; jari-jari kokohnya menggenggam kuat simpul dasi dengan helaan napas berat, tanpa jas otot lengan Jungkook tercetak lebih jelas, bikin Sera jadi was-was. Sera berkedip lebih sering, demi mengembalikan kesadaran yang hampir jatuh dan tercecer dari tempatnya.

"Oppa, kau sering begadang, ya?"

"Aku memang insomnia." Jungkook menyesap tehnya sembari berdiri bersandar di meja panjang itu, dari atas cangkir dia melirik Sera yang memperhatikannya.

"Pantas saja sering sakit kepala," Sera mendekati Jungkook, "dulu aku juga susah tidur, yoga rutin sebelum tidur bisa membantu insomnia."

"Akan kucoba nanti." Jungkook meletakkan cangkir tehnya yang sudah kosong di nampan, lalu kembali pada Sera yang masih memandanginya.

"Sudah lebih baik?"

"Hhmm..." Jungkook mengangguk samar, menarik lengan Sera sehingga mereka berdiri berdekatan.

"Oppa, apa yang kau lakukan?" Sera agak panik, takut-takut ada staf yang melihat. Padahal mereka tidak melakukan apa-apa, kedua tangan Jungkook bahkan bertumpu pada meja.

"Bantu aku merapikan dasi." Jungkook tersenyum, ikut-ikutan melihat pintu. "Tidak ada siapa-siapa, kalau pun ada juga tidak apa-apa. Memangnya kita melakukan apa, Sera?"

"Ah, iya juga sih." Sera tertawa kecil, lalu mulai menata dasi Jungkook.

"Akhir pekan ini, mau jalan-jalan tidak?" Jungkook memejamkan mata, saat Sera merapikan rambutnya. Gadis itu bahkan membantunya memakai jas, hal yang tidak pernah Jungkook lakukan sebelumnya dengan siapa pun. Jungkook terbiasa melakukan apa pun sendiri.

"Apa ini ajakan kencan?" Sera terkikik geli, pipinya kini sudah semerah pome, bahagia setengah mati.

"Iya, kencan pertama." Jungkook ikut-ikutan tertawa, ya, Sera selalu bisa menularkan apa pun kepadanya.

"Oke... aku ingin melihat salju, semoga saja weekend nanti salju sudah turun."

Jungkook mengangguk, dia sudah menghafal keinginan Sera yang satu itu.

"Jangan terlalu akrab dengan staf pria selain Yoongi, kau mengerti?" ungkap Jungkook tiba-tiba.

"Cih! Kenapa begitu?"

"Karena kau terlalu cantik, nanti kalau banyak yang naksir aku juga yang repot."

"Selama bukan aku yang naksir pria lain, tidak akan jadi masalah."

Jungkook berdiri tegak dan mendekat, lengannya terangkat, tetapi buru-buru mundur lagi dalam keragu-raguan.

"Oppa, gwenchana (tidak apa-apa)." Sera yang melihat Jungkook batal memeluk, meraih lengan pria itu. "Agorafobianya sudah berhasil kuatasi, sekarang aku bisa memeluk orang lain. Oppa, tenang saja, aku tidak akan memukulmu."

Sera mendekat, tetapi Jungkook tetap bergeming. Dia nyaris bersandar di dada Jungkook, andai Yoongi tidak masuk ke dalam ruangan bersama dua orang staf.

"Yak! Jangan mesra-mesraan di ruang meeting." Yoongi mendengus keras, pura-pura kesal sembari mendorong Sera dan Jungkook agar berjauhan.

"Oppa, kau mengganggu saja." Sera cemberut, memukuli lengan Yoongi lalu berlarian kecil memutari meja saat Yoongi menghindarinya.

Jungkook memerhatikan Sera tertawa senang dengan Yoongi, lalu sibuk menyiapkan bahan meeting bersama manager produk, Park Sunghoon. Menghela diri ke posisinya, dia berpikir bagaimana cara memberi tahu Sera sebelum Taehyung yang melakukannya.

Kalau sesuai rencana; Jungkook akan melamar Sera dan mengajaknya menikah, di bulan ke tujuh hubungan mereka. Dia tetap merahasiakan fakta dirinya sebagai pelaku sampai waktu yang tepat, atau barang kali tetap menjadi rahasia sampai dia mati. Jungkook tidak ingin kehidupan Sera yang sudah membaik rusak oleh fakta kelam dirinya.

Egois memang, tetapi menurut Jungkook itu yang terbaik.

Karena kalau Sera tahu sekarang, gadis itu bisa jauh lebih terluka dari pada saat sepuluh tahun lalu. Sementara Jungkook, akan terpuruk dalam rasa bersalah yang tak bisa bertepi.

[]


Continue Reading

You'll Also Like

Mom? [ch2] By yls

Fanfiction

99.1K 10.3K 31
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...
ONE SHOT By A

Fanfiction

101K 3.6K 37
Dear Reader. Tolong peka terhadap warning āš  yang saya buat. Dan tindakan yang tepat untuk menghadapinya. Per tanggal 23/03/18 saya nge up cerita ho...
170K 17.4K 68
FREEN G!P/FUTA ā€¢ peringatan, banyak mengandung unsur dewasa (21+) harap bijak dalam memilih bacaan. Becky Armstrong, wanita berusia 23 tahun bekerja...
171K 12.9K 48
Lee Ji Eun menderita tepat di hari pernikahannya karena pria yang seharusnya menjadi suaminya telah pergi meninggalkannya begitu saja. Di saat kesedi...