Alone.

By afrastuvwx

139K 5.9K 176

(Slow update) Sendirian adalah bukan suatu hal yang tabu buat ku. Mungkin kesendirian sebagian hidupku. Aku s... More

prolog.
Ada, namun tak dipedulikan.
Ingin menerima, namun takut.
tulus? ku harap begitu.
tapi, kenapa?
egois? munafik? iya ku tau.
tanpa kau minta, aku akan tetap disampingmu.
mencoba melindungi.
apa aku?
ku mohon bertahanlah.
canggung?
Perasaan apa ini?
Awal yang baik/buruk?
kejutan kecil.
dendam masa lalu?
diciptakan untuk melindungi.
perpisahan.
Kembali.
pengakuan.
awal baru.
Serius?
Siapa dia?
Tak ada kabar.
Menyesal.
Deal.
kecewa, namun rindu.
sumber kekuatan.
Bahagiamu, bahagiaku.
Janji.
Apa lagi sekarang?
spy(?)
jangan sampai Sera tahu.
lanjut atau ?
Mencari tahu.
cukup.
sekarang?
Sakit.
Hal baru.
Aku disini.
melangkah lebih dekat.
Mantap.

Dampak.

1.9K 95 8
By afrastuvwx

bentar bentar. sebelom ke ceritanya, gua mau nanya nih. di pikiran kalian Bintang tuh kayak gimana si?

hah? kayak gini ⭐️?

itu mah bentuk vote-_-

jadi tadi kan gua nyari-nyari gitu kan foto 'cowok dengan bermata abu-abu dan berselung pipi' dan ternyata susah banget dong nyarinya:(

Tapi ada cowok yang menurut gua cocok banget untuk jadi Bintang, kalau menurut kalian gimana, cocok ga?

sumpeh doi manis banget dong:( dia pas banget kayak yg gua hayalin. Bintang kan mukanya kalem tapi tegas gitu. Dan gak jenggotan, sebenernya banyak cowok yg ganteng tp pada bewokan semua dong:(

eh tapi gua ngasih gambarannya doang ya, kalau kalian lebih suka sama yg kalian khayal sendiri, itu lebih keren, menambah imajinasi gengs.

nah kalau buat Seranya.

YA POKOKNYA GITU LAHHH YA.

jadi gausah banyak basa-basi lagi.

cekidot.

selamat menikmati.

*****

"Papa kamu-" Bintang menganggantung ucapannya.

Sera menatap Bintang dengan cemas.

"Pengedar narkoba" lanjut Bintang.

Dan tangis Sera pun pecah seketika.

Dengan wajah tertunduk dan tertutupi kedua tangannya, Sera terus menangis. Menangisi kehidupannya yang menyedihkan.

Kenapa? Baru ia merasa bahagia, baru ia merasa bahwa bebannya sudah sedikit berkurang, dan mulai melupakan kehidupan menyedihkannya dulu.

Pemulung?

Pengedar narkoba?

Apa lagi nanti?

Apa masih ada hal lain yang akan membuat dirinya lebih hancur?

Bintang hanya bisa terdiam, tanpa bisa bisa berbuat apa-apa. Ia takut, ia melakukan hal yang membuat Sera tak nyaman.

Ia sama hancurnya dengan Sera, hancur melihat gadis yang begitu ia cintai menangis dengan sangat pilu di telinganya.

Rasanya hati Bintang tersayat, melihat gadisnya menangis pilu. Namun, ia tak bisa berbuat apapun. Hanya bisa diam menonton, seperti orang bodoh.

"Aku mau pulang" lirih Sera dengan suara khas orang menangis.

"Aku anter ya?" Tanya Bintang lembut.

Sera menggeleng. "Aku lagi mau sendiri"

"Tapi aku khawatir kalo ngebiarin kamu pulang sendiri dikondisi kamu kayak sekarang" ucap Bintang pelan.

Sera menggeleng lagi. "Aku mau sendiri"

Bintang membuang nafasnya kasar.

Sera bangun dari duduknya, lalu berjalan kearah meja kerjanya. Merapihkan tasnya, lalu bergegas berjalan ke arah pintu tanpa melihat Bintang.

"Sera..." Bintang menahan Sera.

"Maaf Tang, aku butuh waktu" lirih Sera seraya melepaskan tangan Bintang di lengannya.

Bintang menatap wajah Sera dengan sendu.

Sera menarik nafasnya. "Aku bakalan gamasuk kantor dulu beberapa hari. Dan juga, please jangan hubungin aku dulu ya Tang? Aku harap kamu ngerti"

Tanpa menunggu jawaban dari Bintang. Sera melanjutkan jalannya kearah pintu, lalu memutar kunci pintu, dan membukannya dengan tak sabaran. Setelah itu pergi meninggalkan ruangan mereka tanpa sedikitpun berbalik untuk melihat Bintang.

Bintang ambruk.

Terduduk diatas lantai ruangannya.

Menangis dalam diam dengan tubuh lemas.

"Maafin aku Ser" batin Bintang.

Sementara itu, Toni melihat Sera keluar dari ruangannya dengan menangis.

"Pak Bintang sama Bu Sera berantem ya?" Batin Toni.

Sera bejalan tergesa-gesa untuk keluar dari kantor. Untung saat ini koridor kantor sepi, jadi Sera tak perlu khawatir akan berpapasan dengan karyawan lain.

Sesampainya di luar kantor, Sera langsung menaiki taksi yang memah mangkal di depan kantornya. Dan pergi meninggalkan kantor dan juga Bintang.

"Maaf Tang, aku butuh waktu" batin Sera.

Bintang duduk temenung di kursi kerja, menatap jendela besar yang mengarah langsung ke pusat kota.

Sekarang sudah pukul 9 malam. Tapi Bintang belum juga ada niatan untuk pulang.

Dan juga, ia belum makan dari terkahir kali sarapan bersama Sera.

Kenapa semuanya begitu cepat berlalu? Baru tadi pagi Bintang merasakan kebahagiaan, dan sekarang kebahagiaan itu telah pergi entah kemana, meninggalkannya dengan semua rasa bersalah.

"Seharusnya dari awal aku gausah ikut campur" batin Bintang.

"Tapi aku tak mau Sera terus-terusan di bawah kebohongan" batin Bintang lagi.

Dan sialnya, aku sudah rindu dengannya sekarang.

******

"Mulutku bisa berkata ku membencimu, namun tidak dengan hatiku. Fikiran ku bisa ku manipulasi untuk membuat ku membecimu, namun tidak dengan hatiku. Karna sialnya, kamu sudah mencuri hatiku, menatanya kembali dan mengembalikannya dalam keadaan utuh dan lebih baik"

Ini sudah hari ke-3 Sera tak masuk kantor, dan Bintang tak mendaptkan kabarnya.

Semenghilangnya Sera, Bintang tak memperdulikan dirinya sendiri. Fikirannya hanya tentang Sera.

Apa Sera tidur dengan baik?

Apa Sera makan dengn baik?

Apa ia masih sedih?

Apa maghnya kambuh lagi karna banyak fikiran?

Sedangkan dirinya sendiri tak ia fikirkan. Bagaimana tidak, wajah seperti zombie. Mata merah, rambur berantakan, muka pucat, bibir pucat, kantung mata menghitam dan pakai yang acak-acakan.

Bahkan ia sendiri lupa kan terakhir kali ia memasukan makanan ke dalam mulutnya.

"Pak makan ya pak? Bapak bisa sakit kalau kayak gini terus pak" ucap Toni khawatir.

Bintang tersenyum lalu menggeleng. "Ga Ton, saya ga laper kok."

Toni menatap Bintang iba. Kasihan melihat bossnya yang telihat tak punya semangat hidup lagi.

Lalu Bintang bangkit dari duduknya.

"Mau kemana pak?" Tanya Toni yang masih setiap di ruangan Bintang.

Bintang tersenyum. "Mau keatap, nyari angin. Kalau ada yang nyariin saya, bilang saya di sana ya Ton?"

"Perlu saya temenin ga pak?" Tawar Toni.

Bintang menggeleng. "Gausah saya mau sendiri aja" lalu menghilang di balik pintu.

"Kok rada khawatir gitu ya? Semoga ga ada apa-apa sama pak Bintang" batin Toni lalu meninggalkan ruangan Bintang.

Tak lama kemudian, ada karyawan lain yang menghampiri Toni.

"Ton ada pak Bintang ga? Gua mau ngasih kerjaan yang dia suruh ke gua kemarin." Ucap Devan.

"Ada, tapi di atap" saut Toni.

"Diatap? Ngapain?" Tanya Devan bingung.

Toni mendelikkan bahunya. "Gatau, katanya si nyari angin. Padahal ac ruangannya kan dingin ya? Hahahaha" Toni tertawa.

"Apansi gajelas, garing." Ucap Devan lalu pergi meninggalkan Toni.

"Yeu dasar kambing!" teriak Toni tak terima.

"Ini pak Bintang lama juga ya nyari anginnya, dikumpulin kali ya di taro ditoples?" Toni bermonolog.

"Apa gua samperin aja ya?" Lanjutnya.

"Iya samperin aja deh" Toni bangun dari duduknya lalu bergegas ke atap kantor.

Sesampainya di atap, Toni langsung mencari Bintang.

"Pak? Pak Bintang. Bapak dimana ya pak? Devan ada perlu katanya sama Bapak. Pak, denger saya ga?" Teriak Toni seraya menyisir tempat tersebut.

"Kemana dah itu manusia?" Toni bermonolog dengan kedua tangan di pinggang.

Lalu penglihatannya mengangkap sepatu yang telihat familiar.

"Kayanya kenal ni gua sama bi sepatu" Toni berjalan mendekat kesepatu tersebut.

"Astagifirullahaladzim"

*****

Kosong?!

Kerja lembyur bagai quda, sampai lupa kalau kerja. Oh hati terasa durhawqa.

GARING.

Dikarenakan aku lagi baik hati, tidak sombong dan rajin menabung.

Jadinya ku update lagi deh. Semoga ini mengobati rasa penasaran kalian semua. Besok malem aku update lagi, okeh? Okehlah.

Semoga suka eak. Dan kalo suka monggo di pencet ⭐️nya.

Karna satu bintang dari kalian sangat berarti untuk q😩

DAN JUGA.

(Ingat! Mohon maaf apabila ada kesalahan tulisan. Yang dikarenakan typo yang tidak ketulungan. Karna sesungguhnya, manusia tak pernah luput dari salah dan dosa)

Sekian dan terimakasih.

Bubay.

Love, afra❤️

Continue Reading

You'll Also Like

806K 22.8K 55
Zanna tidak pernah percaya dengan namanya cinta. Dia hanya menganggap bahwa cinta adalah perasaan yang merepotkan dan tidak nyata. Trust issue nya so...
1M 19.4K 46
Gadis cantik yang masih duduk di bangku SMA terpaksa menjalankan misi misi aneh dari layar transparan di hadapannya, karena kalau tak di jalankan, ma...
Say My Name By floè

Teen Fiction

1.2M 71.4K 35
Agatha Kayshafa. Dijadikan bahan taruhan oleh sepupunya sendiri dengan seorang laki-laki yang memenangkan balapan mobil malam itu. Pradeepa Theodore...
2.1M 98.2K 70
Herida dalam bahasa Spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...