CHANCE [END] #Wattys2019

Od whiskeypink

290K 11.9K 136

COMPLETED✔ 1st book. 2nd book : One-Sided Love ❗DON'T COPY MY STORY, PLEASE❗ Bisa cek di profile ku untuk cer... Více

CHANCE - Chapter 1
CHANCE - Chapter 2
Pemeran CHANCE
CHANCE - Chapter 3
CHANCE - Chapter 4
CHANCE - Chapter 5
CHANCE - Chapter 6
CHANCE - Chapter 7
CHANCE - Chapter 8
CHANCE - Chapter 9
CHANCE - Chapter 10
CHANCE - Chapter 11
CHANCE - Chapter 12
CHANCE - Chapter 13
CHANCE - Chapter 14
CHANCE - Chapter 15
CHANCE - Chapter 16
CHANCE - Chapter 17
CHANCE - Chapter 18
CHANCE - Chapter 19
CHANCE - Chapter 20
CHANCE - Chapter 21
CHANCE - Chapter 22
CHANCE - Chapter 23
CHANCE - Chapter 24
CHANCE - Chapter 25
CHANCE - Chapter 26
CHANCE - Chapter 27
CHANCE - Chapter 28
CHANCE - Chapter 29
CHANCE - Chapter 30
Stories Collaborate With @dyoagst
CHANCE - Chapter 31
CHANCE - Chapter 32
CHANCE - Chapter 33
CHANCE - Chapter 34
CHANCE - Chapter 35
CHANCE - Chapter 36
CHANCE - Chapter 37
CHANCE - Chapter 38
CHANCE - Chapter 39
CHANCE - Chapter 40
CHANCE - Chapter 41
CHANCE - Chapter 42
CHANCE - Chapter 43
Sequel CHANCE????!!!
CHANCE - Chapter 45 (END)
INFO UPDATE SEQUEL!
ANOTHER STORY

CHANCE - Chapter 44

6.6K 201 0
Od whiskeypink

11 years later..

Milan, Italy.

1.44 PM.

Setelah Rafa, Kathryn, dan Thomas sudah menginjak 6 tahun, Jessi meminta pada Andrew untuk membeli rumah di Milan, Italy. Karena terlalu banyak menonton film orang Italy, membuat Jessi berkeinginan ia dan keluarga kecilnya sering tinggal disana dan menetap lama hingga anak mereka 11 tahun.

"Thomas!!! Itu boneka milikku!" Teriak Kathryn kesal saat Thomas membawa kabur boneka beruang berwarna putih milik Kathryn.

Thomas mengejek kakak perempuan nya itu dengan semangat, "Sini, ambil! Kau bilang bisa mengejarku!" Ledek Thomas. Kathryn mengembungkan pipinya menatap Thomas yang tengah berlari di belakang ayunan.

"Oh, jadi kau menantangku, iya?! Lihat akan ku kejar!" Kathryn berlari mengejar Thomas yang bersembunyi di balik ayunan. Tanpa Kathryn perhatikan ia menginjak lubang yang lumayan besar sehingga membuatnya terjatuh.

"Argh!!" Teriak Kathryn. Ia menangis karena melihat kakinya berdarah walau tidak banyak.

Rafa yang melihat adik perempuan nya terjatuh dan menangis, ia langsung mendekati adiknya itu dan membuat Kathryn tenang, "Sudah kubilang jangan berlari-larian. Sekarang kau jatuh kan. Lihat kakimu terluka." Ucap Rafa dingin. Ia membersihkan lutut Kathryn yang kotor terkena tanah. Thomas memperhatikan kakak nya itu dengan takut.

"Thomas!" Panggil Rafa tegas, "Sudah kubilang jangan mengajak Kath berlari, sekarang dia terjatuh kan!" Marah nya.

Thomas menunduk di hadapan Rafa karena takut. Rafa memang tipe yang dingin namun diam-diam dia begitu perhatian terhadap adik-adiknya, terutama kepada Kathryn. Walau mereka hanya berbeda beberapa menit saja, namun mereka begitu berbeda antar satu sama lain.

"Maaf, Raf. Aku kan, tidak sengaja. Lagi pula dia yang tidak lihat-lihat jalan." Sergah Thomas membela dirinya.

Jessi dan Andrew muncul dari dalam rumah, "Ada apa ini? Rafa bisa kau jelaskan?" Tanya Andrew sembari mendekati Kathryn yang masih menangis kesakitan.

"Thomas jail mengambil boneka Kath, jadinya Kath mengejar Thomas dan akhirnya dia jatuh." Jelas Rafa.

Andrew tersenyum kecil, "Oh begitu. Ya sudah, sini mana yang sakit, my little girl?" Tanya Andrew pada Kathryn.

Ketampanan Andrew tidak luput walau sudah berumur. Jessi juga seperti itu, mereka tampak awet muda.

"Ini, Daddy.. Kaki Kath terluka." Kadu Kathryn sembari menunjukkan luka di lututnya. Andrew mencium puncak kepala Kathryn lalu membawa putrinya itu untuk masuk kedalam rumah agar luka nya segera di bersihkan.

Rafa menatap Thomas datar, "Lain kali kau harus berhati-hati jika mengajak Kath bermain. Kau tau jika dia mudah sakit." Ingat Rafa. Thomas hanya mengangguk merasa bersalah.

Rafa segera meninggalkan mereka yang ada di taman belakang ini untuk masuk kedalam kamar. Semuanya membuat ia pusing dan ia tak ingin banyak bicara. Terutama pada Thomas yang kerjaannya hanya bermain saja.

"Ssttt.. Sudah, Rafa hanya kesel padamu karena Kath terluka. Ayo kau sama Mommy saja." Jessi menarik Thomas yang murung ke pelukannya dan membawa nya masuk kedalam rumah menyusul Kathryn dan Andrew.

***
6

.45 PM.

"Rafa? Kau mau kemana?" Tanya Kathryn saat melihat kakak laki-laki nya itu berjalan melewati mereka di ruang tv.

"Kau terlalu banyak bertanya, Kath." Ketus Rafa. Kathryn hanya cemberut mendengar jawaban dari Rafa, "Kan aku cuma bertanya!" Seru nya.

Rafa memutar bola matanya acuh. Andrew tertawa melihat sifat anak pertamanya itu sama percis seperti dirinya. Sungguh Rafa benar-benar seperti Andrew Junior.

"Lihat.. Dia sama seperti mu, Andrew." Bisik Jessi kesal.

"Itu baru anakku." Bangga nya. Andrew terkekeh mendengar ucapan nya barusan. Jessi mencubit perut Andrew karena bangga melihat Rafa sama seperti dirinya, dingin dan cuek.

"Mom, apa kak Rafa akan selalu jahat padaku?" Tanya Kathryn. Jessi menggeleng sembari mengelus rambut coklat Kathryn, "Tidak, sayang. Rafa hanya ingin main sendiri."

"Tapi aku mau bermain bersama nya, Mom!" Timpal Kathryn kesal.

"Kau kan bisa bermain dengan Thomas." Kathryn menggeleng cepat sembari menatap Thomas kesal, "Dia jahat Mom! Dia selalu mengerjaiku!"

"Aku tidak mengerjai mu, Kath. Kau saja yang lemah."

"Thomas." Sergah Andrew tegas.

Wajah Kathryn tampak sedih mendengar dirinya dikatain lemah, "Aku tidak lemah! Kau yang lemah!" Kathryn pergi menyusul Rafa yang tampaknya pergi ke ruang olahraga tempat favorit pria itu.

"Kath sayang, kau mau kemana? Kita akan makan malam sebentar lagi!" Seru Jessi cepat, Kathryn tidak menjawab dan terus berlari sembari memeluk boneka beruang putih nya.

"Paling dia menyusul Rafa di ruang olahraga." Tebak Andrew.

Thomas dengan asik mengunyah makanan ringan sejak tadi tanpa mengusik Kathryn lagi. Cukup tadi ia di marahi oleh Rafa, tidak untuk kedua kali dalam sehari. Ia kapok.

-

"Rafa?"

Rafa mendengar namanya dipanggil itu pun sontak melirik ke arah pintu, "Ada apa?"

"Kau sedang apa disini?" Tanya Kathryn penasaran. Rafa kembali menatap buku yang ia pegang tanpa menjawab pertanyaan adik perempuan nya itu.

Kathryn duduk disebelah Rafa, "Buku apa itu?" tanya Kathryn.

"Kenapa kau selalu ingin tau, Kath?" Tanya Rafa dingin, "Aku kan cuma bertanya saja. Apa salahnya?"

"Salah, karena kau selalu membuatku sering menjawab."

"Ya aku bertanya tentu kau harus selalu menjawab nya, bukan?"

"Argh, terserah lah." Rafa menyerah bicara dengan Kathryn. Kathryn adalah tipe yang ingin tau. Segala hal yang membuat nya penasaran tentu akan ia cari tau hingga ia puas.

Kathryn terus memandang Rafa yang tengah sibuk membaca, "Kenapa kau selalu membaca disini? Kan Daddy sudah membuatkan perpustakaan kecil untuk kita."

"Karena aku suka disini. Kenapa? Ada masalah denganmu?"

Kathryn menggeleng cepat, "Tidak."

"Kalau begitu lebih baik kau diam saja, Kath. Aku sedang tidak ingin di ganggu."

Kathryn cemberut, "Baiklah. Aku pergi, Raf."

Rafa melirik adiknya itu yang akan bangkit dari duduknya, "Argh, baiklah. Kau boleh disini bersamaku."

Kathryn menatap Rafa senang lalu langsung memeluk tubuh Rafa yang begitu tinggi dibanding dirinya. Jika mereka berdiri, Kathryn hanya setinggi dada pria itu. Entah tubuh Kathryn yang terlalu kecil, atau Rafa dan Thomas memang begitu tinggi.

"Lepaskan, Kath. Aku tidak suka dipeluk."

Kathryn tidak menuruti permintaan Rafa barusan, "Suatu saat, pasti kau akan selalu memintaku untuk memelukmu. Lihat saja."

"Terlalu percaya diri." Ejek Rafa. Ia akhirnya pasrah dan membiarkan Kathryn memeluknya hingga puas. Kathryn tersenyum lebar karena Rafa tak memaksanya untuk melepaskan pelukan mereka.

***

14 Years Later.

Columbia University.

Rafa turun dari atas panggung dengan begitu bangga. Akhirnya ia bisa melanjutkan kuliah nya yang terputus dikarenakan harus menjalani perusahaan milik Andrew, sang Ayah.

Ia tertinggal oleh kedua adiknya yang sudah terlebih dahulu lulus di University of Milan, di Italy. Ia memilih kuliah di New York dikarenakan ia masih menjalani perusahaan milik Andrew yang ada di New York tempat kelahirannya beserta kedua adiknya.

"Selamat sayang!" Seru Jessi bahagia. Walaupun Jessi sudah menginjak kepala lima, ia masih terlihat cantik walau dengan keriput di wajahnya. Begitu pula dengan Andrew. Wibawa serta ketampanan nya tak luput walau kadang ia bisa merasakan sakit pinggang yang tak tentu kapan datang nya.

"Thank's Mom. Ini berkat dukungan dari kalian." Ucap Rafa sembari memeluk tubuh rentan Jessi. Andrew datang bersama kedua anaknya, Thomas dan Kathryn.

"Selamat my boy! Kau akhirnya bisa menyusul kedua adikmu."

"Ah, Dad. Aku tidak suka disebut menyusul mereka." Kesal Rafa.

"Kenyataan nya memang kau menyusul kami, kan?" Sergah Thomas sembari terkekeh pelan.

Rafa menatap Thomas acuh. Thomas yang mendapat respon biasa saja oleh Rafa akhirnya terdiam, "Selamat, Rafa!" Seru Kathryn sembari berjalan memeluk tubuh tinggi Rafa.

"Terimakasih, sugar." Ucap Rafa lembut sembari membalas pelukan Kathryn.

Semenjak ia membiarkan Kathryn duduk bersama nya di ruang olahraga dulu, ia akhirnya begitu dekat dengan adik perempuan nya itu. Bahkan ia tampak tak ingin adiknya terluka oleh siapapun, baik sengaja atau tidak sengaja.

Thomas? Ah, Rafa bahkan sering kesal melihat adik nya yang satu itu sering membuat onar. Thomas anak yang jahil. Gila clubbing, wanita, dan juga game.

Bisa dibilang ia seperti cerminan terbalik dari Thomas. Sifatnya yang kaku, cuek, dan dingin itu tak jarang membuat orang-orang disekitarnya takut padanya. Ia bahkan sering dipikir suka sesama jenis dikarenakan orang-orang sangat jarang, bahkan tak pernah melihat Rafa membawa seorang perempuan kecuali Kathryn di setiap harinya.

Rafa membenci pemikiran orang yang mengatakan dirinya suka sesama jenis atau gay! Ia menyukai perempuan. Hanya saja belum ada yang tepat yang dapat meluluhkan hati es nya itu. Hanya dua perempuan yang terpenting di hidupnya dan yang ia cintai, Jessi dan adiknya, Kathryn.

To Be Continued.

-

Yeyeyeye satu part lagi akan ending..... ketika kalian melihat sikap mereka, ada perubahan ga nih dari Leon-Yuri, ke tiga bersaudara yang sifatnya sangat jauh berbeda? 😂 ayo ayo vote mumpung aku belum buat sequel nya nih mana tau kalian pada berubah setelah melihat si dingin Rafa, si manja Kath, dan si jahil Thomas.

Tetap Leon-Yuri
Atau
Tiga bersaudara

VOTING PLEASE! THANK YOU

-

©Next ➡ Chapter 45 (Ending)©

Pokračovat ve čtení

Mohlo by se ti líbit

4.9K 824 15
@misochan_05 Jeon Jungkook, pemuda tampan yang memiliki hidup penuh warna bersama teman-temannya ternyata mempunyai masa kecil kelam yang tidak ia ke...
16.9M 751K 43
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
454K 25.6K 29
Danzell Linwood, seorang mafia yang menutupi identitas aslinya dengan menjadi seorang CEO. Sebenarnya, Danzell hanya memiliki satu tujuan dengan menj...
10.9K 843 13
"Anak toxic kayak lo bisa manis gini?" -𝘏𝘢𝘳𝘶𝘵𝘰