Memory Glass

By yulianawiddi

4.5K 869 118

Tak semua cerita berakhir bahagia. Sepasang merpati yang ditakdirkan bersama pun bisa berpisah. Mungkin akiba... More

prolog
MEMORY GLASS -1
MEMORY GLASS -2
MEMORY GLASS -3
MEMORY GLASS -4
MEMORY GLASS -5
MEMORY GLASS -6
MEMORY GLASS -7
MEMORY GLASS -8
MEMORY GLASS-9
MEMORY GLASS -10
MEMORY GLASS -11
MEMORY GLASS -12
MEMORY GLASS -13
MEMORY GLASS -14
MEMORY GLASS -15
MEMORY GLASS -16
MEMORY GLASS -18
MEMORY GLASS -19
MEMORY GLASS -20
MEMORY GLASS -21
MEMORY GLASS -22
MEMORY GLASS -23
MEMORY GLASS -24
MEMORY GLASS -25
MEMORY GLASS -26
MEMORY GLASS -27
MEMORY GLASS -28
MEMORY GLASS -29
MEMORY GLASS -30
MEMORY GLASS -31
MEMORY GLASS -32
MEMORY GLASS -33
MEMORY GLASS -34
MEMORY GLASS -35

MEMORY GLASS -17

111 21 2
By yulianawiddi

Kamu adalah bayangan diantara jutaan orang, sampai aku bingung bagaimana caranya menemukan kamu diantara itu?
(Audy Kirana)

Semingguan ini aku seperti tidak bergairah untuk melakukan apapun. Setelah pulang sekolah langsung masuk kamar, lalu tidur, begitu seterusnya sampai aku tidak mood untuk kemana mana.
Tiga bulan tepat kepergian orang itu. Sampai aku lupa bagimana caranya tersenyum. Tidak bisa egois, kamu memang orang pertama yang membuat aku jatuh cinta begitu hebat, sampai aku saja lupa bagaimana caranya mencintai diri sendiri.

Kalian boleh bilang aku bodoh, gila atau apalah itu. Seharian ini aku hanya mengunci diri didalam kamar karena ini adalah hari minggu. Aku menatap benda pipih diatas lantai, berharap muncul nama seseorang dilayar. Sesekali memandang keluar jendela hanya sekedar melihat burung terbang yang berputar-putar di langit.

Aku berfikir, kamu itu seperti burung diatas, terbang jauh dan susah untuk kembali. Padahal kamu punya sayap yang semau kamu bisa dikepakan kemana saja.

Lamunan ku pergi saat suara gagah milik abang mendekat.
"Dek. Gue boleh masuk?" Aku mengangguk pelan.

"Gak usah bego mikirin orang yang belum tentu mikirin diri lo sendiri" ia berjalan dan duduk disamping tempat tidurku.

"Hah," aku berusaha mencerna kalimatnya barusan, tiba-tiba saja bang Galih berkata seperti itu. Kesambet setan dari mana 'kah?

"Gue pernah suka sama cewek sejak SMA, mungkin bisa dibilang cinta, dan perasaan itu masih ada sampe sekarang"

"Hah?" Aku mengernyit, bingung. Sebenarnya bang Galih mau membicarakan topik apa?

"Hah hoh hah, udah kayak emak-emak lagi nawar karung goni aja lo"

"Kenapa karung goni?" Aku sedikit geli menahan tawa karena ucapannya barusan.

"Karena kaget harga karung goni lebih mahal ketimbang emas kw 4"

"Abang ngelucu?" Aku tertawa, ia memang selalu bisa menghibur ku saat saat aku sedang merasa bosan seperti ini.

"Enggak. Gue lagi goreng nasi Padang terus lauknya lo" Lucu. Bagaimana bisa sekarang wajahnya berubah kesal dan manyun karena aku.

"Aku masih marah sama abang, lupa?"

"Kulkas udah penuh noh, gue minjem duit Dana"

"Hehe, Rana cuma becanda. Tadi abang mau ngomong apa?"

"Gk jadi. Udah hilang ketelen bumi lapis ketujuh"

"Ck. Marah nih ceritanya?__ihh gemes kalau abang lagi marah gini, pengen cubit."
Sangat langka melihat seorang Galih ngambek seperti ini dan aku langsung mencubit pipinya.

"Udah deh dek, gak usah sok ceria didepan abang, gak mempan. Mau cerita?__Gini-gini abang bisa jadi tempat mangkuk curhatan gratis"

Aku mengangguk pelan, ternyata seorang Galih Wijaya adalah abang yang mengerti adiknya.
"Hm. Hujan itu bodoh ya bang."

"Kenapa?"

"Sudah tahu jatuh itu sakit, tapi tetap saja mau kembali ke langit dan dijatuhkan lagi." Padahal siang ini tidak hujan. Senang saja kalau pakai perumpamaan itu.

"Tapi abang salut sama hujan dia gak pernah marah sama langit yang terus menjatuhkannya berkali kali, malah hujan bahagia, karena dengan cara itu ia bisa membaginya dengan bumi."

"Hm, abang benar"

Kalian tahu? Jarang sekali mendengar kata kata bijak dari mulut berbibir tipis milik abang. Mungkin itu adalah salah satu cara ia untuk bisa membuatku merasa tenang, setiap aku merasa sedih, seperti sekarang inj. Aku memang lebih dekat dengan bang Galih, meskipun ia tengil dan suka maling yogurt milik ku, dari pada dengan bang Dana, mungkin karena bang Dana sibuk kerja disalah satu perusahaan besar di Jakarta. Nyaman memliki kedua abang seperti mereka.

"Waktu itu lo pernah tanya, gue habis bicara sama siapa di telpon tempo lalu, ingat?" Aku mengangguk, kalian ingat? Saat itu aku ingin memarahinya karena yougurt lagi lagi habis, dan mendengar bang Galih berbicara dengan seseorang lewat telpon. Entah siapa.

"Gue lagi bicara sama cewek yang udah lama gue suka dari SMA"

"Hah?" Aku terkejut, baru kali ini melihat bang Galih berani mengambil langkah untuk mendekati seorang perempuan.

"Rencananya gue mau nembak dia bulan ini" Sungguh, aku sangat tidak percaya seorang Galih Wijaya bisa seberani ini untuk membuat keputusan!.

Aku masih terdiam, tidak percaya.

"Dan gue mau tanya sama lo, cewek paling suka dikasih apaan?"

"Hah?"
Aku hanya melongo, ia bertanya padaku apa yang disukai seorang wanita? Sungguh rumit.

"Lo paham yang barusan gue ceritain gak sih, dek? Dari tadi cuma hah hoh hah aja!"

Aku mengangguk, "iya iya, Rana paham. Cuma masih syok aja abang bisa seberani itu"

"Kenapa enggak? Daripada keburu dia diambil orang, nanti malah abang yang sakit"

Aku menghela nafas panjang, andai saja Zee seperti bang Galih, berani mengambil keputusan. Tapi aku sadar, kisah orang itu berbeda-beda tergantung yang menjalaninya, merasa bahagia atau tidak?

"Biasanya perempuan paling suka dikasih bunga, coklat, boneka, pokoknya hal yang berbau romantis!"

Ia hanya mengangguk tidak jelas. Dan__untuk sekian kalinya, aku kembali menatap kearah ponsel. Siapa tahu ada notifikasi pesan dari seseorang.

Abang berdecak, "Lo kenapa bisa suka sama tuh curut?" aku menoleh dengan tatapan intens ke abang, seenaknya saja memanggil Zee dengan sebutan itu!, "Bercanda, siapa namanya? Oh__ Alzee!"

"Tidak tahu"

"Etdah, perasaan lo yang jatuh cinta deh masa gaktau alasannya karena apa?"

"Setahu aku, suka sama orang tidak perlu alasan"

"Gue juga tahu kunyuk," abang menoyor jidat ku. "Maksud gue gimana caranya lo kenal sama tuh orang sampai bisa muncul perasaan"

"Sebuah glass." Benar. Kaca yang membuatku jatuh cinta dengan sosok Alzee Gardana, dimana saat itu aku bisa melihat keadaan wajahku dengan tenang dibalik benda itu.

"Hah gelas" susah memang punya abang yang gak pernah pinter bahasa Inggris, satu kata dalam bahasa Inggris kan punya banyak makna, aku mendengus nafas kasar.

"Kaca" sembari menunjukan kaca persegi kearah abang dengan ukiran indah di sisi benda itu "ini yang buat aku suka sama Alzee"

"Gimana bisa, kaca beginian mah banyak di pasar loak obral 2 dapat 3 malahan" katanya sambil membolak-balik kaca mini itu.

"Lanjut"

"Benda itu memang biasa bang, tapi seseorang yang ada dibaliknya yang membuat tidak biasa. Dimana saat pertama kali ia membantu aku dari kejahilan senior dan memberi sebuah benda untuk melihat kondisi wajahku saat itu."

"Tunggu, tapi kan Alzee senior lo?"

Iya,senior yang sangat berbeda yang berhasil buat Rana jatuh cinta.

Aku menggulung senyum tidak karuan, tersadar sebuah tangan mendarat menelungkup wajahku.

"ih abang! Tangan abis megang apaan sih, bau bacem!"

"Tuh mulut kagak diayak dulu, harum mawar gini "

"Iya mawar kecebur got!" Jawabku sewot sambil meraih bantal untuk tiduran, belum sempat ingin berbaring abang menarik tubuhku dan menggelitik perutku.

"Ngomong apa tadi hah, rasain nih"

Tidak terima aku membalas dengan sebuah cubitan tepat di betis-nya sehingga sedikit menarik bulu kaki milik abang.

"Rana arghhh! sakit bego, bulu abang kejabut!"

Takut menerima amarahnya membara, aku segera melesat kabur keluar kamar menuju kebawah, ruang tengah.

"Ma.. ada monsteeeeer" teriak ku sambil menuruni tangga.

"Kenapa si teriak-teriak" suara pelan dari ruang tamu membuat langkahku terhenti. Melihat kearah bang Dana yang sedang duduk dengan pacarnya di ruang tamu.

"Eh abang udah pulang, halo kak." Sapa ku dengan perempuan cantik bertubuh tinggi dengan rambut lurusnya, kak Selly. Ia pacar bang Dana, sudah hampir dua tahun keduanya menjalin hubungan. Kata Mama bang Dana adalah tipe cowok yang tidak suka main-main kalau masalah hati.

"Hai cantik, apa kabar?" balasnya dengan lembut, sudah lama kak Selly tidak datang kerumah. Mungkin karena sibuk.

Hubungan diantara bang Dana dan kak Selly memang sudah menjalin serius, bahkan bulan depan akan diadakan lamaran dirumah kak Selly. Indah ya ketika kisah cinta berkahir sesuai rencana.

"Baik kak, sudah lama tidak kesini, Lagi sibuk ya?"

"Iya Ran, lagi sibuk ngurusin masalah kantor. Sekolah kamu gimana?"

"B aja kok kak" kataku seraya duduk di samping kak Selly.

"B aja?" Tanyanya dengan kening bergelombang.

"Biasa aja maksud aku hehe"

"Ada ada aja kamu" ia meraih minuman yang dibawa oleh bang Dana dari dapur.

"Kalau pacar gimana? Udah punya dong?" Tanya kak Selly sambil menyenggol lenganku.

"Ah gak ada kok kak"

"Serius?" Aku hanya mengangguk.

"Kamu cantik lho, masa gak ada pacar. Gak dibolehin sama Dana ya?" Kata kak Selly sambil melirik kearah bang Dana. Sebenarnya ini bukan masalah tidak diperbolehkan atau tidaknya, namun masalah hati yang belum mendapat kepastian!

"Bukan. Hanya belum ada aja kak"

"Hm, kak Selly kasih tips mau gak?"

"Tips apa?"

"Cara mengetahui cowok suka sama kita atau enggak"

"Gimana kak?" Tanyaku penasaran.

"Lihat ke matanya, kalau dia menatap kita selama 10 detik tanpa berkedip, itu tandanya ia suka atau tertarik sama kita"

"Jangan percaya Ran, mitos!" Kata bang Dana ikut-ikutan menyahut.

"Beneran tahu! Kamu juga pernah natap aku selama 10 detik tanpa berkedip, lupa?" Kata kak Selly membalas bang Dana.

"Kapan?. Aku gak pernah merasa natap kamu"

"Kamu aja pura pura lupa!"

"Beneran, kayaknya emang aku gak pernah natap kamu deh" ujar bang Dana sambil menaikkan salah satu alisnya.

"Bodo ah. Pokoknya kamu pernah!"

"Gak pernah, sayang."

"Ya udah kalau gitu sekarang kamu harus tatap mata aku selama 10 detik!" Kata kak Selly mengubah posisi duduknya menjadi menghadap ke bang Dana. Sementara aku hanya memperhatikan mereka.

"Oke!"

"Rana, kamu yang hitung ya"

"Hng__ Rana lupa besok ada tugas, kalau gitu Rana kekamar dulu ya kak dahh"  aku berbohong, padahal besok tidak ada tugas sama sekali. Aku beranjak dari ruang tamu, dari pada harus melihat mereka berdua bermesraan lebih baik aku tidur 'kan?

Continue Reading

You'll Also Like

1M 33K 45
-please be wise in reading- ∆ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ∆ Tentang Vanila yang memiliki luka di masalalu dan tentang Vanila yang menjadi korban pelecehan...
2.4M 132K 29
Madava Fanegar itu pria sakit jiwa. Hidupnya berjalan tanpa akal sehat dan perasaan manusiawi. Madava Fanegar itu seorang psikopat keji. Namanya dike...
Say My Name By floè

Teen Fiction

1.2M 72.5K 35
Agatha Kayshafa. Dijadikan bahan taruhan oleh sepupunya sendiri dengan seorang laki-laki yang memenangkan balapan mobil malam itu. Pradeepa Theodore...
1.7M 237K 38
Tidak ada yang bisa menebak sifat Drystan sebenarnya. Cowok itu ... terlalu hebat berkamuflase. Drystan bisa bijaksana, galak, manja dalam satu waktu...