Trust Me

By Dania_Zu1

169K 7.2K 489

Alisha Corinna Myesha yang tengah mencoba memantapkan hati untuk bertahan dengan penampilan Nerd Girl harus d... More

Pengenalan Tokoh
Prolog
1- Pindah Sekolah
2 - Cowok Aneh
3 - Tantangan Terburuk
4 - Putri Qory
5 - Alisha Vs Lardo
6 - Alisha Vs Carissa
8 - Alisha Terpuruk
9 - Khawatir
10 - Bahagia
11 - Hobi Kita adalah Bertengkar
12 - Jatuh Hati
13 - Cemburu
14 - Kepastian
15 - Alisha's Birthday
16 - Comsos 4
17 - BragajulSquad & BraSquad
18 - Usaha
19 - Surprise
20 - Alisha dan Lardo
21 - Dinner
22 - Salah Paham
23 - Percayalah
24 - Emosi Memuncak
25 - Lardo Masuk Rumah Sakit
26 - Alisha Tak ada Kabar
27 - I Wuf You Qory
28 - I Wuf You Lardo
29 - Good Bye Mark
30 - Quality Time
Author's Story
31 - Terpukau
32 - Sayap Pelindung
33 - Takut Kehilangan
34 - Saling Mencintai
35 - Sejenak
36 - Chat's Grup
37 - Magic Hour
38 - Masa Lalu
39 - Sebuah Rencana
40 - Alisha dan Adsila
Warning
41 - Tegar
42 - Kenyataan Terpahit
43 - Kecewa
44 - Putus
45 - Dia kembali
46 - Maaf Qory
47 - Aku Di Sini
48 - Lardo's Birthday
49 - Jarak Pemisah
50 - Hambar
51- Terungkap
52 - Terlambat
53 - Surat Cinta Untuk Ma Petit
54 - Kembalilah Mi Amor
Epilog
...Author...
Extra Chapter '1'
Extra Chapter '2'
Trust Me 2
.Maafkan Author ya.

7 - Jadian

4K 165 2
By Dania_Zu1

Jika tak pandai menutupi rasa maka hal yang seharusnya di lakukan adalah diam bukannya membuat dia semakin curiga akan perasaanmu padanya.

Author Pov

Pagi ini Lardo sangat malas berangkat ke sekolah. Ia masih saja meringkuk di atas ranjang empuknya.

"Kok tumben sih gue dingin banget." Mata Lardo masih terpejam.

"Jam berapa ya?" Mata Lardo terbelalak saat melihat jam weker di nakas samping tempat tidurnya.

"Anju jam 7, mampus gue. Bel sekolah 15 menit lagi." Lardo berlari kecil ke kamar mandi.

Penampilan Lardo tak rapi seperti biasanya, rambutnya semraut, tak pakai dasi, dan baju seragam yang di keluarkan.

"Bodo amat yang penting gue ga telat, mati aja gue kalau guru bp lapor ke papa."

---

"Hallo, lo ke jalan pintas masuk sekolah yang tembus kelas 10 IPA 1 sekarang."

" ..... "

"Gue ga terima penolakan. Ga inget kemarin siapa yang nolongin lo."

---

"Mana si nih anak. Awas aja ga dateng, kena lo sama gue."
Alisha menghampiri Lardo yang terlihat panik.

"Lo apa banget deh nyuruh-nyuruh gue. Lo pikir gue pembantu apa." Alisha mencubit lengan Lardo.

"Sakit Lish, sekarang lo bawa tas gue ke kelas. Dan kalau guru absen bilang gue di toilet."

"Ta-"

"Lo ga tahu terima kasih banget jadi orang. Kalau lo ga mau gue cium bibir lo di sini sampe lo kehabisan napas." Lardo mendekat ke arah Alisha hingga  jarak mereka sangat dekat.

Lo itu ganteng Do, banget malah. Tapi sifat lo yang kayak gini bikin gue bt tahu ga.

"Kenapa? Gue emang ganteng, baru nyadar lo. Gue itung sampe 3." Lardo mendekatkan bibirnya ke bibir mungil Alisha.

"1, 2, Kalau engga gue ci-"

Alisha menelan ludahnya kasar.
"O, oke Do. Tapi pasti gurunya udah ada di kelas. "

"Ga mungkin. Pak Hedi selalu telat masuk. Udah buruan sana atau-"

Alisha mengambil paksa tas Lardo dan berjalan menuju kelas tanpa menoleh ke belakang.

"Gue suka sama lo yang penurut sama gue Lish. Belum selesai permainannya. Nanti pulang sekolah kena lagi deh lo." Lardo tertawa penuh kemenangan.

---

Tin...tin...tin

"Mobil siapa si, sok banget." Alisha menoleh ke belakang dan terkejut melihat Lardo dalam mobil itu.

Lardo turun dari mobil. "Ikut gue!" Lardo menarik paksa tangan Alisha.

"Apaan si lo. Gue mau pulang."

"lo ga bawa motor kan? Yaudah bareng gue aja."

"Ga, ga mau." Alisha melepaskan cekalan tangan Lardo.

"Gue ga suka penolakan." Lardo kembali mecekal tangan Alisha hingga masuk mobil.

"Lo mau bawa gue kemana? Jan bilang mau culik gue. Papi!"

"Hehhh lo ga laku di jual juga, badan kecil gitu. Kurang kerjaan gue culik lo."

"Ya terus lo mau bawa gue keman-"

"Diem atau gue sumpel bibir lo sama bibir gue yang seksi ini." Lardo menatap tajam ke Alisha hingga membuatnya kali ini diam kareja takut dengan ancaman Lardo.

"Gue suka lihat lo ketakutan gitu Lish, imut bat sumpah." Lardo tersenyum miring.

"Ishhh. Apa coba Do? Mang gue imut. Barj ngeh apa ya? Oh iya Do, lo kenal Mark ga anak 10 IPA 1?"

"Kenal, kenapa?"

"Engga, gue baru lhiat dia kemarin pas lewat kelasnya."

"Lo suka sama anak kayak dia?" Lardo tertawa hambar.

"Kayaknya, secara dia ganteng, ramah, ga nyebelin, keren, and maco bat orangnya. Cowok idaman deh, gue dengar dia juga pinter." Alisha sengaja membandingkan Lardo dengan Mark karena kesal telah dipaksa ikut bersamanya dan merasa terkurung dalam mobil sialan ini.

"Bodo amat! Ya masih gantengan gue lah. Nak kecil juga tahu. Rabun mata lo mah. Dia ga se perfect yang lo pikir."

"Maksudnya?"

"Gue ga mau bahas dia." Balasnya dingin.

"Coba dia deketin gue, pasti gue terima deh dia. Badannya atletis ga kayak lo." Alisha menjulurkan lidahnya.

Lardo tersenyum ke arah Alisha dan muncul ide kejahilan di otaknya. "Ohh jadi lo pikir gue ga maco gitu. Oke!" Lardo menghentikan mobilnya secara tiba-tiba.

"Ihhh, nyetir yang bener kek. Bikin gue jantungan tahu ga."
Alisha menatap Lardo kesal dengan wajah yang memerah karena kaget yang seketika menyerang jantungnya.

Lardo memandang wajah Alisha dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Lo kok diem si Do? Minta maaf kek malah liatin gue."

"Lo perlu bukti kalau gue jauh lebih maco dari dia."

"Maksud lo? Ish, makin sarap lo ya lama-lama. Heran gua. Tirunin nggak gue sekarang!"

Lardo melepas ikat rambut Alisha. "Eh, lo mau ngapain. Ngapain buka kunciran gue."

"Lo diem aja, gue bakal tunjukin ke lo gimana maconya gue." Tercetak senyum miring di wajah lelaki itu.

Alisha semakin bingung. "Lo ngapain lepasin kancing baju lo. Ih, jan macem-macem sama gue ya. Lardo turunin gue sekarang."

Alisha mencoba membuka pintu mobil namun terkunci. Lardo terus menatap Alisha sambil tersenyum jahil.

"Lo bilang gue ga maco. Yakin!" Lardo membuka kancing bajunya hingga memperlihatkan dadanya yang bidang.

Alisha spontan menutup mata. "Do lo gila ya. Cepet kancingin baju lo!"

"Kalau gue ga mau gimana?" Lardo menarik paksa tangan Alisha dan merengkuh tubuhnya dalam dekapannya.

"Ih lo ngapain peluk gue. Dasar mesum lo. Lepasin!" Alisha mencoba meronta dari pelukan Lardo yang membuat dirinya sesak.

Lardo mengurai pelukan mereka. "Gue mau cium lo ya. Boleh kan?" Tanyanya santai.

"Kalau berani kena bogem mentah gue tahu rasa lo."

"Ya ampun tangan lo kecil gitu yang ada lo yang sakit."

"Mau bukti!" Ranpa pikir panjanh Alisha mendaratkan tangannya ke pipi Lardo namun secepat kilat di tangkis olehnya.

Lardo mencium punggung tangan Alisha layaknya seorang kekasih. "Ewh. Jijik gue sama lo. Lepasin!"

Lardo mengunci pergelangan tangan Alisha dan mendekatkan wajahnya ke Alisha. "Lo jangan macem-macem sama gue Do. Lepasin tangan gue. Lo mau ngapain? Papi tolongin Qory." Alisha menangis dengan wajah ketakutan yang membuat Lardo semakin gencar mengerjainya.

Lardo melepaskan tangan Alisha dan kembali mengancingi baju seragamnya. "Kita lanjutin permainan kita yang tertunda. Ga asik di dalem mobil mah, sempit. Kita ke apartment gue ya sayang." Lardo melaju mengendarai mobilnya.

Sementara Alisha diam seribu bahasa mendengar perkataan Lardo. Ya Allah lindungi Qory dari cowo mesum ini. Aku takut papi.

---

"Ayo masuk sayang!"

"Do gue mau pu-"

"Sayang tadi kan ke tunda. Ayo ah masuk, makin ga sabar main sama kamu."

"Tapi Do." Lardo membawa paksa Alisha masuk ke dalam Apartment miliknya.

"Sekarang kamu duduk ya. Aku mau ambil minum." Lardo mengusap puncak kepala Alisha.

"Kok gue bego banget sih diem mulu. Nanti kalau dia apa-apain gue gimana. Di sini cuma berdua doang." Alisha semakin bergidik ngeri membayangkan semua itu.

"Nih minum dulu. Kamu cape kan?" Lardo tersenyum manis.
Alisha menggeleng cepat. "Gue ga mau minum-"

"Kenapa takut gue kasih obat tidur. Yaelah gue mah ga level ngasih cewe obat tidur. Karena gue sukanya cewenya juga ikut main bareng gue. Asik kan?" Lardo membelai rambut Alisha yang membuat gadis itu menelan salivanya susah payah.

"Please Do gue mau pulang."

"Lo harus stay di sini. Dan lo..."

"Dan apa?"

"Lo harus one night stand sama gue." Mendengar perkataan Lardo berhasil membuat Alisha meneteskan air mata saking takutnya.

"Kenapa nangis sayang?" Lardo menangkup wajah cantik Alisha.

"Kenapa lo jahat sama gue Do? Gue salah apa sama lo, oke gue minta maaf sama lo tapi please jangan apa-apain gue. Gue takut Do." Alisha menundukkan kepalanya dan tangisannya semakin pecah.

Lardo tertawa dalam hati. Rasain lo Lish, gue ga tega sih bikin lo nangis gini. Tapi sorry, gue bakal terus ngerjain lo sampe lo mau turutin semua kemauan gue.

"Alisha coba kamu lihat mata aku. Gapapa kok, jangan takut. Aku bakal tanggung jawab nanti."

"Do gue ga mau, gue ga mau masa depan gue hancur karena lo. Lo kenapa jadi gini sih. Please maafin gue karena sering ngatain lo. Lo jangan bales dendam dengan cara kayak gini."

Lardo semakin gencar mengerjai Alisha. "Ayolah Lish, kan kamu bisa pake pengaman. Nih!" Lardo menyodorkan obat padahal itu sebuah multivitamin.

"Obat apa ini? Do gue bilang ga mau ya ga mau." Alisha membentak Lardo lalu mendorong tubuh Lardo ke lantai.

Alisha beranjak dari tempat duduknya namun dengan sigap Lardo mencekal tangannya.
Lardo berdiri kembali. "Gue ga suka penolakan. Udah si kamu  diem aja sayang. Nikmati setiap proses yang aku kasih." Lardo kembali mendekat ke Alisha.

"Do, please. " Alisha terus mundur ke belakang.

Kenapa harus ada tembok. Ahh, Dia beneran jahat sama gue.

Lardo mengunci pergelangan tangan Alisha. "Gue mau cium lo." Tukasnya manja.

Alisha menggeleng cepat sambil merapatkan bibirnya.
Gemes gue Lish lihat lo. Kalau cara ini bisa bikin lo diem kek gini. Gue rasanya mau ngerjain lo terus.

Lardo semakin mendekat dan jarak mereka hanya beberapa senti. Lardo mengerjai Alisha dengan berpura-pura ingin mencium bibirnya.

Alisha tampak ketakutan bahkan untuk melihat Lardo pun rasanya tak berani.

Lardo tersenyum melihat Alisha yang memejamkan mata dan tak lagi merapatkan bibirnya.
Lardo mengusap lembut air mata Alisha. "Gue ga mau cium lo di sini. Gue mau langsung main di ranjang." Alisha membuka matanya tersontak.

Lardo menggendong Alisha ala bridal style dan merebahkan tubuh Alisha ke ranjang. "Lardo please. Gue ga mau. Papi..."

Lardo membuka kancing baju seragamnya dan mengunci pergelangan tangan Alisha.
Alisha terus menggelengkan kepalanya. Ia semakin menangis ketakutan.

"Lo buka sendiri baju lo, atau mau gue bukain."

"Ga mau Do. Ga mau, gue janji bakal kabulin semua permintaan lo. Tapi gue mohon jangan lakuin ini ke gue. Gue takut Do!"

"Gue ga mau. Lo kan tukang bohong." Lardo kembali ingin mencium Alisha.

"Gue janji ga bakal bohong. Lo minta apa aja pasti gue lakuin Do." Jawabnya dusta berusaha meyakinkan Lardo.

"Gimana ya. Sebelumnya sih cewe yang tidur sama gue-"

"Kenapa? Dia pasti hamil kan? Gue ga mau kayak dia Do."

"Iya dia hamil dan gue mutilasi." Alisha semakin bergidik ngeri. Jantungnya berdegup kencang sekali tak berturan.

"A, apa. Gue ga mau. Ga mau. Ga mau Do. Papi tolongin Qory."

"Gue bakal bebasin lo sekarang asalkan-"

"Asalkan?"

"Asal lo mau jadi pacar gue."

"Ga mau Do. Ini namanya pemaksaan."

"Ya kalau ga mau gue bakal perkosa lo di sini."

Alisha menggeleng cepat. "Oke gue mau." Lardo tersenyum penuh kemenangan dan melepas cekalannya tangannya pada Alisha.

Lardo berdiri dan berjalan santai ke balkon kamarnya dengan senyum yang merekah dari sudut bibirnya.

"Gila ya tuh anak. Bikin gue ketakutan gini. Masa sekarang gue pacar dia. Ga mau punya pacar mesum kayak dia. Tapi kalau gue ga turutin yang ada gue di-"

"Iihhh. Awas aja lo Do. Nanti gue kerjain balik lo."

---

"Do anterin gue pulang!" Dengan langkah ragu Alisha mendekati Lardo.

"Udah nangisnya? Nanti ya pulangnya. Gue mau lo stay di sini." Kali ini tatapan Lardo sendu.

"Ta-" Lardo memeluk Alisha.

"Do lo kenapa?" Lardo semakin mengeratkan pelukannya.

"Please gini aja sebentar. Gue takut Lish."

"Takut kenapa?"

"Takut lo juga bakal benci gue."

Alisha mengurai pelukan mereka. "Maksud lo?" Alisha menatap lekat manik mata Lardo penuh dengan tanda tanta dalam benaknya.

"Ya gue tahu lo ga suka kan sama gue. Lo mau kan pura-pura jadi pacar gue."

"Apa, jadi cuma pura-pura?"

"Iya, gue di jodohin sama papa?"

"Sama siapa?" Alisha tampak penasaran siapakah gadis itu.

"Carissa, gue ga suka sama dia."

"Kenapa ga suka? Dia cantik kok."

"Tapi gue sukanya sama lo."
Seketika Alisha memalingkan wajahnya yang kini tampak pipinya merah merona. "Lo ngaco ah. Anterin gue pulang Do." Ucapnya tanpa menoleh ke arah Lardo.

"Iya. Tapi lo janji mau nolongin gue "

"Oke. Tapi ada satu syarat. Lo jangan mesum kayak tadi. Gue takut sumpah sama lo." Alisha menatap sendu dan tersirat ketakutan pada bola matanya.

Lardo tertawa hambar. "Yaelah gue becanda kali. Gue juga ga semesum itu."

"Beneran lo ga pernah tidur sama cewe apalagi mutilasi?" Tanya Alisha ragu.

"Gila apa gue. Gue itu sangat menghormati seorang wanita. Tadi itu cuma mau bikin lo ketakutan dan mau ngelakuin yang gue minta. Gue ga napsu sama lo."

"Ihhh. Gue ga mau nih jadi pacar lo."

"Pura-pura. Lo ngarep kan jadian beneran sama gue. Ngaku aja kali."

"Apaan sih lo Do. Bodo amat, nyebelin dasar!" Alisha memukul lengan Lardo.

Kok gue rasanya nyaman banget peluk lo tadi Lish. Walaupun cuma pacaran bohongan, tapi ga tahu kenapa gue seneng banget. Gue ga ngerti sejak kapan gue suka sama lo.

Continue Reading

You'll Also Like

1.8M 190K 51
Ditunjuk sebagai penerus untuk mengabdikan dirinya pada pesantren merupakan sebuah tanggung jawab besar bagi seorang Kafka Rafan El-Fatih. Di tengah...
6.7M 1M 89
*SUDAH TERBIT, TERSEDIA DI GRAMEDIA ATAU TOKO BUKU ONLINE* (FOLLOW SEBELUM MEMBACA. TINGGALKAN JEJAK KOMEN DAN VOTE) *Mulai 6 oktober 2020 *Selesai 1...
3K 248 70
Hanya sebuah kata :) Rangking tertinggi #3 Brokenhearts [2,5,2020] Jangan lupa follow dan vote ya,semua itu berarti banget buat aku🥰❤️ Semoga kalian...
AIRYN [END] By iamichi

General Fiction

2.2K 566 45
Mentahan cover by Pinterest :verniacenull Menceritakan kisah cinta anak SMP AIRYN CITRA KIRANA GERY PUTRA MAHARDIKA Dua orang yang sama sama terjebak...