Sweet Creature [Harry Styles]

Bởi nakedstylinson

45.9K 4.5K 332

COMPLETED!!!! Pertemuan konyol seorang Carol dengan Harry akan kah Carol terus terikat kerjasama dengan seora... Xem Thêm

1. Negative thinking
2. Still don't know my job
3.What did you say?
4. Dillema
5. tears
6. act like i'm his girl
7. i'm scared
8. Heartbeat
9. The end
10. Drunk
12. moment
13. I always think about it
14. A nightmare with Styles
15. Moaning
16. Carol Chane & Harry Styles
17. fuck
18. what's wrong with me?
19. surprise
20. Who just calls you?
21. Like a stranger
22. Regret
23. I can't hate on you
24. She's died
25. Help me
26. Killer
27. Meet him
28. Miss you
29. You are here
30. EPILOGUE
PROMOTION
PROMOTION 2

11. No!

1.5K 142 14
Bởi nakedstylinson

Author's pov

"kondisi Mr. Chane sangat kritis, kami hanya mengandalkan doa dari keluarganya" ujar dokter yang menangani Ayah Carol itu, Karene -ibu Carol- belum memberitahu anak - anaknya. Air matanya telah mengalir sedari tadi, digenggamnya tangan suaminya itu dengan tangan bergetar "kumohon, bertahanlah" kata Karene "aku tak mau anak - anak sedih, dan aku tak mau melihatmu seperti ini" Karene terus menangis disamping suaminya yang terbaring lemah dengan alat - alat medis yang dipasang ditubuhnya. "kenapa setelah operasi kau jadi seperti ini lagi? Aku mencintaimu" Karene terus menangis.

Suara deringan ponselnya membuatnya tersadar dan segera mengambilnya dari atas nakas.

Carol is calling

Hatinya berdebar, bagaimana dia mengatakan yang sebenarnya "Carol" suaranya serak "Ibu, aku mencemaskan keadaan Ayah. Entah kenapa aku teringat oleh Ayah, dan Aku Abby. Aku menggunakan ponsel Carol." air matanya kembali turun. Ia segera menghapusnya dan menahan tangisannya "Sayang.... Kumohon kalian doakan Ayahmu"

"Ibu! Apa yang terjadi?"

"aku tak tahu, kondisinya sangat kritis. Kita hanya bisa pasrah" panggilan pun terputus.

***

Abby berlari kearah Carol yang sedang mengiris bawang didapur dan segera memeluk Carol dari belakang "Carol!" Abby menangis sejadi - jadinya "aku takut"

"Abs, ada apa? Jangan membuatku panik!"

Carol melepaskan pelukan Abby dan berbalik menghadap Abby "Ayah! Kondisi Ayah kritis, sangat kritis. Aku takut sesuatu buruk menimpa Ayah. Aku takut Carol" Abby terlihat sangat panik dan terus menangis.

Saat Ayahnya sehat, Abbylah yang sangat dimanja oleh Ayahnya itu "ap--apa?" mata Carol mulai berkaca - kaca dan kemudian menangis. "aku mau kita kerumah sakit sekarang" kata Abby, Carol mengangguk lalu berjalan tergesa - gesa mengambil tas dan ponselnya.

"Ak---aku tak mau kehilangan Ayah. Aku sayang pada Ayah. Carol" Abby terus menangis saat sedang menunggu taksi datang. Tapi tak kunjung - kunjung datang, Harry sudah pulang saat sore.

"Jangan terus menangis" Kata Carol dengan suara bergetar, sebuah mobil sedan berwarna merah berhenti beberapa meter tak jauh dari Abby dan Carol "Apa yang terjadi?"

Abby maupun Carol tak ada yang menjawab "kumohon apa yang terjadi?" tanyanya "Bisa kah kau antar kami kerumah sakit? Kumohon" Kata Abby membuat Carol membelalakkan matanya "kumohon Carol, aku mengkhawatirkan Ayah" Carol memejamkan matanya lalu menghela nafas berat "tentu!" kata pria itu.

***

"terimkasih Gail" kata Carol lalu menyusul Abby masuk kedalam rumah sakit yang sudah lari duluan "tunggu!" Gail mencegah tangan Carol membuat Carol berbalik "Aku akan menemanimu" Carol sudah tak bisa berkata banyak, Carol tak punya kekuatan untuk memaki dan mengusir Gail, jadi dia hanya membolehkan Gail ikut masuk kedalam rumah sakit.

Berada diruangan yang berbau obat obatan ini, menunggu Ayahnya memulih, namun perkiraan mereka salah, Ia sudah meninggal, "NO AYAH! STILL ALIVE PLEASE! WE NEEDS YOU!" Carol terisak tak kuasa menahan tangis, tangis yang sedari tadi ia tahan pecah saat melihat garis lurus dimonitor dan suara nyaring.

Ia terus menangis bahkan ia terduduk dilantai sambil menumpu tangannya pada lantai dan terus memukul lantai itu, Abby dan Karene juga menangis sejadi - jadinya.

"Kenapa ayah meninggalkan kita?" Abby berujar, Gail yang sedari tadi diam. Menuntun Carol agar duduk di kursi lalu mengusap punggungnya "aku turut berduka" ujar Gail pelan. Carol mendorong tubuh Gail dan menatapnya tajam.

"Ayahku belum meninggal sialan!" sentaknya, Gail mendesah berat "kumohon, kau harus menerima kenyataan, Ayahmu sudah tenang disana. Ia sudah bahagia, kau harus mengikhlaskannya, ini takdir" Kata Gail berusaha menyadarkan Carol bahwa Ayahnya memang sudah tiada.

"Tapi... Gail, kau... Kau tak pernah merasakan apa yang aku rasakan, kau orang kaya. Jika ada salah satu keluargamu yang sakit pun pastinya akan memilih pengobatan termahal, sementara aku? Hartaku telah habis Gail, dan aku hanya membawa Ayahku kerumah sakit biasa. Ini salahku!" Carol memukul - mukul kepalanya, dadanya sesak.

Ia tak menyangka akan seperti ini "Jangan menangis,"

"Shut up! Kau terus berkata seperti itu berulang kali! Tak tahukah kau perasaanku?! Oh, kau memang tak tahu, karena kau tak punya perasaan! Pergi kau dari sini!" teriaknya berhasil menarik perhatian sejumlah orang yang melewat, Carol kembali terjatuh kelantai, ia menundukan kepalanya.

Disisi lain, Abby terus memeluk jasad Ayahnya itu, "no! Wake up, please. Aku membutuhkanmu, kami membutuhkanmu. Kau berbohong kepadaku. Kau berjanji akan sembuh tapi sekarang kau meninggalkanku" Abby terisak sambil terus memeluk jasad Ayahnya itu, sama halnya dengan Karene. "aku menyayanyimu Ayah, bangunlah. Aku sangat menyayangimu, memilikimu hal terindah yang aku punya. Aku merindukan sosokmu" Abby terus bicara dengan suara seraknya.

"aku ikhlas melepas Ayah, tapi kumohon bangunlah, bicara sesuatu terlebih dahulu," Abby menghapus air matanya dan memeluk ibunya, tiba - tiba Mitch -Mr. Chane- membuka matanya membuat mereka berdua terkejut "AYAH!" pekik Abby senang Karene lalu memanggil Carol yang berada diluar untuk segera masuk.

"aku akan panggilkan dokter" kata Abby ingin menekan bel disebelah ranjang tidur. Tapi Ia mencegahnya "tak perlu Abs, aku tak akan lama" Abby mengernyit "apa maksud Ayah, Ayah tak boleh bicara seperti itu"

"aku ingin bertemu Carol" suaranya lemah, Carol datang dengan wajah pucatnya, ia terkejut dan senang Ayahnya sadar "Ayah" Carol memeluk Ayahnya sambil menangis "Aku menyayangi kalian, Carol. Aku memiliki satu permintaan"

Semuanya bingung "apapun" kata Carol menghapus air matanya "Aku ingin kau menikah dengan anak sahabatku" mata Carol terbelalak, terkejut. sama halnya dengan Abby dan Karene "Ap--apa maksdmud Ayah?"

"William Styles, cadilah dia. Dia msmiliki anak laki - laki" tubuh Carol menegang "Ayah----"

"jika kau bertemu dengannya sampaikan salam terakhirku, kami sudah berjanji saat Ibumu mengandungmu" Carol masih tak percaya dengan apa yang dikatakan Ayahnya itu, tak lama suara monitor kembali terdengar dan garis flat terpampang dimonitor itu.

***

Pemakaman akan digelar besok siang, Carol merenung setelah mengantar jasad Ayahnya ke gereja. -William Styles-, perkataan Ayahnya masih terngiang dibenaknya, ia bahkan sudah mengetahui anaknya, Harry Styles. Ini betul membingungkan, ia tak mau menikah dengan Harry, ia hanya menganggap Harry sebagai teman dan tak lebih. Jikapun ia pernah terbawa perasaan oleh kelakuan Harry, tapi perasaan itu tak berlangsung lama.

Tapi, itu amanat dari Ayahnya, Ia sedikit menyerah akan nasibnya saat ini, orang yang selama ini diperjuangkannya kita tak lagi ada. Terus terlintas dibenaknya untuk melakukan hal nekad seperti menyetrum tubuh Ayahnya, atau hal sebagainya agar Ayahnya biasa hidup kembali, tapi ia sadrar. ia tak bisa melakukannya.

Carol's pov

Aku terkejut bukan main saat Ayah memberiku amanat seperti itu, siapa yang tidak? Apa aku harus menuruti keinginan Ayah? Tapi aku sudah berjanji padanya, kudengar decitan pintu kamarku membuatku menengok "Carol, ada yang mencarimu." kata Ibu. Aku mengangguk lemas.

"Apa yang sedang kau pikirkan?" tanya Ibu dan aku menggeleng "tidak ada"

"kau memikirkan keinginan mendiang Ayahmu?" aku menatap Ibu nanar, dan aku mengangguk "aku telah mengenal William, bahkan aku berteman dengan anaknya" kataku "ap--apa? Tunggu apa marganya Styles? Aku lupa" kata Ibu mencoba mengingat - ingat, dan aku mengangguk.

"Astaga! Yang mencarimu bermarga yang sama, Styles" kata Ibu heboh, aku membelalakkan mataku dan berdecak kesal, tak salah lagi. HARRY!

"kau harus menemuinya, tapi. Ibu harap kau menuruti pesan terakhir Ayah" dan ucapan Ibu semakin memberikanku beban dipikiranku, aku mendesah kecewa lalu keluar begitu saja dari kamarku.

"Hi Harry" sapaku kepadanya, lalu tersenyum tipis "Hi, aku turut berduka cita. Aku baru mengetahuinya saat melihat ukiran bunga bunga yang disimpan dipekarangan rumahmu" katanya dan aku mengangguk mengerti "tak apa. Dan, maaf. Aku tak tahu ujungnya akan seperti ini, kau tahu... Aku merasa tak enak kau membayar semua biaya rumah sakit Ayahku" aku tertawa hambar, dan mendongakkan kepalaku msnahan air mata yang hampir jatuh.

"sudahlah, lagipula itu dulu" ia lalu menarikku kedalam pelukannya dan aku kembali menangis, hari ini aku tak ada lelahnya menangis "matamu sudah bengkak Carol, jangan kau buat semakin bengkak" ia berkata didekat telingaku.

Aku menghapus air mataku menggunakan kemejanya "ada perlu apa kau kesini?" aku mendorong tubuhnya lalu menatapnya bingung "tadinya aku ingin sedikit bercerita, tapi yasudahlah nanti saja" aku mengangguk dan bergumam "okay"

"omong - omong, kau sudah memaafkanku tentang kejadian malam itu?" ia tersenyum senang dan aku membelalakan mataku dan memutar mataku "sudahlah, aku sedang tak mau bahas itu" aku memang sedang tidak dalam mood yang baik untuk membahas hal lain. Karena pikiranku sudah dipenuhi dengan hal yang membuat moodku hancur, aku tidak mau moodku makin hancur karena itu.

Aku menggelengkan kepalaku cepat, aku tak ingin mengecewakan Ayah. "Harry..."

Oh My Lord

#RIPRobin

So sad to hear bad news about Robin, i still can't believe it. Robin has passed away at the age 57. Cancer does:( i thought if it just fake rumour, but no. it's true. He's kindly, funny ppl.

Why do the most beautiful people die? it's like we will pick the most beautiful flowers. So does God :)

Hope you guys had a lovely paradise Jay and Robin 🙏

Đọc tiếp

Bạn Cũng Sẽ Thích

164K 15K 27
[Update: Senin-Selasa] "I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian...
1.3M 117K 62
Ziel adalah candu. Tawanya Candanya Aroma tubuhnya Senyum manisnya Suara merajuknya dan Umpatannya. . . . "Ngeri bang." - Ziel "Wake up, Zainka."...
5M 920K 50
was #1 in angst [part 22-end privated] ❝masih berpikir jaemin vakum karena cedera? you are totally wrong.❞▫not an au Started on August 19th 2017 #4 1...
186K 15.9K 84
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...