White Wishes [Taehyung BTS] ✔

Por Jungkookie1273

98.8K 6.8K 317

Sekali lagi aku membuatmu kecewa..sungguh hubungan ini lebih penting dari apapun. Dan menyakiti seseorang yan... Mais

Intro
1#Hari kelulusanku
2#Senior High School
3#Pertemuan kecil
4#Awal
5#Pertemuan yang tak terduga
6#Teman masa kecil
7#Stalker?
8#Melelahkan
9#Pembalasan
10#Penasaran
11#Heart
13#Teman yang lain
14#Falling in love
15#Keberanian
Baca^^
16#Alien mesum gila!
17#First kiss
18#Memulai
19#NgeFly
20#Kekasih?
21#Perjodohan
22#Secret
happy birthday to my husband
23#terungkap
24#Problem
25#Rasa lain
26#Meluap
27#Hurt
28#LiSa story
29#Rahasia yang terungkap
perkenalan Yerin-Chungha
30#Tuduhan
31#Rumit
32#Kesadaran
33#Keegoisan
34#Terlambat?
35#Perubahan aneh
36#Semua tidak terduga
37#Hurt-2
38#Teman Palsu
39#Pasangan aneh
40#Rindu
41#Terungkap?
42#Pertunjukan
Baca^^
43#Usaha
44#Yes or No?
45#Kesekian kali
46#END
New FF

12#Ungkapan

1.8K 128 3
Por Jungkookie1273

Author POV

Para siswa tengah bergerombol melingkari sesuatu di lapangan sekolah. Suasana disana nampak ricuh dan tegang. Itu membuat Hae ra dan Yerim yang baru datang ikut tertarik kesana.

"Apa kau tidak punya mata?!!" Bentak gadis cantik yang disebut Queen sekolah ini. Ya dia adalah Han Eun Ji.

"M-maaf su-sunbae, tadi aku tersandung dan tidak sengaja menabrakmu. I-itu bukan kesalahanku penuh"

Pagi ini seorang Hoobae tidak sengaja menabrak dan menumpahkan bekalnya ke seragam Eun Ji. Membuat seragamnya benar-benar kotor.

"Ohh...kau sudah berani membantahku,hah?? Dasar tidak tau diri!" Eun Ji semakin marah dengan perkataan Hoobae itu dan menjabak kasar rambutnya.

"Aww! S-sunbae tolong le-lepaskan ini sakit...aku t-tidak sengaja..tolong maafkan a-akuu" Hoobae itu menangis kala rambutnya di jambak sangat kasar.

"Kau mau aku maafkan??! Cepatlah berlutut dan cium kakiku!"

Bagai tersedak batu, mendengar perkataan tidak manusiawi itu Hae ra tanpa sadar mengepalkan tangannya. Matanya memerah menahan amarah melihat kejadian didepannya. Dengan tidak sabarnya dia menghampiri mereka, tapi ketika hendak melangkah ada tangan yang menahannya.

"Tetap disini! Jangan ikut campur urusan mereka!" Suara khas laki-laki mengagetkannya. Yerim yang daritadi fokus melihat kejadian didepannya kini menoleh melihat lelaki yang sedang bicara dengan sahabatnya.

"Ya! Sugar, apa yang kau lakukan? Dan apa ini? Kau menggenggam tangan Hae ra?" Yerim terkejut melihat Suga menggenggam tangan Hae ra. Dia memang tidak sadar jika tadi Hae ra akan terjerumus ke masalah yang mereka lihat jika saja Suga tidak menahannya.

"Berhentilah memanggilku Sugar!!.."

"...dan kau, jangan coba-coba ikut campur urusan mereka!"

"Wae?? Aku tidak bisa membiarkan gadis itu berlutut dan mencium kakinya!" Jawab Hae ra dengan mata yang masih dipenuhi amarah.

"Ck! Turuti saja perkataanku jika kau ingin hidupmu di sekolah ini tenang!" Suga melepas genggaman tangannya dan pergi begitu saja.

"Apa yang kau lakukan? Kenapa si Sugar bicara begitu padamu?"

"Aku tadi ingin menghampiri mereka, tapi Suga sunbae menahanku"

"Kau sudah gila? Jangan pernah ikut campur masalah mereka! Lebih baik sekarang kita pergi daripada kau berbuat nekat!" Yerim menarik tangan Hae ra berniat meninggalkan kejadian dilapangan itu untuk menuju kelas. Dan Hae ra hanya mengikutnya saja.

Kembali ke masalah.

"Kau tidak mau melakukan itu??! Geurae. Kau akan keluar dari sekolah ini" Eun Ji hendak pergi tetapi Hoobae itu menahannya.

"A-andwae! Jangan lakukan itu sunbae..." pipi gadis itu sudah dipenuhi air mata.

"...aku akan melakukan apa yang kau inginkan"

Gadis itu mulai berlutut dan mencium kaki Eun Ji. Para siswa yang melihat kejadian itu mulai berbisik tanpa ada niat untuk mengatakan kepada guru. Mungkin mereka sudah tau akan percuma jika melaporkan kepada guru, karena tidak ada yang merespon jika bersangkutan dengan Han Eun Ji. Kekuasaan memanglah segalanya.

"Bagus! Lain kali kalau kau membuat masalah lagi denganku, akan kubuat kau lebih sengsara daripada ini..."

"...ah setelah kau membereskan kotoran yang berserakan disini, kau datanglah ke kelasku. Cuci seragamku dan bawakan seragam olahraga yang ada di lokerku!" Setelah mengatakan itu Eun Ji pergi dengan santai untuk menuju kelasnya.

Tanpa diperintah siswa yang bergerombol kini memberi jalan untuk Eun Ji, dan satu persatu bubar meninggalkan Hoobae itu. Kejam memang, itulah resiko jika sekolah disini. Sifat sombong dan individualis sangat melekat kepada para siswa.

.

.

.

.

Sementara didalam kelas.

"Bagaimana ya nasib gadis itu? Dia kelas 1 sama seperti kita kan? Dia berada di kelas mana?" Hae ra masih memikirkan gadis itu dan memberi sederet pertanyaan kepada Yerim.

"Mana ku tau! Hentikan semua pertanyaanmu dan jangan coba-coba mencari tau atau mengenal gadis itu!"

"Aku hanya ingin bertemu dengannya, menanyakan bagaimana keadaannya.."

"Andwae!"

"Aish..jadi seperti ini sifat asli Eun Ji eonnie dibalik wajah cantiknya?"

"Eoh, kau sudah tau kan? Jadi aku mohon jangan pernah kau membuat masalah dengannya atau ikut campur masalahnya jika kau ingin hidup tenang di sekolah." Yerim memohon dengan nada sangat halus. Ingin agar Hae ra mengikuti perkataannya.

"Arraseo. Kau dan Suga sunbae sama-sama mengatakan ini. Kurasa kalian berdua memang cocok" Hae ra terkekeh dan berhasil membuat Yerim berubah ekspresi menjadi cemberut.

"Ck! Cocok pantatmu!"

"Ya ya ya! Kau tidak boleh membecinya, jika kau benci kepada seseorang, bisa-bisa kau menyukainya."

"ITU TIDAK AKAN PERNAH TERJADI!!" Yerim menekankan setiap kalimat yang dia ucapkan.

Dan tampaknya ucapan Yerim diabaikan oleh Hae ra. Karena kini pandangannya menuju ke samping Yerim.

"Taehyung-ah, kau baru datang?"

Merasa namanya dipanggil Taehyung menoleh.

"Sebenarnya aku sudah datang dari tadi, tapi aku ada urusan"

*Flashback on*

"Kau tidak apa-apa?" Tanya Taehyung kepada gadis yang tengah membersihkan tumpahan bekalnya di lapangan sendirian.

"Ah ne...aku tidak apa-apa"

"Aku bantu" Taehyung mulai ikut membersihkan tumpahan makanan itu.

"Aku bisa membersihkannya sendiri..kau pergilah ke kelas sebelum bel berbunyi"

"Bagaimana denganmu? Membersihkannya bersama akan lebih cepat"

*Falshback off*

"Ohh..untung bel belum berbunyi"

Taehyung hanya menanggapi dengan senyumnya.

"Ya! Kenapa kau melamun?" Hae ra menyadari jika sahabat yang duduk disebelahnya melamun.

"Ah..tidak. Aku tidak melamun kok"

Tet...tet...tet

Bel berbunyi. Bersamaannya dengan bel, guru datang ke kelas mereka. Dan pelajaran dimulai seperti biasa.

^^

Taehyung POV

Jam istirahat.

Aku terburu-buru untuk menghampiri kelas seseorang.

Cklek'

Aku membuka pintu depan kelas 2-3. Untungnya kelas itu hanya ada beberapa siswa dan orang yang aku cari juga masih duduk di bangkunya.

"Suga hyung.." aku sudah tepat berada di depan mejanya.

Dia yang tadinya membaca buku menoleh ke arahku.

"Oh? Apa yang kau lakukan di kelasku?" Dia agak terkejut mengetahui keberadaanku di kelasnya.

"Kau tidak lupa kan dengan apa yang kukatakan semalam di Sungai Han?"

Dia mengerutkan dahinya sejenak dan berubah ekspresi menjadi biasa saja.

"Kajja! Ikuti aku ke Rooftop"

Aku mengikutinya tanpa berkata apapun. Dan sampailah ke Rooftop. Angin semilir menerpa wajahku, membuat rambutkan bergoyang goyang. Nyaman, itu yang kurasakan jika pergi ke Rooftop.

"Ekhm! Bicaralah. Sebenarnya gadis semalam itu kekasihmu atau bukan?"

Dia terkekeh. Itu membuatku bingung.

"Apa yang lucu?!"

"Kau"

"Aku? Wae??"

"Tidakkah kau mengetahui jika gadis semalam adalah adikku?"

Adik? Suga hyung mempunyai seorang adik? Aku tidak percaya.

"Bicaralah yang jujur Hyung, kau sejak kapan mempunyai adik? Dulu aku ke rumahmu juga kau hanya tinggal dengan orang tuamu!" Memang benar, sejak dulu aku ke rumahnya tidak pernah ada orang lain selain dia dan orang tuanya. Aku juga tidak pernah melihat foto keluarga mereka.

Dia menghela nafas panjang.
"Aku memang tidak pernah tinggal dengan adikku dulu, karena sejak berumur 2 tahun dia tinggal di Australia bersama Kakek nenekku. Dan baru beberapa bulan ini dia kembali ke Korea"

"Hmm..ternyata benar kau memiliki seorang adik, jadi aku belum begitu mengenalmu hyung"

Suga hyung tersenyum tipis.
"Ani. Kau sangat mengenalku, aku saja yang tidak pernah memberitahu ini kepadamu"

"Tapi..apa adikmu lancar berbahasa Korea?"

"Dia lancar berbahasa Korea, tapi kadang dia berbahasa Inggris jika kesulitan mengungkapkan sesuatu"

"Jadi kapan kau mengenalkanku dengannya?"

"Andwae!! Nanti kau malah menjadikannya kekasih!" Dia melipat tangannya ke dada
dan memandangku sengit.

"Kau tidak mau kan aku memiliki kekasih terlebih dahulu daripada dirimu? Makanya carilah kekasih secepatnya hyung, agar aku juga bisa mendapatkan kekasih"

"Memangnya kau sudah memiliki target untuk dijadikan kekasih? Ck! Jika sudah, jangan jadikan kekasih dulu, tunggulah diriku, baru kau!"

"Hyung, jika kau saja tidak memiliki target, bagaimana bisa kau mendapatkan kekasih"

"Aku punya" dia menjawab cepat sambil mengalihkan pandangannya.

"Jinjja? Siapa hyung? Biar aku bantu untuk mendapatkannya"

"Dia sekelas denganmu"

"Mwo?? Siapa?"

"Yerim. Kau juga berteman dengannya kan?" Dia menatapku.

Deg!!

Rasanya detak jantungku berhenti. Kenapa gadis yang kau sukai sama denganku hyung?

"Ya! Ada apa denganmu? Kenapa kau diam? katanya ingin membantu..sudahlah aku akan mendapatkannya dengan caraku sendiri."

"Hyung, bukannya kau membencinya? Kau sering mengganggunya kan?" aku masih tidak percaya dengan apa yang Suga hyung katakan.

"Itu dulu. Tapi kurasa sekarang aku menyukainya, jantungku berdebar jika sedang bersamanya."

Bagai tersengat listrik aku ingin berteriak sekencang-kencangnya. Dan meneriakan 'Hyung...aku juga menyukainya! Sudah hampir 3 tahun aku menyukainya' . Tapi kurasa tidak mungkin.

"Tae, sudah lama aku tidak merasakan perasaan ini lagi, kau ingat kan jika dulu aku pernah menyukai seseorang. Tapi sebelum aku mengungkapkannya, dia sudah pergi meninggalkan dunia ini. Aku rasa aku mulai membuka hatiku lagi sekarang"

Ya Tuhan...apa yang akan aku lakukan sekarang? Suga hyung memang sudah lama tidak membuka hatinya, tapi sekarang dia sudah mulai membuka hatinya lagi..haruskah aku mengalah?

"Geurae. Aku akan mendukungmu hyung, jika kau menyukainya, kejarlah dia. Tapi setelah kau mendapatkannya, jangan pernah menyakitinya ataupun meninggalkannya. Karena....." Suga hyung menatapku dengan tatapan aneh. Mungkin karena kalimatku yang menggantung.

"...karena dia adalah temanku" aku mengulas senyumku. Walaupun senyumku kupakasakan, tapi ada sesuatu yang mengganjal.

Kenapa hatiku tidak terlalu sakit? Jelas aku menyukai Yerim. Tapi saat melepasnya untuk orang lain, hatiku hanya berdebar dan tidak terlalu sakit. Apa mungkin karena orang yang aku percayakan untuk Yerim adalah temanku sendiri? Ah mungkin saja iya.

"Aish..kau seperti orang yang sedang melepaskan cintanya saja. Sudah pasti aku tidak akan meninggalkannya. Memangnya aku orang macam apa??" Dia memasang wajah kesal. Dan itu malah membuatku geli.

Aku tertawa lepas.
"Ah hyung...kau lucu jika sedang jatuh cinta. Jadi kapan rencanamu untuk menjadikannya kekasih?"

"Tidak tau..aku masih melakukan pendekatan dengannya"

"Jangan terlalu lama. Kalau dia sudah menjadi milik orang lain sebelum kau menyatakan cintamu, kau akan menyesal."

"Aku tidak akan melakukan kesalahan yang sama. Kau hanya perlu mendoakanku saja"

Aku mengangguk dan tersenyum. Jadi aku melepas cinta pertamaku untuk temanku sendiri? Tidak buruk..mungkin dia memang tidak ditakdirkan untukku.

Bel tanda masuk berbunyi.

"Sudah ya..aku ke kelas dulu" Suga hyung pergi begitu saja.

"Aku juga akan ke kelas! Kenapa dia tidak mengajakku sekalian?" Aku juga segera pergi meninggalkan Rooftop.

^^

Hae ra POV

Aku berjalan di koridor bersama Yerim. Kami hendak pulang. Hari ini memang sekolah pulang lebih awal karena ada rapat.

"Hae ra!!" Suara berat seseorang memanggilku.

"Kau memanggilku?"

"Siapa lagi kalau bukan kau, memang ada orang lain disini yang bernama Hae ra?" Taehyung terlihat ngos-ngosan, apa dia mengejarku?

"Ehm..ada apa?"

"Ayo kita pulang bersama..aku ingin mengajakmu ke suatu tempat"

Deg!

Jantungku berdegup sangat kencang, sama persis ketika aku bersamanya saat di taman dan di minimarket.

"Aku tidak salah dengar??" Aku mencoba meyakinkan lagi. Alih-alih jika pendengaranku terganggu.

"Yoon Hae ra. Ayo kita pulang bersama, aku ingin mengajakmu ke suatu tempat!" Hm, ternyata aku tidak salah dengar. Ada perasaan bahagia, tapi bagaimana dengan Yerim? Aku akan membuatnya terluka jika aku mengiyakan ajakan Taehyung.

"Aku tidak bisa Tae, aku pulang bersama Yerim" aku melirik Yerim. Dia hanya menatap kami dengan tatapan kosong. Tapi karena aku memanggil namanya, dia tersadar.

"Gwenchana. Kau pergilah bersama Taehyung, lagipula aku juga tidak pulang sendirian kan?" Yerim tersenyum tipis dan menatapku datar.

Aku hendak menjawab tapi Taehyung sudah duluan memotong perkataanku.

"Yerim-ah..kau sangat baik. Mianhae sudah membuat Hae ra tidak pulang bersamamu. Tapi aku janji akan mengantarnya pulang dengan selamat."

"Eumm..kau harus mengantarnya pulang dengan selamat. Jangan terlalu malam.." Yerim tersenyum lagi, kini dia menatap Taehyung dalam. Tapi Taehyung malah membuang mukanya untuk menatapku, dia menghindari kontak mata dengan Yerim?

"Kalau begitu. Kajja! Kita pergi. Yerim-ah, kami pergi dulu." Tanpa aba-aba Taehyung langsung menarikku. Aku sempat memandang Yerim, diapun memandangku. Mianhae..hanya kata itu yang memenuhi pikiranku saat ini.

^^

Yerim POV

"Kalau begitu. Kajja! Kita pergi. Yerim-ah, kami pergi dulu." Taehyung membawa Hae ra pergi, aku sempat menatap Hae ra sebelum dia keluar sekolah.
Sungguh hatiku sakit melihat mereka.

Apa benar mereka memiliki hubungan? Jika tidak, mengapa Taehyung tidak pernah sekalipun mengajakku pergi ataupun sekedar pulang bersama? Hae ra...kau mengulang kejadian yang dulu? Kau ingin merebut lelaki yang aku sukai lagi? Aku mohon jangan lagi..

Tanpa sadar aku ambruk, terduduk dilantai koridor. Aku benar-benar tidak kuat lagi, air mataku menetes. Untung tidak ada siswa yang melihatku. Tapi pegangan tangan di punggungku mengagetkanku. Segera ku hapus air mataku dan menoleh ke belakang.

"Oh...eonnie? Kau belum pulang?"

"Kau menangisi mereka kan?" Eun Ji eonnie menatapku datar.

"Mereka? Maksud eonnie?" Aku berbohong, pura-pura tidak mengerti apa yang dia katakan.

"Taehyung dan temanmu. Kau cemburu kan?"

Aku terdiam. Lalu aku mengangguk.

"Sudah kuduga. Kita ikuti kemana mereka pergi, disini hatiku juga panas sama sepertimu." Aku menatap Eun Ji eonnie tidak percaya, kenapa dia tidak marah jika aku menyukai lelaki yang sama dengannya? apa mungkin karena aku sudah di anggap adiknya sendiri?

"Tapi--"

"Cepat bangun! sebelum kita kehilangan mereka. Pasti mereka masih di parkiran. Kau ikutlah dengan mobilku, telpon Ahjussi agar dia pulang" aku segera bangun dan mengikuti eonnie yang sudah berjalan terlebih dahulu.

Aku masuk di dalam mobil Eun Ji eonnie, dia mengemudi sendiri. Beruntung Hae ra dan Taehyung masih di parkiran. Aku segera menelepon Ahjussi agar dia tidak khawatir dan pulang terlebih dahulu.

"Yak! Aku akan mengikuti kalian!" Eun Ji eonnie setengah berteriak dan segera melajukan mobilnya mengikuti motor Taehyung.

Daritadi aku hanya diam menatap punggung Hae ra. Miris. Lelaki yang kusukai selalu saja menyukai Hae ra.

Cittt...

Eun Ji eonnie ngerem mendadak, itu membuatku tersentak.

"Ya! Eonnie, apa kau baik-baik saja? Kenapa berhenti mendadak?"

"Ne, aku sangat baik. Akhirnya mereka berhenti. Dan dimana ini? Mereka baru saja berhenti di Lotte World?? Apa mereka akan berkencan??!!"

"...ah jinjja! Aku tidak akan melepaskan kalian!"

Aku masih terdiam. Mungkin benar yang di katakan Eun Ji eonnie, mereka berkencan.

"Kajja, eonnie! Kita ikuti mereka" kali ini aku yang bersemangat. Aku keluar dari mobil Eun Ji eonnie dan mengikuti mereka dari kejauhan.

^^

Author POV

Seorang yeoja dan namja sedang asik menikmati setiap permainan yang ada disana.

"Hae ra, hadap sini....aku akan mengambil gambarmu" Taehyung setengah berteriak, dia mengambil beberapa foto Hae ra yang sedang menaiki komedi putar.

"Ambil gambar yang bagus ya?? Awas jika semua fotoku jelek!"

"Sejelek apapun fotomu, kau tetaplah cantik jika ditatap langsung." tanpa sadar Taehyung mengatakan itu, tapi tidak terlalu keras.

"Ne? Kau bilang apa, Tae? Aku tidak dengar" Hae ra berteriak.

"Ani. Aku tidak mengatakan apapun. Cepatlah selesaikan permainanmu, kita istirahat dulu. Aku lapar."

Hae ra sudah selesai menaiki komedi putar. Dan kini mereka berdua sedang berjalan, mencari makanan.

"Kita beli sosis saja ya? Aku tidak ingin makan nasi." Hae ra menunjuk penjual sosis bakar."

"Hmm, akan kutraktir."

"Ani! Aku akan mentraktirmu kali ini, kau sudah membayar tiket masukku kesini. Dan jangan protes!" Hae ra segera pergi ke penjual sosis bakar tanpa menunggu jawaban dari Taehyung.

"Dasar keras kepala" Taehyung segera mengikuti Hae ra.

Selang beberapa menit..akhirnya mereka duduk di bangku dengan membawa sosis bakar jumbo di tangan mereka.

"Eumm..ini enak sekali. Sudah lama aku tidak merasakannya."

"Memang kapan kau terakhir memakan sosis bakar?"

"Kira-kira saat aku masih berumur 8 tahun. Saat itu masih ada appa, dan eomma juga belum seperti saat ini. Aku bahagia sekali, tapi sekarang tidak bisa seperti dulu lagi." tanpa sadar Hae ra meneteskan air matanya.

Itu membuat aktivitas makan Taehyung berhenti.
"Mianhae, aku tidak bermaksud mengingatkanmu akan masalalu."

Taehyung memiringkan dan mendekatkan wajahnya. Bermaksud menghapus air mata Hae ra dengan tangan kirinya.
"Jangan menangis..wajah cantikmu hilang kan jadinya.."

"...oh kau belepotan! Aigoo..seperti anak kecil saja" Taehyung masih mendekatkan wajahnya, menghilangkan saos dan mayo di bibir Hae ra dengan tangannya.

Jika dilihat dari kejauhan, mereka seperti sedang berciuman. Benar saja, karena dua orang yang sedang menatapnya dari kejauhan kini tampak kesal.

"Wow!! Ini benar-benar keterlaluan! Mereka berciuman?? Aih..aku akan menghampiri mereka!" Eun Ji benar-benar panas melihat pemandangan ini. Ya walaupun itu hanya kesalah pahaman. Tetapi ketika Eun Ji melangkahkan kakinya, Yerim menahan tangannya.

"Hajima..aku mohon jangan menghampiri mereka. Hiks..apa hak kita? Hiks..biarkan saja dulu..sekarang aku hanya ingin pulang. Aku sudah tidak bisa melihat mereka seperti itu lagi." Yerim menangis menjadi-jadi. Itu membuat Eun Ji menghentikan langkahnya.

"Aish..yasudah ayo pulang saja. Aku akan membalas temanmu itu!"

Akhirnya mereka memilih menghentikan kegiatan mereka untuk memata matai.

Mianhae..aku sudah tidak bisa membelamu lagi Hae ra. Kau sudah keterlaluan. Kau mengulanginya lagi..kali ini aku tidak bisa membelamu dihadapan Eun Ji eonnie. Terserah apa yang akan dia lakukan padamu.
Batin Yerim.

"Taehyung-ah..jangan begini. Banyak orang yang memandang kita."

Akhirnya Taehyung menjauhkan wajahnya setelah melihat tatapan orang-orang.

"Mian. Jangan menangis lagi, aku lebih suka melihatmu tersenyum"

"Tapi malam saat di minimarket kau bilang padaku untuk tidak tersenyum padamu." Hae ra menghapus sisa air matanya dan kembali memakan sosisnya.

"Ck! Lupakan. Aku tidak menyuruhmu untuk berhenti tersenyum padaku, hanya saja waktu itu kau terlalu banyak senyum..."

"...membuat jantungku tidak normal saja." Lanjut Taehyung dengan suara sangat pelan.

"Ne?"

"Ehm..intinya kau harus tetap tersenyum! Apalagi didepanku. Jadi lupakan perkataanku waktu di minimarket!"

"Arraseo. Cepatlah habiskan sosismu..dan ayo kita pulang" Hae ra sudah menghabiskan sosisnya. Dan sosis Taehyung masih setengah.

"Mwo? Kau cepat sekali menghabiskannya.."

"Bukan begitu, kau daritadi banyak bicara, cepat habiskan!"

Tanpa banyak bicara lagi Taehyung menghabiskan sosisnya.

"Sudah habiskan? Kita pulang.."
Hae ra berdiri lalu melangkah untuk pergi, tapi Taehyung malah menariknya untuk duduk kembali.

"Apa yang kau lakukan? Ini sudah sore. Bukannya kita akan pulang sekarang?"

"Jangan dulu, aku ingin menceritakan sesuatu padamu"
Taehyung menatap sendu pada Hae ra.

Hae ra menghela nafas panjang.
"Ceritakanlah.."

"Aku menyerah.."

"Menyerah? Menyerah untuk apa?"

"Menyerah untuk Yerim.."

"Mwo?? Kalau kau ingin bercanda jangan sekarang. Aku sedang tidak ingin bercanda."

"Aniyo! Aku tidak bercanda..aku benar-benar akan menyerah."

"Wae?? Bukankah kau menyukainya sejak dulu? Yerim juga menyukaimu..lalu apalagi? Kau tidak percaya diri? Kau sudah ber--"

"Kau pikir mudah bagiku? Dia adalah cinta pertamaku, tapi..."
Taehyung mendongak menatap langit.

"...temanku. Ah ani! Hyungku..dia juga menyukai Yerim."

"Hyung? Siapa? Kenapa bisa dia menyukai Yerim. Dia mengenalnya?" Hae ra terus saja memberikan pertanyaan bertubi-tubi.

"Sangat. Kau juga mengenalnya.."

"Siapa??"

"Suga hyung.."

"S-suga sunbae? Bagaimana bisa? Bukankah dia membenci Yerim?"

"Aku juga berpikir seperti itu. Tapi saat ku tanya, dia tidak lagi membenci Yerim. Bisa kulihat dari tatapan matanya jika dia benar-benar tulus."

"Lalu kau menyerah begitu saja,huh? Pikirkan perasaanmu sendiri!"

"Aku sudah memikirkannya.." Taehyung menjawabnya dengan cepat.

"...Suga hyung, dia sudah lama tidak membuka hatinya semenjak cinta pertamanya pergi sebelum dia mengungkapkan perasaanya. Dan kini dia kembali membuka hatinya, dia jatuh cinta. Bagaimana bisa aku memikirkan perasaanku sendiri? Salahku juga tidak memberitahunya lebih awal jika aku menyukai Yerim. Dia sudah mengatakannya lebih dulu padaku, jika aku mengatakan kalau aku juga menyukai Yerim saat itu. Apa yang akan terjadi?"

"...aku tidak ingin dia kecewa dan menutup hatinya kembali."
Taehyung mengalihkan pandangannya dan menatap Hae ra dalam.

"Kenapa cinta pertama selalu gagal? Ahh..aku merasa semua ini seperti di dalam drama." Sahut Hae ra.

"Hae ra, jika dekat dengan seseorang jantungmu berdebar, apakah itu dinamakan jatuh cinta?"

Hae ra mengangguk.
"Apa itu yang kau rasakan saat bersama Yerim?"

"Ani. Aku bahkan tidak pernah berduaan atau sangat dekat dengannya. Memang aku menyukainya, tapi debaran itu kurasakan dulu. Dan saat aku bertemu dengannya di SMA, aku tidak merasakan itu lagi."

"A-ah..mungkin karena sekarang Yerim tidak menghindarimu, kau juga bisa bicara santai dengannya. Jadi mungkin itu yang membuatmu tidak berdebar lagi.." Hae ra gugup mengatakannya, dia merasa ada yang aneh. Tetapi dia menepis pikiran yang muncul di otaknya.

"Bukan begitu...tapi sekarang aku merasakannya.."

"Ne?"

"Aku merasakan debaran yang sama seperti dulu aku melihat Yerim pertama kali. Aku merasakannya sekarang. Disini."

Hae ra terdiam, masih mencerna apa yang barusan Taehyung katakan. Saat dia sudah mulai mengerti....

"Taehyung-ah..ini sudah sangat sore. Kajja! Kita pulang" Hae ra beranjak dari bangku dan meninggalkan Taehyung dengan gemetar.

Taehyung juga beranjak dari bangku dan mengekori Hae ra, tidak berani untuk berjalan disampingnya.

Selama perjalanan pulang, tidak ada pembicaraan di antara mereka. Hae ra diam, dan Taehyung merutuki dirinya sendiri dalam hati karena sudah mengatakan itu diwaktu yang tidak tepat.

Sibuk dengan pikiran masing-masing. Ya..itu yang terjadi di antara Taehyung dan Hae ra sekarang.



Mohon bantuannya^^

Continuar a ler

Também vai Gostar

9.1K 1.5K 24
END Sohyun sangat menyukai Jimin saat dia pertama kali melihat pria itu, selalu menyatakan cintanya kepada Jimin, dia tidak pantang menyerah untuk me...
182K 18.2K 70
Freen G!P/Futa • peringatan, banyak mengandung unsur dewasa (21+) harap bijak dalam memilih bacaan. Becky Armstrong, wanita berusia 23 tahun bekerja...
154K 10.8K 37
[Re-Editing Process] Kesalahanku di masa lalu tentu saja tidak bisa dimaafkan. Begitu dalam aku menyakitinya, aku bahkan pantas mendapatkan balasan k...
14.7K 488 23
Cerita tentang awal cinta para member BTS dan BLACKPINK