WIZARD (Broken Butterfly) END

By Ghnufa_14

180K 13.5K 628

Yang bersinar di malam hari hanyalah kunang-kunang, namun yang ku lihat malam itu adalah sesuatu yang lain. b... More

Prolog
Kupu-Kupu
Kekuatan
Surat Misterius
Wizard Academy
Turnamen Penyambutan
Sekolah
Es dan Api
Menara Lex Talionis
Ujian Bersama
Rekan
Informasi
Peringatan
Pembalasan
Menara Pengorbanan
Sora
Death Master
Tangan Kanan Pemburu Underworld
Moon Gate
Teman yang menghilang
Underworld
Perjalanan Menuju Ujung Cahaya
Cahaya Terakhir
Gadis Api
Sang Penegak Pilar Cahaya
Kastil Putih
Rahasia Dea
Merah Diatas Putih
Dunia Keabadian
Sang Penjaga Alam
Gerbang - Gerbang Dunia
Anak-anak Bayangan
Darah Terkutuk
Gerbang Neraka
Menara Pembalasan
Jiwa Yang Terlelap
Rasa Kematian Yang Manis
Pertemuan Yang Tenang
Pulau Awan
Kawah Matahari
Pohon Kehidupan
Dinding Pengorbanan
Takdir Yang kejam
!!!
Para Dewi
Dinginya Hari Penuh Darah
Negeri di Penghujung Utara
Jantung Kegelapan
Rencana B
Arti Dari Sebuah Ikatan
Akhir Terbaik
Epilog
~~~
pengumuman!

Hutan Mistis

2.7K 214 0
By Ghnufa_14

Mahluk-mahluk itu berwarna putih dengan tutul hitam, tubuhnya tidak sebesar sapi namun tidak sekecil kambing. Ekornya panjang tanpa bulu, keempat kakinya memiliki rambut yang lebih mirip seperti sepatu yang mereka kenakan. Tanduk mereka berpilin mirip banteng, dengan wajah yang dengan muka yang mirip dengan tapir. Makhluk itu mengeluarkan suara melengking seperti siulan burung, kata Won mahluk-mahluk itu disebut Topas yang dimanfaatkan oleh penduduk sekitar untuk mengangkut barang-barang.

Para Topas tidak bisa berlari namun dapat berjalan cepat, dan yang lebih terpenting mereka mudah untuk diatur dan jinak. Won telah menyiapkan perbekalan untuk masing-masing dari anak-anak itu, memberikan peta yang dimilikinya ketika masih bekerja sebagai Kesatria untuk Kastil Putih. Dia juga memberi beberapa peringatan ketika memasuki Hutan Mistis.

Dalam waktu kurang dari dua jam mereka tiba di depan hutan lebat dan gelap karena tertutup kabut yang membumbung hingga ke atas langit. para Topas itu memperlihatkan gesture tak nyaman yang membuat mereka berhenti beberapa meter di depan hutan, mahluk-mahluk itu segera berputar arah dan berjalan cepat dengan insting untuk menjauhi tempat berbahaya.

Jalan setapak yang terlukis dalam peta tidak bisa mereka samakan dengan apa yang ada di dalam hutan berkabut itu. jarak pandang yang tipis menyulitkan mereka barang hanya untuk melihat satu meter di depan mata. mereka berjalan berdekatan untuk menjaga satu sama lain, memperhatikan sekeliling dengan waspada. Menurut Won jika mereka berhasil melintasi kabut itu dan sampai di ujung sisi kabut yang lain para Tetua Kastil Putih akan menyadari keberadaan mereka dan mengirimkan bantuan, masalahnya terletak di tengah-tengah perjalanan mereka.

Karena musuh dapat muncul kapan pun mereka suka. Sesuatu melesat di antara kabut yang sedikit tersingkir, mereka segera bersiaga saat sesuatu jatuh di sekitar mereka. terbalut oleh darah merah segar di sekitar leher yang putus. Beberapa orang berteriak kaget dan getaran pada tanah mengalihkan perhatian mereka.

Sesuatu memecahkan kabut, mirip jari-jari besar yang disusul oleh tubuh tinggi menjulang yang terbalut oleh daging-daging tebal. Mereka berjengit saat menemukan sepasang mata hitam yang menatap mereka dari atas, tangan kedua raksasa itu menggenggam sesuatu yang mereka sadari adalah Alicorn atau Coni, mereka tidak bisa menebak apakah para Coni itu makhluk yang sama dengan yang mereka tumpangi untuk datang ke tempat ini sebelumnya.

Mulut besarnya terbuka, menggerakkan sesuatu yang mengerikan. Jordi segera memerintahkan teman-temannya untuk bersiaga saat serangan datang. Mereka berpencar, para raksasa bergerak lambat namun tak memungkiri kekuatan dari hantaman tubuh mereka.

Kabut itu bucar akibat pergerakannya, sedikit menguntungkan mereka dapat melihat sekitar. Jordi menemukan jalan, meneriakan teman-temannya untuk mengarah ke titik yang sama. Para raksasa mengikuti mereka dengan teriakan seperti lengkingan terompet yang tersumbat. Pemuda itu mengeluarkan kekuatan esnya untuk menahan kaki si raksasa, tetapi es miliknya tak mampu menahan pergerakan si raksasa.

Api menyambar menyelimuti kabut, memberikan sedikit terang sebelum kembali gelap. Di sisi yang lain Egi bersama Pira mencoba menghabisi salah satu raksasa yang muncul. Makhluk itu berteriak saat tubuhnya terbakar oleh api hitam, terhuyung dan jatuh menimpa pepohonan membuat kabut di sekitar mereka terangkat.

Mereka mengambil kesempatan itu untuk kabur, Egi memberikan sinyal kepada orang-orang untuk mengikutinya menuju jalan setapak.

"kalian baik-baik saja?" tanya Jordi.

"ya," jawab Dini, berbalik ke sekitarnya. "kabutnya menipis. Topan ku tidak bisa mengangkat kabut ini."

"itu tidak masalah, kita hampir mendapat tujuan." Kata Jordi.

"menarik sekali!"

Mereka dikejutkan dengan kemunculan seseorang di tengah jalan, balutan jubah hitamnya menyembunyikan sosoknya. Mereka segera bersiaga saat sosok itu berjalan mendekat.

Sosok itu berhenti melangkah, sejenak hanya diam memperhatikan anak-anak muda yang memasang posisi waspada. Suara tawa meluncur dari balik tudungnya, dia mengangkat tangan dan menarik lepas jubah hitamnya. Sosok dibaliknya terlihat, tubuhnya terbalut oleh armor sehitam arang, wajahnya pucat dengan mata sipit yang seolah tidak memiliki kehidupan.

Sosok itu mengepalkan tangan kanan di depan dada dan menunduk sejenak. "suatu kehormatan bisa bertemu dengan kalian," seringaian segera terbentuk saat dia menarik diri. "aku melihat trik hebat kalian melawan dua makhluk menjijikan itu, sangat mengesankan!"

"Siapa kau!" kata Jordi yang memunculkan es-esnya di sekitarnya, bersama Ilyas yang membuat tanah di bawah mereka bergetar.

"oh!" seru sosok laki-laki itu. "menakjubkan! Anak-anak dari Wizard Academy memang tidak bisa ditebak!"

"kau tahu?!" teriak Ilyas, menuding ke depan membuat tanah di samping sosok itu terangkat dan menghimpitnya. Tapi tiba-tiba pasak tanah itu meledak, kesatria itu masih berdiri tenang, salah satu tangannya telah menggenggam pedang hitam besar.

"tentu saja," sosok itu semakin tersenyum senang. "tidak ada yang tidak mengenal kalian!"

Dengan teriakan terakhir sosok itu menerjang ke depan, mengibaskan pedangnya yang di aliri aura hitam yang meledakkan tempat para anak-anak muda itu berdiri sebelumnya. Beruntung mereka dapat dengan cepat menghindar.

Jordi meneriakan serangan, beberapa dari mereka yang memiliki kekuatan untuk menyerang segera bergerak maju dan sisanya berlindung di belakang.

Pertarungan sengit tak terelakan, walau di serang secara membabi buta sang kesatria hitam masih tetap bertahan dengan mudah. Pedangnya mengayun menyapu bersama ombak dari asap hitam yang menghempaskan tubuh mereka hingga ke ujung jalan.

Tanah bergetar dan lubang-lubang terbentuk bersama pasak-pasak es menjulang ke udara. Lagi-lagi sosok itu berhasil menghindari serangan yang datang, mereka sama sekali tidak dapat menggores barang armornya sedikit saja.

Angin berhembus kencang dari belakangnya, menerbangan sosok kesatria itu ke udara. Egi melesat mengikuti melayangkan apinya dan mengkhatamkannya kepada sosok itu hingga tubuhnya menghantam tanah. Kepulan asap memudar dan sesuatu melesat seperti ular dan mementalkan Dini, Zaki dan Ilyas. Serangan kembali datang, kali ini berupa sosok-sosok makhluk dengan mata merah menyalah dan tubuh mereka terbentuk hanya dari kepulan asap hitam.

Makhluk itu berhasil melewati pertahanan Jordi dan Egi, melesat cepat seperti bayangan ke arah mereka yang berada di belakang. Ryoko mengangkat tangannya bersamaan dengan akar-akar besar menjulur ke udara membentuk dinding, Sarah mengibaskan tangannya dengan petir yang menggelegar bersama cahaya terang yang menyapu mahluk-mahluk itu.

"kau disana!" teriakan Pira si kesatria, pergerakannya yang mengangkat pedangnya segera terhenti ketika api hitam menghantam tubuhnya. melemparnya beberapa meter menjauh dari mereka.

"apa ini?!" tawa terdengar keras dari sosok ksatria yang bangkit berdiri kembali, api hitam membakar pundak kirinya namun dengan sekali ayunan tangannya api hitam itu menghilang.

Pira terbelalak, terkejut sekaligus tidak percaya. Sosok itu sama sekali tidak terluka.

"api hitam." Kata sosok itu menyeringai. "ternyata memang benar, tapi sepertinya kau belum sempurna."

Teriakan mengalihkannya saat Egi terbang ke arahnya dengan bola api raksasa yang menghantam tanah. Meledakkan wilayah sekitar itu seketika, Jordi dan Ilyas dengan sigap membangun pelindung sebelum api itu ikut menyambar tubuh mereka. Ledakan itu menghilang bersama asap hitam yang membumbung ke udara, sesaat menghilangkan kabut di sekitar mereka.

Pira berada di antara kepulan asap saat sesuatu menabraknya, gadis itu nyaris menyerang balik saat sebuah tubuh mengangkatnya dan membawanya menjauh.

"kau tidak apa?" kata Egi, matanya meneliti tubuh gadis itu dengan cemas.

Pira mendorong pundaknya menjauh dan mengernyit. "yang kau lakukan tadi berbahaya sekali!"

"aku tahu." Egi meringis, dia benar-benar tidak sadar telah membahayakan teman-temanya. "maaf."

"untuk itu—" perkataan Pira tidak berlanjut saat sesuatu melesat dari kepulan asap.

Ledakan terjadi ketika bola-bola hitam menghantam tanah dan pepohonan di sekeliling. Dari kepulan asap yang memudar, sosok lelaki itu muncul dengan setengah armornya yang hancur. Seringaian terbentuk di wajahnya yang mengalir darah hitam, ia menatap Pira dan Egi dengan buas.

"kau," tunjuk sosok itu ke arah mereka. "aku menginginkan dirimu!"

"tidak secepat itu!" desis Egi sembari berlari ke arahnya, tetapi tangan yang memegang pedang itu telah menebas dengan kecepatan tinggi.

Tubuh Egi terhempas ke tanah, luka sayatan yang cukup dalam menggores dadanya. Darah bersimbah ketika tubuhnya yang bergetar mencoba untuk bangkit, Pira berteriak kencang dan melesat ke arah si kesatria. Serangan nyaris terjadi ketika sesuatu jatuh dari langit, benderang seperti matahari yang jatuh ke dasar bumi. Pira terpental oleh dorongan kuat tak kasat mata, menabrak tubuh seseorang di belakangnya. Egi berhasil duduk, meringis di wajahnya menahan sakit, namun lengannya kencang mengapit Pira.

Cahaya itu menghilang bersama sosok ksatria hitam yang tak lagi terlihat. Sesuatu melayang di udara, bersinar seperti malaikat yang datang menyelamatkan. Sesuatu itu melesat turun perlahan dengan cahaya yang membalut tubuhnya, hingga mendarat dengan anggun di depan mereka. ketika cahaya perlahan memudar, sesosok tubuh berbalut jubah putih panjang yang menjuntai hingga menyapu tanah berdiri di depan mereka. Tudung jubahnya disebabkan untuk menatap satu persatu anak-anak yang ada di hadapannya.

"tenang," katanya lembut. "aku datang untuk membantu."

"Tubuh kalian penuh dengan luka, sebaiknya kalian ikuti aku." Lanjutnya.

Ia mengulurkan tangannya ke langit, cahaya putih kembali memenuhi pandangan mereka berganti dengan beberapa ekor naga yang terbang membelah kabut.

"Kalian na—"

"Pira!" itu teriakan Egi yang mengalihkan semua pandangan.

Gadis itu terkulai tak sadarkan diri di sampingnya, lelaki tua itu tiba-tiba sudah berada di hadapan mereka. Egi menarik tubuh Pira ke dalam dekapan erat dan bersiap untuk menyerang.

Lelaki itu memandangi mereka sejenak dan mengangguk. "dia hanya lelah," katanya lembut, mengibaskan tangannya membalut tubuh Egi dan Pira dengan cahaya putih yang menghangatkan. Membawa tubuh mereka ke arah langit dan menaiki para naga yang bersisik cahaya.

Mahluk-mahluk besar itu meliuk di udara, terbang perlahan membelah kabut. hutan berkabut itu dapat dilewati hanya dengan dua kepakan sayap para naga, di baliknya padang rumput terbentang sejauh beberapa meter, disambut kembali dengan hutan yang tidak terlalu lebat. Hutan terakhir itu seperti mengelilingi sesuatu, cahaya bersinar darinya.

"anak-anak." Kata si sosok berjubah putih. "selamat datang di Kastil Putih."

.....

Next part...
~ghefira~

Continue Reading

You'll Also Like

5K 273 17
TikTok : Permine7 Instragram : permineemint ⚠️ FOLLOW SEBELUM DIBACA!. ⚠️ Dilarang keras memplagiat cerita ini. Murni dari dalam otak. Tentang perem...
736K 103K 54
Dear Future Ainara, Kalau kamu sampai membaca ini berarti posisiku sekarang sudah move on dari Mas Crush. Namun, jika kamu ketiban sial, bisa jadi st...
141K 11.7K 114
Ini book isinya cuman seputar keseharian keluarga Taehyung & Jungkook ❤️ BIJAKLAH DALAM MEMBACA! Published on,06 June 2019!
809K 75.4K 49
Semuanya membohongiku, seakan-akan aku makhluk terbodoh di dunia ini. Semuanya membenciku, seakan-akan aku makhluk terhina di dunia ini. Tidak! Bahka...