WIZARD (Broken Butterfly) END

By Ghnufa_14

180K 13.5K 628

Yang bersinar di malam hari hanyalah kunang-kunang, namun yang ku lihat malam itu adalah sesuatu yang lain. b... More

Prolog
Kupu-Kupu
Kekuatan
Surat Misterius
Wizard Academy
Turnamen Penyambutan
Sekolah
Es dan Api
Menara Lex Talionis
Ujian Bersama
Rekan
Informasi
Peringatan
Pembalasan
Menara Pengorbanan
Sora
Death Master
Moon Gate
Teman yang menghilang
Underworld
Perjalanan Menuju Ujung Cahaya
Cahaya Terakhir
Gadis Api
Sang Penegak Pilar Cahaya
Hutan Mistis
Kastil Putih
Rahasia Dea
Merah Diatas Putih
Dunia Keabadian
Sang Penjaga Alam
Gerbang - Gerbang Dunia
Anak-anak Bayangan
Darah Terkutuk
Gerbang Neraka
Menara Pembalasan
Jiwa Yang Terlelap
Rasa Kematian Yang Manis
Pertemuan Yang Tenang
Pulau Awan
Kawah Matahari
Pohon Kehidupan
Dinding Pengorbanan
Takdir Yang kejam
!!!
Para Dewi
Dinginya Hari Penuh Darah
Negeri di Penghujung Utara
Jantung Kegelapan
Rencana B
Arti Dari Sebuah Ikatan
Akhir Terbaik
Epilog
~~~
pengumuman!

Tangan Kanan Pemburu Underworld

3K 255 30
By Ghnufa_14

"ditengah hutan sekali tempat ini!" seru Zaki, melipat tangan di depan dada selagi matanya terus gencar menatap puncak-puncak pepohonan kering dari atas atap mansion tua itu. dia telah diperingatkan untuk berhati-hati karena sebagian atapnya tidak lagi kuat menahan beban, di ujung atap Dio tertawa kencang. "apakah ini benar-benar Tokyo? Aku pernah melihat foto kota Tokyo di internet, tapi berbeda jauh dengan apa yang ku lihat sekarang! Bukankah Tokyo sudah penuh dengan gedung-gedung tinggi?!"

"Tokyo pun punya wilayah pinggiran juga!" seru Dio, kakinya berayun ringan bergantung di atap.

Langit tampaknya membeku pagi ini, dengan udara dingin berhembus tak hentinya. Walaupun begitu tidak ada salju yang turun hari ini. Padahal sebelum kami pergi di Wizard Academy sendiri sudah mulai turun salju, atau hanya ada sedikit perbedaan di sini? Aku tidak terlalu memperhatikannya.

Pepohonan tanpa daun, semak-semak serta rumput yang mengering di bawah sana membuat Suasana menjadi mati dan membeku. Mansion ini benar-benar terletak di tengah hutan, tidak jauh dari sini masih bisa terlihat bangunan-bangunan kota yang padat. Jika diluar musim dingin aku yakin bangunan ini akan sepenuhnya tersembunyi oleh pepohonan rindang dan semak-semak tinggi, namun sekarang musim dingin, dan semua tumbuhan masuk ke dalam waktu tidur mereka. Tapi ku rasa tetap cukup sulit untuk menemukan adanya bangunan megah dan tua ini di tengah hutan dengan tekstur tanah yang berundak-undak seperti bukit.

Satu malam lewat begitu saja, tidur tidak cukup untuk mengembalikan tenaga dan kekuatan kami. Aku bahkan tidak benar-benar bisa tidur semalam, dan ku rasa yang lain juga tidak bisa tidur pulas. Bagaimanapun kejadian kemarin benar-benar terasa seperti mimpi—aku harap begitu—tapi kami hanya berjumlah tujuh orang, sedangkan sembilan orang lagi terjebak entah di mana setelah tersedot oleh pusaran yang diciptakan Dea. Kami pun kehilangan dua orang rekan yang sangat berharga di waktu yang singkat, ini benar-benar mimpi terburuk yang pernah ku alami. Kami tidak pernah bisa merasakan ketenangan hanya untuk beristirahat.

Kami akan beristirahat untuk beberapa hari—dipaksa oleh Sora juga—untuk memulihkan tenaga dan kekuatan, serta menunggu Sora mengemas semua informasi yang didapatkan oleh bosnya untuk dibawa ke Underworld. Ya, itulah keputusannya. Kami akan pergi ke Underworld, tempat atau dunia yang diyakini Dea dan para Master berasal. Sora pun mengizinkan kami untuk mengetahui isi dari informasi yang telah dikumpulkan, tapi pemuda itu harus pergi pagi-pagi karena data-data yang dia miliki tersimpan di tempat yang berbeda. dia tidak ingin memberitahunya, dan aku tidak berniat memaksanya.

Hari masih pagi untuk merasa resah kapan Sora akan kembali. Jadi aku mengikuti teman-teman Sora membawa kami berkeliling mansion tua itu. Sebagian mansion itu yang dapat difungsikan, sisanya dibiarkan terbengkalai. Mereka beralasan membiarkan tempat itu tampak tak terurus dan tak berpenghuni untuk menurunkan minat orang lain mendekatinya, mereka menyebut tempat itu sebagai markas. Seperti yang terlihat di beberapa ruangan terdapat perangkat-perangkat canggih mirip seperti yang ada di film-film laga, mereka pun memiliki beberapa ruangan rahasia untuk menyimpan senjata.

Walaupun Sora mengatakan mereka sudah pensiun dari dunia kejahatan—bahkan sebagian besar orang-orang di sini telah bekerja di berbagai tempat—mereka tetap menyimpan semua alat-alat organisasi untuk digunakan jika terdesak. Ku rasa seperti sekarang.

Angin berhembus kencang melewati ku, menggoyangkan pepohonan, angin itu berputar seperti topan beberapa meter di tengah lapangan hingga akhirnya menghilang seperti ditarik dari dua sisi. Zaki melompat turun tepat setelah topan kecil itu menghilang, dia memandangi sekeliling sebelum berlari ke arah mansion. Dio muncul dari balik hutan bersama David dan Jeriko, mereka sepertinya sangat menikmati jalan-jalan singkat ini.

"semuanya begitu bersemangat." Aku mendongak, Melly muncul dari dalam rumah dengan sweater abu-abu yang entah bagaimana didapatkan salah satu teman Sora. Tidak hanya menyediakan tempat berlindung dan makanan untuk kami, mereka pun dengan repot memberikan kami pakaian baru yang lebih layak. Aku suka idenya, jujur saja aku tidak lagi ingin melihat seragam akademi itu! "syukurlah!"

Aku tersenyum kecil dan mengangguk, kembali melihat keempat laki-laki itu yang sedang berputar-putar entah melakukan apa. "kemarin benar-benar melelahkan."

Suara bergemerisik ketika Melly duduk di sampingku sambil menyapu rumput. "kau baik-baik saja, Pira?"

Aku menatapnya sekilas, mencoba tersenyum sebaik mungkin. "ya, sudah lebih baik."

"aku harap yang lain juga baik-baik saja." kaat Melly, memeluk lututnya. Wajahnya berkerut. "entah dimana mereka terdampar, mungkinkan di Underworld?"

Aku menatap Melly, mengernyit. "Melly, apakah kau meramal sesuatu?"

Melly menatap ku dengan kedua alis terangkat, tiba-tiba dia tertawa kecil yang membuatku mengeryitkan dahi. "aku bukan peramal, Pira."

Wajahku terasa memanas, sayangnya aku tidak menemukan kata yang lebih tepat untuk menggambarkan kekuatannya. "maaf, maksudku—"

Melly menggeleng, senyumnya tampak lebih legah dari sebelumnya. "semalam aku bermimpi, mereka baik-baik saja. terlempar ke suatu tempat, yang kulihat seperti di tengah hutan, tapi tidak jauh dari sana ada sebuah desa."

"mengapa sebelumnya kau pikir itu Underworld?" tanya ku.

"mungkin karena suasana yang tidak biasa?" Melly mengernyit sambil mendongak, mengetuk dagunya. "aku tidak terlalu ingat bagaimana bentuk tempat itu. tapi jika dipikir-pikir, aneh saja jika Dea melemparkan mereka ke negara lain. jadi ku pikir dunia lain."

Oh, gadis yang cerdas! "jika mereka benar-benar terjebak di Underworld, mereka pasti akan baik-baik saja. kita akan segera bertemu kembali."

"Underworld sepertinya bukan tempat seramah itu." Zaki datang bersama anak laki-laki lain ke arah kami. Dio dan David segera mengambil posisi duduk, Jeriko sesaat tampak kebingungan hingga David menarik tangannya untuk duduk. "kalian tahukan, tempat itu dunia lain!"

"maksudmu tempat itu ada monster, penduduk yang memakan manusia, pulau kura-kura?" kata ku, setengah mengejeknya.

Zaki duduk sambil berdecak. "maksud ku, kita belum tahu apa yang menghuni dunia itu! kita tidak bisa berharap yang lain selamat setelah terlempar!"

"bagaimana menurun penglihatan mu, Melly?" tanya ku, agak kesal. "bagaimana keadaan mereka?"

"aku tidak yakin," kata gadis itu sambil mengangkat pundak kaku. "aku tidak melihat bagaimana keadaan mereka."

"nah! kita tidak tahu!" seru Zaki lagi, mendengus. "Faradiba sudah tiada, Rey entah bagaimana keadaannya. Egi, Valery, Ryoko, Sarah, Sirti, Alva, Dini, Ilyas, dan Sapta terjebak di Underworld. Rasanya berdiam diri di sini tanpa melakukan apa pun, menyebalkan!"

"jangan begitu!" kata David, menopang tubuh dengan kedua tangan di belakang badan. "Sora sedang mengambil data-data yang telah ditemukan, bukan? Dengan begitu kita memegang informasi penting, jika teman-teman yang lain mungkin tertangkap di dunia itu. kita bisa pergi ke orang yang di bantu bosnya Sora untuk mendapatkan bantuan, aku yakin kita bisa membuat kerja sama!"

"oh, ide yang bagus!" seru Dio, mengacungkan jempolnya.

"tapi sebelum itu, dimana Jordi?" cicit Jeriko. Aku tidak tahu, memang sifatnya yang pemalu dan kaku atau dia merasa segan sekarang?

"dia sibuk dengan paman-paman itu!" kata Zaki, terdengar kesal. "dia tampak sangat santai setelah malam itu, bahkan sempat-sempatnya ingin mencoba beberapa senjata."

"apa?! Senjata?! Aku juga ingin coba!" seru David cepat.

"kita tidak di sini untuk bermain-main, teman-teman!" peringat Melly cepat, tersenyum kecut, dia menatapku. "Pira, apakah kau tidak ingin mengunjungi keluargamu?"

Pertanyaan Melly yang tiba-tiba membuat ku terkejut. "mengunjungi keluarga ku?"

Melly mengangguk. "kau dari Jepang, bukan? Dan tinggal di Tokyo juga, kau bisa mengunjungi keluargamu selagi kita menunggu Sora."

Terimakasih atas perhatiannya tapi aku tidak bisa melakukannya sekarang, jika aku menemui keluarga ku mereka pasti kebingungan mengapa aku tiba-tiba sudah ada di Jepang. Lagi juga, mungkin Dea mengirimkan mata-mata ke setiap rumah kami kalau kami kembali ke rumah masing-masing. Jadi aku menggeleng tegas, aku tidak akan kembali sebelum menyelamatkan teman-teman ku.

"sebaiknya tidak, kurasa." Aku menatap Dio yang juga sedang menatapku. "ternyata kau dari Jepang juga, mengenal Sora. Ku rasa kita pernah bertemu sebelumnya."

Dio mengangkat pundak. "entahlah, aku jarang bertemu Sora beberapa tahun terakhir. ku dengar dari yang lain dia sedang menunaikan pekerjaan utamanya."

Diam-diam aku meringis, maksudnya aku!

"oh, sebaiknya kita pergi." Kata Zaki, bangkit berdiri terlebih dahulu dengan kepala mendongak.

Aku ikut mendongak, di atap mansion terlihat Jordi yang sedang melambaikan tangannya. meminta kami untuk datang ke atap. Sambil mendesah malas aku bangkit berdiri diikuti yang lain, kami pergi ke atap melalui tangga khusus yang dibuat setelah anggota itu memiliki tempat ini, David dan Zaki berlari semangat di depan. ketika kami sampai Jordi tidak sendiri, ada beberapa rekan Sora disana. Tidak hanya itu mata ku menangkap koper-koper yang terbuka berisi senjata api berbagai jenis, Katana, pisau-pisau, bahkan busur panah.

"apakah kita akan berlatih perang-perangan?" kata Zaki bergurau.

Tapi Jordi mengangguk kaku. "ya, kita akan berlatih perang sebelum terjun ke perang yang sesungguhnya."

"apakah kau bercanda?!" seru David.

"perang?!" terik Jeriko terdengar shock.

"setelah apa yang terjadi, dan perkataan Sora semalam. Tidak dipungkiri, sebentar lagi kita akan kedatangan perang besar. kita harus mempersiapkan diri. Kita sudah dipastikan berkhianat dari Dea dan wanita itu memiliki ratusan bala tentara Wizard yang tangguh." Jelas Jordi, yang sama sekali tidak membuat tenang.

"kalian mungkin menggunakan kekuatan super, tapi ada kalanya juga kalian harus menggunakan senjata dalam bertarung." Kata salah satu rekan Sora yang ku lupa namanya, dia membawa beberapa bilah katana. "ku dengar dari Sora, jika di dunia itu memiliki pemerintahan kerajaan. kalau begitu mereka pasti menggunakan senjata-senjata lama."

"tapi satu hari mungkin tidak akan membuahkan hasil apapun, paman." Kata Dio. "waktu kami di sini tidak lama."

Rekan Sora tertawa. "bukan berarti kalian tidak akan mendapatkan apapun dari latihan ini, bukan?"

Dio terdiam, melirik ku dan teman-teman yang lain. akhirnya kami memutuskan untuk berlatih menggunakan senjata yang sudah di siapkan, ku pikir itu juga ide bagus karena sebagian dari kami sudah mulai menggigil oleh cuaca yang dingin. Lebih baik banyak bergerak untuk menghangatkan tubuh. Karena aku dan Dio bisa menggunakan senjata, rekan-rekan Sora meminta kami menunjukkan kemampuan kami kepada yang lain dari duel. Jujur saja ini membuat ku kesal, apalagi mereka mengolok-olok kami dengan sebutan 'Murid terbaik Sora' dan 'Tuan Putri'. Aku paling tidak suka dipanggil dengan sebutan itu.

Tapi duel itu tidak bisa dihindari. Karena mereka tidak memiliki pedang kayu, kami menggunakan katanya asli yang begitu indah. aku memiliki beberapa buah katana di rumah hasil tempahan tangan, yang dibuat eksklusif hadiah dari ayah. Jujur saja aku agak gugup, apa lagi setelah kutahu Dio adalah murid yang dilatih Sora. Begitu pun aku, tapi rasanya ini seperti penilaian pada dua murid dari guru yang sama siapa yang paling hebat dan menguasai dari latihan. Ini menyebalkan!

Seperti yang ku duga, pertandingan ini cukup sengit. Awalnya Dio tampak ragu dan menahan diri, karena aku tahu itu dan tidak menyukainya. Aku menyerangnya dengan kekuatan penuh di awal, yang membuatnya tersudut hingga nyaris melepaskan genggamannya pada gagang katana. Tapi dengan cepat situasinya mulai berat, Dio sadar dia salah dan tidak lagi menahan diri sedikit pun. Dia berhasil menyudutkan ku hingga ke pojok, beberapa kali berniat meregangkan genggaman ku. di suatu waktu ketika posisi kami memiliki cela, aku memanfaatkannya dengan melancarkan tendangan. Dio yang tidak sadar jatuh dan berputar menjauh.

"itu tidak adil!" serunya tak terima.

Aku mengangkat pundak, melirik rekan-rekan Sora yang berseru girang. Ku rasa mereka sengaja untuk mendapatkan tontonan di waktu yang membosankan. "tidak ada peraturan untuk tidak menyerang dengan fisik."

Dio mendengus dan kami kembali bertarung. Dia sepertinya mulai berpikir di luar peraturan-peraturan umum pertarungan, seperti misalnya berbuat curang atau memanfaatkan situasi. Aku akui dia cukup pintar untuk mengatur serangan-serangan yang akan datang, akhir pertandingan itu ditentukan setelah aku sengaja melemparkan pedang ku ketika pedang kami berbenturan. Menyusup ke bawah lengannya dengan membekukan lantai lalu duduk, mengangkat kedua tangan ku.

"aku bosan, anak-anak yang lain butuh latihan." Kata ku santai, berdiri dan pergi ke pinggir lapangan.

Akhirnya rekan-rekan Sora mau membimbing yang lain menggunakan senjata. Hari semakin siang dan angin berhembus semakin kencang membuat kami memutuskan untuk menyudahi latihan di luar, sebagai gantinya rekan-rekan Sora menawarkan untuk melanjutkan latihan itu di dalam ruangan. terkhususnya David dan Zaki sangat bersemangat yang langsung menyetujuinya.

Aku memutuskan membantu Melly menggunakan busur, caranya menangkap penjelasan sangat cepat. Walau kesulitan menarik tali busur, caranya mengangkat busur itu dan memposisikan tubuhnya cukup baik. Jordi cepat tanggap, aku yakin dia pernah mengikuti pelatihan bela diri atau anggar di tanah kelahirannya. Jeriko ketakutan setiap kali dihadapkan dengan target, entah pisau atau katana selalu terlepas dari tangannya, namun sebelum senjata itu jatuh ke lantai benda itu melayang dan kembali ke tangannya. akhirnya rekan-rekan Sora memutuskan dia lebih cocok menggunakan busur atau pisau karena kekuatannya yang dapat mengendalikan objek.

Latihan itu berhenti ketika makan siang, bertepatan juga dengan kembalinya Sora ke mansion. Sosoknya kotor seolah dia berguling di tanah sebelum datang ke sini, ada baret di pipi dan dagunya. Dia meletakkan dua peti besar di atas meja, yang juga penuh tanah dan debu. Mengeluarkan satu persatu isinya yang berupa gulungan kertas, buku-buku lecek, potongan kertas hingga yang berupa lembaran. Ada juga beberapa benda seperti sesuatu yang mirip ranting, tabung-tabung aluminium, kotak-kotak yang terkunci.

"apakah semua ini dari Underworld?" tanya Melly bersemangat, dia sampai mencondongkan tubuhnya ke meja untuk melihat barang-barang itu lebih jelas.

Sora tersenyum sambil menggeleng. "beberapa dari Underworld, tapi sebagian besar di curi dari Wizard Academy dan Menara Lex Talionis."

"mencuri dari Dea." David menggeleng sambil berdecak. "Luar biasa!"

"ya, karena balasannya sepadan." Jawab Sora yang membuat David meringis. "ah, kalian bisa membaca dokumen-dokumen ini. kertas-kertas lain isinya sudah dirangkum dalam dokumen itu."

Kami mengambil buku-buku yang dijahit oleh tali goni di bagian sampingnya, lembaran-lembaran di dalam sana penuh bercak kecoklatan dan guratan. Semua isinya ditulis tangan, menggunakan bahasa Jepang, Inggris, bahasa lain yang sepertinya adalah bahaya Yunani dan sesuatu yang sangat asing. Mirip bahasa alien, yang ku yakin adalah bahasa Underworld. Tapi simbol-simbol itu telah diterjemahkan dalam bahasa yang bisa dimengerti, aku membolak-balik halaman yang tidak bisa dicapai oleh otak ku. sesekali aku memperhatikan sekeliling, menyaksikan Jordi dan Melly yang sangat fokus di setiap lembarnya, wajah Dio dan Jeriko yang kebingungan, wajah pucat David yang seperti ingin muntah, dan Zaki yang sepertinya tidak peduli apa isi dari buku itu.

"kalian benar-benar yakin mau pergi ke Underworld?" tanya Sora untuk yang kesekian kalinya, walau pertanyaannya seperti ditunjukkan untuk kami semua, tatapannya selalu mengarah pada ku. "dunia itu lebih berbahaya dari pada dunia ini! kalian tidak hanya akan bertemu penjahat namun juga iblis dan mahluk-mahluk berbahaya!"

"kau tidak berfikir itu surga, bukan?" kata ku, mendengus. "Sora, kau pernah bilang jika perang akan terjadi yang dapat mempengaruhi kedua dunia. dea pasti pelakunya, dan jika kami tidak pergi ke Underworld untuk memperingatkan orang-orang di sana ramalan itu akan terjadi. Setidaknya walau kami tidak memiliki kekuatan untuk melawan Dea dan pasukannya, aku yakin seseorang di Underworld memiliki cara untuk menghentikannya."

"lagi pula jika kami hanya diam saja hanya hal buruk yang akan terjadi." Kata Melly, melirik ku dengan senyum tenang. "kami sangat berterima kasih atas bantuanmu!"

Sora mendesah panjang, kekecewaan di wajahnya tampak jelas. Aku tahu dia mengkhawatirkan kami—terkhususnya aku—tapi kami tidak bisa berhenti sekarang. "baiklah, kalau begitu kalian perlu mengenal sedikit tentang dunia itu."

Sora mengambil salah satu gulungan perkamen coklat dan melebarkannya di tengah meja, sekali lihat semua orang tahu jika itu adalah peta. "ini adalah peta Underworld yang dibawa oleh bos ku dari Wilayah Terang."

Satu lagi istilah aneh yang muncul dari mulut Sora. Pemuda itu membungkukkan punggungnya dan mengambil beberapa berkas. "Underworld seperti layaknya dua planet yang saling terhubung dengan jembatan. Awalnya dunia itu sama normalnya seperti dunia ini, selama masa ke empat dewi masih berada di dunia. namun setelah keempat dewi menghilang dunia itu mulai terbelah menjadi dunia. Wilayah Gelap dan Wilayah Terang, sejak awal dunia itu memiliki banyak ras yang berbeda. Terkhususnya penduduk kegelapan yang awalnya hidup dalam bayang-bayang dunia itu muncul ke permukaan setelah keempat dewi menghilang, membusukan setengah dunia yang akhirnya disebut Wilayah Gelap. Kami juga mendapatkan informasi jika Wilayah Gelap itu dipimpin oleh seorang utusan Dewi Kematian yang masih hidup hingga sekarang. Wilayah Terang merupakan sebutan bagi dunia Underworld yang masih bertahan, Raja Cahaya yang menguasai Wilayah Terang bekerja sama dengan Ratu Peri untuk menghentikan penyebaran tanah yang membusuk agar tidak memenuhi dunia itu, dengan dibangunlah keempat gerbang ujung dunia yang diatas namakan pada Dewi sebelumnya."

"dunia itu sudah dalam keadaan berperang sejak ratusan tahun lalu." tekan Sora, menatap kami tajam satu persatu. "terakhir kali ketika Bos mengunjungi Underworld, keadaannya semakin memburuk. Katanya sudah ada rombongan mahluk kegelapan yang berhasil menembus gerbang."

"apakah orang yang ditemui Bos mu ketika pergi ke Underworld adalah Raja Cahaya?" tanya Jordi.

Sora mengangguk. "sang Raja lah yang meminta tolong pada bos ku untuk memata-matai Dea di dunia ini. mereka yakin jika Dea adalah salah satu penduduk kegelapan yang sedang membentuk pasukan untuk perang perebutan wilayah."

"pasukan yang kau maksud," kata Jordi dengan suara serak, wajahnya tampak tegang. "para Wizard, apakah pasukan itu sudah dikumpulkan di Underworld?"

Sora mengernyit, menggeleng pelan. "aku tidak tahu, memang ada informasi yang mengatakan jika para Wizard dari dunia ini lah yang akan dijadikan serdadu. Namun tidak tahu apakah mereka sudah dikumpulkan di Wilayah Kegelapan atau belum."

Yang dimaksud Jordi mungkin keberadaan Kakaknya saat ini, seperti aku yang memiliki tujuan untuk menyelamatkan teman-teman ku, dia ingin menyelamatkan Kakaknya yang sudah bergabung dengan Wizard Academy sejak awal dan menghilang dengan kabar aneh.

"bagaimana cara kami menemui Raja Cahaya itu?" tanya Zaki.

Sora menunjuk petanya. "dari informasi terakhir dia berada di tengah-tengah Wilayah Terang. Penduduk Wilayah Terang tidak tahu jika Raja mereka bekerja sama dengan manusia dari dunia lain, tapi mereka termasuk orang yang ramah untuk pendatang. Tapi kalian harus tetap waspada dan berhati-hati, Penduduk Wilayah Gelap dapat dalam wujud apapun di dunia itu."

"kami akan mengantarkan kalian ke Moon Gate ketika bulan berada di puncaknya, pada saat itulah gerbangnya dapat terbuka." Kata Sora dengan suara berat, menarik diri dan bersandar di sofa. "walaupun melemparkan kalian ke tempat yang berbeda, seharusnya jaraknya tidak akan berjauhan. Kalian tinggal berdoa saja tidak akan terdampar Wilayah Kegelapan."

Mendengar ucapan Sora membuat kami meringis serempak, jadi kemungkinannya termasuk jatuh di Wilayah Kegelapan?! Bukankah sama saja dengan mempertaruhkan nyawa di meja judi bersama para iblis?!

Sisa siang itu kami habiskan untuk mempelajari informasi apa saja yang telah ditemukan. Kebanyakan tentang wilayah-wilayah yang berpotensi sebagai tujuan dari sang Ratu Bayangan yang ingin menguasai seluruh daratan Wilayah Terang. Ada pun tentang bangsa-bangsa yang mau bekerja sama untuk mempertahankan Wilayah Terang. Kami juga mendapatkan informasi tentang bagaimana keadaan Wilayah Gelap saat ini, mereka memiliki pasukan monster yang tak terkira, penyihir-penyihir ilmu hitam dan berkat-berkat yang diturunkan oleh Dewi Kematian yang menguasai Tanah Kegelapan.

Sora sempat berkata jika teman-teman ku adalah reinkernasi pada Dewi itu. Dea mungkin mengumpulkannya agar reinkarnasi para dewi ini tidak mengganggu rencana yang telah dibuatnya untuk menguasai Underworld dan mungkin juga Dea tahu cara menggunakan kekuatan para Dewi itu untuk kepentingannya. Lalu ku sadari, teman-teman ku yang tertangkap, Arin, Eva, dan Rara. Jika mereka reinkarnasi para Dewi, berarti sudah ada tiga orang Dewi yang dikuasai. Hanya tersisa satu dewi lagi yang belum ditemukan Dea.

"kami belum tahu ketiga teman mu itu berasal dari reinkarnasi dewi apa." Kata Sora merasa bersalah.

Ini buruk. jika Dea memiliki kekuatan tiga dewi sekarang dia akan sangat sulit dikalahkan. Sora juga menegaskan jikalau Dewi Kematian berpihak pada Dea dipastikan Wilayah Terang tidak akan bisa menang. Hanya ketiga Dewi lain yang bisa menghentikannya, dan tidak ada yang tahu apakah ketiga teman ku merupakan reinkarnasi dari dewi apa. Jikalau salah satu dari mereka adalah reinkarnasi Dewi Kematian itu adalah kabar buruk, walau kami bisa menemukan reinkernasi dewi terkahir dan mencari tahu cara mengalahkan Dewi Kematian mungkin akan cukup sulit. Dan jikalau Dewi Kematianlah yang belum ditemukan, kami harus menemukannya lebih dulu. Jika bisa, kami harus mengendalikannya. Dia bisa menjadi senjata terbaik yang bisa menumpaskan seluruh penduduk Wilayah Kegelapan dan mungkin dapat menundukan Dea.

Kami harus mendiskusikan hal itu pada RajaCahaya nanti dan mendengar pendapatnya lebih jauh tentang rencana Perang.Apakah kami para Wizard pengkhianat dan pasukan dari Wilayah Terang cukup untukmengalahkan penduduk Wilayah Kegelapan dan pasukan Wizard yang telah dikumpulkan Dea?

.............

Next part...
~ghefira~

Continue Reading

You'll Also Like

19.2K 2.2K 47
Setelah perang suci yang di lakukan pasukan kegelapan dan Kerajaan cahaya Western. Zen berhasil menduduki tahta kerajaan Western setelah Alan menyera...
139K 12.8K 54
[TAMAT] Apa yang terjadi jika musik dan segalanya yang berkaitan itu dilarang? Dellysa, gadis yang penuh dengan sejuta rahasia. Namun, dirinya belum...
365K 27.6K 55
Awesome cover by imelda priskila Sudah tamat Piece Of Magic 1 The Return of the Witch (Dulu berjudul Magic World) 4 oktober 2017 - 19 Juli 2018 High...
115K 20.8K 53
(Petualangan - Fantasi) Sequel dari cerita TERPILIH. Usai sudah petualangan Ellysha mencari tujuh batu cahaya di dunia Arsga. Namun, tidak dengan mis...