Love and Promise

Oleh astuti_R17

10.7K 354 4

(typo bertebaran di mana-mana) # judul awal: love and promise Mampu aku untuk melupakan tentang dirimu? Mampu... Lebih Banyak

part 1
part 2
part 3
part 4
part 6
part 7
part 8
part 9
part 10
part 11
part 12
part 13
part 14
part 15
part 16
part 17
part 18
part 19
part 20
part 21
part 22
part 23
part 24
part 25
part 26
part 27
part 28
part 29
part 30
sekedar info
Part 31
part 32
Part 33
Part 34
Selesai

Part 5

373 14 0
Oleh astuti_R17

Bel pertanda pulang sekolah berbunyi nyaring, semua siswa siswi berhamburan ke luar kelas. Aku berjalan pelan di samping Riana.

"Rev lo pulang bareng gue yah?"

"Gue gak bisa Ri maaf yah."

"Lo gak bisa kenapa?"

"Gue ada janji sama seseorang."

"Seseorang siapa rev cewek cowok?"

"Kepo deh lo Ri." Gue pergi meninggalkan Riana.

"Okey lo udah mulai gak suka cerita ke gue lagi, berati lo ngga anggep gue sahabat!" Kata Riana dengan nada mengancam.

"Gue mau ketemu Byan, dia mau ngomong tentang Dion." Gue membalikan badan dan menghampiri Riana.

"Byan yang kata gue cowok populer disekolahkan?" Gue mengagukan kepala pelan. "Emang dia siapanya Dion?" Kata Riana penasaran.

"Gue juga gak tau tapi dia bilang kalau mau tau dia siapanya Dion, gue harus datang ke lapangan basket sepulang sekolah."

"Ya udah lo samperin dia sekarang takut dia nunggu!" Perintah Riana.

"Ya udah gue pergi, dadah Riana." Gue melambaikan tangan ke arah Riana.

Gue duduk di lapangan basket menunggu Byan tapi dia gak nonghol-nonghol dari tadi dan sekarang sudah 15 menit gue menunggu dia, apa jangan-jangan dia udah pulang yah? Entahlah.

"Eh maaf gue telat." Byan menepuk pundak gue pelan, lalu dia duduk di sebelah gue.

"Lo lebih dari telat, gue udah 30 menit nunggu lo tapi lo baru sekarang datang, gue jamuran disini gara-gara lo!" Kata gue marah-marah.

"Tadi gue malah pulang ke rumah, gak inget ada janji sama lo, tapi pas pertengahan jalan gue baru inget dan langsung balik ke sekolah." Kata Byan dengan Raut wajah tak berdosa.

"Apa lo bilang!" Teriak gue. "Lo lupain janji lo sama gue, apa lo udah pikun? emang berapa sih umur lo?" Gue menyindir Byan.

"Biasa aja kali dan gue cuman lupa bukan pikun." Bian menekan kata lupa dan pikun. "Lo cuman nunggu 30 menit gak lama kok, jadi gak usah marah-marah." Byan terlihat santai tanpa perasaan bersalah sama sekali.

"Apa lo bilang! 30 menit lo bilang bentar, lo itu orang yang gak ngehargain waktu, 30 menit itu sangat berati buat gue!" Gue membentak Byan dan berdiri dari tempat duduk gue.

"Lo mau ke mana?"

"Gue mau pergi!"

"Katanya lo mau tau tentang Dion?" Kata Byan dengan nada santai.

"Gue gak mau tau Dion siapanya lo dan gue gak mau lama-lama dekat lo, karena bisa-bisa gue kena darah tinggi." Gue marah-marah sama Byan, dan lari menjauh dari lapangan basket.

Byan mengejar gue dan teriak-teriak manggil nama gue, sesampainya gue di tempat menunggu bus, gue melihat ke arah belakang, syukurlah Byan gak ngejar gue lagi karena gue gak liat Batang hidungnya Byan.

Gue melirik jam yang melingkar di tangan kiri gue jam 5 sore, bus atau pun angkutan umum tak ada satu pun yang lewat.

Gue memandang langit sore tampak gelap sepertinya akan turun hujan. Gue berdiri dari tempat duduk gue Lalu berjalan meninggalkan halte.

Hujan mulai turun, gue merentangkan tangan sambil berputar merasakan air hujan yang mulai membasahi tubuh gue.

"Ahhhh!" Teriak gue

Berteriak di tengah hujan bisa membuat gue terlepas dari semua beban walau hanya sekejap, gue menutup mata, gue melihat wajah mama dan papah tersenyum bahagia, ingatan-ingatan masa kecil bersama mereka membuat gue ingin kembali lagi pada masa itu karena sekarang gue udah jarang bertemu mereka, mereka sangat sibuk dengan urusan mereka masing-masing sehingga melupakan gue.

Tiba-tiba hujan berhenti gue membuka mata gue dan yang pertama gue lihat adalah sebuah kalung berbentuk bintang dan ada seseorang di belakang gue yang memegang payung.

(Anggap aja tuh kalung tulisannya Reva tapi pakai tulisan korea)

"Dia hanya ingin liat lo bahagia, dia selalu sedih kalau liat lo menangis dan dia pesen sama gue buat menyampaikan ini ke lo. Dia ingin lo berhenti lakuin hal konyol yang bisa buat lo sakit ataupun terluka, dia selalu khawatir akan keadaan lo padahal dia dalam kondisi yang sakit parah, lo harus ingat lo adalah bintang untuknya, bintang yang paling terang di antara bintang yang lain di kegelapan malam." Gue mengambil kalung yang ada di hadapan gue dan membalikan badan, sudah gue duga dia pasti Byan.

"Lo jangan seperti ini lupain Dion dan ingat orang tua lo itu kerja hanya untuk kehidupan lo yang lebih baik dan stop untuk bersedih, raih kebahagiaan Lo sendiri."

"Jangan sok tau lo tentang orang tua gue!" Gue membentak Byan.

"Dion bilang ke gue kalau lo suka cerita tentang orang tua lo dan lo selalu ngeluh karena orang tua lo gak pernah ada di rumah." Byan menatap mata gue lekat. "Gue cuman mau wujudkan janji gue ke Dion."

"Janji apa yang lo maksud?!" Kata gue ketus.

"Gue janji bahwa gue akan wujudkan semua ke inginan Dion, dan keinginannya hanya satu yaitu liat lo bahagia walaupun gak bersama Dion, dan Dion ingin lo benar-benar melupakan dia."

"Seberapa jauh hubungan lo sama Dion?"

"Gue udah sahabatan sama Dion dari kecil, gue udah anggep Dion saudara gue sendiri." Gue diam membisu sambil menahan air mata, walaupun Dion sudah tidak ada dia tetap memastikan gue terus bahagia.

"Kalau lo mau nangis, nangislah sepuas lo biar lo merasa lega." Byan memeluk gue dan hujan semakin deras.

"Kenapa lo baru bilang sekarang?"

"Gue udah cari tau tentang lo setahun ini dan gue udah pastikan bahwa lo cewek yang Dion maksud, makanya gue baru bilang ini ke lo." Byan melepaskan pelukannya dan membuka jaketnya. "Pakai jaket gue biar lo gak Kedinginan." Byan menyerahkan jaket ke gue.

"Tapi lo?"

"Gue gak papah kok, lo aja yang pake." Kata Byan santai.

"Makasih." Gue berhenti menangis dan tersenyum manis ke arahnya.

"Sama-sama."

"Terus ini kalung Untuk siapa?"

"Itu kalung untuk lo, hadiah anniversary dari Dion tapi Dion keburu pergi padahal dia udah siapin ini beberapa bulan sebelum anniversary Lo sama Dion." Gue menatap kalung putih berbentuk bintang sangat cantik dan indah.

"Eh tunggu kok lo tau gue disini?"

"Hehehe gue ikutin lo dari tadi." Byan tersenyum sangat manis.

Byan memegang tangan gue dan membawa gue ke mobilnya. Gue duduk di samping kemudi sambil memandang wajah Byan, dia memang tampan pantas saja banyak orang yang suka sama dia.

"Rumah lo di mana?" Gue menyebutkan alamat rumah gue. Byan menyetel lagu bahasa Inggris dan gue menikmati lagu itu sampai gue ikut bernyanyi, tanpa gue sadari Byan sedang tersenyum ke arah gue.

"Suara lo bagus juga." Kata Byan setelah lagu itu selesai.

"Biasa aja kok."

"Lo suka lagu ini?"

"Yah ini salah satu lagu favorit gue." Tanpa gue sadari gue sudah sampai di depan rumah gue.

"Makasih yah."

"Sama-sama." Gue turun dari mobilnya Byan. Setelah itu, Byan melajukan mobilnya menjauh dari rumah gue. Gue menepuk kepala gue, kenapa gue sampai lupa balikin jaketnya Byan.

Bersambung.........

Author note
Jangan copy paste cerita orang, Lo tahu sakit tapi ngga berdarah dan sakitnya itu sakit pake banget. Jadi hargain cerita orang karena menulis cerita itu gak semudah membalikkan telapak tangan.

Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

590K 27.9K 74
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
15.5M 876K 28
- Devinisi jagain jodoh sendiri - "Gue kira jagain bocil biasa, eh ternyata jagain jodoh sendiri. Ternyata gini rasanya jagain jodoh sendiri, seru ju...
1.8M 84.7K 38
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
724K 67.6K 50
{Rilis in :1 February 2021} [Fantasy Vampire series] Ivylina terjebak di sebuah Museum kuno di negara Rumania dan terkunci di kamar yang penuh dengan...