Love and Promise

By astuti_R17

10.7K 354 4

(typo bertebaran di mana-mana) # judul awal: love and promise Mampu aku untuk melupakan tentang dirimu? Mampu... More

part 1
part 3
part 4
Part 5
part 6
part 7
part 8
part 9
part 10
part 11
part 12
part 13
part 14
part 15
part 16
part 17
part 18
part 19
part 20
part 21
part 22
part 23
part 24
part 25
part 26
part 27
part 28
part 29
part 30
sekedar info
Part 31
part 32
Part 33
Part 34
Selesai

part 2

849 28 0
By astuti_R17

Jam istirahat gue pergi ke taman sekolah. Gue duduk di bangku taman sambil mendengarkan lagu lewat handset. Gue paling suka datang ke taman kalau jam istirahat karena taman di sekolah tak terlalu ramai.

"Nih gue bawain jus jeruk sama roti buat lo." Riana duduk di sebelah gue dan memberikan jus jeruk dan roti.

Riana adalah sahabat gue dari mulai kelas 1 SMP sampai sekarang. Dia tau semua tentang gue dan gue sangat menyayangi dia.

"Makasih yah ri lo baik banget sama gue." Gue meminum jus jeruk sampai tinggal setengah gelas.

"Kaya sama siapa aja lo lagian yah gue tuh heran tau sama lo, selalu aja pergi ke teman kalau jam istirahat bukannya ke kantin ikut makan sama gue. Apa jangan-jangan lo masih mikirin Dion kan? Ahhh lo itu harusnya lupain dia, inget lo pesen Dion lo itu harus lupain dia dan cari cinta lo yang baru." Riana mulai kembali seperti ibu-ibu yang sedang menasehati anaknya, dan dia pasti akan ngomong panjang kali lebar setelah ini.

"Sok tau lo, ya udah gue mau ke perpustakaan lo mau ikut gak ri?" Dari pada gue dengerin ocehannya mendingan gue ajak aja dia ke perpustakan.

"Revanya Adira Sandero lo kebiasaan deh selalu aja ngehindar kalau gue udah ngomong tentang Dion." Riana tampak kesal dan berlari ke arah gue yang udah jalan duluan.

"Reva awas!" Teriak salah satu cowok yang sedang bermain basket di lapangan basket.

Gue langsung mencari asal suara itu, dan tiba-tiba sebuah bola basket terlempar ke kepala gue. Kepala gue tiba-tiba terasa pusing tapi untunglah gue gak pingsan. Riana langsung memegang tubuh gue mungkin dia lagi jaga-jaga kalau gue pingsan.

"Sorry gue gak sengaja, tapi lo gak papahkan?" Seorang cowok menghampiri gue, dan dia tampak khawatir akan keadaan gue.

"Lo pikir gue gak papah kepala gue sakit nih gara-gara bola sialan lo ini!" Gue marah sama cowok itu

"Sorry yah gue gak sengaja."

Gue langsung pergi dari tempat itu dan jalan ke kelas sambil memegang kepala gue yang masih terasa sakit, masa bodoh gue gak mau denger ocehan tuh cowok yang membuat kepala gue makin sakit.

Sesampainya di kelas gue langsung duduk di bangku gue sambil terus memegang kepala gue.

"Rev lo gak papa kan?" Riana tampak khawatir akan keadaan gue yang terus meringis merasakan sakit kepala.

"Gak papah gimana kepala gue sakit tau!"

"Ya udah kita ke uks aja yah atau lo mau pulang aja gimana?"

"Udah deh gak usah."

"Bener nih lo gak mau ke uks atau mau pulang ke rumah?" Riana tampak semakin khawatir melihat keadaan gue.

"Riana gue gak mau dan lo berhenti ngoceh kepala gue tambah sakit denger ocehan lo tau!" Gue kesel banget sama Riana dia itu ngoceh terus dari tadi.

Jam pulang sekolah berbunyi semua orang berhamburan ke luar kelas. Gue jalan ke parkiran bersama dengan Riana.

"Rev lo pulang sama gue aja yah naik mobil gue, gue khawatir lo kenapa-kenapa kalau lo naik bus."

"Iya ri, eh anter gue dulu ke toko buku yah?"

"Siap ratu!" Riana memberikan gue hormat, dan gue terkekeh geli melihat kelakuannya.

"Gak segitunya juga kali." Gue masuk ke mobilnya Riana.

"Ah lo mah gak seru Reva." Riana menyusul gue masuk ke mobilnya, Dia menyetel lagu milik boy band asal Korea Exo yah dia sangat ngefans sama Exo semua hal tentang Exo dia punya bahkan di kamarnya terdapat poster boy band Exo dengan ukuran yang sangat besar.

"Eh Reva tadi cowok yang minta maaf ke lo cakep banget tau, gue aja sampe terpesona gitu dan mata gue gak berkedip-kedip liat dia." Kata Riana heboh.

"Lo lebay banget sih ri, gue aja biasa-biasa aja tuh liat dia." Gue memang gak melihat wajahnya secara jelas tapi gue yakin tuh cowok gak ganteng.

"Lo emang gak tau yah kalau cowok itu adalah orang yang jadi most wanted di sekolah kita dan fans nya banyak banget."

"Gue emang gak tau dan gue gak mau tau dia banyak fans ke atau ngga." Kata gue acuh.

"Ah lo mah payah gue aja mau tuh jadi pacarnya."

Riana memikirkan mobilnya di parkiran mall, eh tapi tunggu gue kan pengen ke toko buku yang biasa gue beli di dekat sekolah tapi kenapa dia malah ke mall sih.

"Ri Kenapa kita ke sini sih?"

"Gue kan pengen nongton sama main di Timezone makannya gue ajak lo ke sini."

"Katanya lo khawatir sama keadaan gue tapi lo malah ajak gue kesini."

"Hehehe keliatannya lo baik-baik aja, jadi gue ajak lo ke mall." Riana tersenyum.

Riana mengajak gue nonton film romantis dan dia malah baper karna si cowok dalam film itu sangat sabar ngadepin sikap si ceweknya yang super duper nyebelin, manja, dan cerewet. Tapi gue malah mikirin dion, dia selalu aja sabar ngadepin sikap nyebelin gue seperti cowok di film itu.

Setelah nonton gue dan Riana mampir ke restoran yang menjajikan menu Jepang. Setelah itu kita main di Timezone.

"Eh kita main bola basket yuk?" Riana menarik tangan gue pelan.

"Gue nonton aja yah? lo main aja sendiri, gue lagi malas main."

"Eits gak bisa kita harus main berdua dan siapa yang masukin paling banyak berarti yang kalah harus nelaktir yang menang nanti hari Senin pas jam istirahat gimana menarik kan?" Riana tampak bersemangat dengan alis yang naik turun, dan senyum terukir di sudut bibirnya.

"Iya gue ikut main." Kata gue malas, Riana adalah orang yang selalu memaksa seseorang kalau dia sudah pengen sesuatu, dan kalau gue nolak pasti dia akan ngoceh gak jelas agar gue mau mengikuti semua keinginannya, lalu sekarang gue lagi malas denger ocehan gak jelasnya jadi mending gue ngalah saja.

Gue memang paling hobi main basket, jadilah permainan ini gue yang menang dan Riana menerima kekalahannya.

"Yes gue menang." Gue loncat-loncat sambil tersenyum bangga

"Yah gue akui lo emang hebat rev dan gue selalu kalah kalau main basket sama lo." Riana tampak murung dan wajahnya tampak sedih.

"Ini kan cuman permainan ri jadi udahlah lo jangan sedih gitu deh." Gue mencoba menghibur Riana.

"Ya udah kita karaoke yuk?" Riana tersenyum dan menggenggam tangan gue, lalu menarik tangan gue menuju tempat karoke. Dia memang begini sekali dia mengajak langsung dia iyakan padahal orang yang di ajak belum berbicara sama sekali.

Di tempat karoke Riana menyanyikan salah satu lagu milik Exo, gue hanya diam saja karena tak mengerti apa yang dia nyanyikan. Setelah itu, dia mengajak gue menyanyikan lagu dangdut yaitu lagu sambalado milik Ayu Ting Ting.

Gue dan Riana tertawa apalagi tingkah konyol Riana yang joget-joget dan meniru salah satu penyanyi dangdut yang sedang bernyanyi itu buat tawa gue lepas begitu saja.

Setelah lelah bernyanyi Riana mengajak gue pulang ke rumah.

Di mobil gue diam saja sambil melihat langit dari kaca mobil, langit gelap yang bertaburan bintang, dan bintang yang paling terang yang membuat perhatian gue mengarah ke bintang itu. Yah gue dan Riana sampe lupa waktu dan pulang sudah malam.

Flashback on

Gue dan Dion pergi ke pasar malam dan kita menaiki kincir angin. kincir angin tiba-tiba berhenti ketika gue dan Dion berada paling atas, lalu Dion menggenggam tangan gue lembut.

"Reva lo liat di sana ada bintang yang paling terang?" Dion menunjuk salah satu bintang dengan tangan yang tidak menggenggam tangan gue.

"Iya, emang kenapa?"

"Bintang itu terang dan indah tapi menurut gue ada yang lebih terang dan indah dari bintang itu." Gue menatap wajah Dion penasaran. "Cahaya itu kalah oleh lo rev lo yang paling terang diantara bintang itu karena lo yang selalu menerangi gue ketika gue terpuruk karena penyakit gue, lo yang selalu terangi jalan gue, dan lo yang selalu meyakinkan gue untuk sembuh. Lo alasan kenapa gue kuat selama ini Rev." Dion menghembuskan napasnya dengan pelan. "Lo paling indah diantara bintang itu karena menurut gue lo itu selalu memancarkan aura kecantikan lo, dan membuat orang-orang mengakui lo paling indah sehingga mampu mengalahkan bintang-bintang itu." Gue menunduk dengan pipi yang memerah.

Flashback off

"Dion!" Kata gue pelan dengan air mata gue keluar begitu saja, dan Riana mengerem tiba-tiba.

"Reva lo itu harus move on lo gak tega kan liat Dion sedih karena lo terlalu memikirkannya, lo harus penuhi janji lo sama Dion lo berhak bahagia walaupun gak bersama Dion." Riana tampak kesal. "Berhenti menangisi Dion, Dion itu udah gak ada rev, Dion pasti sedih liat keadaan lo yang kaya gini."

"Gue juga udah coba untuk move on dari Dion, tapi percuma semua hal selalu membuat gue ingat terus sama Dion."

"Lo itu harus cari pengganti dion rev, udah 1 tahun dia pergi tapi lo tetep aja kaya gini sedih dan murung."

Akhirnya gue dan Riana malah berantem, dan kita saling diam sampai pulang ke rumah.

Bersambung ...

Author note
Terima kasih yang udah mau membaca cerita saya yang masih amburadul dan gak jelas😄

Continue Reading

You'll Also Like

6.7M 284K 59
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

5.4M 303K 34
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
5M 921K 50
was #1 in angst [part 22-end privated] ❝masih berpikir jaemin vakum karena cedera? you are totally wrong.βžβ–«not an au Started on August 19th 2017 #4 1...
1.3M 35.4K 8
Di balik dunia yang serba normal, ada hal-hal yang tidak bisa disangkut pautkan dengan kelogisan. Tak selamanya dunia ini masuk akal. Pasti, ada saat...