From Me To You [FIX YOU] - CO...

By pendairy

80.1K 4K 101

Ketika Cinta datang menyapa dan pergi tiba-tiba. Sebuah cerita tentang perjuangan seorang gadis yang bernama... More

Sekolah Menengah Atas [edited]
Cuma Teman [edited]
Kesempatan kedua [edited]
Hampir Kena [edited]
Kencan Dadakan [edited]
Baikkan [edited]
Tragedi Bioskop [edited]
Bolos dan Puncak [edited]
Bagi Rapot [edited]
Malaysia [edited]
Finally you're mine! [edited]
Story [edited]
Kecupan [edited]
Marahan [edited]
Anak Baru [edited]
Rena Ammalia [edited]
Gagal Paham [edited]
Masalah Baru [edited]
Putus [edited]
Pengakuan Adit [edited]
Kembali Lagi [edited]
First Kiss [edited]
Ulang Tahun [edited]
Pengumuman [edited]
Kepergiannya [edited]
Porposed [edited]
Harapan Yang Terkabul [edited]
Jepang [edited]
Dipertemukan Lagi [edited]
Ini Bukan Akhir Dari Kisah Kita [END] [edited]
Bukan Akhir
Extra 1 - Video Call
Extra 2 - Happiness!
New Story!
COMING SOON EXTRA!!

Air Mata Penyesalan [edited]

1.2K 81 1
By pendairy

Nana mengemasi barang-barangnya ke dalam koper mengingat besok siang dirinya akan kembali ke Jakarta. Pandangannya teralih ke ponsel yang ia letakkan di atas kasur. Dilihatnya satu pesan Line dari Rena.

Rena Ammalia : Na, aku sama Tanaka lagi di depan hotel kamu. Kamu turun ya, kami tunggu.

Nana mengernyit membaca pesan Rena. Nana langsung meraih jaket tebalnya dan berjalan keluar hotel untuk bertemu dengan Rena.

Begitu keluar dari hotel, Nana melihat Rena dan Tanaka yang sedang menunggu di luar mobilnya.

"Nana!" panggil Rena yang melihat Nana sedang berjalan kearahnya.

"Ada apa?" tanya Nana sesampainya di hadapan Rena.

"Pertama-tama masuk dulu yuk ke mobil. Nanti aku ceritain." ucap Rena sambil menuntun Nana untuk memasuki mobilnya.

"Kak, ini mau kemana?" tanya Nana begitu duduk di kursi belakang.

"Sudah ikut saja." jawab Tanaka seraya menyalakan mesin mobilnya.

"Kak, suami lo gak kerja? Dari kemaren kayaknya lenggang amat." ujar Nana bercanda.

Rena terkekeh pelan. "Hari ini Tanaka aku suruh bolos."

Nana menggeleng pelan. "Terus Ferdi gimana? Emangnya gak kerepotan?"

"Dia pasti bisa nanganin kerjaannya sendiri, gakpapa gak usah dipikirin." sahut Rena.

Nana melihat keluar jendela mobil, kedua matanya takjub dengan keindahan lampu-lampu malam yang disajikan di setiap jalan, gedung, bahkan pepohonan yang berada di pinggir jalan.

"Ren, kita dimana?" tanya Nana dengan semangat.

"Kita di Sapporo, Na!" sahut Rena.

"Iya, di Sapporo setiap tahunnya ngadain Festival salju di Taman Oodoori, sayangkan kalo kamu gak mampir kesana padahal udah dateng jauh-jauh ke Hokkaido." ujar Tanaka membuat Nana bersemangat.

Tanaka pun memarkirkan mobilnya di tempat parkir yang memang disediakan untuk pengunjung yang ingin berkunjung ke Sapporo Yuki Matsuri.

Nana ber-wah ria begitu keluar dari mobil. Dirinya takjub dengan pemandangan Taman Oodoori yang indah dengan lampu-lampu hias di tengah keramaian kota Sapporo.

"Indah banget!" gumamnya takjub.

"Yuk, jalan!" ajak Rena sambil menggandeng tangan Nana memasuki Festival salju itu.

Nana takjub begitu melihat bangunan tinggi berbentuk seperti kerajaan yang terbuat dari salju. Kedua matanya ikut berbinar dengan lampu-lampu yang menempel di setiap pohon-pohon di Taman Oodoori.

"Na, kamu tunggu sini dulu. Aku sama Tanaka mau beli kopi sebentar, oke?" Nana mengangguk mengerti, ia menuruti perkataan Rena untuk menunggu mereka. Ia pun duduk di bangku taman sendiri sambil memainkan kedua kakinya.

Matanya menangkap sepasang kaki yang memakai sepatu sneakers berwarna biru tengah berdiri di hadapannya. Nana mengangkak kepala, dilihatnya seorang laki-laki yang memakai syal berwarna hitam hampir menutupi sebagian wajahnya dan memakai kacamata hitam tengah berdiri tepat dihadapannya.

Nana tersenyum canggung ke arahnya lalu menggeser tubuhnya agar laki-laki itu bisa duduk. Ia melihat sekeliling, mencari Rena dan Tanaka yang belum kunjung datang. "Mereka kemana sih?" gumamnya pelan.

Nana menatap risih ke arah laki-laki yang sedari tadi masih berdiri didepannya. Karena sudah tak tahan, ia pun bangun dari kursinya dan memutuskan pergi untuk mencari Rena dan Tanaka.

"Nana!"

Langkah Nana terhenti begitu mendengar suara yang sangat ia kenal. Nana perlahan membalikkan tubuhnya dan menatap laki-laki yang memanggil namanya.

"Nana?" panggilnya lagi membuat Nana mengernyit ngeri.

Laki-laki itu melepas kacamata hitamnya. Matanya terlihat sayu.

Jangtung Nana berdetak dengan cepat ketika laki-laki itu melepas syalnya perlahan. "Fer-di?" gumam Nana tidak percaya.

Ferdi menatap Nana yang masih terpaku di tempatny. "Hai." Sapanya canggung membuat Nana tersadar.

Nana langsung membalikkan badannya membelakangi Ferdi, dengan cepat ia berlari menjauhi Ferdi ke arah parkiran tempat mobil Tanaka berada.

Ferdi yang terkejut dengan respon Nana langsung berlari mengejar gadis itu. Ia pun langsung menarik lengan Nana untuk menahannya agar tidak pergi.

"Na!"

Nana menarik lengannya dari genggaman tangan Ferdi yang kuat. Ia langsung memukul dada Ferdi dan mendorong tubuh Ferdi untuk tidak mendekat kearahnya.

Dari kejauhan Rena dan Tanaka tengah asyik meminum segelas kopi hangat sambil melihat kejadian itu. "Gakpapa? Mereka berkelahi?" tanya Tanaka khawatir.

Rena menyeruput kopinya, lalu meletakkan gelas kopinya di atas meja, "Tenang aja, mereka emang sering begitu kok kalo marahan, nanti juga baik lagi." sahutnya santai.

"Apa sih, Fer?!" seru Nana, matanya menatap Ferdi tajam.

"Gue udah denger semuanya dari Rena. Lo kesini buat ketemu gue kan?"

Nana terdiam untuk beberapa saat, ia membuang pandangannya kearah lain.

"Na, liat gue, hm?" lirih Ferdi, namun Nana tetap tidak ingin menatapnya.

Ferdi mencengkram kedua pundak Nana. "Liat gue!" serunya.

Nana terkejut, matanya langsung menatap bola mata Ferdi yang bergetar.

"Udah! Gue udah liat lo, puas?!" ketus Nana, lalu melepaskan tangan Ferdi yang mencengkram pundaknya.

Nana melipat kedua tangannya, mulutnya ia kerucutkan, pandangannya teralih ke gedung-gedung di sekitar Taman.

"Maafin gue Na." satu kalimat itu membuat Nana langsung menurunkan tangannya yang sedari tadi ia lipat di depan dada.

Ia menatap wajah Ferdi yang terlihat pucat dan tubuhnya yang kurus. Entah mengapa, Nana merasa debaran di jantungnya menjadi tidak kauran. Suhu yang seharusnya terasa dingin, kini terasa hangat baginya.

"Maafin gue." ucapnya sekali lagi. Laki-laki itu menundukkan kepalanya, pundaknya bergetar seakan tengah menahan butiran air mata agar tidak keluar.

Nana merasa sedih melihat laki-laki dihadapannya terlihat lemah. Air mata yang sudah tidak bisa terbendung pun perlahan keluar membasahi pipi mulus Nana. Ia mendekati Ferdi, dipukulnya lagi dada Ferdi, hingga tubuh Ferdi sedikit goyah.

"Maaf kata lo? Dasar laki-laki berengsek!" ucap Nana ditengah isaknya.

Ferdi masih menundukkan kepalanya. "Angkat kepala lo Fer! Liat gue, kalo lo emang nyesel!" ketus Nana sambil mengangkat kepala Ferdi agar Nana bisa melihat wajahnya.

Nana semakin terisak begitu melihat mata Ferdi yang sudah basah karena air mata. "Jangan nangis! Lo tuh cowok, Fer!" serunya.

Ferdi mengangguk pelan, ia mengelap air matanya dengan lengan jaketnya, lalu menyeka air mata Nana yang mengalir dipipi dengan ibu jarinya secara perlahan. "Maafin gue karena gue udah jadi pengecut dan pergi ninggalin lo gitu aja." sesal Ferdi.

Nana menggeleng keras. "Gue udah denger semua penjelesannya dari Rena. Gue tau, lo pergi demi Mama lo. Gue tau, sebenernya lo terpaksa dan lo juga masih sayang sama gue, kan? Dan lo juga harus tau kalo selama ini gue masih sayang dan berharap lo balik lagi ke gue, Fer." ujar Nana.

Ferdi menarik Nana kedalam pelukannya. "Makasih Na, karena lo masih sayang dan nunggu gue, selama ini gue pengen banget ngubungin lo, ngasih kabar ke lo tapi gue gak bisa. Gue berenti kuliah dan nerusin usaha mama gue, karena mama gue mikir udah saatnya bagi gue buat gantiin dia." ucap Ferdi.

Nana mengangguk lalu mengeratkan pelukannya. "Gue ngerti kok Fer. Pasti berat bagi lo ngejalanin ini semua."

Ferdi tersenyum lalu mencium pucuk kepala Nana.

"Tuh benerkan apa kata aku, mereka mah kalo berantem gak bisa lama." ujar Rena lalu kembali menyeruput kopi hangatnya.

"Sampe kapan mereka terus pelukan gitu?" gumam Tanaka sambil melirik kearah Rena.

"Kenapa? Kamu mau aku peluk juga?" tanya Rena menggoda suaminya itu.

Tanaka tertawa geli, lalu mengelus ujung kepala Rena. "Kita mah dirumah aja." ujarnya membuat Rena hampir tersedak.

Continue Reading

You'll Also Like

1.3M 35.5K 8
Di balik dunia yang serba normal, ada hal-hal yang tidak bisa disangkut pautkan dengan kelogisan. Tak selamanya dunia ini masuk akal. Pasti, ada saat...
30.9M 1.8M 67
DIJADIKAN SERIES DI APLIKASI VIDIO ! My Nerd Girl Season 3 SUDAH TAYANG di VIDIO! https://www.vidio.com/watch/7553656-ep-01-namaku-rea *** Rea men...
16.4M 386K 17
[SUDAH TERBIT] Tentang Graziano Gerald Alexio, kapten basket populer yang terkenal dingin serta kejam dalam menyikapi para gadis yang menyukainya. Di...
9.8M 183K 41
[15+] Making Dirty Scandal Vanesa seorang aktris berbakat yang tengah mencapai puncak kejayaannya tiba-tiba diterpa berita tentang skandalnya yang f...