Pacar sewaan? (✔)

By HumanMarch

75.4K 9K 528

Gara-gara dituntut untuk segera memiliki suami, seorang aktris muda keturunan Jepang harus menyewa seseorang... More

Part 1 : About Yuki
Part 2 : Ide Gila
Part 3 : Salah orang
Part 4 : Kontrak
Pert 5 : Terpesona
Part 6 : About Al
Part 7 : AlKi moment
Part 8 : Merajuk
Part 9: New Project
Part 10 : First kiss
Part 11 : Can't stop thinking about the kiss
Part 12 : Kita Impas
Part 13 : Musuh dalam selimut
Part 14 : Penculikan
Part 15 : Al Menghilang
Part 16 : Kecelakaan
Part 17 : Kabur
Part 18 : Terungkap
Part 19 : Terungkap 2
Part 20 : Terungkap 3
Part 21 : Kemana lagi Al?
Part 22 : Penyesalan
Part 23 : Wanita Jalang
Part 24 : Bangunlah, Aku Mencintaimu
Part 25 : Yuki dilamar
Part 26 : Orang dari masalalu
Part 27 : Ngedate singkat
Part 28 : Bukan tentang uang, tapi Impian
Info
Part 29 : Liburan
Part 30 : Ciuman yang Gagal
Part 31 : Alyssa
Part 33 : Tak menyangka
Part 34 : Kecewa
Part 35 : Cemburu
Part 36 : Secercah Harapan
Part 37 : Kejutan besar
Part 38 : Baikan
Part 39 : Fakta sebenarnya
Part 40 : Yuki menghilang
Part 41: Double Shock
Part 42: Jangan sakiti Yuki, please !
Part 43: Rencana Pembebasan
Part 44: Luka dan Bahagia (end)

Part 32 : Bohong, lagi.

1.3K 168 7
By HumanMarch

Menyebalkan ketika tahu sebuah kebenaran, namun harus ditutupi karena suatu hal. Al tahu betul siapa orang yang saat ini datang tiba-tiba. Trauma masalalu membuat hatinya bahkan pikirannya kini tidak bisa menerima seseorang itu. Datang seenaknya dan mengarang cerita bebas. Walau berkali-kali ia sangkal, semua yang ia tutupi perlahan akan muncul dan pada akhirnya mengungkap fakta jika dirinya mengenal gadis itu.
Bagaimana dengan kekasihnya yang sudah terlanjur mengetahui dirinya tidak kenal dengan orang yang ia sebut 'Orang Asing' itu jika tahu kebenarannya?
Semoga saja tidak.

Kini setelah semua pekerjaan selesai, Al memilih pulang ke rumah dan mencari tahu alasan sang Bunda melibatkan Alyssa pada Film kedua mereka. Kenapa bisa seorang Alyssa yang belum dikenal publik langsung mendapat peran di sebuah film dari PH ternama dan dinaungi artis sekelas Yuki. Tidakkah Bundanya berpikir akan dampak yang didapat jika akhirnya film yang mereka buat kali ini tidak sesukses sebelumnya?

***

" Bunda, Al mau bicara " ucapan Al menghentikan aktifitas Maia yang tengah bersantai di ruang tamu dengan Tv menyala dan menampilkan sebuah acara.
Maia menoleh pada Al lalu mengangguk dan memberi kode agar Al duduk di sampingnya.
Al menurut lalu duduk tepat di sebelah bundanya.
Maia menaikkan alisnya. Bertanya dalam diam.

" Ini tentang Alyssa. Kenapa Bunda ajak dia maen film bareng aku sama Yuki? Maksud Al, kenapa nggak cari pemain lain aja Bund? Emang Bunda tau keahlian dia? " cerca Al menatap serius pada ibu kandungnya.
Maia menarik napas lalu mengambil posisi dengan nyaman. Sepertinya akan ada adu argumen kali ini, dan Al memasang telinganya baik-baik.

" Bunda tau dan Bunda sudah uji dia. Apa di telpon tadi belum cukup Al? Mesti bahas lagi? Hemm? " tanya Maia halus. Al mengangguk, belum menerima alasan Maia yang terlontar lewat ponselnya siang tadi.

" Gini, waktu di Puncak, Alyssa banyak cerita tentang kehidupan dia. Bunda tertarik dan akhirnya Bunda tau kalo Alyssa dulu suka maen teater. Pemain teater bukan sembarangan sayang. Dan Bunda yakin jika Alyssa maen bareng kalian, dampaknya akan baik juga. Kita hanya butuh sosialisasi sebagai perkenalan jika Alyssa bisa jadi pendatang baru yang bagus. "

" Nggak Bun, Al tetap nggak setuju. Al tahu betul siapa dia. Dia itu-.. "
" Bunda tau siapa Alyssa! "
Al melongo,
" Maksud Bunda? Kalo Bunda tau kenapa masih mau ajak dia juga? " tanya Al heran.

" Kenapa? Bunda tau hubungan kalian nggak baik setelah kesalahpahaman. Tapi Alyssa tetep temen kamu Al."
Al semakin bingung dengan pernyataan Bundanya.
" Maksud Bunda? Temen? Salah paham? " tanya Al memastikan. Dirinya semakin bingung dengan pernyataan Bundanya.
" Alyssa dan kamu sahabat baik kan? Tapi karena kesalahpahaman, kalian ribut dan kamu benci sama Alyssa. " jelas Maia.

" Sahabat ? " tanyanya semakin bingung.
" Bund, aku sama Alyssa nggak pernah sedeket itu. Yang ada malah sebaliknya. Setelah Bunda tau, Al yakin Bunda nggak akan mau ajak dia main bareng aku! "

" Udahlah Al, nggak baik simpen benci lama-lama. Bunda memang nggak tau kamu setelah umur kamu 10 tahun, tapi bukti dari Alyssa udah cukup buat Bunda ngerti kehidupan kamu di Surabaya! "

" Bukti apa Bun? " tanya Al semakin dibuat frustrasi. Setidaknya ini yang pernah ia alami dulu.
Apa lagi yang sudah Alyssa lakukan kali ini. Pikirnya sambil menunggu Maia bercerita dengan jelas.

" Ini, " Maia memperlihatkan sebuah foto dari ponsel pintarnya, sebuah gambar yang pernah diambil dengan sebuah alasan.


Shit,, umpat Al.

Apa yang Al takutkan benar-benar terjadi. Dan ini terulang. Bukan kasus yang sama, tapi permainan yang Alyssa gunakan untuk membuat hidupnya kembali kacau.

" Bund, Alyssa bukan gadis baik-baik, please percaya sama Al. Al lebih tau dia seperti apa! " Al masih mencoba menjelaskan apa yang ia bisa lakukan sekarang, namun Maia tetap pada pendiriannya.
" Nggak sayang, keputusan sudah diambil dan Alyssa sudah tanda tangan kontrak. Bunda mohon kamu ngerti ya. Lagi pula, ini demi kebaikan hubungan kalian. " Maia menepuk bahu Al dan berlalu masuk ke dalam kamar meninggalkan Al dan perdebatan mereka.

" Ya ampun, dia bahkan udah ngirim foto yang diambil gara-gara gue kalah taruhan. Gimana kalo dia juga nunjukkin sama Yuki. Yuki pasti akan salah paham! " monolog Al. Otaknya kini berpikir keras bagaimana menjauhkan Alyssa dari Yuki dan orang-orang terdekatnya. Al yakin jika Alyssa akan melakukan hal apapun, termasuk hal yang tidak pernah ia pikirkan sebelumnya.

[•••]

" Weyy, ngelamun aja lo? Mikirin apa? " Sebuah tepukan keras pada bahu mengagetkan lelaki yang saat ini tengah duduk pada sofa di ruang tengah apartemen kekasihnya. Lelaki itu menoleh dengan sebal kala yang datang adalah sang manajer. Ily.

" Ngagetin aja lo. Gue lagi pusing! " jawabnya yang kini duduk dan memangku dagu, lalu Ily mengernyit heran. Tidak biasanya kekasih sahabatnya itu bersikap demikian. Biasanya jika datang ke apartemen, hal yang sering ia lakukan adalah menonton Tv ditemani camilan atau bermain game di ponsel pintarnya.

" Ah elah, pusing mah minum obat. Ada masalah apa sih? " Ily bertanya penasaran.
Lalu duduk dengan nyaman di sebelah Al. " Buruan cerita, kali aja gue punya solusi! "

" Hmm, menurut lo bohong sama pasangan demi kebaikan itu gimana? " tanya Al akhirnya.
" Lah, lo lagi bohong sama Yuki? " tanya Ily langsung, Al terkejut saat sadar dengan apa yang ia ucapkan barusan. " Ishh, diem aja. Please, gue,, umm gue nggak bohong Ly. Gue cuma belum ceritain sesuatu karena nunggu waktu yang tepat aja. " jelas Al dengan mata melirik mengitari sekelilingnya. Takut-takut jika Yuki mendengar.
" Iya, tapi gimana kalo Yuki tau dari orang lain? " tanya Ily sedikit tidak terima.
" Bantu gue dong! " ucap Al memohon.
" Oke. Yang pertama lo cerita dulu masalahnya apa. Yuki mah gampang, gue bujuk juga ngerti. " ucap Ily dengan percaya diri.

" Ini tentang Alyssa. Gue bohong saat gue bilang nggak kenal dia. Ini yang mau gue jelasin ke Yuki. Alyssa bukan gadis baik-baik Ly, please jauhin Yuki dari dia."

" Alyssa? lo nggak salah? Tampang baik-baik gitu. " ujar Ily sedikit bingung.

" Iya, itu kelebihan dia. Tapi gue jamin Ly, dia datang dengan sebuah maksud. Gue nggak tau apa. Untuk sekarang, gue cuma pengen lo jagain Yuki. Lo percaya gue kan? "

" Bisa kasih gue bukti? " tanya Ily memastikan. Setidaknya dirinya tidak akan salah menilai seseorang.

" Gue belum bisa kasih bukti sekarang Ly. lagian masa' iya gue bohong.! " ucap Al. Ily terlihat sedikit menimang ucapan Al. Dalam benaknya jika bukti belum menunjukkan kebenaran tentang ucapan Al, akan ada alasan di balik itu semua.

" Oke, Alyssa pernah satu sekolah sama gue. " jujur Al.
" terus? "

" Dia itu.. "

" Ih serius amat, ngomongin apaan sih? " suara Yuki tiba-tiba mengagetkan Al yang hendak bercerita pada Ily. Al terlihat gugup, sedangkan Ily sudah menguasai dirinya dan bersikap biasa seolah tidak ada obrolan serius yang terjadi antara dirinya dan Al.
" Iya, biasa, ngomongin masalah kontrak. Kan nggak lama lagi kalian bakal syuting. " jawab Ily dan di angguki oleh Al.

Yuki hanya ber'oh' dan duduk dengan santai. Tidak curiga sedikitpun. Tak lama ponselnya berdering karena sebuah panggilan. Yuki menunjukkan layarnya pada Al setelah tahu siapa yang menghubunginya.

" Ini Alyssa kenapa ya hubungin aku? "

" Nggak usah di ang.. " ucapan Al terhenti saat Yuki sudah terlanjur mengangkatnya.
Al kembali mengatupkan rahangnya dan menunduk sambil memijat pelipisnya.

" Hallo, ya Sa? "

"...... "

" Oh Ya, kenapa Al nggak cerita ya? "

"...... "

" Ke rumah kamu? Boleh, aku tanya manajer aku dulu ya. Oke! "

Sambungan terputus, lalu Yuki meletakkan ponsel nya di atas meja.

" Al, kenapa kamu nggak cerita kalo Alyssa akan maen film bareng kita? "

" Eh? Emm, iya aku baru mau cerita kok. Ya kan Ly? " tanya Al pada Ily sambil memberi kode agar mengiyakan ucapannya.

" I iya, Yuki. Al baru mau cerita keburu lo dapet telepon. " Ujar Ily sedikit gugup.

" Ohh, gitu. By the way si Alyssa ngundang kita ke rumahnya, ada pesta kecil-kecilan katanya! Kapan gue sama Al kosong? " tanya Yuki pada Ily, lalu Ily menatap pada Al meminta jawaban. Al menggeleng, lalu pura-pura tidak tahu saat Yuki menoleh padanya. Sepertinya Yuki sedikit curiga pada kedua orang yang duduk di sofa apartemennya ini.

" Kalian kenapa? " tanya Yuki penasaran memandangi Al dan Ily secara bergantian.
Al kembali pura-pura tidak tahu dan mengedarkan matanya sembarangan.

" Nggak papa Yuki. Lo nanya kapan jadwal kalian kosong kan? Lusa, tapi sore. Selain itu nggak ada.! " jawab Ily cari aman. Jika tidak seperti ini, Yuki akan penasaran dan membuat keduanya mau tidak mau harus cerita.

" Oke, lusa kita ke rumah Alyssa. Kamu mau kan? " kini Yuki bertanya pada Al.

" Lusa aku ada kerjaan, nggak bisa. Lain kali aja ya? " tolak Al halus.

" Kerjaan apa? Sok sibuk ih. Aku ngambek ya kalo kamu nggak mau! "ancam Yuki.

" Diihh, kayak ABG lo pada. Sok manis amat. Ada Jomblo nihh! " ucap Ily tiba-tiba dan membuat Yuki menoleh pada Ily. Reflex dirinya tertawa karena sadar jika sahabatnya itu single alias jomblo.

" Ciee dia Envy , hahah! " bukan berhenti, Yuki malah merajalela mentertawakan Ily. Tak ayal, Al ikut tertawa melihat tingkah dua orang sahabat itu.

TBC

Continue Reading

You'll Also Like

39.9K 4.9K 25
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...
101K 7.4K 50
cerita fiksi jangan dibawa kedunia nyata yaaa,jangan lupa vote
64.5K 10.5K 15
Yang publik ketahui, kedua pemimpin perusahaan ini sudah menjadi musuh bebuyutan selama bertahun-tahun lamanya, bahkan sebelum orang tua mereka pensi...
729K 34.9K 39
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...