Pacar sewaan? (✔)

By HumanMarch

75.4K 9K 528

Gara-gara dituntut untuk segera memiliki suami, seorang aktris muda keturunan Jepang harus menyewa seseorang... More

Part 1 : About Yuki
Part 2 : Ide Gila
Part 3 : Salah orang
Part 4 : Kontrak
Pert 5 : Terpesona
Part 6 : About Al
Part 7 : AlKi moment
Part 8 : Merajuk
Part 9: New Project
Part 10 : First kiss
Part 11 : Can't stop thinking about the kiss
Part 12 : Kita Impas
Part 13 : Musuh dalam selimut
Part 14 : Penculikan
Part 15 : Al Menghilang
Part 16 : Kecelakaan
Part 17 : Kabur
Part 18 : Terungkap
Part 19 : Terungkap 2
Part 20 : Terungkap 3
Part 21 : Kemana lagi Al?
Part 22 : Penyesalan
Part 23 : Wanita Jalang
Part 24 : Bangunlah, Aku Mencintaimu
Part 25 : Yuki dilamar
Part 26 : Orang dari masalalu
Part 27 : Ngedate singkat
Part 28 : Bukan tentang uang, tapi Impian
Info
Part 29 : Liburan
Part 31 : Alyssa
Part 32 : Bohong, lagi.
Part 33 : Tak menyangka
Part 34 : Kecewa
Part 35 : Cemburu
Part 36 : Secercah Harapan
Part 37 : Kejutan besar
Part 38 : Baikan
Part 39 : Fakta sebenarnya
Part 40 : Yuki menghilang
Part 41: Double Shock
Part 42: Jangan sakiti Yuki, please !
Part 43: Rencana Pembebasan
Part 44: Luka dan Bahagia (end)

Part 30 : Ciuman yang Gagal

1.7K 190 21
By HumanMarch

Cieee yang masih vote,
ciee yang kagak baca chapt info.

Tapi apapun itu, Terima Kasih.

----------------

Yuki POV

Kini,  aku serta Vebby sudah membawa Alyssa masuk ke dalam kamar setelah memberi tahu pada semua orang tentang musibah yang dialami  gadis keturunan Perancis itu.
Aku mengetahuinya setelah percakapan yang kami-aku dan Vebby- lakukan sambil menyusuri jalanan menuju Villa.
Dirinya sedikit bercerita kronologis tertinggalnya ia oleh rombongan.
Hanya gara-gara satu benda yang sedari tadi ia peluk, dirinya harus membayar dengan mahal akibatnya.

Setelah menunjukkan kamar yang akan ia pakai untuk istirahat, aku keluar dan mencari kekasihku yang bersikap aneh hari ini.

Saat hendak turun, aku mendengar sesuatu dari arah kolam renang yang berada di samping pantry, seperti orang sedang berenang. Oke, ini memang sudah siang, tapi masih dingin, dan bagaimana seseorang bisa tahan dengan air kolam yang kurasa pasti sangat dingin juga.
Tapi tidak ada salahnya jika aku melihat siapa di sana.

Aku mulai menuruni tangga, lalu mendekati kolam.
Seseorang yang kucari ternyata berada di sana.
Dirinya berenang dengan lincah lalu bersandar pada dinding kolam.
Aku mendekat dan berjongkok di pinggir kolam lalu mencipratkan air kearahnya.
Dia menoleh, tapi kembali mengacuhkanku.
Ada apa dengannya?
Tidak biasanya dia bersikap seperti ini.
Aku menghela napas, lalu menggulung celana panjangku hingga lutut , lalu menurunkan kedua kaki di kolam tepat di sebelah tubuh tegap itu bersandar.

" Kamu kenapa? " tanyaku lembut,

" Nggak papa! " jawabnya jutek.

Menyebalkan.

Lalu dirinya kembali berenang dengan tenang menjauhiku.

Ah, jika terus begini, tidak akan baik untuk kami.
Sebuah ide muncul tiba-tiba.

Aku melepas jaket yang sedari tadi kupakai, lalu menguncir rambut panjangku menjulang ke atas.

Byuuurrrr

Aku menceburkan diri lalu berteriak minta tolong.
menenggelamkan tubuhku dan hanya menyisakan kedua tangan dan muncul kembali sambil berteriak.
Kudengar suara panik Al memanggil namaku dan langsung menarikku ke pinggir.

See, dirinya sangat panik.

Setelah berhasil membopongku ke pinggir kolam, dirinya mulai menggoyangkan tubuhku dan sesekali menekan dadaku.
Setidaknya ini upaya yang ia lakukan untuk membuat ku sadar.
Lebih tepatnya membuat aku sadar dari kepura-puraan.

" Ki, sayang. Bangun! Please! "
Al menepuk pipiku lalu aku berpura-pura batuk dan membuka kedua mataku.
Wajah panik itu menyambut kesadaranku, bahkan matanya memerah.
Ah, aku merasa bersalah.
Amat sangat.
Tubuh itu memelukku dengan erat, mengucapkan kata-kata yang membuatku tambah merasa bersalah.

" Maaf sayang, maafin aku. Aku janji nggak akan ngulangin ini. Aku nggak akan mengabaikan kamu lagi! "
Kata-kata itu terus terlontar dengan berulang.

Aku mengelus punggungnya, lalu menangis.

Dia melepas pelukannya namun kutahan.

" Maafin aku Al udah buat kamu panik! "
" Nggak, aku yang salah. Kamu nggak perlu minta maaf. "
Ujarnya lagi lalu melepaskan pelukannya.

" Ayo masuk, kamu istirahat! "

Aku menggeleng dan menahan tangannya,
Jarak kami sangat dekat.
Bahkan aku bisa merasakan deru napasnya menyapu mukaku.

Alisnya terangkat seperti bertanya mengapa, aku hanya menggeleng lemah.
Tanganku terangkat memegang pipinya, mendekatkan kepala itu mengikis jarak di antara kami.
Entah kenapa aku melakukan ini, aku bahkan memejamkan kedua mataku.
Sepertinya Al mengerti maksudku, tubuhnya kian mendekat.
diriku semakin memantapkan hati jika ini terjadi, ini akan menjadi pengalaman ketigaku setelah syuting waktu itu.
Napas itu semakin mendekat, bahkan terasa hangat.
Aku bisa merasakan detak jantungku yang begitu cepat memacu,  hingga ...

" Kak Yu.. - ki,  ups. Maaf! "

Suara itu berhasil membuat kedua mataku terbuka sempurna.
Gagal.

Tubuh Al menjauh dan entah kenapa aku jadi malu.
Suasana menjadi canggung, aku bahkan tidak berani menatap Al.

" Kak Yuki, udah waktunya makan siang! " sambung Vebby dengan suara yang mulai menjauh.
Aku rasa dirinya berkata sambil berjalan mundur.

" Eee Ki, sebaiknya kamu ganti baju sekarang! "
Ucap Al sedikit ragu, tubuhnya terangkat untuk berdiri lalu menjulurkan tangannya untuk membangunkanku dari posisiku sekarang.

****

Malam menjelang.
Aku masih bergelut dengan aktifitasku membaca beberapa pemberitahuan dari akun media sosial yang kugunakan.
Banyak pemberitahuan di sana, bahkan tag foto yang dibuat para fans sangat banyak.
Ribuan like dari foto yang ku unggah, bahkan ratusan hastag ditujukan untuk diriku dan Al.
Sejujurnya aku bahagia melihat perkembangan mereka.  perubahan positif yang mereka tunjukkan membuatku semakin semangat menjalankan aktifitas keartisanku, setidaknya berkat kerja keras mereka, aku bisa menjadi seperti sekarang. Dikenal masyarakat luas dengan berbagai bakat yang aku punya.

Namun aktifitasku harus terhenti karena dengan cerewet, Vebby terus menyerukan namaku untuk segera turun ke bawah.
Aku tidak tahu kenapa, tapi ini sangat menyebalkan.

Aku buru-buru berdiri lalu berjalan mengikuti langkah kakinya yang sudah menjauh dengan kesal.
Keluar dari kamar dengan menggerutu tanpa melihat jalan yang kulalui.
bahkan diwaktu malam, tempat ini sangat dingin.
Lebih dingin dari siang tadi.

"Ahhhhhh  "
Teriakku yang hampir terjatuh jika saja Ryu tidak menahan bahuku.
Entah sejak kapan lantai ini menjadi licin dan sejak kapan pula lelaki ini datang tiba-tiba.
Bukan tidak bersyukur dan tidak berterima kasih,  hanya saja aku merasa aneh.
Kamarnya berada di bawah, dan ini masih di lantai dua tempat kamarku, Vebby, Mama Papa dan Alyssa.

Aku segera berdiri dengan benar, merapikan pakaianku lalu berkata terimakasih dan berjalan menuruni tangga.
Dirinya berjalan mengikuti langkah kakiku sambil sesekali berdehem.

" Ki, apa kita nggak bisa berteman seperti dulu lagi? "
Tanyanya tiba-tiba.
Aku berhenti seketika, memikirkan jawaban yang pas untuk pertanyaannya.
Berteman?
Pertanyaan macam apa itu?

" Pertemanan seperti apa yang lo maksud? Bahkan lo nggak pernah noleh sedikitpun ke gue saat orang tua lo ngejodohin kita."

" Maaf Ki, aku bisa jelasin semuanya! "

" Untuk apa?  Gue udah nggak butuh lagi Ryuji Utomo."
Jawabku dengan menekan nama panjangnya.
" Bahkan gue sangat berterima kasih karena lo yang nggak peduliin gue, jadi gue nggak ngasih perasaan gue sama orang yang salah. "
Sambungku

" Kasih gue kesempatan! "
Pintanya, ada nada sedikit memohon di sana.

Aku tertawa miring, bahkan menggelengkan kepalaku menanggapi perkataan yang hanya ku anggap lelucon itu.

" please Ki,! "

" Nggak, gue nggak akan kasih kesempatan apapun Ryu. Udahlah, gue udah punya Al. Dan gue akan nikah sama dia. Lo jangan bilang apapun tentang masalalu kita.  Dan itu lebih baik Ryu! "
Ucapku final.
Aku berjalan cepat tanpa menaggapi teriakannya lagi dan langsung menuju ke taman belakang, tempat di mana Vebby memberitahuku harus kemana sebelum dirinya turun terlebih dahulu tadi.

Tanpa ku sangka, semua orang sudah berada di sana.
Bahkan kesayanganku sedang duduk di atas sebuah kursi panjang, di depan api unggun sambil memegang sebuah gitar.
Senyumku tersungging kala dirinya menoleh kearahku lalu melambaikan tangannya menyuruhku untuk mendekat dan menepuk sebelah kursi panjang di sebelahnya.
Aku mengangguk dan mendekat ke arah nya.
kulihat Vebby sedang mengobrol dengan Papa, dan Mama yang sedang menyediakan makanan.
entah sejak kapan sangat banyak jenis makanan dan minuman tersedia di atas meja persegi itu.
Aku bahkan tidak diberitahu jika akan ada acara malam ini di sini.
Dan Ily, dia bahkan sedang asyik mengobrol bersama Bunda Maia dan ibunya di sana. Oh ya, Alyssa juga ikut mengobrol.

Aku melihat kehangatan yang terjalin  antara Bunda dan Alyssa.
Kurasa mereka banyak memiliki persamaan atau topik yang mereka bahas nyambung satu sama lain.

" Hei! "
Sapaku pada Al.
Mood ku kembali membaik saat melihat senyumnya.
Manis sekali.

" Udah baikan? "
Tanyanya yang membuat aku sedikit heran.

" Baikan?  Emang siapa yang sakit? "

" Nggak ada yang mau kamu ceritain? "
Dia bertanya kembali tanpa menjawab pertanyaanku.

" Tentang? "

" Apapun. Misalnya masalalu kamu. "

Aku dibuat heran lagi olehnya.
Tidak biasanya pertanyaan seperti ini ia ajukan padaku.
Aku tidak keberatan, hanya saja aku lebih suka ditanya dahulu daripada langsung bercerita.

" Ah, lupakan. Aku punya lagu buat kamu.! "
Dia kembali bersikap aneh.
Ada sebuah raut kekecewaan disana.

Namun setelah itu ia mulai memetik gitarnya dan memejamkan mata.

My love
There's only you in my life
The only thing that's right
(Cintaku, hanya dirimu di hidupku
Satu-satunya hal yang benar)

Al membuka matanya dan menatap tepat pada mataku.

My first love
You're every breath that I take
You're every step I make
(Cinta pertamaku, engkau ada tiap napas yang kuhela
Engkau ada dalam tiap langkahku)

And I
I want to share
All my love with you
No-one else will do
(dan aku ingin berbagi semua cintaku denganmu, takkan ada orang lain yang mau)

And your eyes
They tell me how much you care
Oh yes
You will always be
My endless love
(dan matamu, matamu memberitahuku betapa kau peduli
Oh ya, kau akan selalu jadi cinta abadiku )

Tatapan mata itu kembali menusuk menembus pertahananku.
Aku kembali jatuh cinta pada sosoknya, entah yang keberapa kali.

Sebuah lagu yang mewakili perasaannya terhadapku, benarkah?
Aku butuh tissue sekarang.

Sebuah tepukan dan sorakan berasal dari mulut bawel Vebby dan Ily mengacaukan semuanya.
Suasana romantis ini menjadi hal yang memalukan untukku.
Bahkan Vebby dengan jail berteriak pada semuanya jika aku menangis.

" ciee kak Yuki mewek di nyanyiin sama Al. Gitu aja nangis.! "
Serunya dengan semangat.
Aku mengelap pipiku, sedang Al tersenyum malu-malu.
Lagipula sejak kapan mereka memperhatikan kami?
Bukankah mereka sudah menikmati kebersamaan mereka tanpa peduli pada kami berdua? 

" Ki, bales kali! "
Kini giliran Ily angkat suara,

Semua menunggu reaksiku, termasuk Bunda Maia yang menganggukkan kepalanya

Kulirik Al, lalu mengisyaratkan padanya untuk melanjutkan lagu romantis itu.

Two hearts
Two hearts that beat as one
Our lives have just begun
(dua hati, dua hati yang berdegup bersama, hidup kita baru saja mulai)

And forever
I'll hold you close in my arms
I can't resist your charms
(dan selamanya aku kan mendekapmu di lenganku, aku tak mampu menolak pesonamu)

And I
I'd play the fool
For you, I'm sure
You know I don't mind
(dan aku, aku mau bertingkah tolol
Untukmu,aku yakin, Kau tahu aku tak keberatan

(No you know I don't mind)
(tidak, kau tahu aku tak keberatan)

Kami bernyanyi bersama

And, yes
You mean the world to me
I know I've found in you
(Dan ya, engkaulah dunia bagiku
Aku tahu telah kutemukan dalam dirimu
Cinta abadiku)

Oh love
You'd be the only one
(Oh kasih, Kau akan menjadi satu-satunya)

'Cause no, I can't deny
(Karena tidak, aku tidak menyangkal)

This love I have inside
Cinta di hatiku ini

And I'll give it all to you
Dan semua itu kan kuberikan padamu

My love (my love, my love)
Cintaku (cintaku, cintaku)

My endless love
Cinta abadiku

Tepukan dan sorakan suara yang di dominasi Ily dan Vebby menutup mini konser dadakan kami berdua.

Kami tertawa bersamaan, menikmati malam dingin pertama di Puncak dengan makanan dan minuman yang tersaji di hadapan kami.
Al memberikan jaketnya untuk ku pakai, sedang dirinya duduk merapat  ke arahku.

Aku menoleh di mana Ryu berada, sepintas pikiran beberapa jam tadi memenuhi otakku. Sejujurnya ada sedikit perasaan bersalah menyelinap di sana.
Aku bukan pedendam, hanya saja itu satu-satunya cara agar dirinya berhenti mengharapkan sesuatu yang tidak bisa di paksakan.
Lagipula, aku sudah memiliki Al.
Cinta pertamaku dan satu-satunya orang yang akan aku pilih jadi yang terakhir.

TBC

Continue Reading

You'll Also Like

844K 45.1K 86
Cerita mengenai perjodohan lelaki dan perempuan yang tidak mudah. Perjalananan panjang untuk bersatu bertemu cinta. Seperti layaknya perjalanan, dala...
297K 3.4K 78
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
772K 49.4K 95
Cerita sekuel dari 'Katakan: karena sebuah cerita berawal dari sebuah kata Meraih cinta itu mudah, tidak semudah itu memang. Mungkin tampak lebih mud...
362K 38.1K 35
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ° hanya karangan semata, jangan melibatkan...