From Me To You [FIX YOU] - CO...

By pendairy

80.1K 4K 101

Ketika Cinta datang menyapa dan pergi tiba-tiba. Sebuah cerita tentang perjuangan seorang gadis yang bernama... More

Sekolah Menengah Atas [edited]
Cuma Teman [edited]
Kesempatan kedua [edited]
Hampir Kena [edited]
Kencan Dadakan [edited]
Baikkan [edited]
Bolos dan Puncak [edited]
Bagi Rapot [edited]
Malaysia [edited]
Finally you're mine! [edited]
Story [edited]
Kecupan [edited]
Marahan [edited]
Anak Baru [edited]
Rena Ammalia [edited]
Gagal Paham [edited]
Masalah Baru [edited]
Putus [edited]
Pengakuan Adit [edited]
Kembali Lagi [edited]
First Kiss [edited]
Ulang Tahun [edited]
Pengumuman [edited]
Kepergiannya [edited]
Porposed [edited]
Harapan Yang Terkabul [edited]
Jepang [edited]
Dipertemukan Lagi [edited]
Air Mata Penyesalan [edited]
Ini Bukan Akhir Dari Kisah Kita [END] [edited]
Bukan Akhir
Extra 1 - Video Call
Extra 2 - Happiness!
New Story!
COMING SOON EXTRA!!

Tragedi Bioskop [edited]

2.5K 164 6
By pendairy

Daniel tersenyum begitu ia membuka pintu kamar anaknya, ia melangkah masuk menghampiri Nana yang sedang sibuk memilah-milah baju di dalam lemarinya.

"Anak Papa mau kemana sih?" tanya Daniel begitu duduk di kasur Nana.

"Mau main Pa sama temen." sahut Nana.

"Temen apa pacar?" goda Daniel

Nana tertawa kecil lalu menatap Daniel "Temen kok."

Daniel tersenyum sambil mengangguk pelan. Ia tahu kalau teman yang dimaksud Nana adalah Ferdi. Bagaimana tidak? Semalam saat pulang kerja ia tidak sengaja bertemu dengan Ferdi, dan saat itu Ferdi meminta do'a restu kepadanya untuk kelancaran mendekati buah hatinya, ia juga bercerita kepadanya kalau hari ini ia akan mengajak Nana nonton di bioskop.

"Pa, cocokan yang ini apa yang ini?" tanya Nana sambil menunjukkan dress selutut berwarna baby pink dan tosca.

"Dua-duanya bagus kok kalo anak papa yang make."

"Ih, serius bagusan yang mana, ditanya apa dijawabnya apa." gumam Nana

"Pake aja yang ada," ujar Daniel lalu beranjak dari kasur menghampiri anaknya yang sedang menyocokkan baju-baju ke badannya di depan cermin "Kalo diisengin Ferdi bilang Papa, biar langsung Papa omelin dia. Oke?" bisiknya berhasil membuat Nana mematung. "Cepet, nanti telat. Orangnya udah nunggu tuh." Nana menatap punggung bidang Daniel yang berjalan keluar kamarnya sambil tersenyum.

Nana melangkah menuruni tangga secara perlahan-lahan setelah lama memilih baju terbaiknya yang akhirnya terjatuh pada dress polos berwarna baby pink selutut yang dipadukan dengan cardigan berwarna putih.

"Anak mama cantik banget, mau kemana?" tanya Widia begitu melihat anak gadis satu-satunya menuruni tangga.

"Eh? Hm, mau main sama temen." sahut Nana lalu tertawa renyah.

"Oh, main ya Na. Iya deh Mama ngerti, udah di samper tuh sama temennya," ujar Widia lalu tertawa kecil.

Nana terkekeh. "Yaudah, kalo gitu aku jalan dulu."

Nana membuka gerbang rumahnya, ia tersenyum begitu melihat Ferdi dengan setelan kaos berwarna senada dengan verspanya dipadukan dengan kemeja kotak-kotak berwarna navi menyambutnya dengan senyuman.

"Lama ya?" tanya Nana menghampiri Ferdi.

"Seabad." sahutnya.

"Seabad jidat lo." Ferdi hanya tersenyum sambil memberikan helm kepada Nana.

"Udah jam segini ntar keburu mulai filmnya."

"Iya, akang Ferdi bawel banget sih. Majuan!" ujar Nana sambil mendorong Ferdi agar memberinya sedikit ruang untuk duduk di jok vespanya.

"Pegangan."

Begitu sampai di bioskop ternyata filmnya sudah mulai, untung Ferdi sudah membooking tiket film itu terlebih dahulu.

"Udah mulaikan, lama sih lo pake dandan segala." gerutu Ferdi begitu duduk bangku bioskop.

Nana menghela napas pelan. "Dandan gini juga buat lo." gumamnya pelan lalu melahap popcorn caramel  yang sempat ia beli sebelum masuk ke studio.

"Gak perlu dandan, lo juga udah cantik." bisik Ferdi.

Nana berdeham pelan lalu melirik Ferdi yang terlihat serius menonton film tersebut, lalu mengalihkan kembali pandangannya ke layar bioskop tersebut sambil tersenyum.

Ferdi terkekeh pelan saat melihat Nana yang tengah tertawa dengan wajah yang ditutup oleh tangan begitu melihat adegan lucu dari film itu.

"Jangan ditutup." Ferdi menarik tangan yang menghalangi wajah Nana.

Nana mengernyit heran. "Eh? Kenapa?"

"Jangan ditutup, gue jadi gak bisa liat senyuman lo."

Nana langsung menarik tangannya yang masih digenggam oleh Ferdi. "Apaan sih Fer." Tiba-tiba suasana mulai terasa awkward .

"Na," Ferdi menggenggam kembali tangan Nana lalu menatap Nana dengan lekat. "Nana-" Ferdi menahan senyumnya saat melihat Nana mulai menutup kedua matanya. "Adriana Sagita, laki-laki yang ada dihadapan lo sekarang mau bilang kalo dia suka sama lo." bisiknya tepat di depan telinga Nana.

Nana membuka kedua matanya perlahan, lalu menatap balik Ferdi untuk beberapa saat. "Sakit jiwa ya lo? Candaan lo gak lucu Fer." ketus Nana sambil menarik tangannya dari genggaman Ferdi lalu berdecak kesal.

Ferdi menepuk pelan jidatnya. "Sumpah ngerusak suasana banget lo Na, udah ah gue mau nonton!" ujarnya.

"Dih gak jelas." gumam Nana.

Ferdi kembali menatap Nana. "Gue serius." ujarnya.

"Serius apa sih Fer?"

"Serius kalo gue bilang suka sama lo."

"Iya." Nana terkejut lalu menoleh menatap Ferdi. "Ha? Apa? Lo gila ya? Terus nanti Zizi gimana? Lo mau duain dia?"

"Kok jadi Zizi sih?"

"Lah? Bukannya lo pacaran sama dia?"

"Hah? Sejak kapan gue sama Zizi? Gue tuh cuma temenan sama dia, gak lebih."

"Terus waktu itu lo ngapain gandengan tangan sama Zizi?"

"Gandengan? Oh, waktu itu gue lagi kena dare abis main sama Haryo."

"Serius? Kok rada mencurigakan gitu sih."

"Percaya deh, lo tau sendiri gue marahnya gimana pas tau plan lo sama dia."

"Oh."

Ferdi menarik tangan Nana kepangkuannya. "Jadi gimana?"

"Apanya yang gimana?"

"Astaga, kok gue bisa suka sama cewek oon binti lemot kek gini sih."

"Kok lo jadi ngatain gue gitu sih."

"Ah au terserah."

"Yaudah."

Ferdi mendengus kesal. "Yaudah."

Nana menatap wajahnya di cermin kamar mandi begitu film yang ia tonton dengan Ferdi selesai. Tiba-tiba terlintas dipikirannya kata-kata Ferdi yang menyatakan kalau dia suka padanya. Nana memegang kedua pipinya yang mulai terasa panas. "Itu seriusan gak sih?" gumam Nana kemudian mengipas-ngipas wajahnya dengan tangannya.

Ferdi menatap Nana yang sedang berjalan menghampirinya. "Lama banget sih." katanya dengan nada yang sedikit di tekan.

"Sorry, tadi ngantri." sahut Nana.

"Yaudah langsung balik aja."

Selama di perjalanan pulang Nana mulai khawatir melihat Ferdi yang 'membisu' tak bersuara. Ia pun turun dari vespa begitu sampai di depan rumahnya. "Makasih Fer." ucap Nana sambil mengembalikan helm yang tadi ia kenakan.

"Hmm." sahut Ferdi. "Gue balik." lanjutnya.

"Fer!" cegah Nana begitu Ferdi menyalakan kembali mesin vespanya.

"Apa?"

"Hmm, soal.. soal yang tadi.. itu cuma bercanda kan?"

Ferdi menghembuskan napasnya secara perlahan, lalu ia menatap kedua mata Nana dengan raut wajah yang serius. "Gakpapa kalo lo nganggep yang tadi itu cuma candaan atau lelucon. Tapi gue serius Na. Gue suka sama lo." ujarnya sambil memegang kedua pipi Nana.

"Gue juga suka dan udah nyaman sama lo sebagai temen, Fer." gumam Nana.

Ferdi menjauhkan tangannya dari pipi Nana. "Sorry, tapi gue gak mau jadi temen lo," ujar Ferdi membuat Nana terdiam. "Udah malem, mending lo masuk." lanjutnya kemudian pergi.

✈✈✈

Nana menghempaskan tubuhnya ke atas kasur, lalu menatap langit-langit kamarnya. Ia mengambil guling panda lalu memeluknya dengan erat. "Ferdi gak mau jadi temen gue?" gumamnya lalu menjerit pelan sambil menendang-nendang kakinya ke udara karena kesal.

Nana meraih ponselnya, ia membuka Line lalu membuka chat yang masuk dari grup trio kwek kwek yang sudah ramai karena chat Sarah dan Ado.

Adriana Sagita : Hallow genkk

Read 2

Adriana Sagita : Heboh amat berdua

Read 2

Andoreas Jonathan : Orang ketiga udah dateng males ah

Andoreas Jonathan : Left

Sarah Herlinnisa : Dasar juragan roti!

Sarah Herlinnisa : Oii na

Sarah Herlinnisa : Gimana lancar ngedatenya?

Andoreas Jonathan : Ngedate? Sama siapa? Kok gue gak tau?

Andoreas Jonathan : KALIAN JAHAT!!!

Sarah Herlinnisa : Rusuh ih tukang roti

Adriana Sagita : Wkwkwk

Read 2

Adriana Sagita : Ya begitu deh saa wkwkwk

Read 2

Sarah Herlinnisa : Begitu gimanaaa?????

Sarah Herlinnisa : Ceritakkkkk qu penasaran

Adriana Sagita : Ya gituuuu

Read 2

Adriana Sagita : Dia bilang gak mau jadi temen gue;(

Read 2

Andoreas Jonathan : Temen? Siapa?

Sarah Herlinnisa : Serius ngomong begitu?

Sarah Herlinnisa : Si Ferdi itu?

Andoreas Jonathan : O

Sarah Herlinnisa : Y

Adriana Sagita : Tapi sebelumnya dia bilang suka sama gue

Read 2

Sarah Herlinnisa : DEMI APA???

Adriana Sagita : DEMI ADO ANAK SI TUKANG ROTI!

Read 2

Andoreas Jonathan : KAMPRET KALIAN SEMUA!

Sarah Herlinnisa : Lu diem do!!

Sarah Herlinnisa : Tapi kok dia malah bilang gak mau temenan sama lo?!

Adriana Sagita : Tapi gue bisa liat dari tatapannya kalo dia serius

Read 2

Adriana Sagita : Gue jadi bingung, soalnya gue kira dia cuma bercanda awalnya

Read 2

Andoreas Jonathan : Hey ladies, kalian gak peka banget sih, gak pernah nonton film kuch kuch hotahai atau apalah itu judulnya yang film india itu ya?

Andoreas Jonathan : Akang Rahul pernah bersabda kalo cinta itu layaknya seorang sahabat. Karena seorang sahabat itu udah pasti dicintai

Andoreas Jonathan : Tapi sayangnya Ferdi gak make teori itu

Andoreas Jonathan : Enggak kayak gue yang sepaham sama Rahul

Sarah Herlinnisa : Jijik

Andoreas Jonathan : Jijik tapi demen kan? Ngaku aja deh

Sarah Herlinnisa : Gue kick juga lo dari grup

Andoreas Jonathan : Gakpapa, asal gak di kick dari hati

Andoreas Jonathan : wkwkwkwk

Adriana Sagita : Gue berasa terjebakplis deh kalian personal chat aja kalo mau mesra-mesraan!

✈✈✈

Widia tengah asyik bersenandung sambil menyiapkan sarapan pagi di meja makan keluarganya. Ia terkejut begitu melihat Nana datang dengan mata yang bengkak. "Astagfirullah, mata kamu kenapa?"

Begitu pula dengan Daniel hampir tersedak oleh kopinya begitu melihat anaknya. "Mata kamu kenapa Na?"

Nana menghela napasnya pelan lalu duduk dikursi."Kecolok tadi." sahutnya.

"Kecolok apa? Bisa sampe bengkak dua-duanya." Widia dan Daniel terlihat sangat khawatir.

Nana hanya terdiam tidak menjawab karena alasan matanya bengkak adalah ..... Ia menangis sejadi-jadinya saat menonton film india yang di maksud Ado waktu itu. Ia berbohong, karena ia tahu kejujurannya akan menjadi bahan ejekkan oleh Widia.

"Mau diobatin gak?" Daniel terlihat sangat khawatir.

"Gakpapa kok, nanti juga kempes sendiri."

Nana pamit berangkat sekolah begitu ia selesai menghabiskan sarapannya. Hari ini Nana sangat bersemangat masuk ke sekolah karena minggu ini adalah minggu terakhir ia masuk sebelum pengambilan rapot yang akan di laksanakan hari sabtu.

Nana dan Sarah berjalan menyelusuri koridor lantai dua menuju kelasnya. Langkahnya terhenti begitu ia melihat Ferdi tengah berdiri di balkon depan kelasnya.

"Cie pagi-pagi udah di apelin," goda Sarah sambil menyenggol lengan Nana. "Gue masuk duluan ya." lanjutnya langsung berlari masuk ke dalam kelas.

"Na." panggil Ferdi begitu Nana berdiri di hadapannya.

"Iya?"

"Ada yang mau gue omongin." ujar Ferdi yang terlihat gugup.

"Ngomong aja."

"Besok kita bolos yuk."

"Bolos?"

"Gue mau main berdua sama lo dari pagi sampe malem."

"Kok tiba-tiba gini?"

"Tiba-tiba kepengin aja."

"Ada sesuatu yang gak beres pasti." gumam Nana curiga.

"Everything is oke, gue lagi pengin aja berduaan sama lo. Maklum pasangan baru." ucapnya membuat Nana mengerutkan keningnya. "Gimana?"  ajaknya.

Nana tersenyum simpul lalu mengangguk pelan menerima ajakan Ferdi.

Ferdi tersenyum puas. "Sampe ketemu besok pagi di taman komplek ya. Jangan lupa dandan yang cantik." ujarnya lalu mengelus pelan ujung kepala Nana.

"Siap bos!"

-TBC

Continue Reading

You'll Also Like

13.8M 1.1M 81
β™  𝘼 π™ˆπ˜Όπ™π™„π˜Ό π™π™Šπ™ˆπ˜Όπ™‰π˜Ύπ™€ β™  "You have two options. 'Be mine', or 'I'll be yours'." Ace Javarius Dieter, bos mafia yang abusive, manipulative, ps...
8.6M 526K 33
"Tidur sama gue, dengan itu gue percaya lo beneran suka sama gue." Jeyra tidak menyangka jika rasa cintanya pada pria yang ia sukai diam-diam membuat...
233K 3.6K 4
Beberapa kali #1 horor. #1 horror Februari 2022 Versi lengkap Bisa di baca di Dreame/Innovel. Jangan lupa tap Love untuk dukung Author. Sebelum baca...