HATI YANG TERLUKA

By Seblakz_cekerz

191K 10K 1.7K

"Jangan menikah dengan Perempuan itu! Menikahlah dengan perempuan pilihan Umi, Gus!" Syakila Alquds, sosok g... More

Prolog
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36

23

5K 335 74
By Seblakz_cekerz

بسم اللّه الرٌحمن الرّحيم



____________________________

"ASAL KAMU TAHU FATIH! BUNDA MENITIPKAN PUTRI BUNDA UNTUK KAMU JAGA! BUKAN MALAH KAMU SIKSA!"

_Faridda Fakhriyah_

_Hati Yang Terluka_
_____________


Apa yang sebenarnya terjadi? pikir Bunda Faridda begitu lirih.

Setelah sampai di pemakaman, semua orang begitu pilu menatap ke arah Gus Fatih dan juga Umi Haida yang tak kunjung berhenti untuk menangis.

Merasa kasihan terhadap Gus Fatih seorang perempuan bercadar hitam menghampiri Gus Fatih dan ikut berjongkok di depan pusaran Kyai Zafir.

Merasa seseorang itu ikut duduk di sebelahnya, Gus Fatih pun menoleh pada netra teduh yang mendadak melihatnya.

"Gus Fatih yang sabar, ya. Aku pasti akan ada di samping Gus Fatih terus," ucapnya mendayu dan juga melirih.

Tanpa Gus Fatih sadari ternyata tangan perempuan yang tidak lain adalah Ning Tazkia pun hinggap pada bahunya.

Merasa ada yang salah dengan tindakan Ning Tazkia, Gus Fatih pun menggerakan bahunya ke belakang supaya bisa melepaskan tangan Ning Tazkia.

"Kita bukan mahram!" ucap Gus Fatih sedikit menyentak.

"Sebentar lagi kita menikah! Gus Fatih jangan lupa akan wasiat dari Abinya, Gus!" balas Ning Tazkia sedikit mengotot dan tidak ingin dibantah.

"Diamlah Ning!" titah Gus Fatih tidak mau memikirkan hal itu.

Interaksi keduanya tidak pernah luput dari pandangan seorang wanita. Bunda Faridda terus menatap  interaksi yang dilakukan oleh kedua orang itu  tanpa memikirkan suasana di pemakaman.

Bunda Faridda pun menghela napas dan berpikir positif. Mungkin perempuan yang ada di sebelah menantunya saudara perempuan Gus Fatih! pikirnya.

Melihat semua orang menatap kepada putranya dengan intens, membuat Umi Haida membalas semua tatapan orang-orang. Ia pun berujar sembari mendongak menatap Santri dan Santriwati Ponpes Darussalam.

"Kalian jangan heran akan interaksi putra saya! Setelah tujuh hari Suami saya meninggal. Putra tunggal saya akan meneruskan memimpin ponpes Darussalam! Sekaligus dengan Ning Tazkia yang akan menjadi Ibu Nyai baru kalian!" Mendengar Uminya berkata seperti itu membuat Gus Fatih mendadak sesak dan juga perih  masuk ke dalam hatinya.

Apa-apaan semua ini? Mengapa Uminya selalu memutuskan keputusan sepihak!

Bagaimana dengan Syakila? Bagaimana dengan istrinya itu?

Mendadak semua Santri dan Santriwati Darussalam  membicarakan apa yang telah diumumkan oleh Umi Haida.

Tak berbeda jauh dengan Santri dan Santriwati Darussalam yang terkejut, Bunda Faridda yang mendengar hal yang diberitahukan oleh besannya pun ikut terkejut dan membuat dadanya merasakan sesak yang amat luar biasa.

Mengapa Umi Haida mengatakan hal seperti itu? Mengapa putri kecilnya Syakila tidak ada di antara mereka semua?

Apa yang tengah kamu alami, Nak ... batin Bunda Faridda menatap nanar kepada semua orang yang mendadak bubar setelah Umi Haida memerintah untuk kembali ke Ponpes Darussalam.

Setelah kepergian seluruh Santri dan Santriwati yang ikut ke pemakaman. Tinggal Gus Fatih, Umi Haida, keluarga Kyai Hasan, keluarga Ndalem, sahabat Syakila dan juga seorang wanita yang tidak lain adalah Bunda Faridda.

Sesaat, hening melanda semua orang yang tersisa.  Merasa frustasi dengan ini semua, Gus Fatih pun hanya tertunduk dan meyugar rambunya ke belakang.

Tak sengaja pandangannya pun menatap kepada Ibu mertuanya, Bunda Faridda. Ada setitik raut kecewa yang nampak jelas di antara wajah yang sudah terlihat keriput itu.
Ia tidak bisa menyembunyikan apapaun lagi, dan yang pastinya Bunda Faridda akan menanyakan dimana putrinya Syakila.

Umi Haida dan Gus Fatih pun beranjak dan diikuti oleh sahabat Syakila dan juga keluarga Ndalem yang tidak lain adalah Adik dari Kyai Zafir.

Netra Umi Haida mendadak membulat ketika melihat ibu dari menantunya ternyata hadir pada pemakaman pada hari ini. Tak mau menghiraukan bunda Faridda apalagi menyapanya, Umi Haida langsung bergegas pergi meninggalkan wanita itu, dan diikuti oleh keluarga Ndalem dan juga keluarga Kyai Hasan.

Melihat semua orang bersikap acuh terhadapnya, Bunda Faridda hanya memejamkan kedua matanya. Aisha, Elfisya dan Kinara mendadak menghentikan langkahnya dan langsung menghampiri Bunda Faridda.

"Maaf, Bu? Mau mencari siapa?" tanya Kinara dan diikuti oleh Elfisya yang ikut mengangguk.

Namun, hal itu tak kunjung juga Bunda Faridda jawab, karena netranya tengah menatap kepada menantunya dan seorang perempuan yang waktu dulu disukai oleh putranya sendiri.

Melihat sosok yang ditanya malah menatap kepada Gus dan sahabat mereka, membuat kedua gadis itu mengernyitkan dahinya heran.

Apakah sosok wanita yang barusan mereka tanya mengenal Gus dan sahabatnya? pikir mereka berdua.

Melihat kondisi yang terlihat akan memburuk sekaligus memanas, Aisha pun ikut menghampiri kedua sahabatnya yang terlihat tengah kebingungan.

"Afwan Bunda. Bunda ingin mencari siapa?" tanya Aisha mencoba untuk bertanya kepada Ibunda dari Adiknya Aydan. 

Bunda Faridda pun menghela napasnya sesaat.

"Syakila!"

Deg!

Keempat hati mereka mendadak dilanda cemas dan juga khawatir. Mengingat nama Syakila disebut membuat pikiran mereka semua langsung kacau balau. Elfisya dan juga Kinara langsung memandang satu sama lain.

Apa pikiran mereka berdua sama bahwa sosok yang ada dihadapannya adalah  Ibunda dari sahabatnya yang tengah berjuang antara hidup dan matinya?

Melihat Aisha yang malah menundukkan pandangannya dan juga tak kunjung membalas atas pertanyaannya, netranya pun berpindah pada menantunya yang tidak mau mendekatinya.

Ada apa ini? Mengapa mendadak hatinya semakin cemas?

"Nak Fatih!" Merasa namanya dipanggil oleh ibu mertuanya, langkah kaki Gus Fatih pun terpaksa mendekati dan menghampiri Bunda dari istrinya itu.

"Sekarang kalian jawab, terutama kamu, Nak Fatih! Kemana putri Bunda, Syakila?" tanya Bunda Faridda sekali lagi dengan sorot mata yang sedikit terluka.

"S-Sy-Syakila ..." gugup Kinara dengan pelan.

"Syakila apa?" tutur Bunda Faridda sedikit penasaran.

"Maaf Bunda ..." lirih suara bariton yang tidak lain adalah dari menantunya sendiri.

"Maaf untuk apa, Nak? Bunda cuman bertanya dimana Syakila," balas Bunda Faridda masih terlihat sabar.

"S-Syakila koma, Bun!" ungkap Aisha yang mendapat respon terkejut dari Bunda Faridda.

"K-koma? Nggak, nggak! Kalian pasti bercanda, 'kan? Bilang sama Bunda, putri Bunda baik-baik saja, 'kan?" lirih Bunda Faridda dengan raut tidak percayanya.

"Maaf Bunda, ini semua salah Fatih! Ini semua salah Fatih!" Gus Fatih langsung meluruh menyentuh kaki dari Bunda Faridda.

Air mata yang baru saja berhenti. kini, kembali meluncur dengan bebas sembari memeluk kaki dari Bunda Faridda.

"Apa yang kamu lakukan, Nak Fatih?!" tanya Bunda Faridda kembali mencoba bersabar sembari memundurkn langkah kakinya yang tengah dipeluk oleh menantunya.

"M-Maaf Bunda ... Maaf! Hiksh ... Hiksh... " lirih Gus Fatih seraya menunduk menatap tanah yang tengah ia pijak.

Melihat Gus Mereka yang menyesal, membuat ketiga sahabat dari Syakila ikut menangis pilu.

Bunda Faridda pun terus menyangkal bahwa putrinya baik-baik saja. Mana mungkin putrinya yang selalu kuat sampai bisa mengalami koma?

Mungkin ini hanya lelucon! Pikir Umi Haida sembari menitihkan air matanya dan juga terkekeh pilu berusaha menyangkal apa yang tengah ia dengar.

"M-maaf Bunda ..." Gus Fatih kembali melirih bergumam meminta permintaaan maaf dari Bunda Faridda.

Dengan air mata yang tak kunjung berhenti, Bunda Faridda pun menangkup bahu Gus Fatih agar menatap kepadanya.

"Sekali lagi Bunda tanya. Kenapa kamu meminta maaf?" tanya Bunda Faridda menatap kecewa kepada menantunya.

Melihat netra yang telah melahirkan  istrinya ke dunia menatapnya dengan raut kecewa. Gus Fatih pun menangis sembari melihat kepada Ibu mertuanya.

"S-Sya-Syakila Fatih ca-cambuk, karena di-dia telah zina, Bunda!"

Deg!

Sungguh hati Bunda Faridda langsung bergemuruh dan menatap nyalang kepada menantunya. Tanpa Bunda Faridda sadari telapak tangannya langsung menyentuh pipi dari Gus Fatih.

Gus Fatih pun langsung tertoleh ke samping, sudut bibirnya pun sedikit mengeluarkan darah akibat tamparan dari ibu mertuanya. Bunda Faridda menatap pilu kepada menantunya yang malah tertunduk malu sekaligus menahan air mata yang terus keluar deras.

"Bunda kecewa Fatih! Bunda kecewa!" Bunda Faridda pun meluruh menangis keras mengingat kepada putrinya yang teryata tidak pernah mendapat secuil kebahagian apa pun.

"Maaf Bunda! Maaf ...,"

"KAMU TELAH MENGHANCURKAN KEPERCAYAAN BUNDA FATIH! KAMU KEMBALI MENARUH LUKA UNTUK SYAKILA!  KAMU TIDAK JAUH BERBEDA DARI AYAHNYA!" jerit Bunda Faridda berusaha kuat untuk ke sekian kalinya.
 
"Bunda ..." Gus Fatih menatap lirih kepada Bunda Faridda yang kembali bangkit dan juga menatap tajam ke arahnya.

"ASAL KAMU TAHU FATIH! BUNDA MENITIPKAN PUTRI BUNDA UNTUK KAMU JAGA! BUKAN MALAH KAMU SIKSA!"

_____________________

Tbc🤡
Sebelum nulis, nangis duluan☝😭
rasanya nggak kuat🤧
Ini masuk part penyesalan, nggak sih? Komen di kolom komentar, dong!

Seperti biasa, janlup!
Vote max+ 500
Komen+250
Share sebanyak-banyaknya💓

📌
TEMBUS 500 VOTE
DOUBLE UPDATE DIANGKUT!

Sebelumnya, dari Author seblakz_cekerz mengucapkan terimakasih kepada seluruh pembaca yang senantiasa setia di setiap part yang aku buat. Makasih banyak💓🤡 tanpa kalian mungkin aku belum bisa se-semangat ini untuk melanjutkan sebuah cerita.

Love banyak-banyak
Buat yang udah mampir💓💓💐
terutama yang selalu vote🤡

Wasalam💓

Jumpa lagi di part selanjutnya📌

Bandung
Kamis, 11 April 2024
_Rdnz🤡

Continue Reading

You'll Also Like

58.6K 6.7K 36
Story 3 [Spin Off ALTHALUNA] "Kamu anugerah terindah yang pernah Abang dapatkan, maka sudah sepatutnya Abang akan menjaga anugerah yang Allah beri de...
11.5K 2.8K 31
Spin off BLACK ROSE DEVIL (The Adams) Sheikh Ahmad bin Abdul Azis Al Hafidz, telah dijodohkan dengan sepupu dari pihak sang Ayah dari masih dalam...
679 300 7
Aku akan menyerah, setidaknya aku sudah berusaha ~Batin Khansa. "Apa aku boleh menyerah?" tanya Khansa lesu. "Aku tidak akan membiarkan kamu menyerah...
130K 13.1K 22
(MGMH 2) Sama-sama terlahir dari keluarga yang harmonis membuat Lana dan Nazwa juga menginginkan itu, sebisa mungkin Nazwa dan Maulana mempertahanka...