HATI YANG TERLUKA

Autorstwa Seblakz_cekerz

190K 10K 1.7K

"Jangan menikah dengan Perempuan itu! Menikahlah dengan perempuan pilihan Umi, Gus!" Syakila Alquds, sosok g... Więcej

Prolog
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36

21

6.1K 335 108
Autorstwa Seblakz_cekerz

بسم اللّه الرٌحمن الرّحيم



________________________________

"M-menikahlah dengan N-ning Tazkia ...  Dan jangan sakiti S-Syakila. Buat dia bahagia, Nak ..."

_Zafir Husein_

_Hati Yang Terluka_

_________


"Maafkan Mas, Zaujati ... " lirih Gus Fatih menunduk.

"DOKTER BERBOHONG, 'KAN! JAWAB SAYA!" Kesadaran Gus Fatih seolah terenggut, terambil paksa ketika seseorang berteriak sangat kencang.

"Syakila pasti nggak koma 'kan, Dok?" lirih Aisha meluruhkan badannya yang terasa sangat lemas.

Melihat itu semua Kinara dan Elfisya membantu Aisha yang tiba-tiba menangis histeris. Mereka berdua pun mengangkat tubuh Aisha yang terduduk lesu dan lemah.

Dengan langkah kaki yang gontai dan terasa sangat lemas. Gus Fatih terus berjalan menghampiri ketiga insan yang saling menguatkan satu sama lain itu.

Melihat kedatangan seseorang, membuat Aisha mendongakkan kepalanya. Kepalan tangannya semakin erat ketika ia melihat sosok yang menjulang tinggi itu datang menghampiri istrinya yang tengah sekarat.

"GUS NGAPAIN KE SINI?! TIDAK CUKUP 'KAH, GUS MEMPERLAKUKAN ISTRI GUS BAK GUDIK YANG HINA MELEBIHI ANJING?!" Aisha berteriak menggema dan histeris menatap nanar kepada Gus Fatih yang malah menitihkan air matanya.

Kinara dan Elfisya sedikit shock mendengar fakta yang sebenarnya. Syakila istri Gus Fatih? batin mereka berdua sedikit kaget.

"Maafkan saya Aisha ... Maafkan saya!" Aisha menggeleng lirih kemudian beranjak dari ruangan UGD menuju ke taman rumah sakit.

Aisha terus menangis histeris menumpahkan semua emosinya selama ini. Bukankah dirinya gagal untuk menjaga Syakila? Ia telah ingkar kepada Arshaka.

"Maafkan aku, Aydan ... " Aisha melirih pilu dan menatap kosong ke arah depan jalan.

"Ayo, pulang!" ajak tiba-tiba seorang laki-laki yang tidak lain adalah suaminya sendiri.

Aisha pun menggeleng kemudian tanpa aba-aba ia peluk Gus Azzam sangat kencang sehingga mengakibatkan Gus Azzam sedikit terhuyung ke belakang.

"A-aku gagal, M-Mas ... " 

"Shut ... Kamu udah berhasil! Nggak ada yang gagal menjaga Syakila. Kamu sudah berusaha menjaga Syakila sebaik mungkin." Gus Azzam mencoba menenangkan istrinya agar tidak terlalu kecewa. Ia usap punggung istrinya yang bergetar sangat kencang. Aisha malah semakin menangis sesenggukan. 

Sedangkan, di lain tempat terlihat seorang Suster mendorong brankar yang Syakila gunakan untuk menuju ruang inap. Melihat keadaaan istrinya yang memprihatinkan membuat Gus Fatih semakin melemas.

"Bentar, Sus!" cegat Gus Fatih seraya langsung menggenggam tangan Syakila yang terasa sangat dingin.

"Maaf Pak! Kami harus memindahkan Pasien ke ruang inap!" Suster pun langsung mendorong brankar Syakila. Pegangan tangan Gus Fatih terhadap Syakila pun terlepas secara perlahan.

Buliran bening pun kembali menetes dari kedua matanya. Gus Fatih pun mengusapnya secara kasar kemudian berbalik menatap nanar kepada kedua sahabat istrinya.

"Kalian pergi ke pesantren! Makasih sudah mau menemani istri saya."

Mendengar perintah dari Gus muda mereka, Kinara dan Elfisya pun mengangguk kemudian pergi dari rumah sakit. Rasa sedih dan kecewa sebenarnya memenuhi relung hati mereka.

"Baiklah Gus. Assalamu'alaikum!" pamit Kinara dan Elfisya secara bersamaan dan mendapat anggukan dari Gus Fatih. 

Setelah kepergian Kinara dan Elfisya, lantas Gus Fatih pun mencari kamar ruang inap yang digunakan Syakila.

Merasa sangat susah akhirnya Gus Fatih pun bertanya kepada Suster yang kebetulan baru saja keluar dari sebuah ruangan.

"Maaf Sus! Pasien atas nama Syakila di ruangan berapa, ya?" Suster yang di tanya pun mengangguk dan memberitahu.

"Ruangan 05!" Gus Fatih pun mengangguk dan mengucapkan terimakasih. Kemudian langsung berlari menuju ruangan 05.

Namun, baru saja Gus Fatih sampai dan melihat tubuh Syakila yang terbaring lemah di atas ranjang. Suara ponselnya mengagetkan Gus Fatih. Ia pun memutuskan mengangkat panggilan dari Umi Haida.

Sesaat, Gus Fatih terpaku dengan banyaknya telepon dari Bunda Faridda, Ibu Mertuanya. Tanpa mengiraukan itu semua, Gus Fatih pun mengangkat panggilan dari Uminya yang terus berdering memenuhi layar ponselnya.

"Assalamu'alaikum, Umi!" 

"Wa'alaikumsalam! Fatih. Kamu segera ke rumah sakit!" Mendengar nada gusar dan khawatir yang dikeluarkan Uminya membuat hati Gus Fatih sedikit cemas.

"Ada apa, Umi?" 

"Abah Nak ... Abah ... " Tanpa mematikan ponselnya lantas Gus Fatih langsung meninggalkan Syakila sendiri. Lagi-lagi Gus Fatih pasti akan kalah dan lebih mementingkan keluarganya daripada istrinya sendiri.

Langkah Gus Fatih sempat terhenti karena melihat Gus Azzam dan Aisha, istrinya yang tengah saling memeluk satu sama lain.

Gus Fatih tidak menghiraukan itu semua. Ia langsung membuka pintu mobilnya, kemudian masuk dan menjalankan mobilnya dengan sedikit tergesa.

Kebetulan rumah sakit yang ditempati Abi dan istrinya berbeda. Oleh karena itu, Gus Fatih harus bergegas untuk pergi ke rumah sakit yang Abinya singgahi.

Di dalam mobilnya, sungguh hati Gus Fatih sangat dilanda kecemasan yang sangat berlebihan. Di satu sisi ia sangat mengkhawatirkan Syakila, di satu sisi  juga ia sangat mengkhawatirkan Abinya.

Mana yang harus ia prioritaskan terlebih dahulu?

Tiga puluh menit berlalu, Gus Fatih tidak menyadari mobil yang ia kendarai ternyata telah sampai di Rumah sakit Qalbu. Tempat Abinya dilarikan.

Langkah kakinya pun ia percepat bahkan sampai berlari dengan tergesa gesa. Dengan bertanya kepada resepsionis Rumah sakit, Gus Fatih pun akhirnya bisa menemukan ruangan Abinya.

Namun, mendadak langkah kakinya tidak secepat dan setergesa tadi. Mendadak jantungnya berpacu lebih cepat dan juga sangat kencang. Di sana Abinya terlihat menutup kedua matanya. Uminya menangis histeris dan memeluk sang Abi yang sudah sangat tidak berdaya.

Bahkan yang membuat Gus Fatih lebih shock adalah keberadaan keluarga Kyai Hasan yang mendampingi Abinya. Tanpa sengaja pandangan Gus Fatih menubruk netra kelam yang menatap ke arah dirinya.
Senyuman terbit di antara cadar yang menghalangi wajah teduhnya itu.

"Gus Fatih!" serunya sehingga mengalihkan perhatian semua orang tertuju kepadanya yang menatap nanar kepada semua orang.

Umi Haida yang melihat anaknya yang bergeming dan tidak berpindah tempat pun langsung memanggilnya.

"Ke sini, Nak!" panggil Umi Haida dengan mata sembabnya kepada Gus Fatih.

Tungkai Gus Fatih pun melangkah secara perlahan dan terasa sangat lesu. Baru saja ia sampai di sebelah brankar Abinya, terdengar suara lirih memanggil namanya.

"F-Fatih ... " panggilnya perlahan dan berusaha membuka matanya yang terlihat sudah sangat sayu.

Melihat keadaan Abinya yang terlihat sangat kritis, membuat Gus Fatih semakin terpuruk dan merasa bersalah. Ia telah gagal menjadi suami sekaligus menjadi seorang anak yang berbakti kepada orang tua.

Tanpa basa-basi Gus Fatih langsung menubruk dada Kyai Zafir yang terlihat sangat lemah sekali. Tetesan demi tetesan memenuhi seluruh wajah Kyai Zafir dan juga Gus Fatih. Ia peluk sekuat mungkin tubuh Abinya.

Kyai Zafir pun sedikit berbisik kepada Gus Fatih yang menitihkan air matanya. "Bantu A-Abi ya, Nak?" Gus Fatih rasanya sangat tidak kuat untuk melihat Abinya yang  terbaring lemah tidak berdaya.

"M-menikahlah dengan N-ning Tazkia ...  Dan jangan sakiti S-Syakila. Buat dia bahagia, Nak ..." pinta Kyai Zafir yang mendapat respon Gus Fatih yang sedikit terbelalak kaget.

Mengapa Abinya mendadak meminta permintaan ini? Bukankah beliau tidak pernah memaksa akan keputusannya yang tidak mau menikah kembali?

Lantas kalau dirinya menikahi Ning Tazkia, yang ada ia akan kembali menyakiti hati istrinya lagi. Apa yang harus ia lakukan?

"Mengapa Abi menyuruh Fatih menikah kembali, Abi ... " lirih Gus Fatih menatap sendu pada Kyai Zafir yang terlihat sudah mulai melepaskan pelukan mereka.

"Ashadu anla illaha illalloh, wa-ashadu anna m-muha-mmadan Ra-Rasulullah ... " gumam pelan Kyai Zafir sembari melepaskan pelukan dengan Putranya.

Merasa tidak ada respon sama sekali, membuat Gus Fatih sedikit khawatir dan menoleh kepada Abinya.  Ternyata Abinya menghembuskan napas terakhir di dalam dekapannya.

"Abi? Abi?!" Gus Fatih mencoba membangunkan Kyai Zafir yang terlihat tidak bergerak sama sekali.

"Abah!! Jangan bercanda!" teriak umi Haida tiba-tiba kemudian langsung mengguncang tubuh Kyai Zafir yang terlihat sudah sangat dingin.

"Nggak! Abah jangan ninggalin kita! Abahhh!!!" Umi Haida terus mengguncang tubuh Kyai Zafir yang sudah membeku dan terbujur kaku.

"Innalilahi wa Inna ilaihi raji'un!"

_____________________

Tbc🤡
Gak bisa berword-word.
Gimana nih,
Apakah Gus Fatih akan mengabulkan wasiat terakhir dari Abinya?
Seperti biasa, Jangan Lupa!
VOTE MAX+500
KOMEN MAX+250
SHARE SEBANYAK-BANYAKNYA!!

TEMBUS LEBIH DARI 500 VOTE! AKU AKAN DOUBLE UPDATE📌

WARNING!!!
BACA AL-QURAN DULU 💓
SEBELUM BACA STORY HYT💓

FOLLOW MY ACCOUNT!!
@Seblakz_cekerz
Wasalam💓🤡

Bandung
Jumat, 05 April 2024
_Rdnz🤡

Czytaj Dalej

To Też Polubisz

11K 728 15
Merubah diri menjadi lebih baik lagi adalah niat setiap orang, jatuh cinta adalah hal yang fitrah cinta itu adalah anugrah dari Allah subhanahu wa ta...
277K 16.6K 47
FOLLOW TERLEBIH DAHULU!! SEBELUM BACA! 📌 Dilarang untuk plagiat karena sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha melihat. kisah ini menceritakan...
1.4K 297 7
(Wajib follow sebelum membaca🔒) "Apa kamu mau jika hidup sederhana bersamaku?" "Asalkan bersamamu, aku siap." *** "Jika aku tau hidup bersamamu seb...
31.5K 3.1K 24
Suatu cerita klasik tentang perjodohan. Dua orang manusia yang terjebak dalam pilihan orangtua, yang menjadikan keduanya terikat secara agama dan hu...