HATI YANG TERLUKA

Por Seblakz_cekerz

187K 9.9K 1.7K

"Jangan menikah dengan Perempuan itu! Menikahlah dengan perempuan pilihan Umi, Gus!" Syakila Alquds, sosok g... Más

Prolog
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36

16

6K 262 28
Por Seblakz_cekerz

بسم اللّه الرٌحمن الرّحيم



___________________________

"Kamu tinggal memilih saja Fatih. Menceraikan Syakila atau menduakan Syakila!"

_Haida Zahratussalamah_

_Hati yang terluka_
_____________


"SYAKILA! SYAKILA! JANGAN TINGGALIN MASSSS!!!" 

Merasa terganggu dengan suara seseorang yang memanggil namanya. Syakila pun mengerjapkan kedua matanya dan  langsung terbangun.

Melihat suaminya yang mengingau dan menangis sangat kencang sembari memanggil namanya membuat Syakila langsung membangunkan suaminya.

"Mas! Bangun! Istighfar!" Syakila berteriak sangat kecang menepuk pipi suaminya yang terlihat sangat gelisah.

Merasa pipinya ditepuk seseorang Gus Fatih langsung terbangun dan memeluk Syakila sangat erat dan juga kencang.

Dengan lirih ia bergumam. "Jangan tinggalin Mas ... Jangan tinggalin Mas ..."

"Nggak. Syakila disini bersama Mas. Syakila nggak kemana-mana, kok!" ujar Syakila menenangkan suaminya yang bergetar hebat dengan napas yang terengah-engah.

"Mas kenapa? Mimpi buruk?" Syakila berusaha menenangkan pikiran suaminya yang kentara sangat cemas dibarengi rasa khawatir yang sangat berlebihan.

Gus Fatih menggelengkan kepalanya. Ia pun mengusap sisa air mata yang ada di sudut matanya. "Mas nggak apa-apa."

Syakila pun mengangguk dan turun dari ranjang mereka berdua. Netra Gus Fatih pun mengikuti kemana pergerakan istri mungilnya itu. Ternyata Syakila membawa segelas air putih dan diberikan kepada dirinya.

"Minum dulu, Mas!" ujar Syakila kemudian duduk di samping ranjang.

Gus Fatih pun mengangguk dan langsung meneguk segelas air putih yang diberikan istrinya hingga tandas. "Makasih, Sayang!" ucap Gus Fatih seraya menyimpan gelas di atas nakas samping kasurnya.

"Sama-sama."

🥀🥀🥀

Matahari begitu terik dan menyengat pada kulit. Terlihat seorang perempuan berjilbab lilac tengah menyebrang jalanan yang cukup ramai oleh pengendara beroda.

Kakinya pun ia langkahkan ke sebuah apotek terkenal yang ada di Pesantren Darussalam.

"Permisi Mbak!" Merasa dirinya dipanggil, perempuan itu pun menghampiri wanita muda yang memanggilnya.

"Ya Mbak. Butuh sesuatu?" tanya-nya.

"Eum ... saya beli testpack dua Mbak!" ucap wanita muda tersebut yang tidak lain adalah Syakila.

Apoteker itu pun mengangguk dan menyondorkan dua buah testpack yang dipinta oleh Syakila. "Totalnya lima puluh ribu, Mbak!" Syakila pun mengangguk dan memberikan kertas berwarna biru.

"Makasih, Mbak!" ucap Syakila seraya tersenyum dan langsung memasukan barang belanjaannya ke dalam tas selempang yang ia pakai. Tungkainya pun ia langkahkan untuk pergi ke pesantren Darussalam.

Baru saja Syakila sampai dan memasuki gerbang Pesantren. Terdengar suara seorang perempuan yang sepertinya membicarakan dirinya.

"Dih! Penampilan alim! Kelakuan kek jalang!" cibirnya seraya melengos pergi dan menatap sinis kepada Syakila.

Astaghfirullah ... batin Syakila seraya terus berjalan. 

Langkah Syakila pun langsung terhenti karena mendengar sosok yang terang-terangan membicarakan dirinya.

"Heh lo! Lo itu lebih baik keluar dari sini, deh! Ngapain sih, jalang kek lo harus belajar disini! Yang ada ini pesantren bakal tercemar sama dosa lo, setan!" sentaknya seraya mendorong bahu Syakila yang sedikit terhuyung ke belakang.

"Maaf kak. Ini ada apa, ya?" tanya Syakila sedikit heran dan sakit hati dengan ucapan yang ditunjukkan kepadanya.

"Nggak usah sok polos, lho! Dasar jalang!" bentak salah satu dari mereka.

Tidak mau terlalu jauh mendengarkan omongan yang tidak mengenakkan hatinya. Langsung saja Syakila berlari dan meninggalkan sekumpulan orang yang membully dirinya.

Tanpa basa-basi Syakila langsung membuka pintu kobong Al-jannah sedikit kasar. Elfisya dan Kinara yang tengah berbaring pun sedikit terkejut dengan kedatangan Syakila yang sedikit bar-bar.
Napas Syakila pun meburu dan terengah-engah.

"Kenapa, Kil?" tanya Kinara seraya ikut duduk di hadapan Syakila yang tengah tertunduk pilu.

Melihat kondisi Syakila yang sepertinya tidak baik-baik saja. Elfisya pun ikut menghampiri Kinara juga Syakila yang tengah terduduk.

"Nggak Kak!" Tanpa melihat kedua sahabatnya, Syakila langsung berlari menuju toilet kamar Al Jannah.

Melihat gelagat Syakila yang sedikit aneh dari biasanya membuat Elfisya dan Kinara mengernyitkan dahinya secara bersamaan. Di dalam toilet Syakila meluruhkan tubuhnya terduduk lesu.

Kenapa banyak sekali yang mencibir dan menghinanya secara terang-terangan? Kesalahan apa yang dilakukan oleh dirinya?

Tok! Tok! Tok!

"Kil? Kamu nggak papa, 'kan?" tanya Kinara dari luar pintu toilet.

Mendengar pertanyaan itu, sontak saja mata Syakila penuh dengan embun air mata yang siap untuk diluncurkan. Tanpa ia sadari buliran kristal itu jatuh dari kedua matanya.

Dengan berat hati dan menahan suaranya agar tidak bergetar lantas Syakila pun menjawab. "Aku b-baik, Kak!" teriak Syakila mencoba agar nada suaranya tidak terdengar bergetar. 

"Oke deh. Aku sama El pergi dulu, ya."

Tanpa mendengarkan jawaban dari Syakila, Kinara dan Elfisya pun pergi meninggalkan Syakila di dalam toilet.

Merasa keadaan sudah aman. Syakila pun mengusap air mata dari kedua pipinya sedikit kasar.  Ia pun membuka tas selempang dan mengambil benda panjang yang sedari tadi mencuri perhatiannya.

Semoga saja, apa yang dikatakan Dokter Gina semuanya benar! batin Syakila.

Syakila pun membuka alat tes kehamilan itu dan mencobanya. Ia pun menunggu selama lima menit setelah alat tes kehamilan itu ia gunakan.

Benda pipih itu pun Syakila pegang. Ia memejamkan matanya karena merasa khawatir dan cemas yang sangat berlebihan.

Kelopak mata lentik itu pun ia buka secara perlahan dan sontak saja netra teduhnya langsung membulat seketika karena  melihat garis yang tertera.

Dua garis biru!

Syakila positif hamil.

Buliran bening kembali muncul dari kedua matanya.  Ia tidak menyangka ternyata apa yang dibilang Dokter Gina semuanya benar.

Namun, entah kenapa perasaan yang tadinya bahagia, senang, kini malah berubah menjadi perasaan yang tidak karuan.

Syakila malah terus menangis sesenggukan di dalam toilet. Ia pun memutuskan untuk mencoba alat tes kehamilan yang satunya lagi. Takut yang pertama tidak benar dan hanya harapan semu. Tapi, Setelah menunggu seperti halnya yang pertama. Syakila malah dibuat semakin sedih, karena alat tes yang kedua menunjukkan bahwa ia tetap positif hamil.

Ada apa dengan perasaannya? Seharusnya dirinya senang dengan kabar ini. Kenapa malah perasaan sedih bercampur kecewa yang malah ia rasakan?


🥀🥀🥀

Di tengah kesibukan orang-orang yang melakukan aktivitas. Gus Fatih malah terlihat melamun dan terbengong dengan pikiran yang berkecamuk dan berseteru di dalam pikirannya.

Setelah bermimpi buruk bahwa istrinya kecelakaan, lantas Gus Fatih langsung menenangkan pikirannya dengan memasuki Ndalem. 

Melihat putranya yang tengah melamun dan terlihat sangat cemas membuat langkah kaki Kyai Zafir menghampiri putra semata wayangnya.

"Fatih!" tepuk tangan Kyai Zafir pada bahu Gus Fatih.

Sontak saja mata  Gus Fatih membelalak merasa sangat kaget dan langsung mengucapakan istighfar.

"Astagfirullah! Abi ngagetin aja." Senyum  Gus Fatih seolah baik-baik saja. Raut wajahnya pun sudah berubah.

"Ada yang kamu pikirkan, Nak?" tanya Kyai Zafir dengan nada lembut. Gus Fatih pun menggelengkan kepalanya dan mengalihkan pandangannya. 

"Jangan bohong sama Abi!" tegas Kyai Zafir. 

Merasa ketahuan oleh Ayahnya, lantas Gus Fatih pun menghembuskan napasnya secara kasar. "Fatih bingung, Abi."

"Bingung kenapa, Nak?" sahut Kyai Zafir yang memang pada dasarnya mengetahui akar permasalahan yang tengah dialami rumah tangga putranya.

"Apa pernikahan ini boleh dibatalkan Abi? Fatih tidak mau menyakiti hati istri Fatih," lirih Gus Fatih enggan menatap netra coklat milik Abinya yang sarat akan makna iba dan kasihan.

"Keputusan ada di tangan kamu, Nak! Abi tidak bisa melakukan apa pun," balas Kyai Zafir yang terdengar sedikit kecewa.

"Di satu sisi Abi sangat menyayangi menantu Abi. Tapi, di satu sisi lagi Abi sangat berhutang budi dengan keluarga Kyai Hasan. Tanpa mereka, mungkin Abi tidak akan pernah melihat kamu lagi," lanjut Kyai Zafir sedikit melirih.

Mendengar itu semua membuat Gus Fatih sedikit kecewa dan diliputi rasa yang semakin bersalah.

"Lantas, jika Fatih memutuskan membatalkan pernikahan ini, apa Abi dan Umi bersedia?" Harap Gus Fatih.

"Itu keputusanmu Nak. Abi tidak akan melarang." Gus Fatih pun sedikit lega dengan jawaban Kyai Zafir. Tapi, itu tidak bertahan lama.

Senyum yang baru saja Gus Fatih terbitkan ternyata harus sirna ketika Umi Haida datang dan ikut menyela obrolan Gus Fatih dan Kyai Zafir.

"Umi tetap akan melanjutkan perjodohan ini Fatih. Umi harap kamu tidak menolak dengan permintaan Umi kali ini."

Mendengar hal yang bersifat mutlak keluar  dari bibir Uminya lantas membuat Gus Fatih semakin dibuat bingung dan kecewa yang menjadi satu.

"Tapi, Umi. Fatih tidak mau menyakiti hati istri Fatih! Fatih ingin menolak Umi!"

Mendengar kalimat bantahan keluar kembali dari pemikiran anaknya itu membuat Umi Haida semakin geram dan membenci Syakila.

Pasti wanita nggak perawan itu yang merubah sifat anaknya yang menjadi pembangkang! Pikir Umi Haida dengan menahan amarah yang siap membeludak.

"Kamu tinggal memilih saja Fatih. Menceraikan Syakila atau menduakan Syakila!"

Deg!

_________________

Tbc🤡
Utamakan membaca Al-qur'an!
Apalagi di bulan ramadhan yang penuh berkah ini💗
VOTE SEBANYAK-BANYAKNYA!
SEBELUM BACA HYT FOLLOW DULU AKUN SEBLAKZ_CEKERZ😭🤭
STAY TERUS WITH ME!!! EAKKK
RAMAIKAN GUYSSS
FOLLOW SEIMBANG! DOUBLE UPDATE PASTI DATANG🤸🏽‍♀🤸🏽‍♀
Wasalam💗🤡

Bandung
Senin, 25 Maret 2024
_Rdnz🤡

Seguir leyendo

También te gustarán

583K 54.8K 44
Demi menghindari sebuah aib, Gus Afkar terpaksa dinikahkan dengan ustadzah Fiza, perempuan yang lebih dewasa darinya. Gus Afkar tidak menyukai Fiza...
31.4K 3.1K 24
Suatu cerita klasik tentang perjodohan. Dua orang manusia yang terjebak dalam pilihan orangtua, yang menjadikan keduanya terikat secara agama dan hu...
2.8M 211K 47
[ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴜʟᴜ sᴇʙᴇʟᴜᴍ ʙᴀᴄᴀ!] ʀᴏᴍᴀɴᴄᴇ - sᴘɪʀɪᴛᴜᴀʟ "Pak Haidar?" panggil salah satu siswi. Tanpa menoleh Haidar menjawab, "Kenapa?" "Saya pernah menden...
51K 2.9K 42
"Bagiamana jika suatu saat semesta memisahkan kita?" "Semesta tidak sejahat itu, namun jika itu terjadi, maka yang terkubur hanya raga, cintanya jang...